Anda di halaman 1dari 27

1

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


BIDANG PERAPOTEKKAN
DI MITRASANA CENDRAWASIH KAYURINGIN, BEKASI SELATAN,
KOTA BEKASI
PERIODE 1 AGUSTUS – 29 AGUSTUS 2017

Disusun Oleh :
Dewi Puspita
Dewantari
S.Farm

1604026149

Diken
Maywidia
Darma S.Farm

1604026152

Elisia Herma Ratu Zahra, S.Farm 1604026161


Nita Dwi Lestari S.Farm 1604026206

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2017
BAB I
2

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis (Undang-Undang No. 36 Tahun 2009). Kesehatan setiap
orang perlu ditingkatkan dengan adanya pembangunan bidang kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang.
Suatu penyelenggaraan upaya kesehatan sangat diperlukan dalam
mewujudkan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan seseorang (Presiden
Republik Indonesia, 2009), salah satunya seperti pembangunan sarana kesehatan.
Berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016, apotek merupakan sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Apotek juga
menjadi tempat dimana masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya mendapatkan
informasi yang menyangkut kesehatan dan pengetahuan yang benar tentang obat
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1027/MENKES/SK/IX/2004
disebutkan bahwa pelayanan kefarmasian telah bergeser orientasinya dari
pelayanan obat menjadi pelayanan pasien yang mengacu pada pelayanan
kefarmasian, sehingga tugas apoteker bukan hanya sekedar meracik obat, tetapi
juga termasuk pengendalian mutu dan pengamanan sediaan farmasi, penyimpanan
dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional dengan
berinteraksi langsung kepada pasien.
Pada dasarnya apoteker harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai mengenai pelayanan kefarmasian dalam memberikan komunikasi,
informasi dan edukasi obat, sehingga masyarakat dapat menggunakan obat secara
aman, tepat dan rasional. Apoteker juga harus memiliki kemampuan non
kefarmasian seperti kemampuan dalam hal manajerial dan komunikasi sebagai
dasar pengelolaan bisnis apotek.
1
3

Peran apoteker dapat disimpulkan menjadi sangat penting untuk mengelola


suatu apotek, sehingga diperlukan pembekalan pengetahuan dan pemahaman
secara langsung bagi para calon apoteker agar dapat lebih mengenal, mengerti,
dan menghayati peran dan tanggung jawab seorang apoteker secara langsung
dalam menjalankan profesinya di apotek. Program Profesi Apoteker Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka bekerja sama dengan Apotek Mitrasana
mengadakan kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) periode 1─29
Agustus 2017.

B. Tujuan
Tujuan dari Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang diselenggarakan
oleh Program Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan pengetahuan calon apoteker mengenai tugas, fungsi,
wewenang serta tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek (APA) di
apotek
2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan praktis mahasiswa calon
apoteker mengenai pelayanan farmasi klinik dan non klinik
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan calon apoteker dalam
pelayanan kefarmasian di apotek
4

BAB II
TINJAUAN APOTEK MITRASANA

A. Definisi Apotek
Berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016 apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Pelayanan
kefarmasian dalam PP No. 51 Tahun 2009 memiliki arti yaitu suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan tujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Sediaan
farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. Pekerjaan
kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Perbekalan kesehatan
adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.

B. Landasan Hukum Apotek


Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang
berlandaskan pada :
1. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika
3. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika
4. Peraturan Menteri Kesehatan Repoblik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor Farmasi
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2015
tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika

3
5

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016


tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017
tentang Apotek
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republiik Indonesia Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2010 tentang
Prekursor
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1176/MENKES/
SK/X/1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 924/MENKES/SK/
X/1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2
13. Keputusan Menteri Kesehatan  Republik  Indonesia No. 347/MENKES/SK/
VII/1990 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 1

C. PT. Millenia Dharma Insani


PT. Millenia Dharma Insani merupakan anak perusahaan dari Grup Kalbe
yang memiliki fokus usaha pada bisnis jaringan apotek, healthmart, praktik dokter
dan laboratorium.
1. Tugas dan fungsi
PT. Millenia Dharma Insani memiliki tujuh bagian utama yang saling
mendukung dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
a) Operasional (Operational)
Tugas pokok Operation Manager adalah mengelola seluruh kegiatan
operasional apotek sebagai berikut.
1) Pendapatan dan laba (revenue and profit)
2) Penanganan aset (asset handling)
3) Penanganan persediaan (inventory handling)
6

4) Penanganan sumber daya manusia (people handling)


5) Dibantu oleh Regional Operation Manager, menaungi beberapa Area
Manager yang membawahi Store Manager atau penanggung jawab langsung
kegiatan operasional apotek, juga dibantu oleh Koordinator Pelayanan Medis
yang bertugas mengawasi kualitas pelayanan di seluruh apotek Mitrasana,
memberi pelatihan pelayanan medis, serta pencarian dan penerimaan staf
medis.
b) Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management)
Supply Chain Management atau SCM bertugas mengelola pembelian dan
pengadaan barang yang dibutuhkan oleh seluruh apotek. Supply Chain
Management terbagi dalam tiga divisi, yaitu Divisi Merchandise, Divisi
Purchasing dan Divisi Logistik.
c) Pengembangan Bisnis (Business Development)
Manajer bagian Pengembangan Bisnis PT. Millenia Dharma Insani bertugas
mengembangkan jenis-jenis usaha dan layanan yang prospektif, serta menjalin
kerja sama dengan investor dan perusahaan.
d) Keuangan (Finance)
Manajer Keuangan bertugas mengatur dan mengelola keuangan perusahaan,
termasuk pendapatan dan biaya dari seluruh apotek agar efisien.
e) Teknologi Informasi (Information Technology)
Tugas Manajer Teknologi Informasi mencakup perancangan program
komputer untuk pengelolaan dan operasional seluruh apotek, perancangan
jaringan online dalam setiap apotek dan perancangan jaringan semi online yaitu
menggunakan jaringan internet apabila ada data atau laporan yang akan dikirim
antara setiap apotek dengan kantor pusat.
f) Sumber Daya Manusia dan Bagian Umum (Human Resource and General
Affair)
Bagian ini bertugas menyelenggarakan penerimaan dan pelatihan karyawan,
mengurus pembayaran gaji karyawan, mengurus hal-hal perizinan dan hal-hal
yang berhubungan dengan hukum.
7

g) Pengembang Jaringan (Network Development)


Bagian ini bertugas untuk membangun jaringan dengan pihak lain diluar
Mitrasana, termasuk membangun jaringan dengan pihak asuransi.
h) Pemasaran (Marketing)
Bagian ini bertugas untuk menyusun dan merancang progam promosi dan
sales focus di setiap apotek Mitrasana.
2. Mitrasana Apotek – Healthmart – Laboratorium – Dokter
Mitrasana didirikan pada tanggal 18 Januari 2008 di Cikarang Baru oleh
pendiri Grup Kalbe, yaitu dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D. Mitrasana didirikan di
bawah badan usaha PT. Millenia Dharma Insani, dimana PT ini sudah didirikan
sejak 18 Desember 2003. Pendirian sarana pelayanan kesehatan Mitrasana
dilatarbelakangi oleh dua hal. Pertama, Mitrasana berupaya mendukung program
pemerintah dalam hal memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary
health care) yang bermutu dan terjangkau. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang dimaksud adalah pelayanan dokter umum dan pelayanan ini diharapkan
dapat diakses oleh masyarakat, baik dari kalangan ekonomi bawah, menengah,
maupun dari kalangan ekonomi atas. Kedua, Mitrasana diharapkan menjadi
strategic alignment bagi seluruh satuan unit bisnis Grup Kalbe, yaitu memberikan
pelayanan kesehatan bagi seluruh karyawan Grup Kalbe. Hingga saat ini
Mitrasana telah memiliki 30 outlet yang tersebar di area Jakarta, Bekasi, Tambun
dan Cikarang.
a) Nama dan Logo
Nama Mitrasana berasal dari dua kata, yaitu “mitra” yang berasal dari
bahasa Sansekerta yang berarti sahabat, partner, rekan dan “sana” yang berasal
dari bahasa Latin yang berarti sehat, sehingga Mitrasana ingin merangkul pasien
atau pelanggan dengan menjadi sahabat mereka di bidang kesehatan. Hal ini juga
ditunjukkan pada logo Mitrasana yang menggambarkan penyedia layanan
kesehatan dengan pelanggan yang bergandengan tangan. Bentuk logo yang
menyerupai hati menggambarkan bahwa pelayanan di Mitrasana dilakukan
dengan sepenuh hati. Adapun logo Mitrasana dapat dilihat pada Gambar 1.
8

Gambar 2.1 Logo Mitrasana


b) Visi dan Misi (Kalbe, 2014)
Visi
“Menjadi jaringan penyedia produk dan layanan kesehatan pilihan utama
dan terpercaya bagi pelanggan”
Misi
“Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menyediakan produk dan
layanan kesehatan yang berkualitas”
c) Moto
Solusi sehat yang nyaman dan terjangkau bagi Anda dan keluarga.
d) Care Value (Nilai Inti)
Nilai inti yang dijunjung oleh Mitrasana adalah Panca Sradha yang terdiri
dari sebagai berikut.
1) Trust (Kepercayaan)
Kepercayaan adalah perekat hidup kami. Trust mencakup:
a. Menghargai orang lain dan memperlakukan mereka seperti kita ingin
diperlakukan.
b. Mempercayai bahwa setiap orang punya potensi dan percaya bahwa
setiap orang mampu menggunakan potensinya semaksimal mungkin.
c. Menjunjung tinggi keterbukaan dan kejujuran.
2) Mindfulness (Kesadaran)
Kesadaran adalah dasar dari setiap tindakan kami. Cakupan mindfulness
sebagai berikut.
a. Peka dan peduli terhadap harapan seluruh pemangku kepentingan.
b. Peka dan peduli terhadap masyarakat dan lingkungan.
c. Menjunjung tinggi nilai-nilai perusahaan dalam bertindak dan
mengambil keputusan.

3) Innovation (Inovasi)
9

Inovasi merupakan kunci keberhasilan bagi Mitrasana, terdiri dari sebagai


berikut.
a. Menghargai semangat kewirausahaan dengan menjadi pelopor yang
inovatif.
b. Tekad untuk meningkatkan kualitas hidup melalui inovasi berdasarkan
kebutuhan pelanggan dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi.
c. Senantiasa menerapkan cara-cara baru dalam berbisnis untuk
memenangkan persaingan.
4) Strive To Be the Best (Bertekad untuk Menjadi yang Terbaik)
Tekad untuk menjadi yang terbaik terdiri dari sebagai berikut.
a. Menginspirasi dan membekali setiap individu untuk mencapai sasaran
yang menantang.
b. Membudayakan proses belajar dan perbaikan yang berkesinambungan.
5) Interconnectedness (Saling Keterkaitan)
Interconnectedness adalah panduan hidup bagi Mitrasana, sebagai berikut.
a. Mengutamakan kerja sama tim dalam keragaman budaya dengan
suasana kerja yang hangat dan menyenangkan.
b. Percaya bahwa kesuksesan perusahaan bergantung pada keharmonisan
karyawan dan keluarganya.
c. Berkontribusi pada masyarakat dan manfaat sumber daya lingkungan
secara bertanggung jawab untuk menjaga kesinambungan.
10

e) Organisasi Operasional Apotek Mitrasana

Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Apotek Mitrasana


Secara struktural organisasi operasional di Apotek Mitrasana dipimpin oleh
seorang SM (Store Manager) dengan anggota perawat, asisten apoteker, kasir,
kurir dan analis (untuk apotek-apotek mitrasana yang dilengkapi dengan
laboratorium). Setiap SM di apotek bertanggung jawab penuh kepada AM (Area
Manager). AM dipimpin langsung oleh seorang ROM (Regional Operation
Manager) dimana ROM sendiri diketuai oleh seorang Operasional Manager
(Management Development Program (MDP) Mitrasana, 2012).
Berdasarkan organisasi operasional terdapat empat bagian yang saling
berhubungan agar kegiatan apotek bisa berjalan lancar. Adapun tugas dan
tanggung jawab masing-masing di setiap apotek Mitrasana yaitu sebagai berikut.
(Management Development Program (MDP) Mitrasana, 2012)
11

1) Store Manager (Apoteker atau Sarjana Farmasi)


Tugas :
a. Mencapai penghasilan apotek (revenue) yang ditargetkan
b. Mencapai debit pelanggan (debit customer) yang ditargetkan
c. Mencapai daya beli (buying power) yang ditargetkan
d. Memastikan kebijakan atau program dari Head Office
Tanggung jawab :
a. Membuat rencana kerja bulanan apotek
b. Membuat jadwal absensi karyawan apotek
c. Mengkoordinasikan dan memastikan seluruh karyawan melakukan dan
menjaga kebersihan
d. Mengelola bawahannya dengan cara menciptakan iklim kerja yang sesuai
dengan budaya perusahaan, mengkoordinasi program kerja di apotek,
melakukan pelatihan dan mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan atau
program dari kantor pusat.
e. Monitoring dan memastikan persiapan buka apotek
f. Melakukan dan memastikan pelayanan sesuai dengan SOP pelayanan
resep dan pelayanan apotek yang dibuat oleh bagian (Regional Operation
Manager)
g. Melakukan dan memastikan kegiatan setelah terjadinya transaksi (after
sales services)
h. Mencocokkan uang fisik dengan nilai sales yang tertera di sistem
i. Mengkoordinasikan dan memastikan ketersediaan stok barang di apotek
j. Memimpin dan mengkoordinasikan SDM yang menjadi tanggung
jawabnya
k. Menginformasikan SDM kepada Area Manager bila ada kekurangan atau
kelebihan di apotek
l. Mengendalikan biaya operasional di apotek
m. Melaporkan sarana dan prasarana di apotek yang menjadi tanggung
jawabnya apabila terjadi kerusakan atau gangguan
n. Membuat laporan (laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan)
12

o. Melakukan pekerjaan lain yang diberikan atasan terkait bidang tugasnya


p. Menangani keluhan pelanggan
q. Mengawasi dan ikut serta dalam menjaga keamanan apotek
r. Monitoring dan memastikan persiapan tutup apotek
2) Asisten Apoteker
Tugas :
a. Mencapai penghasilan apotek (revenue) yang ditargetkan
b. Mencapai debit pelanggan (debit customer) yang ditargetkan
c. Mencapai daya beli (buying power) yang ditargetkan
d. Memastikan kebijakan atau program dari Head Office
Tanggung jawab :
a. Melaksanakan rencana kerja bulanan yang dibuat oleh SM
b. Mematuhi jadwal absensi karyawan yang telah disusun
c. Melaksanakan persiapan buka apotek
d. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan SOP pelayanan resep dan
pelayanan apotek yang dibuat oleh bagian (Regional Operation Manager)
e. Mencocokkan dan melaporkan semua bon pembelian dan sisa uang fisik
sesuai dengan kas kecil (petty cash), menerima barang yang dikirimkan
dari logistik pusat dan mencocokkan dengan data yang tertera pada Item
Transfer yaitu sistem pemindahan barang dari apotek ke logistik atau
sebaliknya, serta menjaga stok barang di apotek
f. Ikut serta dan berperan aktif dalam briefing yang dipimpin oleh SM
g. Mengendalikan biaya operasional di apotek
h. Melaporkan sarana dan prasarana di apotek yang menjadi tanggung
jawabnya apabila terjadi kerusakan atau gangguan
i. Membuat laporan (laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan)
j. Melakukan pekerjaan lain yang diberikan atasan terkait bidang tugasnya
k. Bersedia ditugaskan di seluruh outlet
l. Mengawasi dan ikut serta dalam menjaga keamanan apotek
m. Monitoring dan memastikan persiapan tutup apotek
3) Perawat
13

Tugas :
a. Melayani pasien yang akan diperiksa oleh dokter dan atau melakukan
pengambilan sampel darah
b. Membantu dokter dalam pelaksanaan pelayanan medis di apotek dan
membantu program dokter keluarga
c. Membantu pelayanan di apotek
Tanggung jawab :
a. Melakukan pelayanan prima kepada pelanggan dengan standar
pelayananyang berlaku
b. Melakukan persiapan pasien yang akan diperiksa dokter
c. Melakukan pengambilan sampel darah pasien
d. Mempersiapkan peralatan atau obat yang dibutuhkan dokter
e. Membantu dokter dalam hal yang berkaitan dengan administrasi
f. Mengerjakan administrasi dan stok opname klinik
g. Membantu pelaksanaan Medical Check Up (MCU) di perusahaan maupun
di apotek
h. Melayani pasien dengan kasih sayang dan tanggung jawab
i. Melakukan perawatan sesuai standar yang telah ditetapkan
j. Bertanggung jawab mengelola limbah medis di apotek
k. Menjaga kebersihan apotek, terutama ruang dokter
4) Kurir
Tugas :
a. Menjaga kebersihan dan kerapian apotek
b. Melakukan pengantaran barang, dokumen serta SDM (dokter, manager,
perawat, analis, AA)
c. Mengambil uang penjualan tunai di setiap apotek areanya dan
menyetorkan ke bank

Tanggung jawab :
a. Melakukan pelayanan prima kepada pelanggan sesuai dengan standar
pelayanan yang berlaku
14

b. Menjaga kebersihan dan kerapian di seluruh apotek


c. Melakukan pengantaran barang, dokumen serta SDM (dokter, manager,
perawat, analis, AA) dalam satu cluster
d. Membantu aktivitas promosi apotek
e. Menjaga keamanan apotek
f. Melakukan perawatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
g. Membantu dalam menyebarkan brosur
f) Pelayanan
Pelayanan kesehatan yang terdapat pada Mitrasana terdiri atas apotek,
healthmart, laboratorium dan praktik dokter (dokter umum, gigi dan spesialis).
1) Apotek
Pelayanan apotek Mitrasana menyediakan obat-obatan, multivitamin dan
alat kesehatan yang terjamin keasliannya dengan harga yang terjangkau serta
memberikan pelayanan antar yang gratis.
2) Healthmart
Healthmart atau swalayan kesehatan menyediakan kategori produk
kesehatan seperti obat OTC (Over The Counter), vitamin atau suplemen, obat
tradisional, produk perawatan tubuh, produk perawatan bayi, serta alat kesehatan.
3) Laboratorium
Laboratorium Mitrasana menggunakan peralatan yang otomatis dan mampu
memberikan hasil yang akurat, didukung oleh tenaga analis yang kompeten, serta
memberikan layanan pengambilan sampel di rumah. Laboratorium Mitrasana
melayani Medical Check Up (MCU) bagi karyawan industri yang telah
bekerjasama dengan Mitrasana. Praktik dokter atau dokter keluarga yang dimiliki
Mitrasana memberikan layanan kunjungan dokter ke rumah (home care) dan
konsultasi melalui telepon. Keunggulan yang dimiliki oleh Mitrasana antara lain
sebagai berikut.
a. Jaringan yang luas, yaitu memiliki beberapa apotek yang tersebar di
beberapa wilayah
15

b. Sistem informasi yang terintegrasi dan online, yaitu sistem informasi


untuk pelayanan pasien, stok obat dan pembelian yang terpusat (central
procurement)
c. Kualitas dan kelengkapan produk, mulai dari obat OTC, ethical, hingga
alat kesehatan
d. One Stop Services merupakan pelayanan dalam satu atap, meliputi
layanan apotek, dokter, laboratorium dan healthmart
e. Pelayanan dokter keluarga diwujudkan melalui pelayanan home care
dan follow up pasien setelah tiga hari berobat di Mitrasana dengan tujuan
menuntaskan terapi pasien dan tidak lanjut jika terjadi keluhan lain.
4) Praktik dokter
Praktik dokter di apotek Mitrasana ada dua yaitu dokter umum dan dokter
gigi. Praktek dokter umum ada dua shift yaitu shift pagi dan sore. Shift pagi
dimulai dari pukul 09.00─16.00 dan shift sore dimulai dari pukul 17.00─21.00.
5) Operasional Mitrasana
Operasional Mitrasana bertanggung jawab atas pengelolaan seluruh kegiatan
operasional di apotek. Sejak tahun 2009 Mitrasana telah memiliki Standard
Operational Procedure (SOP) agar seluruh kegiatan operasional Mitrasana
terlaksana sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditentukan oleh departemen
operasional Mitrasana. Adapun SOP yang dirancang oleh operasional Mitrasana
antara lain sebagai berikut :
a. SOP Penjualan OTC/Minimarket
b. SOP Penjualan Obat Resep Dalam
c. SOP Penjualan Obat Resep Luar
d. SOP Pendaftaran Klinik
e. SOP Pendaftaran Pasien Baru
f. SOP Klinik/Praktik Dokter
g. SOP Laboratorium/Rontgen
h. SOP Pengambilan Sampel/Persiapan Rontgen
i. SOP Layanan Antar
16

BAB III
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Kegiatan
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Mitrasana dilaksanakan
pada tanggal 1–29 Agustus 2017. Adapun uraian kegiatan PKPA dalam bidang
perapotekan yang berlangsung di Apotek Mitrasana adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Uraian Kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Tanggal Uraian Kegiatan
Minggu ke–1 1. Penerimaan Mahasiswa PKPA di kantor pusat PT.
1–7 Agustus 2017 Millenia Dharma Insani
2. Pembagian tugas khusus dari pembimbing apotek
Mitrasana, yaitu :
a. Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017
tentang Apotek
b. Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian.
3. Melakukan presentasi tugas khusus dengan judul :
a. Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017
tentang Apotek
b. Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian.
Minggu ke–2 1. Pembagian tugas khusus tentang hal–hal berikut.
8–14 Agustus 2017 a. Swamedikasi
b. Suhu penyimpanan obat
c. Lasa (Look Alike Sound Alike)
d. Copy resep
e. Studi kelayakan (feasibility study)
2. Melakukan kunjungan ke bagian logistik di kantor
pusat Mitrasana dan mendapatkan materi terkait dengan
pengelolaan logistik
16 di Mitrasana.
17

3. Melakukan kunjungan ke bagian Merchandising (MD)


di kantor pusat Mitrasana dan mendapatkan materi
tentang pemilihan dan pengadaan perbekalan farmasi di
Mitrasana.
4. Melakukan kunjungan ke bagian Finance and
Accounting (FA) di kantor pusat Mitrasana dan
mendapatkan materi tentang pembayaran pengadaan
barang dan pajak–pajak terkait dengan apotek
Mitrasana.
Minggu ke–3 Presentasi tugas khusus tentang hal–hal berikut.
15–21 Agustus 2017 a. Swamedikasi
b. Suhu penyimpanan obat
c. Lasa (Look Alike Sound Alike)
d. Copy resep
e. Studi kelayakan (feasibility study)
Minggu ke–4 1. Penempatan mahasiswa PKPA di outlet Mitrasana :
22–29 Agustus 2017 a. Cendrawasih yang beralamat di Jalan Cendrawasih
Raya No. 250, Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan
b. Perumnas 1 yang beralamat di Jalan Rajawali Raya
No. 41, Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan.
2. Mengamati proses transaksi jual–beli dengan atau
tanpa disertai swamedikasi oleh apoteker maupun
asisten apoteker di outlet Mitrasana.
3. Mengamati penyimpanan perbekalan farmasi di outlet
Mitrasana baik obat OTC (Over The Counter), obat
ethical dan alat kesehatan.
4. Mengamati proses pelayanan resep dari dalam maupun
luar klinik Mitrasana baik berupa resep racikan
maupun non racikan.
5. Mengamati cara pemberian informasi obat kepada
18

pasien oleh apoteker atau asisten apoteker.


6. Memahami alur permintaan barang atau obat ke
logistik di outlet Mitrasana disertai dengan pengecekan
barang di sistem oleh asisten apoteker.
7. Memahami alur penerimaan barang atau obat dari
logistik di outlet Mitrasana dan membantu proses
pengecekan barang bersama dengan asisten apoteker.
8. Memahami alur transfer barang antar outlet terdekat
untuk memenuhi kebutuhan pasien atau customer.
9. Mempelajari laporan–laporan bulanan yang dilakukan
oleh apoteker dalam memberikan pertanggungjawaban
terkait pengelolaan uang atau barang, serta pelayanan
di outlet. Laporan–laporan tersebut diantaranya sebagai
berikut.
a. SIPNAP (Sistem Pelaporan Psikotropika dan
Narkotika)
b. Laporan pembayaran customer yang menggunakan
ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dan asuransi
c. Laporan petty cash
d. Laporan performa outlet
10. Mempelajari laporan–laporan tertentu yang dilakukan
oleh apoteker ke pusat Mitrasana, seperti laporan lost
sales, lost patient, stock opname, serta laporan barang
rusak atau expaired.

B. Pembahasan
Kegiatan di outlet atau apotek Mitrasana terdiri dari dua, yaitu kegiatan yang
bersifat manajerial dengan melakukan perbekalan farmasi mulai dari perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian hingga pelaporan, serta
pekerjaan berkaitan dengan farmasi klinis seperti pelayanan resep, pemberian
informasi obat (PIO) dan konseling.
19

1. Pengelolaan perbekalan farmasi


Berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap perencanaan
adalah pola penyakit, pola penggunaan obat (konsumsi), budaya masyarakat dan
kemampuan daya beli masyarakat. Perencanaan barang di outlet-outlet Mitrasana
dilakukan oleh bagian MD. Bagian MD ini menangani pembelian atas barang
dagang, barang klinik dan barang laboratorium yang dibutuhkan pada masing-
masing outlet. Pemenuhan barang di Mitrasana dilakukan melalui beberapa cara
yaitu dropping atau replenishment, permintaan cito atau urgent dan permintaan
non reguler. Prinsip dasar replenishment adalah barang yang di-replenish ke outlet
adalah barang yang termasuk alokasi awal outlet dan alokasi tambahan. Jumlah
yang di-replenish sesuai dengan jumlah rata-rata penjualan dalam kurun waktu 3
bulan dan disesuaikan dengan stok minimal yang harus ada (dipilih yang
terbesar). Berikut merupakan langkah-langkah dalam melakukan replenishment.
a) Pengambilan data dari inventory level masing-masing outlet.
b) List item yang di-replenish ke outlet diberikan ke departemen logistik.
c) Barang yang tidak ada stok (kosong di logistik) akan dibuatkan Purchase
Order (PO) oleh bagian Merchandising (MD).
d) Barang yang dikirimkan dari supplier ke logistik akan memenuhi sisa item
yang diperlukan untuk replenishment.
Pemesanan cito dapat dilakukan setiap hari kerja dan jam kerja melalui
bagian Merchandising (MD). Permintaan cito hanya dapat dibuat dalam kondisi
berikut.
a) Konsumen dipastikan tidak membatalkan pesanan.
b) Sedapat mungkin konsumen memberikan DP (Down Payment).
c) Selalu dipastikan bahwa harga jual sudah diinformasikan ke konsumen.
Pemesanan non reguler dibuat dengan mempertimbangkan pengiriman
barang berdasarkan replenishment. Pesanan non reguler dibuat berdasarkan
perkiraan outlet untuk menambah jumlah barang diluar perhitungan replenishment
dengan mempertimbangkan keberadaan stok di logistik.
20

Bagian logistik bertugas untuk menyimpan dan mengalokasikan barang


yang dibutuhkan outlet. Pendistribusian barang dari logistik sudah terjadwal untuk
masing-masing outlet. Jadwal pengiriman logistik dapat berubah sewaktu-waktu
tanpa pemberitahuan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Logistik hanya
akan menginformasikan pengiriman yang tertunda, khusus untuk permintaan cito.
Serah terima barang dari logistik ke outlet maupun dari outlet ke logistik perlu
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
a)Dokumen serah terima atau IT (Item Transfer) yang ditandatangani oleh
pengirim dan penerima
b) Pemeriksaan barang yang meliputi nama, jenis, jumlah, kondisi, nomor batch
dan tanggal kadaluarsa barang.
Pengadaan obat di outlet Mitrasana dilakukan oleh kantor pusat. Gudang
penyimpanan obat untuk outlet Mitrasana terletak di kantor pusat. Apotek atau
outlet tidak melakukan pemesanan barang, namun pada waktu tertentu setiap
outlet akan mendapatkan alokasi barang yang sudah ditentukan oleh kantor pusat
berdasarkan tingkat penjualan oleh masing-masing outlet. Replenishment
dilakukan tiga kali dalam satu minggu, dimana pada outlet Mitrasana
Cendrawasih dan Perumnas 1 dilakukan setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu.
Pengendalian barang atau perbekalan farmasi di logistik dan outlet
Mitrasana dilakukan melalui stok opname yang rutin dilakukan setiap bulannya.
Khusus di logistik dilakukan stok opname harian atau cycle count untuk
mencegah terjadinya kehilangan atau selisih barang dengan stok di sistem.
Mitrasana tidak menggunakan kartu stok manual dalam proses pengendalian
karena semuanya sudah dikendalikan terpusat melalui sistem (central point).
Guna mempermudah perhitungan barang saat stok opname, terdapat pembagian
tanggung jawab dari masing-masing rak di outlet maupun logistik untuk setiap
pegawai seperti petugas picking di logistik, asisten apoteker ataupun apoteker.
Pemusnahan dilakukan oleh pihak ketiga dimana PT. Millenia Dharma
Insani bekerja sama dengan PT. Wastec. Pemusnahan dilakukan pada barang yang
rusak dan telah kadaluarsa yang ada di setiap outlet. Outlet membuat daftar nama
dan jumlah barang yang akan dimusnahkan, dipisahkan kemudian dikirim ke
21

bagian logistik. Setiap transaksi dan sisa stok barang di outlet Mitrasana sudah
dilakukan sistem komputerisasi secara sentral (central point).
2. Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan di outlet Mitrasana adalah
pengkajian resep meliputi skrining administrasi, skrining farmasetik dan skrining
klinis. Dispensing di outlet Mitrasana dilakukan setelah pengkajian resep.
Sebelum diserahkan kepada pasien dilakukan pemeriksaan kembali mulai dari
penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat.
Memanggil nama pasien dan melakukan pemeriksaan ulang identitas pasien.
Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat. Kegiatan lain seperti
konseling hanya dilakukan terhadap beberapa pasien yang umumnya melakukan
pengecekan gula darah, kolesterol, asam urat dan tekanan darah karena
keterbatasannya waktu dan ruangan apotek atau outlet.
3. Manajerial outlet Mitrasana
Bangunan outlet Mitrasana terbagi menjadi beberapa ruangan, antara lain
counter untuk penerimaan resep, kasir, penyerahan obat, ruang tunggu pasien,
ruang praktik dokter, serta ruang penyimpanan dan peracikan obat. Di counter
terdapat lemari etalase dengan tinggi sekitar 1,2 meter dan lemari etalase kaca
pada tembok belakang counter yang tinggi. Pada ruang tunggu disediakan kursi
besi yang nyaman. Menyatu dengan ruang tunggu terdapat meja tempat melayani
pasien yang melakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol dan
asam urat. Di bagian belakang ruang counter terdapat ruang dalam yang
digunakan sebagai tempat penyimpanan obat keras, ruang racik serta ruang kerja
untuk keperluan administratif apotek. Guna menjamin stabilitas obat selama
penyimpanan dan kenyamanan tenaga kerja saat melakukan pekerjaannya, ruang
racik dilengkapi dengan pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC).
Pertimbangan yang sama dilakukan untuk semua ruangan yang ada di outlet
Mitrasana. Dengan adanya AC di ruang tunggu diharapkan dapat meningkatkan
kenyamanan pasien. Di dalam ruang racik outlet Mitrasana terdapat meja racik
dengan wastafel untuk pencucian peralatan racik pada sisi tembok dengan lemari
gantung diatasnya dan pada sisi tembok lainnya terdapat rak-rak sebagai tempat
22

penyimpanan obat keras. Ruang tersebut juga dilengkapi dengan satu lemari
pendingin untuk penyimpanan obat dengan suhu penyimpanan khusus.
Peletakan produk di outlet Mitrasana menggunakan lemari display. Ruang
counter mempunyai susunan etalase yang mempermudah konsumen untuk
memilih produk yang diinginkan. Pada etalase yang berdiri di lantai, tersusun
kelompok obat simptomatik untuk batuk, pilek dan sakit kepala baik yang
kombinasi maupun tunggal. Pada etalase kaca yang menempel pada tembok,
tersusun kelompok suplemen makanan, suplemen kesehatan dan alat kesehatan
seperti termometer dan tes kehamilan. Obat-obat yang ditampilkan di ruang ini
adalah obat-obat bebas dan bebas terbatas. Obat ethical disimpan di ruang racik
yang terletak di bagian belakang apotek. Penyusunan obat ini pada rak-rak kayu
bertingkat yang tertempel di tembok. Penyusunan obat ethical berdasarkan bentuk
sediaan, masing-masing disusun berdasarkan abjad disampingnya terdapat kotak
rak sebagai tempat penyimpanan obat generik. Di bawah obat generik juga
terdapat penyimpanan obat obat fast moving. Pada sisi tembok lainnya terdapat
beberapa kotak rak dari kayu yang digunakan untuk meletakkan sediaan mata dan
telinga. Lemari pendingin juga tersedia sebagai tempat penyimpanan sediaan
suppositoria atau sediaan lain yang memerlukan penyimpanan dengan suhu
khusus. Apabila ada obat mendekati kadaluarsa maka obat tersebut didahulukan
untuk dijual atau dipersiapkan proses retur ke distributor melalui logistik. Apabila
pada saat batas kadaluarsa tiba sedangkan obat tersebut tidak terjual atau tidak
dapat diretur ke distributor, maka obat tersebut akan dimusnahkan. Dalam rangka
mengurangi dan mencegah terjadinya kerugian akibat obat kadaluarsa, penjualan
atau pengeluaran barang atau obat di apotek dilakukan dengan menggunakan
sistem FEFO (First Expired First Out). Sistem ini menyusun barang yang baru
datang (umumnya batas kadaluarsa panjang) pada bagian dalam atau bagian
bawah tumpukan obat sehingga obat-obat yang lama akan terjual terlebih dahulu.
4. Pencatatan dan Pelaporan di outlet Mitrasana
Setiap outlet yang menerima barang dari logistik diharuskan untuk
mengecek kesesuaian barang dan jumlahnya, serta dicatat tanggal kadaluarsanya
pada lembar IT (Item Transfer).
23

Terdapat beberapa jenis laporan yang dibuat di outlet untuk dilaporkan ke


kantor pusat Mitrasana, baik dalam skala per hari hingga per bulan. Laporan-
laporan tersebut secara keseluruhan telah dikerjakan secara cukup tertib dan tepat
waktu. Laporan dengan skala pengerjaan setiap bulan dapat dikelompokkan
berdasarkan tanggal pengambilan data, yaitu setiap tanggal 1, tanggal 15, tanggal
16 atau akhir bulan.
Beberapa laporan yang dilakukan pengambilan data dan dikerjakan per
tanggal 1 tiap bulan adalah laporan cash opname dan petty cash, laporan lost
sales, laporan stok opname, laporan asuransi, laporan mesin kartu kredit, laporan
selling focus/promo, laporan rekapan setoran bank dan receipt voucher, laporan
data costumer, laporan time table event dan dokumentasi, laporan lembur
karyawan, laporan rekapitulasi program stamp dan voucher pengambilan
hadiah/promo, laporan rekapitulasi barang-barang kadaluarsa, serta laporan stok.
Penarikan data per tanggal 15 setiap bulan dilakukan untuk pembuatan laporan
program asuransi, mesin EDC/kartu kredit, jarak tempuh kurir dan struk penjualan
(pink).
Mayoritas outlet Mitrasana tidak menyediakan psikotropika dan narkotika.
Hanya outlet Mitrasana Kelapa Gading saja yang menjual psikotropika dan
narkotika. Meskipun demikian, seluruh outlet tetap diwajibkan untuk melaporkan
penggunaan psikotropika dan nakotika secara online ke Dinas Kesehatan melalui
SIPNAP (Sistem Pelaporan Psikotropika dan Narkotika) setiap bulannya.
24

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Apoteker selaku store manager di apotek Mitrasana bertanggung jawab
untuk memastikan terlaksananya kegiatan operasional apotek sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Apoteker pada apotek Mitrasana berperan
sebagai care giver, leader, decision maker, communicator, life long learner,
teacher, researcher dan manager.
2. Kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi dimulai dari proses perencanan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, serta pencatatan dan
pelaporan. Pengadaan barang-barang reguler untuk didistribusikan ke setiap
outlet sepenuhnya menjadi tanggung jawab kantor pusat, sedangkan
pengadaan barang-barang non regular dan cito, menjadi tanggung jawab
masing-masing outlet. Penerimaan barang/produk harus dilakukan dengan
seksama dan teliti agar tidak merugikan outlet yang bersangkutan.
Penyimpanan dilakukan berdasarkan sistem FEFO dan kondisi penyimpanan
yang disesuaikan dengan stabilitas dari masing-masing barang/produk.
3. Pelayanan farmasi klinik apotek Mitrasana meliputi pelayanan resep,
dispensing, PIO (Pelayanan Informasi Obat) dan swamedikasi, sedangkan
konseling hanya dilakukan terhadap beberapa pasien yang umumnya
melakukan pengecekan gula darah, kolesterol, asam urat dan tekanan darah
karena keterbatasannya waktu dan ruangan apotek atau outlet.
B. Saran
1. Diharapkan adanya penggunaan stiker LASA dalam penyimpanan obat
untuk menandakan obat-obatan yang nama dan bentuknya hampir mirip.
2. Apoteker diharapkan dapat meningkatkan pelayanan farmasi klinis untuk
dapat meningkatkan penjualan dan pelayanan di outlet, terutama dalam
memberikan konseling.

24
25

3. Perlunya penambahan ruangan khusus konseling di outlet yang berupa


ruangan kecil tertutup dengan 1 meja dan 2 kursi untuk memberikan
kenyamanan selama proses konseling.
26

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Laporan Tahunan 2008 Annual Report : Bersama Memacu


Prestasi. Jakarta : PT. Kalbe Farma Tbk.
Anonim. 2012. Buku Panduan : Staff Outlet Development Program (SODP).
Jakarta : Apotek dan Klinik Mitrasana.
http://www.kalbe.co.id (diakses tanggal 9 September 2017).
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan
No. 1322/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan. 2009. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek.
Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Presiden Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.
27

G H Keterangan :

A : Pintu Masuk

B : Etalase Obat

C : Meja Kasir

D : Meja Racik
B D E E : Kulkas

F : Kursi Tunggu
B
G : Ruang Praktek Dokter
F
H : Kamar Mandi
B I
I : Meja Pelayanan
C

Anda mungkin juga menyukai