teicoplanin, vancomycin dan linezolid. Berikut informasi detail dari antibiotika golongan lain :
1.
Klindamisin
Klindamisin digunakan untuk infeksi bakteri anaerob. Seperti infeksi pada saluran nafas, septikemia, dan
peritonitis. Untuk pasien yang sensitif terhadap penisilin Klindamisin juga dapat digunkan untuk infeksi bakteri
aerobik. Klindamisin juga dapat digunakan untuk infeks pada tulang yang disebabkan staphylococcus aureus.
Sediaan topikalnya dalam bentuk Klindamisin posfat digunkan untuk jerawat yang parah.
Klindamisin efektif untuk infeksi yang disebabkan mikroba sebagai berikut :
2.
Bakteri aerobik gram positif seperti golongan Staphylococus dan Streptococus (pneumococcus)
Metronidazol
Metronidazol efektif untuk bakteri anaerob dan protozoa yang sensitif karena beberapa organisme memiliki
kemampuan untuk mengurangi bentuk aktif metronidazol di dalam selnya. Secara sistemik metronidazol
digunakan untuk infeksi anaerobik, trikomonasis, amubiasis, lambiasis dan amubiasis hati.
3.
Colistin
Colistin digunakan dalam bentuk sulfat atau kompleks sulfomethyl, colistimetate. Tablet Colistin sulfat digunakan
untuk mengobati infeksi usus atau untuk menekan flora di kolon. Colistin sulfat juga digunakan dalam bentuk
krim kulit, bubuk dan tetes mata. Colistimethat digunakan untuk sedian parenteral dan dalam bentuk aerosol
untuk pengobatan infeksi paru-paru.
4.
Tinidazol
Tinidazol merupakan kelompok antibiotika azol. Mekanisme kerjanya dengan cara masuk ke dalam sel mikroba
dan berikatan dengan DNA.Dengan cara ini mikroba tidak dapat berkembang biak. Tinidazol adalah antibiotika
khusus yang digunakan untuk menghentikan penyebaran bakteri anaerob. Bakteri ini biasanya menginfeksi
lambung,
tulang,
otak
Sumber
dan
paru-paru.
:
http://www.tiscali.co.uk/lifestyle/healthfitness/health_advice/netdoctor/
archive/100003949.html
5.
Teicoplanin
Teicoplanin merupakan kelompok antibiotika dari glikopeptida. Bakteri memiliki dinding sel luar yang
dipertahankan oleh molekul peptidoglikan. Dinding sel sangat vital untuk mempertahankan pada lingkungan
normal di dalam tubuh di mana bakteri hidup.Teicoplanin bekerja dengan mengunci formasi dari peptidoglikan.
Dengan cara tersebut dinding bakteri menjadi lemah sehingga bakteri mati. Teicoplanin digunakan untuk infeksi
serius pada hati dan darah. Teicoplanin tidak dapat diserap di lambung sehingga hanya diberikan dengan cara
infus
atau
injeksi.
Sumber
http://www.tiscali.co.uk/lifestyle/healthfitness/health_advice/netdoctor/
archive/100003919.html
6.
Vancomycin
Vancomycin bekerja dengan membunuh atau menghentikan perkembangan bakteri.
Vancomycin digunakan untuk mengobati infeksi pada beberapa bagian tubuh. Kadangkala digabung dengan
antibiotika lain.Vancomycin juga digunakan untuk penderita dengan gangguan hati (mis demam rematik) atau
prosthetic (artificial) hati yang alergi dengan penisilin.Dengan kondisi khusus, antibiotika ini juga dapat
digunakan untuk mencegah endocarditis pada pasien yang telah melakukan operasi gigi atau operasi saluran
nafas atas (hidung atau tenggorokan).
Vancomycin diberikan dalam bentuk injeksi untuk infeksi serius kalau obat lain tidak berguna. Walaupun
demikian, obat ini dapat menimbulkan beberapa efek samping yang serius, termasuk merusak pendengaran
dan
ginjal.
Efek
samping
ini
akan
sering
terjadi
pada
pasien
yang
berumur
lanjut.
Sumber : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/uspdi/202590.html
7.
Linezolid
Linezolid digunakan untuk mengobati infeksi termasuk pneumonia,infeksi saluran kemih dan infeksi pada kulit
dan darah. Linezolid termasuk golongan antibiotika oxazolidinon.Cara kerja dengan menghentikan perkembang
biakan bakteri.
Linezolid dapat berupa tablet atau suspensi oral. Biasanya diminum sesudah atau sebelum makan dua kali
sehari (setiap 12 jam) untuk 10 sampai 28 hari. Jangan minum kurang atau lebih dari yang diresepkan dokter
anda.
Sebelum minum suspensi oral, bulak balik botol dengan baik tiga hingga lima kali. Jangan dikocok.
Lanjutkan minum obat hingga habis walau anda merasa sudah sembuh.Jangan hentikan minum obat tanpa
bicara
ke
dokter
anda.
Sumber : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/medmaster/a602004.html
Untuk pemilihan antibiotika golongan lain yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.
Di apotik online medicastore anda dapat mencari antibiotika golongan lain dengan merk yang berbeda secara mudah
dengan mengetikkan di search engine medicastore. Sehingga anda dapat memilih dan beli antibiotika golongan lain
sesuai dengan kebutuhan anda.
Comment
1.
IMIPENEM
Indikasi:
infeksi gram positif dan gram negatif, aerobik dan anaerobik, profilaksis
bedah. Tidak dianjurkan untuk infeksi SSP.
Peringatan:
Pelastin
Imiclast
Tienam
Imipenem-Cilastatin
Timipen
Imipex
Xerxes I.V
Pelascap
http://pionas.pom.go.id/monografi/imipenem
Farmakodinamik
Cefepime telah terbukti kemampuan bakterisidalnya melalui analisis time-kill
(killing-curves) dan penentuan minimum bactericidal concentrations (MBC) pada
berbagai jenis bakteri. Rasio MBC/MIC cefepime adalah < 2 untuk lebih dari 80%
dari seluruh isolat spesies gram positif dan gram negatif yang diuji. Cefepime juga
sinergis dengan aminoglikosida secara in vitro, terutama pada isolat Pseudomonas
aeruginosa.
Berikut ini beberapa strain organisme yang sensitif terhadap cefepime:
Aerob Gram-positif:
Staphylococcus aureus (termasuk strain penghasil beta-laktamase)
Staphylococcus epidermidis (termasuk strain penghasil beta-laktamase)
Staphylococci yang lain termasuk S. hominis, S. saprophyticus
Streptococcus pyogenes (Group A streptococci)
Streptococcus agalactiae (Group B streptococci)
Streptococcus
pneumoniae (termasuk intermediate
strainsdengan MIC penicillin 0,1 sampai 1 mcg/ml)
penicillin
resistant
Neisseria meningitidis
Providencia spp., termasuk P. rettgeri. P. Stuartii
Pseudomonas spp., termasuk P. aeruginosa, P. putida, P. stutzeri
Salmonella spp.
Serratia termasuk S marcescens
Shigella spp.2
Farmakokinetik
Dari sisi farmakokinetik, konsentrasi cefepime terdistribusi luas pada
berbagai jaringan & cairan tubuh yang spesifik sehingga ideal sebagai pilihan terapi
empirisberbagai kasus infeksi seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel konsentrasi rata-rata cefepime di dalam berbagai jaringan (mcg/g) dan cairan
tubuh (mcg/ml) pada laki-laki
WAKTU RATA-RATA
KONSENTRA
DOSIS
(IV)
SI RATA-
DOSE (JAM)
RATA
500 mg
0-4
292
1g
0-4
926
Urin
2g
0-4
3,120
Empedu
2g
9,4
17,8
Cairan
peritoneal
2g
4,4
18,3
Cairan lepuh
2g
1,5
81,4
Mukosa
bronkus
2g
4,8
24,1
Sputum
2g
4,0
7,4
Prostat
2g
1,0
31,5
JARINGAN ATAU
CAIRAN TUBUH
Apendiks
2g
5,7
5,2
Kantung
empedu
2g
8,9
11,9
Dewasa
1 g IM / IV tiap 12 jam.
1 g IV / IM tiap 12 jam.
Infeksi berat
2 g IV tiap 12 jam.
2 g IV tiap 8 jam. Terapi selama: 7-10 hari atau lebih untuk infeksi berat.
Sumber pustaka
Dexa Media jurnal kedokteran dan farmasi no 2, vol 20 april-juni 2007
http://medicastore.com, diakses tanggal 19 Maret 2009
Ceftazidime
Injeksi
PT DEXA MEDICA
OBAT ANTIBIOTIK
direkomandasi oleh 35 orang. Beri rekomendasi
Indikasi:
Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh kuman yang susceptible antara lain: Infeksi umum: septicaemia; bacteriaemia;
peritonitis; meningitis; penderita ICU dengan problem spesifik, misalnya luka bakar yang terinfeksi. Infeksi saluran
pernapasan bagian bawah: pneumonia, bronkopneumonia; pleuritis pada paru-paru; emfisema; bronciectasis yang
terinfeksi; abcess pada paru-paru; infeksi paru-paru pada penderita cystic fibrosis. Infeksi saluran kemih:
pyelonephritis akut dan kronis; pyelitis; prostatitis; berbagai abscess renal Infeksi jaringan lunak dan kulit: celullitis;
erysipelas; abscess; mastitis; luka bakar atau luka lain yang terinfeksi; ulkus pada kulit Infeksi tulang dan sendi:
osteotitis, osteomyelitis; artritis septik; bursitis yang terinfeksi infeksi abdominal dan bilier cholangitis, cholecystitis;
peritonitis; diverkulitis; penyakit radang pelvic Dialysis Infeksi-infeksi yang dikaitkan dengan dialisis haemo dan
peritoneal dan CAPD (continous ambulatory peritoneal dialysis).
Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap antibiotika sefalosporin.
Komposisi:
CEFTAZIDIME 1 g mengandung:
Ceftazidime pentahidrat setara dengan Ceftazidime 1 g
Farmakologi:
Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat bakterisidal. Mekanisme kerja antibakteri
dengan menghambat enzym yang bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel. Secara in vitro Ceftazidime
dapat mempengaruhi mikroorganisme dalam range/spektrum yang luas, termasuk strain yang resisten terhadap
gentamicin dan aminoglikosid lainnya. Selain itu Ceftazidime sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase,
plasmid dan kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif dan dengan demikian Ceftazidime
aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin lainnya.
Bakteriologi:
Didasarkan pada spektrum aktivitasnya, Ceftazidime umumnya diklasifikasikan sebagai sefalosporin generasi ketiga.
Secara in vitro Ceftazidime aktif terhadap kuman-kuman berikut:
Kuman gram negatif, aerob:
Citrobacter spp. (termasuk C. freundii dan C. diversaus); Enterobacter spp. (termasuk E. cloacae dan E.
aerogenes);Escherichia coli; Haemophilus influenzae, termasuk strain yang resisten terhadap
ampisilin; Klebsiella (termasuk K. pneumonia); Neisseria meningitidis; Proteus mirabilis, Proteus vulgaris;
Pseudomonas spp. (termasuk Pseudomonas aeruginosa); Serratia spp.
Kuman gram positif, aerob:
Staphylococcus aureus, termasuk strain yang menghasilkan penisilinase dan yang tidak.
Streptococcus aglaticae (Streptococci group B); Streptococcus pyogenes (Streptococci beta-hemolitik A)
Kuman lainnya:
Acinobacter spp., Clostridium spp. (kecuali C. difficile), Haemophilus parainfluenzae, Morganella morganii, Neisseria
gonorrheoae, Peptococcus spp., Providencia spp. (termasuk P. rettgeri), Salmonella spp., Shigela spp.,
Staphylococcus epidermis dan Yersinia entrocobacter.
Dosis:
Dosis umum
Ceftazidime digunakan secara parenteral, dosis tergantung pada tingkat keparahan, sensitifitas dan tipe infeksi serta
usia, berat badan dan fungsi ginjal penderita.
Dewasa:
Dosis Ceftazidime yang digunakan untuk orang dewasa adalah 1-6 gram per hari, dapat diberikan dosis masingmasing 500 mg, 1 g atau 2 g setiap 12 atau 8 jam secara IV atau IM.
Untuk infeksi saluran kemih dan infeksi yang kurang serius, dosis 500 mg atau 1 g setiap 12 jam sudah mencukupi
Untuk sebagian besar infeksi sebaiknya diberikan dosis 1 g setiap 8 jam atau 2 g setiap 12 jam.
Untuk infeksi yang parah terutama untuk penderita immunocopromised, termasuk neutropenia, dapat diberi dosis 2
g setiap 8 jam atau 12 jam.
Untuk penderita cystic fibrosis dengan fungsi ginjal yang normal yang mengalami infeksi paru-paru pseudomonal
sebaiknya digunakan dosis 100-150 mg/kg/hari sebagai dosis terbagi.
Pada orang dewasa dengan fungsi ginjal normal penggunaan dosis 9 g/hari masih aman.
Bayi dan anak:
Dosis lazim untuk anak-anak yang berusia lebih dari 2 bulan adalah 30-100 mg/kg/hari, diberikan sebagai dosis
terbagi (2-3 kali). Dosis hingga 150 mg/kg/hari (maksimum 6 g sehari) dalam 3 dosis terbagi dapat diberikan pada
anak-anak yang menderita fibrocystic, infected immunocompromised dan meningitis.
Neonatus dan bayi di bawah 2 bulan
Dosis 25-60 mg/kg/hari diberikan dosis sebagai dosis terbagi 2 kali sehari, telah terbukti efektif. Waktu paruh
Ceftazidime pada neonatus dapat 3-4 kali lebih lama dibandingkan dengan orang dewasa.
Dosis pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
Ceftazidime diekskresikan melalui ginjal secara filtrasi glomeruler. Sehingga dosis pada penderita dengan gangguan
fungsi ginjal harus disesuaikan atau diturunkan.
Pada penderita infeksi berat terutama neutropenia yang biasanya mendapatkan dosis 6 g sehari, ini tidak bisa
dilakukan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, maka unit dosis pada tabel di atas dapat dinaikkan 50%
atau frekuensi pemberian disesuaikan. Pada penderita ini dianjurkan agar kadar Ceftazidime dalam serum dipantau
dan kadar dalam serum tidak boleh lebih dari 40 mg/liter.
Bila hanya ada klirens kreatinin serum, maka rumus (persamaan Cokcroft's) dapat digunakan untuk mengestimasi
klirens kreatinin.
Kreatinin serum menunjukkan fungsi ginjal pada keadaan tunak.
Pria:
Klirens kreatinin = berat badan (kg) x (140 usia lanjut) / 72 x kreatinin serum (mg/dL)
Wanita: 0,85 x nilai di atas.
Perubahan kreatinin serum dari u mol liter menjadi mg dL adalah dengan membagi 88,4.
Pada anak-anak klirens kreatinin disesuaikan dengan luas area atau bobot tubuh dan frekuensi pemberian seperti
pada orang dewasa.
Cara pemberian:
Ceftazidime dapat diberikan secara IV dan IM ke dalam masa otot yang besar misalnya pada daerah gluteus
maximus bagian atas atau otot lateral pada paha.
Peringatan dan Perhatian:
Peringatan:
Seperti antibiotika beta-laktam lainnya, sebelum pengobatan dengan Ceftazidime sebaiknya dilakukan pemeriksaan
riwayat reaksi hipersensitifitas terhadap Ceftazidime, sefalosporin, penisilin dan obat lainnya.
Ceftazidime sebaiknya diberikan dengan perhatian khusus pada penderita dengan tipe I atau reaksi hipersensitif
terhadap penisilin. Bila terjadi reaksi alergi, hentikan penggunaan obat ini. Reaksi hipersensitif yang serius dapat
diatasi dengan efinefrin (adrenalin), hidrokortison, antihistamin atau pengatasan emergensi lainnya.
Perhatian:
Pemberian sefalosporin dosis tinggi harus hati-hati bila diberikan bersama-sama dengan obat-obat nefrotoksik
seperti aminoglikosida, furosemid, karena kombinasi ini diduga mempengaruhi fungsi ginjal.
Percobaan klinik menyebutkan bahwa hampir tidak ada masalah pada penggunaan dosis lazim. Tidak ada bukt
bahwa Ceftazidime mempengaruhi fungsi ginjal pada dosis teurapetik, tetapi perlu dilakukan penurunan dosis untuk
penderita gagal ginjal, karena Ceftazidime diekskresikan melalui ginjal, yaitu untuk mencegah konsekuensi klinik
akibat peningkatan kadar antibiotik seperti konvulsi.
Tidak ada bukti eksperimental terhadap efek embyophatik dan teratogenik dari Ceftazidime, tetapi seperti semua
obat lainnya maka pemberian obat ini pada masa awal kehamilan dan awal pertumbuhan janin harus hati-hati.
Penggunaan selama masa kehamilan harus dipertimbangkan keuntungannya dibandingkan dengan resiko yang
terjadi.
Ceftazidime diekskresi melalui air susu dengan demikian perlu perhatian khusus bila Ceftazidime diberikan ibu
menyusui.
Ceftazidime tidak mempengaruhi uji glikosuria yang berdasarkan enzym. Telah diobservasi terjadi sedikit pengaruh
terhadap metode reduksi kupri (Benedict's Fehling dan Clintest). Ceftazidime tidak mempengaruhi alkali pikrat pada
pemeriksaan kreatinin.
Penggunaan Ceftazidime untuk jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kelebihan pertumbuhan kuman yang
non-susceptible (misalnya: candida, Enterococci) sehingga perlu dilakukan penghentian pengobatan dan gunakan
obat terapi lainnya.
Efek samping:
Percobaan klinik menyebutkan bahwa Ceftazidime ditoleransi dengan baik. Efek samping umumnya jarang terjadi
termasuk:
Lokal; flebitis atau tromboflebitis pada pemberian IV; rasa sakit atau inflamasi setelah injeksi IM; hipersensitivitas;
rash makulopapular atau urtikarial; fever; angiodema (sangat jarang); reaksi-reaksi anafilaktik (bronkospase dan atau
hipotensi); gastrointestinal (diare, nausea, nyeri, abdominal, thrust atau kolitis (dangat jarang)).
Efek samping lain yang dikaitkan dengan Ceftazidime termasuk:
- Genito-urinary: candidosis vaginitis
- Susunan saraf pusat: sakit kepala, pusing paraestesia dan rasa tidak enak.
Perubahan sementara terhadap hasil uji laboratorium selama pengobatan dengan Ceftazidime termasuk eosinofilia,
test Coombs' positif tanpa haemolisis, trombositosis dan sedikit peningkatan enzym hepatik SGOT, SGPT, LDH, GGT
Larutan injeksi cloxacillin (cloxacillin natrium) 4 mg/ml dalam larutan injeksi NaCl 0,9%.
Heparin 10 u/ml atau 50 u/ml dalam larutan NaCl 0,9%.
Larutan injeksi Kcl 10 mEq/l atau 40 mEq/l dalam larutan injeksi NaCl 0,9%.
Untuk penggunaan IM dapat dicampur dengan larutan injeksi Lignocain 0,5% atau 1%.
Cara Pembuatan Larutan
Penggunaan IM:
untuk vial 1 g, tambahkan 3,0 ml air untuk injeksi.
Penggunaan IV:
untuk vial 1 g, tambahkan 10,0 ml air untuk injeksi
Penyimpanan:
SIMPAN DI TEMPAT KERING DAN SEJUK, SUHU DI BAWAH 30C. TERLINDUNG DARI CAHAYA.
http://dechacare.com/Ceftazidime-P748-1.html
Endangered species
From Wikipedia, the free encyclopedia
Conservation status
by IUCN Red List category
Extinct
Extinct (EX)
(list)
(list)
Threatened
(list)
Endangered (EN)
(list)
Vulnerable (VU)
(list)
Lower Risk
(list)
(list)
Other categories
Related topics
(list)
An Endangered (EN)species is a species which has been categorized by the International Union
for Conservation of Nature(IUCN) Red List as likely to become extinct. "Endangered" is the second
most severeconservation status for wild populations in the IUCN's schema after Critically
Endangered (CR).
In 2012,the IUCN Red List featured 3079 animal and 2655 plant species as endangered (EN)
worldwide.[1] The figures for 1998 were, respectively, 1102 and 1197[citation needed]
Many nations have lawsthat protect conservation-reliant species: for example, forbiddinghunting,
restricting land development or creating preserves. Population numbers, trends and species'
conservation status can be found in thelists of organisms by population.
Contents
[hide]
1Conservation status
4Invasive species
5Conservation
o
5.1Captive breeding
5.2Private farming
7Gallery
8See also
10Bibliography
[7]
11External links
Conservation status[edit]
Main article: Conservation status
The conservation status of a species indicates the likelihood that it will become extinct. Many factors
are considered when assessing the conservation status of a species; e.g., such statistics as the
number remaining, the overall increase or decrease in the population over time, breeding success
rates, or known threats.[2] The IUCN Red List of Threatened Species is the best-known worldwide
conservation status listing and ranking system.[3]
Over 40% of the world's species are estimated to be at risk of extinction. [4] Internationally, 199
countries have signed an accord to create Biodiversity Action Plans that will protect endangered and
other threatened species. In the United States, such plans are usually calledSpecies Recovery
Plans.[citation needed]
The Siberian tiger is an Endangered (EN)tiger subspecies. Three tiger subspecies are already extinct (see List
of carnivorans by population).[5]
Though labelled a list, theIUCN Red List is a system of assessing the global conservation status of
species that includes "Data Deficient" (DD) species species for which more data and assessment
is required before their status may be determined as well species comprehensively assessed by
the IUCN's species assessment process. Those species of "Near Threatened" (NT) and "Least
Concern" (LC) status have been assessed and found to have relatively robust and healthy
populations, though these may be in decline. Unlike their more general use elsewhere, the List uses
the terms "endangered species" and "threatened species" with particular meanings:
"Endangered" (EN) species lie between "Vulnerable" (VU) and "Critically Endangered" (CR) species,
while "Threatened" species are those species determined to be Vulnerable, Endangered or Critically
Endangered.
The IUCN categories, with examples of animals classified by them, include:
Extinct (EX)
Examples: aurochs
Bali tiger
blackfin cisco
Caribbean monk seal
Carolina parakeet
Caspian tiger
dodo
dusky seaside sparrow
eastern cougar
golden toad
great auk
Examples: addax
African wild ass
Alabama cavefish
Amur leopard
Arakan forest turtle
Asiatic cheetah
axolotl
Bactrian camel
black rhino
blue-throated macaw
Brazilian merganser
brown spider monkey
California condor
Chinese alligator
Chinese giant salamander
gharial
Hawaiian monk seal
Javan rhino
kakapo
Leadbeater's possum
Mediterranean monk seal
mountain gorilla
northern hairy-nosed wombat
Philippine eagle
red wolf
saiga
Siamese crocodile
Malayan tiger
Spix's macaw
southern bluefin tuna
South China tiger
Sumatran orangutan
Sumatran rhinoceros
Sumatran tiger
vaquita
Yangtze river dolphin
northern white rhinoceros
hawksbill sea turtle
Kemp's ridley sea turtle
Endangered (EN)
Faces a high risk of extinction in the near future.
snow leopard
South Andean deer
Sri Lankan elephant
takhi(near Critically Endangered) Toque macaque
Vietnamese pheasant
volcano rabbit
wild water buffalo
white-eared night heron
fishing cat
tasmanian devil
Vulnerable (VU)
Faces a high risk of endangerment in the medium term.
red-tailed hawk
rock pigeon
scarlet macaw
southern elephant seal
milk shark
red howler monkey
2.
3.
4.
5.
United States[edit]
There is data from the United States that shows a correlation between
human populations and threatened and endangered species. Using
species data from the Database on the Economics and Management of
Endangered Species (DEMES) database and the period that
theEndangered Species Act (ESA) has been in existence, 1970 to
1997, a table was created that suggests a positive relationship between
human activity and species endangerment.[8] As early as the 1800s,
humans began noticing the decline of certain species of animals in their
usual habitats. An example is the whooping crane. Once abundant from
Canada to Mexico, it was estimated in 1941 that only 16 birds remained
in the wild. Another early example of mankind noticing the extinction of
species was the introduction of kudzu in the southern United States.
This fast-growing plant took over the south, growing on plants and trees
and squelching the life out of them.[9]
Under the Endangered Species Act in the United States, species may
be listed as "endangered" or "threatened". The Salt Creek tiger
beetle (Cicindela nevadica lincolniana) is an example of an endangered
subspecies protected under the ESA. The US Fish and Wildlife Service
as well as the National Marine Fisheries Service are held responsible
for classifying and protecting endangered species, and adding a
particular species to the list can be a long, controversial process
(Wilcove & Master, 2008, p. 414).
Some endangered species laws are controversial. Typical areas of
controversy include: criteria for placing a species on the endangered
species list and criteria for removing a species from the list once its
population has recovered; whether restrictions on land development
constitute a "taking" of land by the government; the related question of
whether private landowners should be compensated for the loss of
uses of their lands; and obtaining reasonable exceptions to protection
laws. Also lobbying from hunters and various industries like
the petroleum industry, construction industry, and logging, has been an
obstacle in establishing endangered species laws.
Bald eagle
American bison
Invasive species[edit]
Main article: Introduced species
The introduction of non-indigenous species to an area can disrupt the
ecosystem to such an extent that native species become endangered.
Such introductions may be termed alien or invasive species. In some
cases the invasive species compete with the native species for food or
prey on the natives. In other cases a stable ecological balance may be
upset by predation or other causes leading to unexpected species
decline. New species may also carry diseases to which the native
species have no resistance.[19]
Conservation[edit]
The dhole, Asia's most endangered top predator, is on the edge of extinction.
Captive breeding[edit]
Main article: Captive breeding
Captive breeding is the process of breeding rare or endangered
species in human controlled environments with restricted settings, such
as wildlife preserves, zoos and other conservation facilities. Captive
breeding is meant to save species from extinction and so stabilize the
population of the species that it will not disappear.[20]
This technique has worked for many species for some time, with
probably the oldest known such instances of captive mating being
attributed to menageries of European and Asian rulers, an example
being the Pre David's deer. However, captive breeding techniques are
usually difficult to implement for such highly mobile species as some
migratory birds (e.g. cranes) and fishes (e.g. hilsa). Additionally, if the
captive breeding population is too small, then inbreeding may occur
due to a reduced gene pool and reduce immunity.
In 1981, the Association of Zoos and Aquariums (AZA) created
aSpecies Survival Plan (SSP) in order to help preserve specific
endangered and threatened species through captive breeding. With
over 450 SSP Plans, there are a number of endangered species that
are covered by the AZA with plans to cover population management
goals and recommendations for breeding for a diverse and healthy
population, created by Taxon Advisory Groups. These programs are
commonly created as a last resort effort. SSP Programs regularly
participate in species recovery, veterinary care for wildlife disease
outbreaks, and a number of other wildlife conservation efforts. The
AZA's Species Survival Plan also has breeding and transfer programs,
both within and outside of AZA - certified zoos and aquariums. Some
animals that are part of SSP programs are giant pandas, lowland
gorillas, and California condors.[21]
Private farming[edit]
Black rhino
Gallery[edit]
Asian arowana
See also[edit]
ARKive
Biodiversity
Cobthorn Trust
critically endangered
Ex-situ conservation
extinction
Holocene extinction
Habitat fragmentation
Hawaiian honeycreeper
conservation
In-situ conservation
critically endangered
species
endangered animal
species
Overexploitation
NatureServe conservat
Rare species
red-listed / blue-listed
threatened species
World Conference on B
endangered Species in Ca
an Aid to their Survival (W
World Conservation Un
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bibliography[edit]
Kotiaho, J. S., Kaitala, V., Komonen, A., Pivinen, J. P., & Ehrlich, P. R.
(2005, February 8). Predicting the Risk of Extinction from Shared
Ecological Characteristics, proceedings of the National Academy of
Sciences of the United States of America, 102(6), 1963-1967.
External links[edit]
https://worldwildlife.org/species
[hide]
Threatened species
Categori
es1
Extinct (EX)
Extinct
Critically
IUCN Red
List
Threatened
Endangered (CR)
Endangered (EN)
Vulnerable (VU)
Near Threatened
Lower risk
(NT)
Not fully
assessed
Endangered
Vulnerable
Near Threatened
Data Deficient
Species
Critically
Endangered
WP categories
Endangered
Vulnerable
Near Threatened
Data Deficient
Conservat
ion
Bird conservation
Conservation status
Conservation-reliant species
Ecoregion conservation status
Habitat destruction
Latent extinction risk
Rare species
Vulnerability and susceptibility
[show]
Ecology portal
Environment portal
Endangered species
Endangered plants
Environmental conservation
Habitat
Navigation menu
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Article
Talk
Read
Edit
View history
Go
Main page
Contents
Featured content
Current events
Random article
Donate to Wikipedia
Wikipedia store
Interaction
Help
About Wikipedia
Community portal
Recent changes
Contact page
Tools
Wikidata item
Cite this page
Print/export
Create a book
Download as PDF
Printable version
In other projects
Wikimedia Commons
Languages
Afrikaans
Alemannisch
Aragons
Asturianu
Azrbaycanca
()
Bosanski
Catal
etina
Cymraeg
Dansk
Eesti
Espaol
Esperanto
Fiji Hindi
Franais
Gaeilge
Galego
/Hak-k-ng
Hrvatski
Ilokano
Bahasa Indonesia
Interlingua
slenska
Italiano
Basa Jawa
Kiswahili
Kreyl ayisyen
Kurd
Latina
Latvieu
Lietuvi
Magyar
Bahasa Melayu
Nederlands
Norsk bokml
Norsk nynorsk
Occitan
Polski
Portugus
Romn
Scots
Simple English
Slovenina
Slovenina
/ srpski
Srpskohrvatski /
Suomi
Svenska
Tagalog
/tatara
Trke
Trkmene
Ting Vit
Winaray
Edit links
Privacy policy
About Wikipedia
Disclaimers
Contact Wikipedia
Developers
Cookie statement
Mobile view