OBAT TB MDR
NENI SAWITRI
PEMANTAUAN EFEK SAMPING SELAMA PENGOBATAN
TB RO
• Pemantauan efek samping pengobatan harus dilakukan setiap hari saat pasien datang
minum obat di fasyankes.
• Adanya komorbid tertentu saat pemeriksaan baseline, dan kondisi keterbatasan
sosial-ekonomi pasien berpotensi menimbulkan efek samping obat yang lebih
banyak.
(Contoh : Usia lanjut, DM, komorbid penyakit ginjal dan liver, severe underweight)
• Gejala efek samping pengobatan harus diketahui secara dini oleh petugas kesehatan
yang menangani pasien (case manager/ perawat / dokter) dan juga oleh pasien serta
keluarganya.
• Semua efek samping pengobatan yang dialami pasien harus tercatat dalam formulir
efek samping obat.
Pemantauan pengobatan
Pemantauan pengobatan
Paduan Jangka Panjang
Paduan Jangka Pendek
SITB
Prinsip Pengelolaan Efek Samping Pengobatan TB RO
• DOTS harus selalu dilakukan selama pengobatan karena drop out akibat efek
samping OAT yang dapat mengakibatkan kejadian TB XDR, seharusnya dicegah
dengan segala upaya akibat efek samping obat, khususnya efek samping
gastrointestinal, khususnya akibat jumlah tablet yang sangat banyak.
• DOTS seharusnya dirancang dan diimplementasikan dengan konsultasi yang
baik kepada pasien, keluarga, tim suporter, dan petugas
kesehatan(perawat/dokter) sehingga dapat memberikan suport pengobatan
dengan mencegah dan mengidentifikasi lebih dini.
• Keputusan untuk penghentian secara permanen oleh TAK dan substitusi obat
sesuai dengan ketersediaan OAT lini 2 di fasyankes tersebut.
ESO dan Tataksanaannya
OAT
Efek samping Strategi tata laksana
penyebab
Gangguan Eto, H, Z, Lfx, 1. Singkirkan penyebab lain seperti gangguan hati, diare karena
gastrointestinal Mfx, Lnz, PAS infeksi, atau obat-obatan lainnya.
(mual, muntah, 2. Bila perlu berikan prokinetik, dan anti emetik (ondansetron),
gastritis, diare) PPI (Proton Pump Inhibitor), H2 antagonis (Ranitidin),
Antasida golongan Mg(OH)2 atau sukralfat.
3. Bila tidak respon dengan pengobatan di atas, pertimbangkan
rawat inap untuk penilaian lanjutan dan rehidrasi cairan IV,
dan evaluasi elektrolit (Na, K, Cl, Ca, Mg) dan ureum dan
serum kreatinin.
4. Bila tidak respon dengan pengobatan, pertimbangkan untuk
konsultasi ke spesialis penyakit dalam.
5. TAK akan mempertimbangkan kelanjutan pengobatan.
OAT
Efek samping Strategi tata laksana
penyebab
Kelainan fungsi Z, H, Eto, 1. Hentikan semua OAT, pasien segera dirujuk kembali ke
hati, ikterik PAS, Lzd, fasyankes rujukan TB RO
dengan atau Lfx, Mfx, 2. Periksa SGOT, SGPT, bilirubin total dan tes fungsi liver
tanpa (jarang) lengkap lain sesuai indikasi.
mual/muntah 3. Bila hasil SGOT-SGPT lebih dari 5 kali normal atau kadar
bilirubin total lebih dari 2 mg/dl, hentikan obat yang
dipikirkan sebagai penyebab.
4. Singkirkan kemungkinan penyebab lain selain drug-
induced liver injury (hepatitis imbas obat)
5. TAK akan mempertimbangkan kelanjutan pengobatan.
Tatalaksana hepatotoksik OAT
• Pengkajian pada riwayat dan komorbid (Penyakit Liver)
• Bila SGOT, SGPT > 5 kali normal dan / atau bilirubin >2 mg/dl, stop semua OAT
dan mengkaji SGOT, SGPT dan bilirubin tiap minggu, bila kembali normal
diberikan kembali OAT yang less hepatotoxic (Am, E, Mfx, Cfz) dan monitor kadar
SGOT/SGPT dan bilirubin.
• Selanjutnya pemberian kembali OAT hepatotoksik Eto, H, Z dan monitor
SGOT/SGPT, bilirubin total tiap 3 hari.
• Bila pemberian kembali OAT menyebabkan hepatotoksik ulang, maka OAT
tersebut tidak dapat diberikan pada rejimen tersebut.
• Dilakukan pengkajian ulang mengenai kontinuitas rejimen pengobatan.
Tatalaksana nefrotoksik OAT
Efek OAT
Strategi tata laksana
samping penyebab
Kelainan Am, Km, 1. Bila terjadi gangguan fungsi ginjal, pasien dirujuk ke
fungsi ginjal Cm, E, Z fasyankes rujukan TB RO.
2. TAK bersama spesialis penyakit dalam akan
mempertimbangkan kelanjutan pengobatan pasien.
ESO dan Talaksanaannya
OAT
Efek samping Strategi tata laksana
penyebab
Efek teratogenik Eto, Km • Etionamid, Km tidak boleh digunakan selama
kehamilan.
• Wanita hamil dengan TB RO akan mendapatkan
panduan individual.
Gangguan Mfx, Cfz, Bdq, 1. Lakukan monitoring EKG secara rutin / bila ada
jantung Dlm indikasi.
2. Hentikan pemberian pengobatan Mfx dan CFz
bila QTcF >500 ms.
3. Rujuk ke TAK di fasyankes rujukan TB RO
ESO dan Talaksanaannya
OAT
Efek samping Strategi tata laksana
penyebab
Neuropati H, Lzd, Cs, E, 1. Pengobatan standar jangka pendek tetap
perifer FQs, Km, Eto dilanjutkan
2. Berikan vit. B6 maks. 200 mg/hari
3. Konsultasikan ke ahli neurologi bila terjadi
gejala neuropati berat
4. Bila gejala memberat rujuk ke TAK di fasyankes
rujukan.
Neuropati perifer
Monitoring
keamanan obat Pelaporan KTD melalui
Fasyankes TB RO (MESO-aktif) SITB
Bukti Baru
• Penilaian medis dan ilmiah harus dilakukan dalam menentukan gejala efek
samping obat yang dialami pasien yang merupakan kategori serius (tetapi
tidak masuk dalam kategori serius poin a, b, c, d, e, f tersebut di atas. )
• Contohnya adalah pengobatan intensif di ruang gawat darurat pada pasien
dengan alergic bronchospasm tetapi tidak memerlukan rawat inap.
2. Pencatatan (1)
• ESO yang dilaporkan: ESO serius (dalam 24 jam) & ESO ringan (tidak lebih
dari 15 hari)
• Cara pelaporan: melalui eTB Manager (http://indonesia.etbmanager.org)
oleh petugas farmasi atau farmasi klinis atau petugas kesehatan lainnya
• Sistem informasi eTB manager akan menginformasikan secara real time
kepada semua pihak berkepentingan yang memiliki akses.
Badan POM Ditjen P2P
PJ MESO FASYANKES
Keterangan:
Tenaga Kesehatan di Fasyankes Pelaksana TB RO
: Koordinasi / konsultasi
: Alur informasi dan data
Sangat pasti berhubungan - Suatu KTD atau hasil laboratorium yang abnormal
dengan penggunaan obat memiliki hubungan waktu dengan penggunaan obat
(certain) - Tidak bisa dijelaskan oleh penyakit atau obat lain
- Respons terhadap penghentian penggunaan obat
(withdrawal) yang masuk akal (secara farmakologis,
patologis)
- Kejadian atau fenomena farmakologis yang pasti (yaitu
gangguan medis objektif dan spesifik atau fenomena
farmakologis yang diakui)
- Re-challenge positif
Belum pasti berhubungan dengan - Suatu KTD atau hasil laboratorium yang abnormal memiliki
penggunaan obat (possible) hubungan waktu dengan penggunaan obat
- Masih mungkin disebabkan penyakit atau obat lain
- Informasi tentang penghentian penggunaan obat (withdrawal)
mungkin kurang atau tidak jelas
Kemungkinan besar tidak - Suatu KTD atau hasil laboratorium yang abnormal mustahil
berhubungan memiliki hubungan waktu dengan penggunaan obat (tetapi bukan
dengan penggunaan obat (unlikely) tidak mungkin)
- Penyakit atau obat lain mungkin menyebabkan KTD ini