“PUASA”
DOSEN PENGAMPUH:
Murtiningsih .,M.Pd.I
DISUSUN OLEH:KELOMPOK 1
Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dan
para sahabatnya, yang telah memberikan tauladan baik sehingga akal dan fikiran penyusun
mampu menyelesaikan Makalah AIK ini, semoga kita termasuk umatnya yang kelak
mendapatkan syafa’at dalam menuntut ilmu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi
susunan serta cara penulisan makalah ini, karenanya saran dan kritik yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan laporan makalah ini sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan juga bermanfaat
bagi penulis khususnya.
Konsepsi puasa dalam pemaknaan istilah seringkali dimaknai dalam pengertian sempit
sebagai suatu prosesi menahan lapar dan haus serta yang membatalkan puasa yang dilakukan
pada bulan ramadhan. Padahal hakekat puasa yang sebenarnya adalah menahan diri untuk
melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.
Selain itu, puasa juga memberikan ilustrasi solidaritas muslim terhadap umat lain yang
berada pada kondisi hidup miskin. Dalam konteks ini, interaksi sosial dapat digambarkan pada
konsepsi lapar dan haus yang dampaknya akan memberikan kemungkinan adanya tenggang
rasa antar umat manusia.
Pengkajian tentang hakekat puasa ini dapat dikatakan universal dan meliputi seluruh
kehidupan manusia baik kesehatan, interaksi sosial, keagamaan, ekonomi, budaya dan
sebagainya. Begitu universal dan kompleksnya makna puasa hendaknya menjadi acuan bagi
muslim dalam mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari. Dengan pengertian lain
puasa dapat dijadikan pedoman hidup.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu puasa ?
2. Bagaimana dasar hukum puasa ?
3. Bagaimana rukun dan syarat puasa ?
4. Bagaimana cara puasa ?
5. Hal apa saja yang membatalkan puasa ?
6. Hal apa saja yang merusak puasa ?
7. Apa saja macam – macam puasa ?
8. Apa hikmah dari puasa ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa
Puasa adalah meninggalkan makanan, minuman, pernikahan dan pembicaraan (Ibnu
Manzur, 1968).
Pengertian menurut etimologi pada dasarnya menunjukkan bahwa puasa memiliki makna
menahan, meninggalkan dan menjauhkan.
5. Keluar mani
Dalam konteks ini, keluar mani yang dimaksud adalah akibat dari persentuhan
kulit, misal bersentuhan dengan lawan jenis dan onani. Namun, apabila keluar mani karena
ihtilam atau mimpi basah, maka status puasanya tetap sah.
7. Nifas Nifas
adalah darah yang keluar setelah proses melahirkan. Umumnya, darah nifas keluar
selama 40 hari setelah melahirkan
8. Gila (junun)
Jika kondisi itu terjadi ketika sedang menjalani puasa, maka puasa dinyatakan
tidak sah atau batal
9. Murtad Murtad
adalah keluar dari Islam. Apabila seseorang murtad ketika menjalani puasa, maka
puasanya secara otomatis batal
2.Gibah atau menggunjing, atau perbuatan yang membicarakan keburukan orang lain.
Nabi Muhammad menegaskan, gibah ini adalah "kau ceritakan hal tentang
saudaramu, yang jika ia mendengar, maka ia tidak rela".
Terkait hal ini ada sabda Rasulullah bahwa, "Bau mulut orang berpuasa lebih
harum di sisi Allah daripada aroma minyak misik.” (H.R. Bukhari 1894). Riwayat
tersebut dapat dimaknai lebih jauh, agar seseorang yang berpuasa hendakya mengontrol
diri, atau lebih banyak diam
Gibah yang berlebihan atau mengada-ada akan menjadi fitnah. Bahkan, tingkat
kerusakannya akan lebih buruk, karena di dalamnya terdapat tuduhan-tuduhan palsu atau
sangkaan yang salah. Seperti halnya gibah, fitnah juga merusak pahala puasa.
5. Sumpah palsu. Ini meliputi ucapan atau keterangan saksi yang isinya tidak benar atau
tidak sesuai fakta.
Sumpah palsu ini berbahaya karena menguntungkan sebuah pihak dan merugikan
pihak lain. Selain itu sumpah palsu akan berujung pada menangnya kezaliman dan
tertutupnya kebenaran
Lima perbuatan yang disebutkan di atas sudah semestinya dihindari demi menjaga
ibadah puasa pada bulan Ramadan.
3. Puasa Sunnah
Puasa enam hari dibulan syawal
Puasa disaat berjihad atau berjuang
Puasa hari arafah
Puasa bulan muharram
Puasa asyura
4. Puasa yang Dilarang
Puasa pada hari raya
Puasa pada hari-hari tasyrik (pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah)
Puasa pada hari yang diragukan
Puasa pada hari jum`at
Puasa ad dahr; Yaitu puasa dilakukan sepanjang tahun tanpa memperhatikan apakah hari-
hari itu dilarang atau tidak.
Puasa wisall
Puasa paruh kedua bulan syakban
Puasa seorang istri tanpa seizin suami
G. Hikmah Puasa
Hikmah ibadah adalah manfaat atau nilai taubah diluar tujuan yang diperoleh dari
pengalaman beribadah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puasa adalah meninggalkan makan, minuman, pernikahan dan pembicaraan. Puasa adalah
rukun islam dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat islam, puasa memiliki
banyak hikmah yaitu :
1. Mendidik kejujuran | Berpuasa tidak seorangpun yang mengawasinya, kecuali barangkali
dari pihak keluarganya.
2. Mendidik kedisiplinan | Sikap tunduk dan patuh pada peraturan yang berlaku.
3. Mendidik kesadaran akan
B. Saran
1. Sebagai seorang muslim yang taat kepada ajaran Allah, sebaiknya kita mengetahui dan
memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan puasa agar tidak keliru ketika menjalankan
puasa nantinya.
2. Kepada para pendidik, hendaknya selalu mengajarkan dan menanamkan pemahaman tentang
puasa kepada anak didiknya.
3. Ketika menjalankan ibadah puasa, sebaiknya selalu berserah diri kepada Allah dan selalu berdoa
kepada-Nya. Karena tantangan dan godaan ketika berpuasa tidaklah mudah bila dirasakan. Serta
selalu menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://arijuliarah.blogspot.co.id/2013/12/macam-macam-puasa.html
http://awitrom.com/2016/09/pengertian-puasa.html
http://kholilulmanchunianblog.blogspot.co.id/2013/10/ tentang-puasa.html
https://tirto.id/hal-hal-yang-merusak-pahala-puasa-bohong-gibah-hingga-adu-domba-ffER