Disusun Oleh :
Dewi Puspita
Dewantari
S.Farm
1604026149
Diken
Maywidia
Darma S.Farm
1604026152
JAKARTA
2017
BAB I
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis (Undang-Undang No. 36 Tahun 2009). Kesehatan setiap
orang perlu ditingkatkan dengan adanya pembangunan bidang kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang.
Suatu penyelenggaraan upaya kesehatan sangat diperlukan dalam
mewujudkan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan seseorang (Presiden
Republik Indonesia, 2009), salah satunya seperti pembangunan sarana kesehatan.
Berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016, apotek merupakan sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Apotek juga
menjadi tempat dimana masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya mendapatkan
informasi yang menyangkut kesehatan dan pengetahuan yang benar tentang obat
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1027/MENKES/SK/IX/2004
disebutkan bahwa pelayanan kefarmasian telah bergeser orientasinya dari
pelayanan obat menjadi pelayanan pasien yang mengacu pada pelayanan
kefarmasian, sehingga tugas apoteker bukan hanya sekedar meracik obat, tetapi
juga termasuk pengendalian mutu dan pengamanan sediaan farmasi, penyimpanan
dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional dengan
berinteraksi langsung kepada pasien.
Pada dasarnya apoteker harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai mengenai pelayanan kefarmasian dalam memberikan komunikasi,
informasi dan edukasi obat, sehingga masyarakat dapat menggunakan obat secara
aman, tepat dan rasional. Apoteker juga harus memiliki kemampuan non
kefarmasian seperti kemampuan dalam hal manajerial dan komunikasi sebagai
dasar pengelolaan bisnis apotek.
1
3
B. Tujuan
Tujuan dari Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang diselenggarakan
oleh Program Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan pengetahuan calon apoteker mengenai tugas, fungsi,
wewenang serta tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek (APA) di
apotek
2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan praktis mahasiswa calon
apoteker mengenai pelayanan farmasi klinik dan non klinik
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan calon apoteker dalam
pelayanan kefarmasian di apotek
4
BAB II
TINJAUAN APOTEK MITRASANA
A. Definisi Apotek
Berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016 apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Pelayanan
kefarmasian dalam PP No. 51 Tahun 2009 memiliki arti yaitu suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan tujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Sediaan
farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. Pekerjaan
kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Perbekalan kesehatan
adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
3
5
3) Innovation (Inovasi)
9
Tugas :
a. Melayani pasien yang akan diperiksa oleh dokter dan atau melakukan
pengambilan sampel darah
b. Membantu dokter dalam pelaksanaan pelayanan medis di apotek dan
membantu program dokter keluarga
c. Membantu pelayanan di apotek
Tanggung jawab :
a. Melakukan pelayanan prima kepada pelanggan dengan standar
pelayananyang berlaku
b. Melakukan persiapan pasien yang akan diperiksa dokter
c. Melakukan pengambilan sampel darah pasien
d. Mempersiapkan peralatan atau obat yang dibutuhkan dokter
e. Membantu dokter dalam hal yang berkaitan dengan administrasi
f. Mengerjakan administrasi dan stok opname klinik
g. Membantu pelaksanaan Medical Check Up (MCU) di perusahaan maupun
di apotek
h. Melayani pasien dengan kasih sayang dan tanggung jawab
i. Melakukan perawatan sesuai standar yang telah ditetapkan
j. Bertanggung jawab mengelola limbah medis di apotek
k. Menjaga kebersihan apotek, terutama ruang dokter
4) Kurir
Tugas :
a. Menjaga kebersihan dan kerapian apotek
b. Melakukan pengantaran barang, dokumen serta SDM (dokter, manager,
perawat, analis, AA)
c. Mengambil uang penjualan tunai di setiap apotek areanya dan
menyetorkan ke bank
Tanggung jawab :
a. Melakukan pelayanan prima kepada pelanggan sesuai dengan standar
pelayanan yang berlaku
14
BAB III
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A. Kegiatan
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Mitrasana dilaksanakan
pada tanggal 1–29 Agustus 2017. Adapun uraian kegiatan PKPA dalam bidang
perapotekan yang berlangsung di Apotek Mitrasana adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Uraian Kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Tanggal Uraian Kegiatan
Minggu ke–1 1. Penerimaan Mahasiswa PKPA di kantor pusat PT.
1–7 Agustus 2017 Millenia Dharma Insani
2. Pembagian tugas khusus dari pembimbing apotek
Mitrasana, yaitu :
a. Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017
tentang Apotek
b. Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian.
3. Melakukan presentasi tugas khusus dengan judul :
a. Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017
tentang Apotek
b. Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian.
Minggu ke–2 1. Pembagian tugas khusus tentang hal–hal berikut.
8–14 Agustus 2017 a. Swamedikasi
b. Suhu penyimpanan obat
c. Lasa (Look Alike Sound Alike)
d. Copy resep
e. Studi kelayakan (feasibility study)
2. Melakukan kunjungan ke bagian logistik di kantor
pusat Mitrasana dan mendapatkan materi terkait dengan
pengelolaan logistik
16 di Mitrasana.
17
B. Pembahasan
Kegiatan di outlet atau apotek Mitrasana terdiri dari dua, yaitu kegiatan yang
bersifat manajerial dengan melakukan perbekalan farmasi mulai dari perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian hingga pelaporan, serta
pekerjaan berkaitan dengan farmasi klinis seperti pelayanan resep, pemberian
informasi obat (PIO) dan konseling.
19
bagian logistik. Setiap transaksi dan sisa stok barang di outlet Mitrasana sudah
dilakukan sistem komputerisasi secara sentral (central point).
2. Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan di outlet Mitrasana adalah
pengkajian resep meliputi skrining administrasi, skrining farmasetik dan skrining
klinis. Dispensing di outlet Mitrasana dilakukan setelah pengkajian resep.
Sebelum diserahkan kepada pasien dilakukan pemeriksaan kembali mulai dari
penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat.
Memanggil nama pasien dan melakukan pemeriksaan ulang identitas pasien.
Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat. Kegiatan lain seperti
konseling hanya dilakukan terhadap beberapa pasien yang umumnya melakukan
pengecekan gula darah, kolesterol, asam urat dan tekanan darah karena
keterbatasannya waktu dan ruangan apotek atau outlet.
3. Manajerial outlet Mitrasana
Bangunan outlet Mitrasana terbagi menjadi beberapa ruangan, antara lain
counter untuk penerimaan resep, kasir, penyerahan obat, ruang tunggu pasien,
ruang praktik dokter, serta ruang penyimpanan dan peracikan obat. Di counter
terdapat lemari etalase dengan tinggi sekitar 1,2 meter dan lemari etalase kaca
pada tembok belakang counter yang tinggi. Pada ruang tunggu disediakan kursi
besi yang nyaman. Menyatu dengan ruang tunggu terdapat meja tempat melayani
pasien yang melakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol dan
asam urat. Di bagian belakang ruang counter terdapat ruang dalam yang
digunakan sebagai tempat penyimpanan obat keras, ruang racik serta ruang kerja
untuk keperluan administratif apotek. Guna menjamin stabilitas obat selama
penyimpanan dan kenyamanan tenaga kerja saat melakukan pekerjaannya, ruang
racik dilengkapi dengan pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC).
Pertimbangan yang sama dilakukan untuk semua ruangan yang ada di outlet
Mitrasana. Dengan adanya AC di ruang tunggu diharapkan dapat meningkatkan
kenyamanan pasien. Di dalam ruang racik outlet Mitrasana terdapat meja racik
dengan wastafel untuk pencucian peralatan racik pada sisi tembok dengan lemari
gantung diatasnya dan pada sisi tembok lainnya terdapat rak-rak sebagai tempat
22
penyimpanan obat keras. Ruang tersebut juga dilengkapi dengan satu lemari
pendingin untuk penyimpanan obat dengan suhu penyimpanan khusus.
Peletakan produk di outlet Mitrasana menggunakan lemari display. Ruang
counter mempunyai susunan etalase yang mempermudah konsumen untuk
memilih produk yang diinginkan. Pada etalase yang berdiri di lantai, tersusun
kelompok obat simptomatik untuk batuk, pilek dan sakit kepala baik yang
kombinasi maupun tunggal. Pada etalase kaca yang menempel pada tembok,
tersusun kelompok suplemen makanan, suplemen kesehatan dan alat kesehatan
seperti termometer dan tes kehamilan. Obat-obat yang ditampilkan di ruang ini
adalah obat-obat bebas dan bebas terbatas. Obat ethical disimpan di ruang racik
yang terletak di bagian belakang apotek. Penyusunan obat ini pada rak-rak kayu
bertingkat yang tertempel di tembok. Penyusunan obat ethical berdasarkan bentuk
sediaan, masing-masing disusun berdasarkan abjad disampingnya terdapat kotak
rak sebagai tempat penyimpanan obat generik. Di bawah obat generik juga
terdapat penyimpanan obat obat fast moving. Pada sisi tembok lainnya terdapat
beberapa kotak rak dari kayu yang digunakan untuk meletakkan sediaan mata dan
telinga. Lemari pendingin juga tersedia sebagai tempat penyimpanan sediaan
suppositoria atau sediaan lain yang memerlukan penyimpanan dengan suhu
khusus. Apabila ada obat mendekati kadaluarsa maka obat tersebut didahulukan
untuk dijual atau dipersiapkan proses retur ke distributor melalui logistik. Apabila
pada saat batas kadaluarsa tiba sedangkan obat tersebut tidak terjual atau tidak
dapat diretur ke distributor, maka obat tersebut akan dimusnahkan. Dalam rangka
mengurangi dan mencegah terjadinya kerugian akibat obat kadaluarsa, penjualan
atau pengeluaran barang atau obat di apotek dilakukan dengan menggunakan
sistem FEFO (First Expired First Out). Sistem ini menyusun barang yang baru
datang (umumnya batas kadaluarsa panjang) pada bagian dalam atau bagian
bawah tumpukan obat sehingga obat-obat yang lama akan terjual terlebih dahulu.
4. Pencatatan dan Pelaporan di outlet Mitrasana
Setiap outlet yang menerima barang dari logistik diharuskan untuk
mengecek kesesuaian barang dan jumlahnya, serta dicatat tanggal kadaluarsanya
pada lembar IT (Item Transfer).
23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Apoteker selaku store manager di apotek Mitrasana bertanggung jawab
untuk memastikan terlaksananya kegiatan operasional apotek sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Apoteker pada apotek Mitrasana berperan
sebagai care giver, leader, decision maker, communicator, life long learner,
teacher, researcher dan manager.
2. Kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi dimulai dari proses perencanan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, serta pencatatan dan
pelaporan. Pengadaan barang-barang reguler untuk didistribusikan ke setiap
outlet sepenuhnya menjadi tanggung jawab kantor pusat, sedangkan
pengadaan barang-barang non regular dan cito, menjadi tanggung jawab
masing-masing outlet. Penerimaan barang/produk harus dilakukan dengan
seksama dan teliti agar tidak merugikan outlet yang bersangkutan.
Penyimpanan dilakukan berdasarkan sistem FEFO dan kondisi penyimpanan
yang disesuaikan dengan stabilitas dari masing-masing barang/produk.
3. Pelayanan farmasi klinik apotek Mitrasana meliputi pelayanan resep,
dispensing, PIO (Pelayanan Informasi Obat) dan swamedikasi, sedangkan
konseling hanya dilakukan terhadap beberapa pasien yang umumnya
melakukan pengecekan gula darah, kolesterol, asam urat dan tekanan darah
karena keterbatasannya waktu dan ruangan apotek atau outlet.
B. Saran
1. Diharapkan adanya penggunaan stiker LASA dalam penyimpanan obat
untuk menandakan obat-obatan yang nama dan bentuknya hampir mirip.
2. Apoteker diharapkan dapat meningkatkan pelayanan farmasi klinis untuk
dapat meningkatkan penjualan dan pelayanan di outlet, terutama dalam
memberikan konseling.
24
25
DAFTAR PUSTAKA
G H Keterangan :
A : Pintu Masuk
B : Etalase Obat
C : Meja Kasir
D : Meja Racik
B D E E : Kulkas
F : Kursi Tunggu
B
G : Ruang Praktek Dokter
F
H : Kamar Mandi
B I
I : Meja Pelayanan
C