Anda di halaman 1dari 52

BRONKOPNEUMONIA

Rosmayda Ria Julianti


1813020012

Pembimbing:
dr. M. Saifulhaq, M., Sp. A
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. KLD


• Umur : 3 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : Tegalsari RT 02/RW 02, Kalibening Kec.
Tingkir Salatiga
• Tanggal Masuk : 10 Juli 2019
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
• Sesak nafas.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (Alloanamnesis)


• Pasien datang ke IGD RSUD Salatiga diantar kedua orang tuanya dengan keluhan sesak nafas
sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak terlihat terus menerus, tidak disertai suara mengi
atau ngorok. Keluhan sesak nafas sudah dirasakan sejak satu hari yang lalu.
• Lima hari sebelum masuk rumah sakit pasien juga mengeluhkan batuk berdahak. Dahak
berwarna putih tidak bercampur darah dan susah untuk dikeluarkan. Batuk lebih sering kambuh
saat pasien tidur dimalam hari. Batuk tidak dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan maupun
debu. Tidak ada riwayat penurunan berat badan drastis dalam satu bulan ini serta tidak ada
riwayat berkeringat pada malam hari
• Pasien juga mengeluhkan demam sejak 5 hari SMRS. Demam dirasakan naik turun sepanjang
hari. Tidak ada riwayat mimisan maupun gusi berdarahRiwayat nyeri sendi disangkal. Riwayat
mual, muntah, kejang, alergi obat dan makanan disangkal. Riwayat bepergian ke daerah endemis
di sangkal. Lingkungan sekitar tidak ada yang menderita keluhan serupa. Riwayat BAK dan BAB
biasa..
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
(RPD)
•Riwayat keluhan serupa disangkal
•Riwayat alergi obat dan makanan
disangkal
•Riwayat penyakit asma, kejang,
trauma, batuk darah, penyakit
jantung dan cacat lahir disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA (RPK)

•Ibu pasien mengeluh batuk berdahak


kurang lebih satu minggu dan belum
diperiksakan
•Riwayat alergi pada keluarga disangkal
•Riwayat penyakit asma, tekanan darah
tinggi, kencing manis, penyakit jantung,
asam urat dan stroke dikeluarga disangkal
RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
RIWAYAT KEHAMILAN RIWAYAT PERSALINAN
• An. KLD merupakan anak tunggal • Orang tua pasien bersalin di bidan
(P1A0) praktik mandiri
• Kehamilan berusia 38 minggu • Bayi langsung menangis
• Kontrol rutin ke bidan dan • Berat badan lahir 3250 gram
puskesmas (BBLC)
• Rutin mengkonsumsi obat • Bayi langsung mau menyusui
penambah darah dan vitamin • Riwayat kejang, kebiruan dan
selama kehamilan trauma disangkal
• Tidak mengkonsumsi obat-obat
terlarang
• Tidak menderita keluhan atau
penyakit selama kehamilan
Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak

PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN
• Berat badan lahir 3250 gram. • Dari anamnesis ibu dan ayah
Panjang badan 42 cm. pasien, Anak sudah bisa berbicara
• Berat badan sekarang 812 kg. Tinggi dan berjalan, menendang,
badan 94 cm. menggambar garis vertikal. Bicara
sudah bisa dimengerti

• Kesan:
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama seperti
anak seusianya
Riwayat Makan dan Minum Anak
• 0-6 bulan : ASI eksklusif
• 6-9 bulan : ASI + MP ASI (bubur nasi) + selingan buah
blender
• 9-12 bulan : ASI + MP ASI (bubur nasi/nasi tim + sayuran
rebus) + selingan snack dan buah
• 12-24 bulan : ASI + MP ASI (bubur nasi/nasi tim + sayuran
rebus + daging/ikan rebus) + selingan snack dan
buah
• >24 bulan : makanan seperti makanan keluarga 2-
3x/hari
• Kesan: kualitas & kuantitas makanan dan minuman baik, sudah ada
makanan selingan, buah dan sayuran sudah terpenuhi. Variasi lauk pauk
juga banyak
Riwayat Imunisasi

Jenis Vaksin Usia Vaksinasi Tempat


Hepatitis B 0 hari (+) Bidan
BCG 1 bulan (+) Puskesmas
Polio 1,2,3,4 bulan (+) Posyandu
DPT-HB-HiB 2,3,4,18 bulan (+) Posyandu
Campak 9,24 bulan (+) Posyandu

• Kesan : Imunisasi dasar lengkap


Riwayat Sosial dan Ekonomi

• Pasien adalah anak pertama dan tunggal. Tinggal


serumah dengan ayah, ibu, kakek dan neneknya. Kakek
pasien diketahui perokok aktif dan sering merokok di
dalam rumah. Pasien memiliki asuransi kesehatan. Ayah
pasien bekerja sebagai guru di SMP sedangkan ibunya
merupakan Ibu Rumah Tangga. Penghasilan perbulan
kurang lebih 3jt/bulan.
• Kesan ekonomi: menengah
PEMERIKSAAN FISIK

• Kesan umum: tampak sesak sedang


• Kesadaran : compos mentis (E4V5M6)
• Tanda-Tanda Vital
DATA ANTROPOMETRI
• Berat Badan : 12 kg Pemeriksaan status gizi ( Z score ) :
• Tinggi Badan : 94 cm • BB/TB : -2 sd 2 SD (Normal)
• Lingkar kepala : 48 cm • BB/U : -2 sd 2 SD (Normal)
• Lingkar dada : 46 cm • TB/U : -2 sd 2 SD (Normal)
• Lingkar lengan atas : 13 cm • BMI/U : -2 sd 2 SD (Normal)

• BMI = BB/(TB)2 =
12/(0,94)2 = 13,6 kg/m2
STATUS GENERALIS
Pemeriksaan Tanggal:
10/07/19
Bangsal Anggrek, jam 10.20
ASSESMENT AWAL

• Observasi Dyspneu

• Diagnosis Banding
– Bronkopneumonia
– Bronkitis
– Asma Bronkial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 10/07/19 jam 09.50
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hasil:
- Corakan bronkovaskuler dalam batas normal
- Tampak bercak infiltrat di Pulmo dextra dan
sinistra
- Tak tampak massa pada pulmo dextra dan
sinistra
- Tak tampak pleural line di hemithorax dextra dan
sinistra
- Tak tampak gambaran coins lessions di pulmo
dextra dan sinistra
- Sinus costofrenicus dextra dan sinistra lancip,
sinus crdiofrenicus dextra dan sinistra tumpul

• Kesimpulan:
- Gambaran bronkopneumonia dd ispa

Foto thorax (10 Juli 2019)


RESUME
• Seorang anak perempuan usia 3 tahun datang diantar kedua orang tuanya
ke RSUD Kota Salatiga dengan keluhan sesak nafas sejak 6 jam sebelum
masuk rumah sakit.
• Pasien juga mengeluh demam naik turun sejak 5 hari SMRS. Keluhan
demam disertai batuk berdahak, dan pilek. Mual, muntah, nyeri perut
disangkal. Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
• Diketahui pasien tinggal dengan kedua orang tuanya dan kedua kakek
neneknya. Kakek pasien merupakan seorang perokok aktif dan sering
merokok didalam rumah.
• Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan ppeningkatan suhu tubuh 38,3⁰C
pada pemeriksaan axilla, sesak nafas, nafas cuping hidung (+), terdengar
ronki basah halus nyaring dan wheezing yang keras. Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan adanya peningkatan kadar leukosit dan neutrofil.
Dari hasil pemeriksaan radiologi didapatkan adanya gambaran
bronkopneumonia.
ASSESMENT AKHIR

Bronkopneumonia
PENATALAKSANAAN

Farmakologi Non Farmakologi

• Inf KaEn 3B 10 tpm • Rawat inap


• O2 nasal 1 lpm (jk perlu) • Tirah baring
• Inj paracetamol 150mg/4- • Diit TD II
6jam (jk perlu) • Kompres air hangat di lipatan
• Inj cefotaxim 360mg/12 jam tubuh bila demam
• Inj ranitidin 15 mg/12jam
• Nebul tiap pagi sore bricasma
1 resp + NaCl 0,9% 1cc
• PO Salbutamol syrup 2x 3/4
cth
PROGNOSIS

• Ad vitam : dubia ad bonam


• Ad functionam : dubia ad bonam
• Ad Sanationam : dubia ad bonam
LEMBAR FOLLOW UP PASIEN

Anggrek
Jam 07.00
Anggrek
Jam 07.00
Anggrek
Jam 07.00
Anggrek
Jam 07.00
TINJAUAN PUSTAKA
BRONKOPNEUMONIA

Definisi
• Suatu peradangan pada
parenkim paru meliputi
alveolus dan jaringan
intersitial yang sebagian
besar diakibatkan oleh
mikroorganisme
(virus/bakteri) dan sebagian
kecil oleh hal lain (aspirasi,
radiasi dll)
EPIDEMIOLOGI

Di dunia menurut WHO (2014)


• Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-
anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi,
sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh
penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun (WHO, 2014).
.
ETIOLOGI

Faktor Infeksi Faktor Non Infeksi


• Disfungsi menelan atau refluks
Neonatus dan bayi kecil
esophagus
• Streptococcus grup B
• Bakteri gram negatif  E. coli, • Setiap keadaan yang
Pseudomonas sp, Klebsiella sp mengganggu mekanisme
Bayi besar dan balita menelan
– Palatoskizis
• Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenza tipe B, Staphylococcus aureus – Pemberian makanan dengan posisi
horizontal
Anak dan remaja
• Mycoplasma Pneumonia, Pneumokokus
PATOGENESIS
STADIUM KONGESTI

Mikroorganisme
Terhisap ke paru Peradangan Edema
penyebab

STADIUM Terbentuk konsolidasi di


HEPATISAS Terjadi Deposi fibrin dan Terjadi penyebaran
alveoli (serbukan sel
proses leukosit PMN di kuman ke jaringan
I KELABU PMN, fibrin, eritrosit,
fagositosis alveoli bertambah sekitar
cairan edema, kuman)

STADIUM
Jumlah makrofag di alveoli
STADIUM menigkat, sel mengalami HEPATISASI MERAH
RESOLUSI degenerasi, fibrin menipis,
kuman dan debris menghilang
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang
• Batuk kering yang • KU anak • Pemeriksaan
menjadi produktif • Frekuensi nafas Radiologi
dengan dahak • Nadi • Pemeriksaan
purulen Laboratorium
• Gejala distress
• Sesak nafas pernapasan  • Hitung leukosit
• Demam takipneu, retraksi • Kultur dan
• Kesulitan subkostal, batuk, pewarnaan gram
makan/minum krepitasi dan sputum
• Tampak lemah penurunan suara
• Serangan pertama paru
atau berulang • Demam dan sianosis
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Kriteria Diagnosis (WHO, 2014)
• Adanya retraksi subkostal
• Adanya pernapasan yang cepat dan pernapasan cuping hidung
• Biasanya didahului infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa
hari
• Demam, dispneu, kadang disertai muntah dan diare
• Batuk biasanya tidak pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk,
beberapa hari yang mula-mula kering kemudian menjadi produktif
• Pada auskultasi ditemukan ronkhi basah halus nyaring
• Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan adanya leukositosis dengan
predominan PMN
• Pada pemeriksaan rontgen thoraks ditemukan adanya infiltrat interstitial dan
infiltrat alveolar serta gambaran bronkopneumonia
KLASIFIKASI
• Klasifikasi Bronkopenumonia (WHO, 2014)
– Bronkopneumonia sangat berat
• Bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum, maka anak harus dirawat
di rumah sakit dan diberi antibiotik.
– Bronkopneumonia berat
• Bila dijumpai retraksi tanpa sianosis dan masih sanggup minum, maka anak harus
dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotik.
– Bronkopneumonia
• Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat yakni
– >60 x/menit pada anak usia kurang dari dua bulan;
– >50 x/menit pada anak usia 2 bulan-1 tahun;
– >40 x/menit pada anak usia 1-5 tahun.

– Bukan bronkopneumonia
• Hanya batuk tanpa adanya gejala dan tanda seperti di atas, tidak perlu dirawat dan
tidak perlu diberi antibiotik
KLASIFIKASI
• Klasifikasi Penumonia (WHO, 2014)
– Bayi <2 bulan
• Pneumonia Berat
– Nafas cepat atau retraksi yang berat
• Pneumonia Sangat Berat
– Tidak mau menetek/minum, kejang, letargis, demam atau hipotermia, bradipneu
atau pernapasan ireguler
– Anak umur 2bulan-5tahun
• Pneumonia ringan
– Nafas cepat
• Pneumomia berat
– retraksi
• Pneumonia sangat berat
– Tidak dapat minum/makan, kejang, letargis, malnutrisi
KRITERIA RAWAT INAP
• Kriteria rawat inap pada bayi dan anak dengan bronkopneumonia
adalah
Bayi Anak
- Saturasi oksigen ≤ 92%, sianosis - Saturasi oksigen ≤ 92%, sianosis
- Frekuensi napas > 60x/menit - Frekuensi napas >50x/menit
- Distres pernapasan, apnea intermiten - Distres pernapasan
atau grunting - Grunting
- Tidak mau minum/menetek - Terdapat tanda dehidrasi
- Keluarga tidak bisa merawat dirumah - Keluarga tidak bisa merawat dirumah
PENATALAKSANAAN

Tatalaksana Umum Pada pneumonia berat atau asupan per oral


kurang berikan cairan intravena dan dilakukan
balans cairan ketat
• Pasien dengan saturasi oksigen ≤
92% pada saat bernapas dengan Fisioterapi dada tidak bermanfaat dan tidak
udara kamar harus diberikan terapi direkomendasian untuk anak dengan pneumonia.
oksigen dengan nasal kanul, head
Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk
box, atau sungkup untuk menjaga kenyamanan pasien dan mengontrol
mempertahankan saturasi oksigen batuk.
> 92%. Nebulisasi dengan β2 agonis dan atau NaCl
dapat diberikan untuk memperbaiki mucocilliary
clearance.

Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus


diobervasi setidaknya setiap 4 jam sekali,
termasuk pemeriksaan saturasi oksigen
PENATALAKSANAAN
M.pneuomniae lebih sering terjadi pada anak yang lebih
tua maka antibiotik golongan makrolid diberikan sebagai
Pemberian Antibiotik terpai lini pertama secara empiris pada anak >5 tahun.

• Anak < 5 tahun M.pneumoniae atau C.pneumoniae  Makrolid.


– Lini pertama yaitu amoksisilin.
– Alternatif lainnya adalah co-
S.Pnuemoniae  Amoksisilin
amoxiclav, ceflacoar, ertiromisin,
claritromisin dan azitromisin.
S.Aureus  Makrolid atau kombinasi flucloxacilin dengan
• Neonatus – 2 bulan amoksisilin.
– Ampisilin + Gentamisin
Antibiotik intravena  pasien penumonia yang tidak dapat
• > 2 bulan menerima obat per oral atau termasuk dalam derajat
penumonia berat.
– Lini 1  Ampisilin, bila 3 hari tidak
ada perbaikan, tambah kloramfenikol Antibiotik intravena yang dianjurkan adalah: ampisilin dan
kloramfenikol, co-amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime, dan
– Lini 2  Ceftriaxone cefotaxime.

Pemberian antibiotik oral harus dipertimbangkan jika


terdapat perbaikan setelah mendapat antibiotik intravena
KRITERIA PULANG

• Gejala dan tanda pneumonia menghilang


• Asupan PO adekuat
• Pemberian antibiotik dapat diteruskan di rumah (PO)
• Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan
rencana kontrol
• Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan
dirumah
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
PEMBAHASAN

Anamnesis
• Sesak nafas sejak 6 jam
sebelum masuk rumah sakit
• Sesak terlihat terus menerus,
tidak disertai suara mengi atau RPK  Ibu pasien mengeluh batuk
ngorok berdahak kurang lebih satu minggu
• Batuk berdahak 5 hari, lebih dan belum diperiksakan.
sering malam hari. Keringat
malam hari (-), penurunan BB (-)
RPSos  Tinggal serumah dengan
• Demam 5 hari, naik turun. kakek seorang perokok aktif
Mimisan (-), gusi berdarah (-),
nyeri sendi (-), nyeri belakang
mata (-)
• Mual (-), muntah (-), kejang (-),
alergi obat dan makanan (-)
• Riwayat BAB dan BAK baik.
Pemeriksaan Fisik
• Tampak sesak sedang
• Compos mentis
• Nafas cuping hidung (+)
• Retraksi subkostal (-) Takikardi
• Sianosis perioral (-)
• Wheezing (+/+) dan ronkhi basah halus
nyaring (+/+)

Takipneu

Demam
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin • Pemeriksaan Rontgen Thorax
– AL : 11,53 ribu/ul (N)
– AT : 308 ribu/ul (N)
– Hb :11,7 gr/dL (N)
– Neutrofil : 83,9% (↑)

• Widal
– Salmonella paratyphi B 1/80
– Salmonella paratyphi BH 1/80

• Hasil : Tampak bercak infiltrat di Pulmo


dextra dan sinistra

• Kesan : Bronkopneumonia
Kriteria Diagnosis (WHO, 2014)
• Adanya retraksi subkostal
• Adanya pernapasan yang cepat dan pernapasan cuping hidung
• Biasanya didahului infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari
• Demam, dispneu, kadang disertai muntah dan diare
• Batuk biasanya tidak pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk, beberapa
hari yang mula-mula kering kemudian menjadi produktif
• Pada auskultasi ditemukan ronkhi basah halus nyaring
• Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan adanya leukositosis dengan predominan
PMN
• Pada pemeriksaan rontgen thoraks ditemukan adanya infiltrat interstitial dan infiltrat
alveolar serta gambaran bronkopneumonia

Diagnosis

Bronkopneumonia
TATALAKSANA
Infus KAEN 3B 10 tpm mikro
• cairan rumatan, menjaga keseimbangan elektolit dan menjaga nutrisi
anak.
O2 Nasal Kanul 1 lpm
• Mengatasi hipoksemia, menurunkan usaha untuk bernapas, dan
mengurangi kerja miokardium
Injeksi lapixime (Cefotaxime) 360 mg/12 jam
• Pasien tidak dapat menerima obat per oral

Injeksi paracetamol 150 mg/4-6 jam (bila demam)


• Antipiretik
Injeksi ranitidin 15mg/12 jam.

Nebulizer bricasma 1 respule ditambah NaCl 0.9% 1cc tiap pagi


sore
• Golongan SABA digunakan untuk memperbaiki mucocilliary clearance

PO Salbutamol syrup 2 x ¾ cth,


• Golongan beta 2 agonis (bronkodilator)
KESIMPULAN

• Bronkpnemonia adalah Suatu peradangan pada parenkim


paru meliputi alveolus dan jaringan intersitial yang
sebagian besar diakibatkan oleh mikroorganisme
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai