Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


DI APOTEK KIMIA FARMA
PERIODE 02 JANUARI – 28 FEBRUARI 2019

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN


APOTEK “KIMIA FARMA IMAM BONJOL”

Disusun oleh :

Putu Eka Asih Ariani 188115028


Ni Putu Gita Yanti 188115069
Evan Julian Candaya 188115070

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker.. Pada Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 9 Tahun 2017 menyatakan bahwa seorang apoteker dapat menjadi
pemilik modal atau hanya sebagai pendiri apotek yang bekerjasama dengan
pemilik modal, sehingga pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan
sepenuhnya oleh apoteker yang bersangkutan.
Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient
oriented) dan unit bisnis (profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit
pelayanan kesehatan, yaitu menyediakan obat‐obatan yang dibutuhkan
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi
apotek sebagai institusi bisnis, apotek bertujuan untuk memperoleh
keuntungan, dan hal ini dapat dimaklumi mengingat investasi yang ditanam
pada apotek dan operasionalnya juga tidak sedikit. Pada saat ini kegiatan
pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat
sebagai komoditi menjadi pelayanan yang berfokus pada pasien yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peran apoteker
diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek klinis dan aspek ekonomi
demi kepentingan pasien. Pendirian apotek harus memenuhi persyaratan
meliputi : lokasi, bangunan, sarana, prasarana, peralatan, dan ketenagaan.
Jalan Imam Bonjol merupakan lokasi yang cukup strategis untuk investasi
modal di kabupaten Denpasar, dimana dekat dengan pemukiman penduduk,
akses jalan yang ramai, banyak pertokoan serta terdapat klinik dokter. Data
demografi penduduk di daerah imam bonjol menunjukan tingkat pendidikan
tinggi dan pendapatan yang tinggi. Kondisi ini menunjukan adanya peluang
pendirian Apotek Kimia Farma di kawasan Jl. Imam Bonjol No.443,
Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan didirikan apotek adalah sebagai berikut.
a. Tempat pengabdian profesi apoteker
b. Menyediakan perbekalan farmasi yang meliputi sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai
c. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat
secara rasional melalui pelayanan informasi obat (PIO)
d. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
e. Memberikan peluang kerja
1.3 Visi dan Misi
1.3.1 Visi
Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi
dan menghasilkan nilai yang berkesinambungan.
1.3.2 Misi
1. Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia dan
farmasi, perdagangan dan jaringan distribusi, ritel farmasi dan
layanan kesehatan serta optimalisasi aset.
2. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance dan
operational excellence didukung oleh Sumber Daya Manusia
profesional (SDM) profesional.
3. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakeholder.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tata Cara Pendirian Apotek
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017 Tentang
Apotek, Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal sendiri
dan/atau modal dari pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan.
Dalam hal Apoteker yang mendirikan Apotek bekerjasama dengan pemilik
modal maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh
Apoteker yang bersangkutan. Pendirian Apotek harus memenuhi
persyaratan, meliputi lokasi, bangunan, sarana, prasarana, dan peralatan,
dan ketenagaan. Pendirian Apotek wajib memiliki izin dari Menteri.
Menteri melimpahkan kewenangan pemberian izin kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota. Izin tersebut berupa SIA (Surat Izin Apotek. SIA
berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan. Penerbitan SIA akan disertai juga dengan penerbitan SIPA
untuk Apoteker pemegang SIA. Masa berlaku SIA akan mengikuti masa
berlaku SIPA. Untuk memperoleh SIA, Apoteker harus mengajukan
permohonan tertulis kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan
menggunakan Formulir 1. Permohonan harus ditandatangani oleh
Apoteker disertai dengan kelengkapan dokumen administratif meliputi:
a) Fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli;
b) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);
c) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker;
d) Fotokopi peta lokasi dan denah bangunan; dan
e) Daftar prasarana, sarana, dan peralatan.
Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima
permohonan dan dinyatakan telah memenuhi kelengkapan dokumen
administratif sebagaimana, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
menugaskan tim pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan setempat
terhadap kesiapan Apotek dengan menggunakan Formulir 2. Tim
pemeriksa harus akan melibatkan unsur dinas kesehatan kabupaten/kota
yang terdiri atas:
a) Tenaga Kefarmasian
b) Tenaga lainnya yang menangani bidang sarana dan prasarana
Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
ditugaskan, tim pemeriksa akan melaporkan hasil pemeriksaan setempat
yang dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 3. Setelah itu
paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menerima laporan dan dinyatakan memenuhi
persyaratan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menerbitkan SIA dengan
tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi,
Kepala Balai POM, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan
Organisasi Profesi dengan menggunakan Formulir 4.

Gambar 1. Diagram Tata Cara Perizinan Apotek


Dalam hal hasil pemeriksaan oleh tim dinyatakan masih belum
memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota akan
mengeluarkan surat penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua belas)
hari kerja dengan menggunakan Formulir 5. Tehadap permohonan yang
dinyatakan belum memenuhi persyaratan, Apoteker dapat melengkapi
persyaratan paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat
penundaan diterima. Apabila masih tidak dapat memenuhi kelengkapan
persyaratan, maka Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengeluarkan
Surat Penolakan dengan menggunakan Formulir 6. Apabila Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA melebihi jangka waktu (6
hari kerja), Apoteker pemohon dapat menyelenggarakan Apotek dengan
menggunakan BAP sebagai pengganti SIA.
2.2 Aspek Lokasi
2.2.1 Lokasi Pendirian Apotek Merpati Farma
Menurut PerMenKes RI No. 922/MENKES/PER/X/1993
disebutkan bahwa persyaratan apotek sebagai berikut. Apotek
dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan
komoditi lainnya di luar pelayanan farmasi. Syarat jarak minimum
antar apotek tidak dipermasalahkan dengan mempertimbangkan
segi pemerataan dan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk,
jumlah praktik dokter, sarana dan pelayanan kesehatan lain, dan
faktor-faktor lainnya. Berdasarkan PerMenKes RI Nomor 73
Tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek dan
No. 1332 Tahun 2002 mengenai izin pendirian apotek, disebutkan
bahwa apotek harus mudah diakses oleh masyarakat dan berada
pada lingkungan yang bersih.
Apotek Kimia Farma Imam Bonjol terletak di Jl. Imam Bonjol
No.443, Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali,
dengan menyewa sebuah bangunan seluas 6 x 20m dan
bangunannya terdiri dari 3 lantai. Apotek Kimia Farma ini berada
di pinggir jalan dan berada di sebelah Bank Mandiri KCP Imam
Bonjol . Berikut denah lokasi Apotek Kimia Farma Imam Bonjol.

Gambar 1. Denah Apotek KF Imam Bonjol

Gambar 2. Bangunan Tampak Depan


2.2.2 Data Penunjang
a. Kepadatan Penduduk
Apotek Kimia Farma berada di jalan Imam Bonjol No. 443,
Kecamatan Denpasar Barat, Kabupaten Denpasar, Provinsi
Bali. Apotek ini berada di Kecamatan Denpasar Barat dengan
luas 24,06 km2. Berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2018,
Kecamatan Denpasar Barat terbagi dalam 11 desa/kelurahan
dan 112 dusun/banjar. Jumlah penduduk pada wilayah ini pada
tahun 2017 dalah 264.490 jiwa yang terdiri dari 135.090
penduduk laki-laki (51,08%) dan penduduk perempuan (48,92
persen).
b. Tingkat Sosial dan Ekonomi
Tingkat kemajuan ekonomi masyarakat Kabupaten
Denpasar semakin merata karena pembangunan sarana dan
prasarana perekonomian, pembinaan usaha, pembiayaan dana
penguat modal bagi UKM, penempatan kerja, kemudahan
pelayanan izin usaha dan sebagainya. Angka pertumbuhan
ekonomi kabupaten Denpasar menurut Badan Pusat Statistik
2016 yaitu 6,50 %.
c. Fasilitas Kesehatan Pendukung
- Rumah sakit
- Praktek dokter
- Praktek dokter gigi
d. Apotek dan Toko Pesaing
- Apotek Prima (800 m)
- Viva Apotek (600 m)
e. Aksesibilitas
Apotek Kimia Farma Imam Bonjol memiliki aksesibilitas
yang tinggi karena apotek ini sangat mudah ditemukan dan
letaknya yang berada di tepi jalan raya dengan arus lalu lintas
dua arah yang padat. Apotek Kimia Farma Imam Bonjol dapat
dijangkau dengan berbagai jenis kendaraan umum, memiliki
area parkir yang cukup luas untuk kendaraan roda dua maupun
roda empat dan tidak mengganggu lalu lintas sekitar apotek.
2.3 Aspek Pasar
Analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui dan mengembangkan
kekuatan dan memanfaatkan peluang yang dimiliki Apotek KF Imam
Bonjol sehingga dapat meminimalkan kelemahan serta mengantisipasi
ancaman dari luar apotek. Apotek KF Imam Bonjol diharapkan akan dapat
bertahan dan mampu menunjukkan eksistensinya. Selain itu dengan
adanya analisis ini diharapkan Apotek Kimia Farma Imam Bonjol dapat
bertahan dan mampu menunjukkan pelayanan yang bermutu. Selain itu
dengan dilakukannya analisis tersebut akan mendorong Apotek KF Imam
Bonjol untuk melakukan inovasi-inovasi baru dalam memajukan
pelayanan kefarmasian dan tidak melakukan pelanggaran terhadap
peraturan- peraturan yang berlaku.
a. Kekuatan/ Strength
 Lokasi apotek berada di daerah yang banyak dilewati
kendaraan dan dekat dengan fasilitas kesehatan masyarakat
serta dekat dengan pusat perbelanjaan transmart.
 Persediaan obat yang lengkap dan memiliki harga yang
kompetitif yaitu obat wajib apotek, obat bebas, obat bebas
terbatas, obat keras, obat tradisional, kosmetik, dan alat
kesehatan. Selain itu juga menyediakan pelayanan
pengecekan kadar gula darah, tekanan darah, kolesterol dan
asam urat.
 Terdapat praktek dokter anak, dokter umum, dokter
kandungan, dokter THT.
 Fasilitas apotek yang memadai seperti ruang tunggu pasien
yang nyaman, AC, televisi, kamar mandi
 Memiliki karyawan yang berkompeten dalam bidang
kefarmasian, dan sudah terverifikasi memiliki surat izin
Praktek Apoteker maupun Tenaga Teknis Kefarmasian.
Karyawan Apotek KF Imam Bonjol juga memiliki
semangat kerja yang tinggi dengan melakukan pelayanan
yang berorientasi pada pasien.
 Apotek Kimia Farma Imam Bonjol bekerja sama dengan
Angkasa Pura, Mandiri Inhealth, PT. Tirta Investama.
 Desain dan penataan ruang apotek yag menarik, sistematis,
dan efisien sesuai dengan peraturan.
 Menyediakan kosmetik dan skincare yang sedang menjadi
tren di masyarakat.
 Terdapat layanan konsultasi dengan Apoteker melalui
telepon atau WhatsApp.
 Terdapat layanan delivery obat.
b. Kelemahan/ Weekness
 Apotek Kimia Farma Imam Bonjol yang baru berdiri belum
banyak dikenal masyarakat.
c. Peluang/ Opportunities
 Membangun sebuah apotek merupakan sebuah peluang
usaha yang baik karena memiliki target pasar yang luas
dimana setiap orang akan membutuhkan produk kesehatan
dan pelayanan kefarmasian untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik.
 Masyarakat yang tinggal di sekitar Apotek Kimia Farma
Imam Bonjol memiliki tingkat pendidikan, sosial dan
ekonomi yang baik, sehingga pola pikir masyarakat
terhadap kesehatan akan semakin tinggi.
d. Ancaman/Threats
 Beberapa apotek kompetitor diketahui telah berdiri di
sekitar Apotek Kimia Farma Imam Bonjol sehingga akan
terjadi persaingan yang ketat untuk meningkatkan jumlah
konsumen.
 Penyalahgunaan obat-obatan yang sedang marak terjadi,
sehingga jika apotek terbukti menjual kepada pembeli yang
akan menyalahgunakan obat maka apotek akan
mendapatkan sanksi.
2.4 Aspek Pemasaran
2.4.1 Bentuk Persaingan Pasar
Berdasarkan strukturnya pasar dibedakan menjadi dua yaitu pasar
persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna yang
meliputi pasar monopoli, persaingan monopolistik, dan pasar
oligopoli.
Aspek pasar Apotek Kimia Farma Imam Bonjol yang
dikembangkan menjalani pasar persaingan tidak sempurna yaitu
monopolistik dimana beberapa penjual menawarkan produk yang
sama. Pemilihan pasar ini karena Apotek Kimia Farma Imam Bonjol
bekerjasama dengan beberapa praktek dokter umum dan spesialis.
Struktur pasar monopolistik hampir sama dengan struktur pasar
persaingan sempurna. Terdapat banyak perusahaan yang bebas
dalam pasar dan mudah keluar masuk dalam hal ini. Namun produk
yang dihasilkan tidak homogen melainkan terdiferensiasi walaupun
perbedaanya tidak terlalu jauh antar produknya. Bentuk pasar ini
dianggap lebih realistis. Dilihat dari aspek persaingan, Apotek Kimia
Farma Imam Bonjol yang berada memiliki beberapa apotek
kompetitor yang sedikit sehingga diharapkan perlu adanya
peningkatan fasilitas, pelayanan, dan produk yang disediakan agar
mampu bersaing dan dapat menarik pembeli ke Apotek Kimia Farma
Imam Bonjol. Dilihat dari aspek market power perusahaan dalam
pasar persaingan monopolistik memiliki peluang yang cukup baik,
meskipun tidak sebesar yang dimiliki pasar monopoli.
2.4.2 Potensi Pasar
Apotek Kimia Farma Imam Bonjol memiliki potensi pasar yang
baik karena terletak di Jl. Imam Bonjol No.443, Pemecutan Kelod,
Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali yang merupakan daerah pusat
perkotaan yang strategis karena terletak di pinggir jalan raya dan
dekat dengan pemukiman penduduk. Selain itu Kimia Farma Imam
Bonjol juga berada di dekat fasilitas umum seperti Pasar, Pertokoan,
Supermarket, Transmart sehingga di sekitar apotek ini pastinya
menjadi pusat keramaian yang menjadi potensi pasar yang sangat
baik bagi apotek. Selain dari segi lokasi yang strategis, Apotek
Kimia Farma Imam Bonjol juga berada di daerah perkotaan sehingga
tingkat pendidikan, sosial dan keadaan ekonomi masyarakat
sekitarnya yang relatif baik. Kesadaran masyarakat perkotaan akan
pentingnya kesehatan relatif cukup tinggi sehingga potensi pasar di
sekitar apotek dinilai cukup baik untuk mengembangkan apotek.
Akses transportasi yang dapat digunakan konsumen (pasien) untuk
sampai di apotek juga cukup mudah dan terjangkau.
2.4.3 Target Pasar
Target pasar dari Apotek Kimia Farma Imam Bonjol yang akan
dikembangkan dapat mempengaruhi dari pemilihan dan penyiapan
produk. Target konsumen mencakup pasien-pasien dari beberapa
bagian Pelayanan Kesehatan seperti Puskesmas, Praktik Dokter, dan
Klinik dimana Apotek Kimia Farma Imam Bonjol melayani
penebusan resep dari masyarakat berasal dari bagian-bagian
Pelayanan kesehatan tersebut. Masyarakat yang ditinggal di sekitar
Apotek Kimia Farma Imam Bonjol seperti masyarat umum yang
memang berdomisili ataupun penduduk pendatang dan beberapa
pengguna jalan lain yang melintas di sekitar Apotek Kimia Farma
Imam Bonjol. Apotek Kimia Farma Imam Bonjol juga melakukan
publikasi di sekitar tempat tempat umum yang berada di sekitar
apotek sehingga diharapkan target pasar akan semakin meluas.
Membuat event dengan banjar-banjar di kecamatan Denpasar Barat
dengan melakukan grand opening atau mengadakan beauty class
dengan produk venus dengan ibu-ibu PKK. Apotek Kimia Farma
Imam Bonjol dapat memperluas publikasi dengan mempromosikan
di media cetak (leaflet, brosur, spanduk) di sekitar tempat-tempat
umum terutama yang berada di dekat apotek tersebut sehingga target
pasar menjadi semakin luas.
2.4.4 Rencana Strategi Pemasaran Apotek
a) Apotek buka setiap 24 jam
b) Apoteker selalu siap dan tersedia dalam setiap pelayanan di
Apotek
c) Menyediakan obat, obat herbal,kosmetik, suplemen dan alat
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien dan pola penyakit
masyarakat sekitar.
d) Penetapan harga yang terjangkau dan kompetitif dibandingkan
dengan apotek yang ada di sekitar
e) Memberikan layanan cepat dan tepat kepada pasien
f) Menyediakan jasa pengantar obat (Delivery Service)
g) Selalu melakukan Greating dan Grooming
h) Menyediakan fasilitas yang meningkatkan kenyamanan (AC,
ruang tunggu, tempat parkir, dan kebersihan apotek yang tergaja)
i) Terdapat praktek dokter umum, dokter spesialis anak, THT dan
kandungan
j) Memberikan kesempatan pasien untuk melakukan konseling
dengan Apoteker
k) Menyediakan ruang khusus konseling yang nyaman untuk
pelaksanaan konseling
l) Menyediakan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol,
dan asam urat.
m) Promosi :
- Memasang reklame dekat jalan raya dan di dekat bagunan
Apotek

- Melakukan kerjasama dengan banjar di sekitar apotek untuk


melakukan acara grand opening di banjar dan memberikan
pemeriksaan gratis tekanan darah, gula darah, kolesterol, asam
urat serta membagikan brosur kepada peserta di banjar.
- Keramahan dalam pelayanan dan mengutamakan kepuasan
pasien.

2.5 Aspek Teknis dan Teknologi


Apotek Kimia Farma Imam Bonjol melakukan perencanaan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan media habis pakai harus
memperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, dan kemampuan
masyarakat sekitar yang sudah diatur dalam sistem Min-Max. Apotek
Kimia Farma Imam Bonjol terletak Jl. Imam Bonjol No.443, Pemecutan
Kelod, Denpasar Barat, maka perencanaan sediaan farmasi berhubungan
dengan kemampuan masyarakat yang berada di sekitar Apotek Kimia
Farma. Masyarakat yang ada di daerah sekitar apotek adalah menengah ke
atas dan berada di wilayah perkotaan. Karena kemampuan masyarakat
menengah ke atas, maka kecenderungan masyarakat berobat ke apotek
akan membeli obat paten dan OTC. Selain itu sebelum pembukaan perlu
dilakukan survei pada apotek terdekat disana untuk melihat pola konsumsi
di daerah tersebut. Produk yang dijual dapat diperoleh melalui distributor
resmi (PBF) yang telah sepakat untuk memenuhi permintaan barang dari
apotek. Pengendalian sediaan farmasi dilakukan untuk mempertahankan
jenis dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui
pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan
pengeluaran. Pengendalian dilakukan dengan kartu stok yang memuat
nama obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah obat yang masuk dan keluar, sisa
persediaan, dan paraf. Pengendalian bertujuan untuk menghindari
terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,
kadaluwarsa, kehilangan, serta pengembalian pesanan.
Gambar 3. Layout Apotek Lantai 1

Gambar 4. Layout Lantai 2 dan Lantai 3


2.6 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
2.7.1 Aspek Manajemen
Bentuk badan usaha ini adalah Badan Usaha Milik Negara.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2017,
ketenagaan dalam apotek yakni:
a) Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek
dapat dibantu oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis
Kefarmasian dan/atau tenaga administrasi.
b) Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki
surat izin praktik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 73 tahun 2014,
Pelayanan Kefarmasian di Apotek diselenggarakan oleh:
a) Apoteker, dapat dibantu oleh Apoteker pendamping
b) Tenaga Teknis Kefarmasian yang memiliki Surat Tanda
Registrasi, Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja
Berdasarkan Permenkes No. 889/MENKES/PER/V/2011 Tentang
Registrasi, izin praktik, dan izin kerja Tenaga kefarmasian, setiap
tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian
wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja.
Surat ijin tersebut berupa :
a) SIPA bagi Apoteker penanggung jawab di fasilitas
pelayanan kefarmasian;
b) SIPA bagi Apoteker pendamping di fasilitas pelayanan
kefarmasian;
c) SIKA bagi Apoteker yang melakukan pekerjaan
kefarmasian di fasilitas produksi atau fasilitas
distribusi/penyaluran; atau
d) SIKTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian yang
melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas
kefarmasian.
2.7.2 Aspek Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan
terkualifikasi merupakan hal yang penting diperhatikan untuk
memberikan pelayanan apotek yang berkualitas dan dapat
berkembang. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, pelayanan
kefarmasian di apotek diselenggarakan oleh Apoteker, dapat dibantu
oleh Apoteker lain dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang
memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik. Dalam
melakukan Pelayanan Kefarmasian Apoteker harus memenuhi
kriteria:
1. Persyaratan administrasi:
a. Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang
terakreditasi
b. Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
c. Memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku
d. Memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA).
2. Menggunakan atribut praktik antara lain baju praktik, tanda
pengenal.
3. Wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan/Continuing
Professional Development (CPD) dan mampu memberikan
pelatihan yang berkesinambungan.
4. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan
pengembangan diri, baik melalui pelatihan, seminar, workshop,
pendidikan berkelanjutan atau mandiri.
5. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap
peraturan perundang undangan, sumpah Apoteker, standar
profesi (standar pendidikan, standar pelayanan, standar
kompetensi dan kode etik) yang berlaku.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan yaitu sebanyak 7 orang dengan
rincian sebagai berikut.

Asisten Apoteker

Asisten Apoteker

Apoteker Pendamping
Asisten Apoteker
Apoteker Penanggungjawab

Asisten Apoteker

Staff Kebersihan

Tabel 1. Struktur Organisasi Apotek


Jam operasional apotek yaitu selama 24 jam. Jam kerja dibagi
menjadi 3 shift yaitu pagi (08.00-15.00), sore (15.00-22.00, dan malam
(22.00-08.00). Waktu buka apotek yaitu setiap hari. Apoteker
Penanggung Jawab Jawab memiliki jam kerja 15.00-22.00 dan
Apoerker Pendamping memiliki jam kerja 08.00-15.00. Setiap
karyawan memiliki 1 hari libur setiap minggunya.
Pembagian tugas untuk tiap karyawan di Apotek Kimia Farma
Imam Bonjol adalah sebagai berikut.
a. Apoteker Pengealola Apotek (APA)
Berperan sebagai penanggungjawab apotek, pelaksana
operasional dan program-program apotek, mengelola dan
memimpin kegiatan apotek. Adapun tugas dan kewajiban seorang
APA adalah sebagai berikut.
- Pengelolaan perbekalan kesehatan dan mengontrol persediaan
barang.
- Memberikan layanan kefarmasian berupa informasi obat,
konsultasi, edukasi obat kepada pasien.
- Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani
faktur, mencatat ke dalam buku pembelian dan menjaga agar
daftar harga tetap up to date.
- Membuat Surat Pesanan (SP) obat dan menandatangani.
- Mengawasi dan mengontrol kinerja karyawan apotek
- Menerima resep dari pasien, mengkaji dan memberikannya
secara langsung disertai dengan pemberian informasi obat
ataupun konseling.
- Membuat laporan harian dan perkembangan apotek.
b. Apoteker Pengealola Apotek (APING)
- Membantu apoteker dalam pengelolaan perbekalan farmasi,
peracikan resep dan penyediaan obat ke pasien
- Melaksanakan kegiatan operasional apotek sehari-hari, termasuk
kasir serta bertanggung jawab terhadap terpeliharanya sarana
dan prasarana apotek
- Memberikan layanan kefarmasian berupa informasi obat,
konsultasi, edukasi obat kepada pasien.
- Membuat laporan harian dan perkembangan apotek.
c. Asisten Apoteker (AA)
- Membantu apoteker dalam melaksanakan kegiatan apotek,
seperti penataan obat dan pengambilan obat.
- Membantu penyiapan obat.
- Membantu dalam pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
penyiapan resep racikan, pencatatan dan pelaporan, penyerahan
obat.
Jadwal kerja karyawan apotek diatur dalam Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dengan maksimal jadwal kerja
perminggu yaitu 40 jam/minggu atau 7 jam/hari.
2.7 Aspek Finansial
2.7.1 Modal
Total modal untuk pembuatan Apotek Rp. 850.000.000
Modal Kerja (Kas, bank, barang dagangan) Rp. 150.000.000
Total Investasi/Modal Rp. 1.000.000.000
2.7.1 Alokasi Modal
1. Modal Tetap
a) Perlengkapan apotek Rp. 4.002.000
b) Perlengkapan Administrasi Rp. 1.675.000
c) Perizinan Rp. 3.050.000
d) Perlengkapan Apotek Rp. 1.650.000
e) Perlengkapan yang Mengalami Penyusutan Rp.45.950.000
f) Perlengkapan Ruang Dokter Rp.14.100.000
g) Renovasi Bangunan + Sewa Bangunan Rp. 809.400.000
2. Modal Operasional
a) Pembelian Obat Rp. 0
b) Administrasi Rp. 0
3. Modal Cadangan
4. Total Investasi Rp. 1.000.000.000
5. Rincian Biaya:
a) Perlengkapan Apotek
Perlengkapan Apotek Harga Jumlah Total Harga
1. Buku Farmakope Rp. 155.000 1 Rp. 155.000
2. Buku MIMS Rp. 150.000 1 Rp. 150.000
3. Timbangan milligram Rp. 1.700.000 1 Rp. 1.700.000
dan anak timbangan
yang sudah ditera
4. Timbangan gram dan Rp. 750.000 1 Rp. 750.000
anak timbangan yang
sudah ditera
5. Mortir dan stemper Rp. 75.000 1 Rp. 75.000
(kecil)
6. Blender Rp. 250.000 1 Rp. 250.000
7. Gelas ukur 100 mL Rp. 100.000 1 Rp. 100.000
8. Sudip Rp. 1.000 2 Rp. 2.000
9. Laci kecil Rp. 50.000 1 Rp. 50.000
10. Termometer ruangan Rp. 40.000 3 Rp. 120.000
11. Alat Rp. 300.000 1 Rp. 300.000
sphygmomanometer
digital
12. Easy Touch + 1 box Rp. 350.000 1 Rp. 350.000
lancet dan stripe
check
TOTAL 4.002.000

b) Perlengkapan Administrasi
Perlengkapan Harga Jumlah Total Harga
1. ATK Rp. 200.000 - Rp. 200.000
2. Kertas Kartu Stok Rp. 350 1000 Rp. 350.000
3. Etiket Rp. 200 1200 Rp. 240.000
4. Blanko Nota Rp. 200 500 Rp. 100.000
Penjualan
5. Blanko Kwitansi Rp. 15.000 1 Rp. 15.000
Biasa
6. Kalkulator Rp. 105.000 3 Rp. 315.000
7. Blanko Kwitansi Rp. 20.000 1 Rp. 20.000
Berkop
8. Blanko Salinan Rp. 25.000 5 Rp. 125.000
Resep
9. Blanko Surat Rp. 25.000 4 Rp. 100.000
Pesanan Obat
10. Label Hraga Rp. 50.000 1 Rp. 50.000
11. Tas Kresek Rp. 20.000 8 Rp. 160.000
Total Rp. 1.675.000
c) Perizinan
Perlengkapan Apotek Harga Jumlah Total Harga
1. Biaya perizinan SIA Rp. 250.000 - Rp. 250.000
2. Biaya Notaris Rp. 1.900.000 Rp. 1.900.000
3. Biaya Administrasi Rp. 400.000 - Rp. 400.000
4. Biaya Rekomendasi Rp. 100.000 - Rp. 100.000
SP dari IAI
5. Biaya materai Rp. 100.000 - Rp. 100.000
6. Iuran Anggota IAI Rp. 300.000 - Rp. 300.000
TOTAL Rp. 3.050.000
d) Perlengkapan Apotek
Perlengkapan Apotek Harga Jumlah Total Harga
1. Keset Rp. 20.000 3 Rp. 60.000
2. Alat Kebersihan Rp. 200.000 1 Rp. 200.000
3. Fire extinguisher Rp. 300.000 1 Rp. 300.000
4. Dispenser dan galon Rp. 300.000 1 Rp. 300.000
5. Kursi Rp. 110.000 4 Rp. 440.000
6. Telepon Rp. 300.000 1 Rp. 300.000
7. Pelangkiran Rp. 50.000 1 Rp. 50.000
TOTAL Rp. 1.650.000
e) Perlengkapan yang Mengalami Penyusutan
Biaya penyusutan/tahun=20%xRp.45.950.000= Rp.
9.190.000
Biaya penyusutan/bulan=9.190.000/12 = Rp. 765.833
Perlengkapan Apotek Harga Jumlah Total Harga
1. Komputer Rp. 4.000.000 3 Rp. 12.000.000
2. Printer Rp. 1.500.000 1 Rp. 1.500.000
3. Air Conditioner Rp. 2.000.000 3 Rp. 6.000.000
(AC)
4. CCTV Rp. 1.500.000 4 Rp. 6.000.000
5. TV Rp. 3.500.000 1 Rp. 3.500.000
6. Lemari Rp. 1.900.000 2 Rp. 3.800.000
Pendingin
7. Meja Pelayanan Rp. 2.000.000 1 Rp. 200.000
dan Kasir
8. Meja Peracikan Rp. 500.000 1 Rp. 500.000
9. Meja Apoteker Rp. 300.000 1 Rp. 300.000
10. Lemari Obat Rp. 750.000 6 Rp. 4.500.000
Swamedikasi
11. Lemari Sirup Rp. 1.000.000 1 Rp. 1.000.000
12. Lemari Narkotika Rp. 750.000 1 Rp. 750.000
dan Psikotropika
13. Lemari Arsip Rp. 500.000 1 Rp. 500.000
14. Lemari Obat Rp. 800.000 3 Rp. 2.400.0000
Bebas
15. Lemari suplemen Rp. 750.000 4 Rp. 3.000.0000
TOTAL Rp. 45.950.000
f) Perlengkapan Ruang Dokter
Perlengkapan Apotek Harga Jumlah Total Harga
1. Bed + Bantal Rp. 1.550.000 4 Rp. 6.200.000
2. Kursi dokter Rp. 90.000 4 Rp. 360.000
3. Kursi pasien Rp. 75.000 8 Rp. 600.000
4. Kursi ruang Rp. 1.000.000 4 Rp. 4.000.000
tunggu
5. Lemari Rp. 300.000 4 Rp. 1.200.000
6. Meja Rp. 350.000 4 Rp. 1.400.000
7. Pelangkiran Rp. 50.000 4 Rp. 200.000
8. Tong sampah Rp. 35.000 4 Rp. 140.000
TOTAL 14.100.000
g) Renovasi Bangunan
Keterangan Harga Jumlah Total Harga
1. Papan nama Rp. 2.000.0000 1 2.000.000
apotek
2. Papan nama Rp. 600.000 4 2.400.000
dokter
3. Pembuatan sekat Rp. 543.250 4 Rp. 2.173.000
ruang dokter dan
apotek
4. Biaya Tukang Rp. 100.000 8 Rp. 800.000
5. Pemasangan Rp. 70.000 10 Rp. 700.000
Lampu
6. Toilet Rp. 1.500.000 1 Rp. 1.500.000
7. Sewa Tanah dan Rp. 160.000.000 5 tahun Rp. 800.000.000
Bangunan
TOTAL 809.400.000
2.7.2 Rencana Anggaran dan Biaya
a. Pendapatan per-hari Rp. 15.000.000
20 Resep @Rp. 250.000 Rp. 5.000.000
UPDS @Rp. 100.000 x 40 orang Rp. 4.000.000
HV @Rp. 100.000 x 40 orang Rp. 4.000.000
Alat Kesehatan @Rp. 100.000 x 20 orang Rp. 2.000.000
Total pendapatan per-tahun Rp. 180.000.000
2.7.3 Pengeluaran Tetap
No. Keterangan Jumlah Biaya/Bulan Biaya/Tahun
1. Gaji Apoteker 1 Rp. 4.000.000 Rp. 48.000.000
Penanggung
Jawab (APA)
2. Gaji Apoteker 1 Rp. 3.500.000 Rp. 42.000.000
Pendamping
3. Gaji Asisten 3 Rp. 2.600.000 Rp. 31.200.000
Apoteker Senior
4. Gaji Asisten 4 Rp. 2.400.000 Rp. 28.800.000
Apoteker
5. Biaya Penyusutan Rp. 765.833 Rp. 9.190.000
Total Rp. 33.790.000 Rp. 13.265.833 Rp. 159.190.000

2.7.4 Biaya Variabel


a) Biaya listrik, air, internet, dan telepon
Rp. 6.000.000/bulan  Rp. 72.000.000/tahun
b) Harga Pokok Penjualan

2.7.5 Perhitungan Laba


Pendapatan Tahun Pertama Rp. 5.400.000.000
HPP Rp. 4.320.000.000
Laba Kotot Rp. 1.080.000.000
Biaya Tetap Rp. 316.800.000
Laba Bersih Rp. 516.500.000
2.7.6 Penilaian Studi Kelayakan
a) Payback Period (PP)
Payback Period merupakan suatu periode yang menunjukkan
lamanya waktu dapat kembalinya suatu modal yang ditanamkan untuk
suatu proyek.
Total Investasi 1.000.000 .000
PP = x 1 tahun = = 1,9 tahun.
Laba Bersih 516.500 .000
Jadi, modal diperkirakan akan kembali dalam 1 tahun 9 bulan,
maka proyek ini layak dilaksanakan.
b) Break Even Point (BEP)
BEP merupakan keadaan dimana yang menggambarkan kondisi
perusahaan yang berada pada posisi tidak untung dan tidak rugi.
Biaya tetap
BEP ¿ = 367.944,251.
1−Biaya variabel / pendapatan
c) Return On Investment (ROI)
ROI merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat
return (%) yang akan diperoleh selama periode investasi.
Net Profit 516.500 .000
ROI = x 100% = x 100% = 51,65 %
Total Investasi 1.000.000 .000
Jadi, hasil analisis ROI yang diperoleh lebih besar dari bunga bank
(15%) maka, proyek layak dilaksanakan.
d) Proyeksi Laba-rugi selama 5 Tahun
Tahun 0 1 2 3 4 5
Inflasi 10% 10% 10% 10% 10% 10%
Pertumbuhan 6,04% 6,40% 6,80% 7,20% 7,20% 6,20%
Ekonomi
Rata-Rata (%) 8,02% 8,20% 8,40% 8,60% 8,60% 8,10%
Kenaikan Faktor 1,25 1,271 1,295 1,32 1,32 1,261
Jual
tahun 0 Tahun II Tahun III Tahun IV tahun V
pendapatan 5.400.000.000 5.490.720.000 5.594.400.000 5.702.400.000 IDR5.447.520.000
HPP 4.320.000.000 4.392.576.000 4.475.520.000 4.561.920.000 IDR4.358.016.000
laba kotor 1.080.000.000 1.080.000.000 1.080.000.00 1.080.000.000 IDR1.080.000.00
0 0
pajak 25% 246.700.000 - - - -
biaya tetap 316.800.000 322.122.240 328.204.800 334.540.800 IDR319.587.840
keuntungan 516.500.000 460.100.000 460.100.000 460.100.000 IDR460.100.000
bersih
modal 1.040.000.000 - - - -
sisa 523.500.000 7.000.000 -509.500.000 -1.026.000.000 -
IDR1.542.500.000

e) Internal Rate of Return (IRR)


Analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya diskon
faktor (suku bunga) yang akan diperoleh dari kas masuk
selama periode investasi.
Tahun Net Cash Flow Df 15% Present Value Net
Cash Flow
0 RP. 1.000.000.000 1 Rp. 1.000.000.000
1 RP. 460.100.000 0,8696 Rp. 400.102.960
2 RP. 460.100.000 0,7561 Rp. 347.881.610
3 RP. 460.100.000 0,6575 Rp. 302.515.750
4 RP. 460.100.000 0,5718 Rp. 263.085.180
5 RP. 460.100.000 0,4972 Rp. 228.761.720
total PVNCF Rp. 1.542.347.220
present value total cash flow (PVTCF) Rp. 74.580.000
total present value Rp. 1.616.927.220
NPV Rp. 616.927.220

Tahun Net Cash Flow Df 20% Present Value Net


Cash Flow
0 Rp.1.000.000.000 1 Rp.
p1.000.000.000
1 Rp. 460.000.000 0,8333 Rp. 383.318.000
2 Rp. 460.000.000 0,6944 Rp. 319.424.000
3 Rp. 460.000.000 0,5787 Rp. 266.202.000
4 Rp. 460.000.000 0,4823 Rp. 221.858.000
5 Rp. 460.000.000 0,4019 Rp. 184.874.000
PVNCF Rp. .375.676.000
PVTCF Rp. 60.285.000
total present value Rp.1.435.961.000
NPV Rp. 435.961.000

 IRR :
NPV 1
IRR = i1 + (i – i )
NPV 1−NPV 2 2 1
IRR = 15% + [Rp. 435.961.000/( Rp. 435.961.000)-(-
180.966.220) x (20%-15%)
IRR = 34%

Berdasarkan penilaian dengan metode IRR, pada aliran kas


df 15% bernilai positif, sedangkan pada df 20% bernilai negatif.
IRR yang diperoleh 34% > dari tingkat suku bunga pinjaman
(15%) sehingga proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai