Disusun Oleh:
Assalamu’alaikum Wr.Wb…
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Prinsip Islam..............................................................................................2
C. Pengertian Wasiat......................................................................................9
F. WASIAT WAJIBAH..................................................................................11
G. Pengertian hibah......................................................................................13
H. Rukun hibah............................................................................................14
I. Hukum hibah...............................................................................................15
J. Hikmah........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang melahirkan domba terkenal dan diberi nama Dolly, dan domba tersebut
identik dengan Domba Finn Dorset, yaitu donor sel kelenjar susu tersebut.
berkualitas. Tentu dari berbagai bidang aktifitas yang kita lakukan manakala
Begitu juga seorang Pelayan Kesehatan yang mana akan menjadi ladang
Bidan yang islami yaitu bidan yang bekerja menurut agama Islam, tidak
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip Islam
berkualitas. Tentu dari berbagai bidang aktifitas yang kita lakukan manakala
Begitu juga seorang Pelayan Kesehatan yang mana akan menjadi ladang
manfaatnya buat orang lain. Dalam hadits tersebut kalau dikaitkan dngan tugas
pelayan kesehatan baik itu dokter,perawat, maupun bidan, tentu mereka sudah
macam metode dan manajemen pelayanan bisa kita dapatkan sumbernya untuk
dipelajari dan diterapkan. Namun dalam hal ini kita akan mengupas
pelayanan kesehatan.
antara lain :
2
1. Sambutan yang hangat disertai senyuman saat menemui pasien
“runtag” ( was-was) dan penasaran atas penyakit yang dideritanya. Dalam hal
ini tugas seorang pelayan kesehatan untuk memberi kesan pertama yang
menenangkan pasien.
dengan jawaban yang baik. Lalu sambut pasien dengan senyuman karena
penyakitnya
Kadangkala ada pasien yang sudah hampir putus asa dalam menghadapi
pnyakitnya dan merasa sudah tidak mungkin sembuh. Maka sebagai pelayan
Ra’du ayat 11
ِ ُإِنَّ هَّللا َ ال يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ْو ٍم َحتَّى يُ َغيِّ ُروا َما بِأ َ ْنف:
س ِه ْم
kalau bisa hafalkan ayat dan maknanya untuk selalu disampaikan. Tidak
harus tugas seorang da’i untuk menyitir ayat2 Al Qur’an, namun petugas
3
3. Ingatkan pasien untuk perbanyak ibadah dan bertaubat
Kita menyadri bahwa setiap diri ini tidak luput dari dosa. Sampaikan
kepada pasien bahwa penyakit itu ujian, maka jadikan sakit sebagai
bismillah
Mungkin ada yang branggapan hal ini maslah kecil, sehingga tidak perlu
dijelaskan kepada pasien. Padahal sejatinya dari hal yang kecil barangkali bisa
mnjadi besar dan bermanfaat. Ingatkan pasien saat menulis resep atau
Rasulullah bersabda :
padanya meyebut nama bismillah. Maka pekerjaan itu akan pincang” .(HR
IbnuHibban).
4
B. Kebidanan dalam Islam
Bidan yang islami yaitu bidan yang bekerja menurut agama Islam, tidak
Setiap profesi mutlak harus mempunyai kode etik. Kode etik adalah suatu
hidupnya dimasyarakat.
Damai kepada Allah yaitu ibadah. Damai kepada manusia yaitu bergaul.
Damai kepada alam yaitu berbuat baik. Tujuan kode etik bidan yaitu pada
dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik secara umum antara
lain:
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
5
dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong
kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
harus mempunyai tingkah laku dan akhlak yang dapat dicontohkan dalam
masyarakat. Selain itu sifat jujur, sabar, adil, ikhlas tertanam dalam jiwa kita
sebagai makhluk Allah SWT. Seperti kita lihat sekarang ada bidan yang salah
inilah yang tidak sesuai dengan kode etik bidan, dan dapat menyimpang dan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-
karena kita ketahui bahwa bekerja yang baik merupakan bagian yang tidak
bekerja yang baik menurut ajaran Islam yaitu atas dasar keimanan dan
6
Sabda Rasulullah SAW :
Quran supaya mentaati Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT
Artinya :
5. Kifayah, artinya suatu perbuatan jika dikerjakan oleh seseorang maka dosa
2. Menjaga privasi/kerahasiaan.
7
4. Menjaga nama baik masyarakat dalam profesinya sebagai bidan.
bacaan basmallah.
Anak yang kreatif adalah anak yang selalu berusaha menggunakan dan
8
4. Kooperatif: Bersifat kerjasama bersedia membantu. Ciri-cirinya:
terhadap keadaan
Ciri-cirinya :
b. Langkahnya mantap
jenis pelayanan yang akan dilakukan oleh seorang bidan yang Islami dalam
kehidupan bermasyarakat.
C. Pengertian Wasiat
dunianya dengan kebaikan akhirat. Wasiat adalah pesan tentang suatu kebaikan
yang mendekati kematiannya, dapat berupa pesan tentang apa yang harus
dilaksanakan para penerima wasiat terhadap harta peninggalannya atau pesan lain
9
Demi terjaminnya wasiat dikemudian hari, orang yang berwasiat
Wasiat sah bila dilakukan oleh seorang mukallaf yang merdeka atas kehendak
sendiri. Tidak sah wasiat dilakukan anak kecil , orang gila dan budak sekalipun
statusnya makatab tanpa seizing dari tuannya, dan tidak sah pula dilakukan oleh
bersangkutan.
َ َح أَ َح َد ُك ُم ت
َ ِ ُكت َعلَ ْي ُك ْم إِ َذا ض َر
ب ُ ْ ْال َمو إِ ْن ك ِ ْال َو لِ ْل َوالِ َد ْي ِن َ َواألَ ْق َربِين ُوف ْال ُمتَّقِينَ َعلَى َحقًّا
َ ت ََر خَ ْيرًا ُصيَّة ِ بِ ْال َم ْعر
Terjemahannya:
ibu-bapa dan karib kerabatnya secara ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-
10
4) Lafal ijab dan qabul (shighat)
Sesuai dengan rukun wasiat tersebut, maka beberapa syarat harus dipenuhi
diwasiatkan
c. Wasiat dilakukan secara sadar dan sukarela. Oleh sebab itu, orang yang
tidak sah
kepadanya
F. WASIAT WAJIBAH
menurut terminologi wasiat wajibah adalah suatu tindakan hakim peradilan atau
lembaga yang mempunyai hak untuk mengambil sebagian harta orang yang
11
dipergunakan pertama kali di Mesir melalui UU Hukum Waris 1946 untuk
menegakkan keadilan dan membantu cucu yang tidak memperoleh hak warisnya.
ketentuan hukum ini bermanfaat bagi anak anak dari anak laki laki yang
untuk garis anak perempuan hanya berlaku untuk anak dari anak perempuan saja
tidak berlanjut sampai generasi selanjutnya. Pemberian wasiat wajibah ini harus
Terdapat dua unsur penting yang membedakan antara wasiat biasa dan wasiat
wajibah, yaitu:
hukum, tidak bergantung pada ada atau tidak adanya wasiat dari pihak pewaris.
Tentu saja ketetapan ini sangat berbeda dengan wasiat biasa, dimana wasiat
biasa sangat bergantung pada adanya wasiat dari pihak pewaris. Dalam tata
aturannya wasiat wajibah mirip dengn tata cara kewarisan, seperti tidak
dibutuhkan adanya ijab qabul dan bersifat memaksa oleh peraturan perndang-
undangan.
atau karena terdindingi oleh ahli waris yang lain, sehingga tidak berhak
menerima warisan. Berbeda dengan wasiat wajibah yang boleh siapa saja
12
pemberian wasiat yang diwajibkan oleh Undang-Undang yang diperuntukkan
bagi cucu yang orangtuanya meninggal, sedangkan kakek dan neneknya masih
hidup, dan dikemudian hari saat kakek dan nenek meninggal dunia tidak
angkat dan/atau orangtua angkat, sebagaimana yang tercantum dalam pasal 209
sedangkan untuk orangtua angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat
Dapat diperhatikan bahwa pasal 209 KHI ini masih sangat belum lengkap,
3. Demikian pula anak angkatnya hanya mungkin memperoleh harta warisan dari
G. Pengertian hibah
13
Secara bahasa hibah berasal dari Bahasa Arab yaitu “wahaba” yang
berarti lewat satu tangan ketangan yang lain atau dengan arti kesadaran untuk
kepada orang lain dengan ikhlas dapat disebut dengan hibah. Jadi hibah
merupakan tindakan memberikan sesuatu kepada orang lain selagi hidup sebagai
hak miliknya dalam keadaan sadar dan sehat, tanpa mengharapkan balasan.
H. Rukun hibah
Adapun rukun hibah menurut jumhur ulama’ hampir sama dengan rukun
jual beli, bedanya dalam jual beli subjeknya seorang penjual dan pembeli
sedangkan dalam hibah subjeknya adalah pemberi dan penerima. Rukun hibah ada
empat yaitu, pemberi, penerima, barang hibah dan akad, yang dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pemberi hibah, adalah pemilik sah barang yang akan dihibahkan, para ulama’
harus berakal, baligh, sehat jasmani rohani dan cakap dalam bertransaksi.
2. Penerima hibah, adalah setiap orang baik perorangan maupun badan hukum
yang layak menerima barang hibah. Hibah boleh diberikan kepada ahli waris
maupun bukan ahli waris, muslim maupun non muslim, karena dalam Islam
tidak ada batasan untuk saling memberi (hibah). Tapi Seorang penerima hibah
juga diharuskan seperti pemberi hibah, yaitu harus berakal, baligh, dan cakap
14
bertransaksi. Jika penerima hibah belum cukup umur atau belum cakap
oleh walinya.
3. Barang atau harta hibah, segala sesuatu yang sah milik seseorang baik yang
dari barang hibah adalah: 1) barang hibah harus milik dari pihak pemberi
secara sah dan sempurna. 2) barang yang dihibahkan harus sudah wujud (ada).
3) diwajibkan berupa barang yang boleh dimiliki oleh agama serta tidak
membawa kemadharatan.
4. Akad (Ijab Kabul), dalam hibah akad boleh dilakukan dengan cara lisan,
I. Hukum hibah
Dalam Al-Qur’an, Hadits Nabi dan ijma’ sudah sangat jelas bahwa hukum
dari hibah adalah sunah, karena Allah menganjurkan para hambanya untuk saling
memberi seperti yang telah dijelaskan dalam fiman Allah surat Al-Baqarah ayat
177
ِ َوآَتَى ْال َما َل َعلَى ُحبِّ ِه َذ ِوي ْالقُرْ بَى َو ْاليَتَا َمى َو ْال َم َسا ِكينَ َوا ْبنَ ال َّسبِي ِل َوالسَّائِلِينَ َوفِي الرِّ قَا.............
ب
15
Dalam surat ini sudah jelas bahwa Allah telah menganjurkan untuk
memberi atau hibah, jadi hukum dari hibah adalah sunah. Tetapi diharamkan bagi
seorang pemberi menarik kembali barang atau harta hibah yang telah diberikan
kepada orang lain, kecuali penarikan hibah dari seorang ayah kepada anaknya hal
ُب ِهبَةً فَيَرْ ِج َع فِيهَا إِالَّ ْال َوالِ َد فِي َما يُ ْع ِطى َولَ َده
َ ََطيَّةً أَوْ يَه
ِ الَ يَ ِحلُّ لِ َر ُج ٍل أَ ْن يُ ْع ِط َى ع
J. Hikmah
16
DAFTAR PUSTAKA
17