PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan merupakan
RI, 2009).
sarana pelayanan tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker, dalam hal
1
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional dengan maksud untuk mencapai hasil yang
pada saat ini telah mengacu pada asuhan kefarmasian (Pharmaceutical care).
bersifat manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik (Menkes RI, 2016).
Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien bekerja sama dengan berbagai
yang berlokasi di Jl. Gagak Hitam, No 10C, Medan, agar calon Apoteker dapat
2
1.2 Tujuan
kefarmasian di Apotek.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Sementara sediaan
farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika dan Apoteker itu
sendiri adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
sumpah.
Surat Izin Apotek (SIA), dinyatakan bahwa pendirian Apotek harus memenuhi
4
syarat, yaitu:
Formularium I.
Kabupaten/Kota.
5
maka Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menerbitkan SIA dengan
organisasi Profesi.
6
(Menkes RI, 2017).
1. Lokasi
pelayanan kefarmasian.
2. Bangunan
anak, dan orang lanjut usia. Bangunan Apotek harus bersifat permanen dan
d. Ruang konseling
habis pakai
f. Ruang arsip
g. Prasarana apotek paling sedikit terdiri atas instalasi air bersih, instalisasi
7
listrik, sistem tata udara, dan sistem proteksi kebakaran.peralatan apotek
meliputi rak obat, alat peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin,
pelayanan apoteker yang diberikan kepada pasien dan peralatan lain sesuai
dengan kebutuhan.
4. Ketenagaan
apabila:
8
c. Apoteker penanggung jawab berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2
sendiri atau milik pihak lain, sarana dan kegiatan pelayanan apotek.
dikeluarkan:
bulan.
9
Keputusan pencabutan Surat Izin Apotek oleh Kepala Dinas Kesehatan
disampaikan kepada Menteri dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat serta
Kepala Balai POM setempat. Apabila surat izin Apotek dicabut, Apoteker
sebagai berikut:
obat keras tertentu dan obat lainnya serta seluruh resep yang tersedia di
Apotek.
10
b. Decision Maker (mengambil keputusan secara profesional)
sumber daya yang tepat, bermanfaat, aman dan tepat guna seperti SDM,
d. Leader (pemimpin)
mengambil keputusan yang tepat dan efektif, serta mampu mengelola hasil
fisik dan anggaran) dan informasi secara efektif, juga harus dapat dipimpin
11
Apoteker harus selalu belajar, baik pada jalur formal maupun informal
meningkatkan pengetahuan)
daya yang ada, membagi ilmu pengetahuan pada yang lainnya, tapi juga
pada pengguna obat secara rasional dalam tim pelayanan kesehatan. Dengan
i. Entrepreneur (pengusaha)
baik skala kecil maupun skala besar, mendirikan Apotek serta bisnis
12
1. Tanggung jawab terhadap obat yang diberikan melalui resep. Apoteker harus
mampu menjelaskan tentang obat kepada pasien mengenai cara pakai, reaksi
efek samping obat yang mungkin timbul, stabilitas obat, toksisitas, dosis, rute
pemakaian obat.
pengobatan sendiri dari penderita itu dapat diberikan obatnya atau disarankan
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
menggunakan bantuan orang lain. Dalam mengelola sebuah Apotek, berlaku cara
untuk mencapai suatu tujuan. Karena untuk menyusun rencana kerja tidak
pekerjaan (organizing) yang ada di apotek dengan tugas, wewenang dan tanggung
kerja (actuating) sesuai dengan fungsi pekerjaan dan sasaran yang akan
1. Perencanaan (Planning).
perencanaan yang baik tidak akan tercapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan
13
ini mencakup studi kelayakan, perhitungan sumber modal serta rencana anggaran
belanja.
2. Pengorganisasian (Organizing).
pokok dengan sistem yang teratur dan mengatur orang-orang dalam suatu pola
sedemikian rupa sehingga setiap karyawan mempunyai tugas dan pembagian kerja
3. Kepemimpinan (Actuating).
dapat bekerja atas kesadaran sendiri tanpa merasa dipaksa. Dalam hal ini,
diperlukan suatu bakat yang dimiliki atasan sehingga dapat mengaktifkan semua
4. Pengawasan (Controlling).
Semua fungsi di atas tidak akan berjalan secara efektif tanpa adanya
dan penilaian dari pelaksanaan suatu kegiatan organisasi yang sedang atau sudah
berjalan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi utama dari
14
2.8 Pengelolaan Apotek
Seluruh upaya dan kegiatan Apoteker untuk melaksanakan tugas dan fungsi
keamanan, bahaya dan atau mutu obat serta perbekalan farmasi lainnya.
kriteria:
15
1. Persyaratan administrasi
berkesinambungan.
mandiri.
pelayanan, standar kompetensi dan kode etik) yang berlaku (Menkes RI,
2016).
mudah diakses oleh masyarakat. Sarana dan prasarana apotek dapat menjamin
mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta
16
1. Ruang penerimaan resep
resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer. Ruang
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat
oleh pasien.
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas
meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan
minum (air mineral) untuk pengencer, sendok obat, bahan pengemas obat,
lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label
obat. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang
4. Ruang konseling
5. Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai
17
keamanan petugas. Ruang penyimpanan harus dilengkapi dengan rak/lemari
6. Ruang arsip
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
serta pelayanan kefarmasian dalam jangka waktu tertentu (Menkes RI, 2016).
2.8.3 Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
2.8.3.1 Perencanaan
dan bahan medis habis pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
2.8.3.2 Pengadaan
farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang undangan.
2.8.3.3 Penerimaan
18
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
2.8.3.4 Penyimpanan
a. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
b. Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
d. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
2.8.3.5 Pemusnahan
a. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan
19
b. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
2.8.3.6 Pengendalian
menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok
kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi pengadaan (surat pesanan,
20
Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi
kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti
meliputi:
1. Pengkajian Resep;
2. Dispensing;
4. Konseling;
21
b. Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan
paraf;
b. Stabilitas; dan
d. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi
klinis lain);
f. interaksi.
2.8.4.2 Dispensing
c. Memberikan etiket
22
d. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang
berbeda.
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta
jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep).
dengan obat.
f. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik.
h. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh Apoteker
(apabila diperlukan).
Apoteker di Apotek juga dapat melayani obat non resep atau pelayanan
memerlukan Obat non Resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan Obat
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan
23
obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Informasi mengenai
keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi,
stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat dan lain-lain.
(penyuluhan);
penelusuran kembali dalam waktu yang relatif singkat (Menkes RI, 2016).
2.8.4.4 Konseling
24
dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker
harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami
a) Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal,
AIDS, epilepsi).
fenitoin, teofilin).
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari
satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis
obat.
Apoteker, meliputi :
25
a) Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan
pengobatan
terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
Kriteria pasien:
c. Adanya multidiagnosis.
merugikan.
26
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
diperhatikan:
pengelolaan obat menjadi mudah. Beberapa peraturan tersebut antara lain yaitu:
Daftar G.
27
Berdasarkan ketentuan peraturan tersebut, maka obat dapat dibagi
Obat tanpa peringatan, yang dapat diperoleh tanpa resep dokter disebut
obat bebas. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi
hitam. Contoh obat bebas adalah Panadol® dan Promag® (Umar, 2011).
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras
tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan
tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas
adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh: CTM (Depkes,
2006).
28
Gambar 2.3 Tanda Peringatan pada Obat Bebas Terbatas
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
29
Gambar 2.5 Penandaan Obat Narkotika
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker
kepada pasien di apotek tanpa resep dokter. Tujuan dari obat wajib apotek adalah
mengatasi masalah kesehatan dirasa perlu ditunjang dengan sarana yang dapat
meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional (Menkes, RI,
1990).
Obat keras yang dapat diberikan tanpa resep dokter merupakan obat-obat
yang termasuk ke dalam Daftar Obat Wajib Apotek. Ketentuan mengenai Daftar
Indonesia.
30
Obat yang dimaksudkan memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
Obat Wajib Apotek No. 1 yang terdiri dari 7 kelas terapi, yaitu oral
kontrasepsi, obat saluran cerna, obat mulut dan tenggorokan, obat saluran
obat topikal.
Wajib Apotek No. 2 yang terdiri dari 34 jenis obat generik sebagai
Wajib Apotek No. 3 yang terdiri dari 6 kelas terapi, yaitu saluran
31
Narkotika dibagi menjadi 3 golongan menurut Undang-Undang No. 35
normetadona, metadona.
dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu.
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
(MDMA).
dan dapat digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
32
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu
dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang
industri farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang
2.11.1 Peredaran
Prekursor dalam bentuk obat jadi hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin
edar dari Menteri. Untuk mendapatkan izin edar tersebut dalam bentuk obat jadi
sebagaiman dimaksud harus melalui pendaftaran pada Badan Pengawas Obat dan
33
Makanan dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
jadi yang digunakan dalam program terapi dan rehabilitasi medis dilaksanakan
a. Penyaluran
Prekursor wajib memenuhi Cara Distribusi Obat yang Baik sesuai dengan
berdasarkan:
puskesmas.
3. Surat pesanan narkotika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis nakotika.
5. Surat pesanan sebagaimana dimaksud pada poin 3 dan 4 harus terpisah dari
b. Penyerahan
dilakukan dalam bentuk obat jadi. Penyerahan dilakukan kepada pasien, harus
34
dilaksanakan oleh Apoteker secara langsung sesuai dengan standar pelayanan
2.11.2 Pemesanan
Pesanan Narkotika model N-9 kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT.Kimia
Apoteker Penanggung Jawab dengan mencantumkan nama jelas, nomor SIK, SIA,
dan stempel apotek. Satu Surat Pesanan terdiri dari rangkap empat dan hanya
a. Surat pesanan.
i. Nama Narkotika.
iii. Kekuatan.
iv. Kemasan.
v. Jumlah.
tecantum dalam surat pesanan, faktur, dan/atau surat pengantar barang yang
35
Pemesanan psikotropika dapat dipesan dari PBF resmi, dengan
2.11.3 Penyimpanan
Psikotropika.
sebagai berikut:
1. Dinding dibuat dari tembok dan hanya mempunyai pintu yang dilengkapi
3. Jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi.
36
4. Gudang tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker Penanggung
Jawab.
5. Kunci gudang dikuasai oleh Apoteker Penanggung Jawab dan pegawai lain
yang dikuasakan.
berikut:
1. Jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi.
4. Tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker Penanggung
2. Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda.
3. Harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk instalasi farmasi
pemerintah.
4. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk apotek,
instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, instalasi farmasi klinik dan lembaga
ilmu pengetahuan.
37
harus dikunci dengan baik. Tempat penyimpanan narkotika di apotek harus
1. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
80 x 100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut melekat pada tembok atau
lantai.
5. Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang lain selain
6. Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang dikuasakan.
7. Lemari khusus harus ditempatkan di tempat yang aman dan tidak terlihat
oleh umum.
2.11.4 Penyerahan
dan prekursor farmasi, baik antar penyerah maupun kepada pasien dalam rangka
berikut:
38
b. Penyerahan dilakukan kepada pasien, harus dilaksanakan oleh Apoteker di
kefarmasian.
oleh:
a. Apotek.
b. Puskesmas.
e. Dokter.
kepada:
a. Apotek lainnya.
b. Puskesmas.
e. Dokter.
f. Pasien.
Apotek, Puskesmas, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik dan
berdasarkan resep yang telah diterima berdasarkan surat permintaan tertulis yang
39
Farmasi Rumah Sakit dan Instalasi Farmasi Klinik hanya dapat menyerahkan
b. Dokter menjalankan tugas atau praktik di daerah terpencil yang tidak ada
a. Pencatatan
40
psikotropika dan prekusor. Pencatatan terdiri atas:
penyaluran/penyerahan.
b. Pelaporan
Farmasi setiap bulan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan Kepala Badan.
Farmasi dalam bentuk obat jadi wajib membuat, menyimpan, dan menyampaikan
Farmasi dalam bentuk obat jadi setiap bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Prekursor Farmasi.
41
c. Tanggal, nomor dokumen, dan sumber penerimaan.
psikotropika dari Unit Layanan (Puskesmas, Rumah Sakit dan Apotek) ke Dinas
tinggi yakni Dinas Kesehatan Propinsi dan Direktorat Jendral Bina Kefarmasian
2.11.6 Pemusnahan
2. Telah kadaluarsa.
42
3. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan/atau
dan Makanan setempat, bagi Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi
Toko Obat.
saksi.
43
6. Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi dalam bentuk bahan baku,
produk antara dan produk ruahan harus dilakukan sampling untuk kepentingan
7. Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi dalam bentuk obat jadi harus
dilakukan pemusnahan.
kelayakan. Studi kelayakan adalah suatu metode pengkajian gagasan atau ide
suatu usaha mengenai kemungkinan layak atau tidaknya untuk dilaksanakan, yang
berdasarkan data-data dari berbagai sumber yang dianalisis dari berbagai aspek.
Pemahaman dan pelaksanaan studi kelayakan ini dapat menghindarkan kita dari
2004).
pemikiran awal yang penting, oleh karena itu pemilihan lokasi harus benar-benar
diperhitungkan sebelum apotek berdiri. Agar usaha apotek dapat berjalan secara
memperoleh pelanggan yang terus bertambah. Dengan kata lain, lokasi apotek
44
Penentuan lokasi sebaiknya mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Kepadatan penduduk
3. Jumlah sarana kesehatan yang tersedia meliputi jumlah praktik dokter, klinik
4. Tempat yang ramai, daerah perbelanjaan dan lalu lintas yang tersedia
keuangan yaitu modal minimal, sumber modal, analisis impas dan target.
a. Pengadaan aktiva atau harta tetap yaitu aktiva atau harta relatif yang didapat
segera diuangkan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, termasuk
b. Pengadaan aktiva atau harta lancar yaitu harta yang relatif mudah segera
diuangkan dalam jangka waktu kurang dari setahun. Dalam hal ini adalah
dijual di Apotek.
c. Biaya awal yaitu pengeluaran yang dapat digolongkan sebagai biaya yang
45
gedung (bagi yang sewa), renovasi gedung untuk mengubah penampilan
d. Kas yaitu uang kontan, baik di tangan atau di Bank dalam bentuk rekening
b. Modal kredit yaitu modal yang diperoleh dari pembeli kredit (kreditur)
kredit ini antara lain adalah bank, teman sejawat, PBF yang umumnya
keseimbangan antara hasil penjualan atau laba yang diperoleh dengan biaya total.
Analisis impas adalah suatu cara untuk mengetahui kelangsungan hidup suatu
usaha, sehingga dapat diketahui berapa omset yang harus dicapai agar usaha
tersebut dapat hidup dengan layak dan dapat mencapai laba tertentu (tidak
BT BT
Titik impas = BV atau titik impas = HPP
1− 1−
Penjualan Omset
46
Keterangan:
keuntungan.
2.12.3.4 Target
dimana posisi suatu usaha sehingga target akan tercapai. Faktor yang
a. Biaya tetap
b. Margin keuntungan
47
Studi kelayakan pendirian apotek berfungsi sebagai pedoman atau
2.12.4 Perpajakan
Apotek sebagai tempat usaha, sudah pasti harus membayar pajak. Pajak adalah
suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian dari kekayaannya
masyarakat.
imbalan jasa yang dibayarkan kepada orang pribadi, terhutang kepada pemberi
48
kerja (majikan, bendaharawan pemerintah dan perusahaan) sehubungan dengan
Pajak penghasilan badan (PPH pasal 25) adalah pajak yang dipungut dari
perusahaan atas laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Penentuan besar pajak
ini didasarkan pada penghasilan bersih. Pajak pertambahan nilai (PPN) menurut
Undang-Undang PPn tahun 1984 bahwa tarif pajak secara umum adalah 10%
49
BAB III
oleh Pemerintah Republik Indonesia pada masa awal kemerdekaan yaitu pada
tahun 1958. Tiga belas tahun kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk
badan hukum PNF diubah menjadi PT. Kimia Farma (Persero) (Kimia Farma,
2015).
statusnya menjadi perusahaan publik yaitu PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Bersamaan dengan perubahan tersebut, PT. Kimia Farma telah dicatatkan pada
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger
dan kini bernama Bursa Efek Indonesia) (Kimia Farma, 2015). Selanjutnya pada
tanggal 4 Januari 2003 dibentuk tiga anak perusahaan yaitu PT. Kimia Farma
Trading and Distribution, PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Sinkona Indonesia
Lestari. Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, PT. Kimia Farma telah
50
3.2..Visi dan Misi Kimia Farma
Visi PT. Kimia Farma Apotek adalah menjadi perusahaan jaringan layanan
perusahaan melalui:
Keterangan:
a..Simbol Matahari
51
i. Paradigma baru Matahari terbit adalah tanda memasuki babak baru
menjalankan bisnisnya.
iii. Komitmen Matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam dari arah barat
secara teratur dan terus menerus memiliki makna adanya komitmen dan
iv. Sumber energi Matahari sumber energi bagi kehidupan dan Kimia Farma
masyarakat.
v. Semangat yang abadi warna orange berarti semangat, warna biru berarti
vi. Jenis huruf dirancang khusus untuk kebutuhan Kimia Farma disesuaikan
dengan nilai dan image yang telah menjadi energi bagi Kimia Farma,
karena prinsip sebuah identitas harus berbeda dengan identitas yang telah
ada.
b..Sifat Huruf
bidang farmasi yang memiliki bisnis hulu hilir dan merupakan perusahaan
52
ii. Dinamis dengan jenis huruf italic, memperlihatkan kedinamisan dan
optimisme.
inti Perseroan (cororates value), yaitu “I CARE” yang menjadi acuan atau
a..Innovative
Budaya berpikir out of the box, smart dan kreatif untuk membangun produk
unggulan.
b..Costumer first
c.. Accountable
d..Responsible
53
Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran dan
dapat diandalkan, serta senantiasa berusaha untuk tegar dan bijaksana dalam
e.. Eco-friendly
Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa layanan yang ramah
a. Ikhlas yaitu Bekerja denga tulus tanpa pamrih untuk kepentingan bersama.
b. Kerja Cerdas yaitu Kemampuan dalam belajar cepat (Fast Learner) dan
d. Kerja Antusias yaitu Keinginan kuat dalam bertindak dengan gairah dan
e. Kerja Tuntas yaitu Melakukan pekerjaan secara teratur dan selesai untuk
2015).
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk merupakan pionir dalam industri farmasi
pelayanan kesehatan terintegrasi dari hulu ke hilir. Kimia Farma memiliki bidang
usaha utama yaitu Manufaktur Farmasi yang didukung oleh riset dan
54
pengembangan, Distribusi dan Perdagangan, Pemasaran, Ritel Farmasi,
dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional,
yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas
punggung dari segmen industri, dimana kelimanya telah mendapat Sertifikat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9001, ISO-9002, ISO-14001 dari
Hasil produksi yang dibuat oleh pabrik farmasi perusahaan baik produk
obat-obat kimia dan herbal, dibagi dalam 6 lini produksi yaitu etikal, kosmetik,
obat bebas, generik, narkotika, lisensi dan bahan baku. Hampir semua kelas terapi
pasar dalam negeri sesuai dengan misi perusahaan (Kimia Farma, 2015).
produk kesehatan dan memiliki wilayah layanan mencakup 34 provinsi dan 511
menyalurkan aneka produk dari perseroan, produk dari keagenan lainnya serta
55
produk-produk non-keagenan melalui penjualan reguler ke apotek, rumah sakit,
PT. Kimia Farma Apotek (KFA) adalah anak perusahaan yang didirikan
berdasarkan akta pendirian tanggal 4 Januari 2003. Sejak tahun 2011, KFA
(apotek), klinik kesehatan, laboratorium klinik dan optik dengan konsep One Stop
garam dan turunan nya bagi banyak industri, terutama obat-obatan, minuman, dan
industri kimia. PT. Sinkona Indonesia Lestari didirikan pada 25 Oktober 1986 dan
PT. Kimia Farma Diagnostika (KFD) dibentuk sejak tahun 2008 dan mulai
beroperasi secara mandiri pada awal tahun 2010. Ruang lingkup bisnis usaha KFD
Januari 2016 dan merupakan pabrik bahan baku farmasi pertama di Indonesia.
Merupakan kerja sama dengan skema joint venture antara PT Kimia Farma
56
(Persero) Tbk dengan PT Sungwun Pharmacopia Indonesia sebagai perwakilan
Sungwun Pharmacopia Co. Ltd. dari Korea Selatan (Kimia Farma, 2015).
Nomor 32 Medan, dipimpin oleh Muhammad Tri Kurniawan, S. Si., Apt. Apotek
Kimia Farma Medan memiliki 31 store yang tersebar di seluruh Sumatera Utara,
yaitu:
57
13. Apotek Kimia Farma 107 Gatot Subroto, Medan.
22. Apotek Kimia Farma 586 Taman Setia Budi Square Medan
Apotek Kimia Farma Ringroad Medan bertempat di Jalan Gagak Hitam No.
10C, Medan. Lokasi apotek ini sangat strategis karena berada dekat dangan pusat
58
perbelanjaan yaitu mall Ringroad City Walks dan berada tepat di pinggir jalan
yang lalu lintasnya ramai sehingga mudah dijangkau dan dilalui oleh kendaraan
umum.
ruangan yang diperlukan, yaitu ruang tunggu pasien, kasir, ruang peracikan,
pot, cangkang kapsul dengan berbagai ukuran serta alat pendingin sebagai tempat
Medan.
sistem minmax, sistem BPBA dan sistem Droping. Sistem pengadaan barang di
59
(Distribution Center), sistem DC dilakukan secara komputerisasi, dimana BM
barang di apotek melalui sistem ini. Barang dikirim dari BM ke apotek sesuai
kepada BM. Permintaan mendesak adalah permintaan yang dilakukan jika obat
atau perbekalan farmasi lainnya dibutuhkan segera tetapi tidak ada persediaan.
Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan agar pelanggan tidak
dengan memesan langsung ke apotek pusat pengadaan dan penyaluran (AP3) yang
terdapat di kantor pusat BM atau sesama Apotek Jaringan Kimia Farma (sesama
Pengadaan obat dilakukan berdasarkan data yang diperoleh saat ini, yang
datanya berasal dari buku defekta (buku kebutuhan), buku ini berisi daftar barang
60
Pengadaan obat dilakukan berdasarkan data yang diperoleh saat ini, yang
datanya berasal dari buku catatan penolakan resep, buku ini berisi daftar obat-
dilakukan dengan pengisian pada blanko Surat Pesanan (SP) khusus yang
narkotika hanya dipergunakan untuk satu item obat saja, sedangkan untuk SP
prekursor dan psikotropika dipergunakan untuk satu golongan obat yang terdiri
mengirimkan barang beserta faktur ke apotek. Adapun masalah yang sering kali
permintaan resep dokter. Hal ini memang telah menjadi masalah klasik sejak
dahulu dan akan tetap dihadapi oleh Apotek mana pun dikarenakan begitu
pesatnya pertambahan nama dagang obat setiap tahun yang tidak sanggup
61
Apotek Pelayanan
SP Narkotika -Barang
-Faktur
KFTD
Gambar 3.4 Alur proses pengadaan sediaan jadi narkotika Apotek Kimia Farma
Ringroad Medan.
Apotek Pelayanan
SP Psikotropika -Barang
/ SP Prekursor -Faktur
PBF
Gambar 3.5 Alur proses pengadaan sediaan jadi psikotropika dan prekursor
Apotek Kimia Ringroad Medan.
sebagai berikut :
3. Jika barang yang diminta dalam BPBA memiliki stok di gudang maka barang
barang yang diminta dalam BPBA tidak terdapat stok di gudang maka bagian
62
pengadaan di BM Medan mengirim surat pemesanan (SP) kepada Pedagang
Farma.
3.8.2 Penerimaan
1. Petugas menerima barang dari AP3 atau bisa juga dari Pedagang Besar
Farmasi (PBF) yang disertai dengan faktur atau surat pengantar barang.
yang tertera pada faktur meliputi nama, bentuk sediaan, potensi, jumlah,
tangan pada faktur asli berikut stempel Apotek Kimia Farma Ringroad Medan
Pembantu Pelayanan (APP) dan satunya lagi akan diantar ke Bisnis Manajer
(BM) Medan.
3.8.3 Penyimpanan
63
Penyimpanan dapat dilakukan oleh semua petugas Apotek setelah barang
diterima. Secara umum, sediaan berupa obat bebas dan obat etikal. Secara khusus,
Obat Generik dan Obat Psikotropika disimpan di lokasi tersendiri dan terpisah
dari golongan obat etikal lainnya, sedangkan obat narkotika disimpan terpisah
dalam lemari khusus terkunci. Sementara itu, bentuk dan jenis sediaan tertentu
penyimpanan, semua sediaan farmasi tersebut di atas lalu disusun secara alfabetis
dengan memperhatikan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired
First Out). Sama halnya dengan sediaan farmasi, perbekalan kesehatan juga
FIFO (First In First Out) tetapi disusun terpisah dari penyimpanan Sediaan
Apotek Pembantu Pelayanan (APP). Hal ini didasari oleh kompetensi yang
3.8.4 Pengendalian
a. Kartu stock
Jumlah barang yang masuk dan ke luar setiap harinya dicatat di dalam
kartu stock.
64
b. Random Sampling
melakukan pemantauan barang atau pencocokan jumlah stok fisik barang dengan
yang ada di di rak obat dengan jumlah stok barang yang ada di komputer.
c. Stock opname
stock opname di Apotek Kimia Farma Ringroad Medan dilakukan setiap 3 (tiga)
bulan sekali.
c. jika hasil stock opname sesuai maka dapat disetujui, jika tidak sesuai maka
d. hasil stock opname yang telah disetujui akan dikirimkan ke bisnis manager.
b. mengetahui barang-barang atau obat yang fast, moderate dan slow moving
3.8.5 Pemusnahan
sebagai berikut :
65
a. Rusak,
b. Berubah warna,
error. Pemusnahan harus meminta izin prinsip dari Direksi PT. Kimia Farma
Pada Apotek Kimia Farma Ringroad Medan, resep yang masuk diarsipkan
diberi garis merah untuk narkotika dan garis biru untuk psikotropika. Pencatatan
dilakukan setiap hari atas obat yang keluar atau obat yang persediaannya sudah
tidak ada. Pencatatan setiap obat yang keluar dicatat di kartu stok tiap jenis obat
yaitu :
pagi, siang, malam dibedakan) serta pengeluaran apotek yang setiap harinya
BM Medan.
66
b) Laporan bulanan, yaitu mencakup laporan hasil penjualan, pembeliaan, stok
Kepala Balai Besar POM, Dinas Kesehatan Provinsi, dan 1 salinan untuk arsip
penyalahgunaan narkotika.
tingkat yang lebih tinggi (Dinkes Provinsi dan Diten Binfar dan Alkes) melalui
2015).
laporan ini dibuat rangkap 4 (empat) ditujukan kepada Dinas kesehatan Kota
Medan dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan provinsi Medan, Kepala Badan
POM Medan dan untuk Arsip Apotek. Saat ini telah dibuat sistem SIPNAP
67
dengan menggunakan pelaporan elektronik ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
petugas Dinas Kesehatan DT II, APA dan salah satu karyawan Apotek. Setelah
kepada Badan POM, Dinas Kesehatan Tingkat I Provinsi Sumatera Utara dan
kantor Pusat PT Kimia Farma. Berita acara pemusnahan narkotika mencakup hari,
tanggal, waktu pemusnahan, nama APA, nama seorang saksi dari pemerintah dan
seorangsaksi dari Apotek, nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan, cara
dikumpulkan sesuai nomor urut dan tanggal resep. Resep disimpan dengan baik,
resep yang mengandung narkotika dipisahkan dari resep lainnya dan disusun
sesuai nomor urut dan tanggal resep tersebut. Resep disimpan dalam tempat
kelalaian. Hal ini dilakukan dengan mencantumkan tanggal kadaluarsa pada etiket
setiap pembelian obat dan disampaikan pula pada pasien. Selain itu, pengendalian
68
obat daluarsa juga dilakukan dengan memisahkan obat yang hampir kadaluarsa
menjadi 3 kategori, yaitu pelayanan resep atas resep dokter baik tunai atau kredit
maupun pelayanan tanpa resep dokter yang meliputi UPDS, penjualan obat bebas
pelanggan yang langsung datang ke apotek untuk menebus obat yang tercantum
Pelayanan tanpa resep ini dapat berupa penjualan Obat Bebas (Over The
Counter Drugs/OTC Drugs atau Obat OTC) maupun swamedikasi. Untuk obat
bebas (OTC) Apotek Kimia Farma Ringroad Medan yang ditata sedemikian rupa.
Medan adalah suplemen makanan (beberapa produk adalah bentuk kerja sama),
69
feminime and personal care (perlengkapan wanita dan pribadi), milk and nutrition
(susu dan minuman nutrisi), medicine (bebas dan bebas terbatas), vitamin tablet,
vitamin sirup, first aid (P3K), skin care (perawatan kulit), body wash (sabun
mandi), hair care (perawatan rambut), oral care (perawatan mulut dan gigi), baby
and child care (perawatan bayi dan anak), dan alat kesehatan seperti kursi roda
Berikut ini adalah langkah prosedur tetap pelayanan resep di Apotek Kimia
Farma :
1. Penerimaan resep
nama, alamat, nomor surat izin praktik dokter dan tandatangan atau paraf
c. Penetapan harga.
b. Ada atau tidak penggantian obat atas persetujuan dari dokter atau pasien.
3. Peracikan.
70
a. Penyiapan etiket atau penandaan obat dan kemasan.
4. Pemeriksaan Akhir.
nomor resep.
nama obat, bentuk sediaan obat dan jenis sediaan obat, dosis obat, jumlah
nama pasien, alamat pasien, umur pasien dan nomor telepon pasien.
c. Kebenaran kuitansi.
i. nama obat, bentuk sediaan obat dan jenis sediaan obat, dosis obat, jumlah
b. Tanda terima pasien atau penerima obat (bila resep dibayar kredit).
Sementara itu, beda halnya dengan pelayanan resep, pelayanan obat bebas
71
sama seperti di atas, hanya saja harus diawali dengan lima pertanyaan dasar
kepada pasien, yakni : untuk siapa obat dibeli, apa gejala atau tanda yang timbul,
sudah berapa lama sakit, langkah pengobatan apa saja yang telah dilakukan
sebelumnya dan apakah ada obat lain yang digunakan saat ini.
yang diberikan kepada pasien meliputi nama obat, kandungan, kekuatan, indikasi,
aturan pakai, cara penyimpanan obat, kontraindikasi, efek samping, interaksi dan
diberikan kepada pasien belum dilakukan secara maksimal. Hal ini disebabkan
banyaknya obat yang masih harus diberikan kepada pasien dalam waktu yang
sehingga pemberian informasi obat lebih ditekankan pada aturan pakai dan cara
penggunaan obat.
terhindar dari penggunaan obat yang salah sehingga tujuan terapi dapat tercapai
dengan baik.
72
Oktober 1969 tentang pendirian Perusahaan Negara Farmasi (PNF) dan Alat
adalah kekayaan negara yang dipisahkan sebesar yang diterima oleh badan hukum
ini. Meskipun saat ini, sebagai perusahan terbuka, PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
juga dimodali oleh sebagian pemilik saham. Semua modal Apotek Kimia Farma
Ringroad Medan baik modal aktif maupun pasif berasal dari Perusahaan Induk.
dikelola secara sentralisasi oleh Bisnis Manajer (BM) Medan. Adapun setiap
menyerahkan setoran kas hasil penjualan via transfer, langsung ke rekening bank
73
BAB IV
PEMBAHASAN
Kimia Farma Ringroad Medan selama 26 hari mulai dari tanggal 05 November –
Pembantu Pelayanan (APP) yang beralamat di Jalan Gagak Hitam No. 10C
Medan, terletak berdekatan dangan pusat perbelanjaan yaitu mall Ringroad City
Walks dan berada tepat di pinggir jalan yang lalu lintasnya ramai sehingga mudah
Apotek Kimia Farma Ringroad Medan sudah memiliki Surat Izin Praktek,
Surat Tanda Registrasi Apoteker, dilengkapi dengan denah bangunan dan lokasi
bangunan yang baik, memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan berita acara
pemeriksaan yang rutin. Hal ini sesuai dengan persyaratan izin berdirinya sebuah
apotek dan di bantu oleh 4 orang tenaga teknis kefarmasian. Hal ini sesuai dengan
74
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 51 Tahun 2009 tentang pekerjaan
Apotek Kimia Farma Ringroad ini mempunyai citra yang baik karena item
obatnya yang cukup lengkap, pelayanan resep yang cepat dan tepat, dan juga
menyediakan produk yang lengkap merupakan salah satu faktor yang menentukan
kepuasan pelanggan.
Pengelolahan sedian farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dilakukan untuk mempunyai stok yang benar agar dapat melayani pasien dengan
antara lain stock opname dengan memeriksa kartu stok barang/obat, kartu
75
Apotek KF Ringroad Medan belum melakukan sebagian besar standar pelayanan
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kimia Farma Ringroad, adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai
berikut :
pengelolahan sedian farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dan
pengelolahan sedian farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
76
meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan barang, penyimpanan,
Obat (PIO) dan konseling sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
73 Tahun 2016.
5.2 Saran
rumah, Pemantauan Terapi Obat (PTO) dan Monitoring Efek Samping Obat
Tahun 2016.
pasien sehingga hubungan antara pasien dan apoteker menjadi lebih dekat
77
DAFTAR PUSTAKA
Kimia Farma Apotek. (2018). Visi dan Misi. [diakses tanggal 26 November 2018].
Diambil dari: http://www.kimiafarmaApotek.com/idex.php/Profile-
KFA/Visi-Misi.html.
78
Menkes RI. (2011). Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
79
LAMPIRAN
Nama : ……………………………………………………..
Jabatan : ……………………………………………………..
……………………………………………………..
Sebagai berikut :
Apotek : ……………………………………………………………………..
Lembaga
80
…………………………………..….. 20.…..
Pemesan,
( ………………………… )
No. SIPA
Nomor :
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Nama perusahaan :
Alamat :
1.
2.
3.
Nama :
Alamat :
81
Penanggung jawab,
______________________________
No. SIPA
82
Surat Izin Apotek : 442/26238/VII/2016
Medan, 2018
Penanggung Jawab
83
Lampiran 4. Lanjutan
84
Lampiran 4. Lanjutan
85
Lampiran 5. Alur Penerimaan Barang Apotek
86
Faktur dari Apotek Pusat
Faktur dari Distributor Pengadaan/ Apotek Kimia
Farma lain
87
Lampiran 6. Alur Pelayanan Resep Tunai
Penerimaan resep
Skrining resep
Pemeriksaan akhir:
1. Kesesuaian obat dengan resep
2. Kesesuaian penandaan atau pemberian etiket
3. Kesesuaiaan salinan resep dengan resep asli
4. Kebenaran kwitansi
88
Lampiran 7. Alur Pelayanan Resep Kredit
Penerimaan resep
Pemeriksaan akhir:
1. Kesesuaian obat dengan resep
2. Kesesuaian penandaan atau pemberian etiket
89
Lampiran 8. Salinan Resep Apotek Kimia Farma Ringroad Medan
KF Apotek Ringroad
Jalan Gagak Hitam No. 10 C, MEDAN
TELP: 061 4256 4056
Apotek Ringroad Apoteker: Yudha Prabowo, S.Farm., Apt.
Untuk ................................................................................
R/
pcc
90
Lampiran 9. Surat Pesanan Barang
SURAT PESANAN
Halaman 1.
1.
2.
3.
4.
5.
Dst
Hormat kami
( …………………….. ) ( ………………………… )
91
Lampiran 10. Surat Pesanan
SURAT PESANAN
No Nama Obat Kategori Stock Avg. Jumlah Kemasan Jumlah beli Hargasatuan Jumlah
Jual permintaan
1.
2.
3.
4.
5.
Dst
Total
Pembuat Penerima Pimpinan
Tanggal : ……………………..
92
90
Lampiran 11. Faktur Barang dari Gudang (BM) ke Apotek
Non OTC
No Nama Obat Qty Bonus Kemasan Harga Harga Utuh Discon Discon 2 Total As/ko
Drop Satuan 1
1.
2.
3.
Dst
P3. Gudang Penerima Barang P3. Penerima P3. Pelayanan Jumlah
93
91
Lampiran 12. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika
Nama Apotek :
Nomor S.I.A : Bulan :
Alamat & Telp. : Telp. Tahun :
Kab./ Kota Madya :
( …………………………….. )
SIPA. ………………………….
92
94
Lampiran 13. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Psikotropika
Nama Apotek :
Nomor S.I.A : Bulan :
Alamat & Telp. : Telp. Tahun :
Kab./ Kota Madya :
( …………………………….. )
SIPA. ………………………….
93
95
Lampiran 14. Rekapitulasi Laporan Narkotika
( …………………………….. )
SIPA. ………………………….
94
96
Lampiran 15. Rekapitulasi Laporan Psikotropika
( …………………………….. )
SIPA. ………………………….
95
97
Lampiran 16. SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika Dan Psikotropika)
96
98
Lampiran 16. Lanjutan
97
99
Lampiran 16. Lanjutan
98
100
91
99