KIMIA ANORGANIK
Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah Puji Syukur kehadiarat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan
nikamt-nya sehingga laporan pratikum ini dapat terselesaikan dengan tepat waktunya.
Laporan pratikum kimia anorganik ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia
anorganik. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya, Dosen
Pembimbing pratikum yaitu kak Anggarwati, S.P dan teman kelompok yang telah
mendukung untuk menyelsaikan laporan ini.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan laporan jauh dari kata sempurna dan banyak
kekurangan. Dan saya tetap berusaha agar laporan ini bermanfaat. Oleh karena itu, kami
mengharapkan masukan,kritik, dan saran senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan
laporan di waktu yang akan datang. Saya berharap laporan ini dapat menambah pengetahuan
dan manfaat bagi pembaca.
Acara I ...............................................................................................................................................
1
Acara II .............................................................................................................................................
5
Acara IV ............................................................................................................................................
15
Acara V .............................................................................................................................................
20
Acara VI ............................................................................................................................................
25
Lampiran ...........................................................................................................................................
31
DAFTAR TABEL
26.
27.
28.
29.
30.
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah Puji Syukur kehadiarat Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat dan nikamt-nya sehingga laporan pratikum ini dapat terselesaikan dengan
tepat waktunya. Laporan pratikum kimia anorganik ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah kimia anorganik. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada kedua
Orang Tua saya, Dosen Pembimbing saya yaitu kak Anggarwati, S.P dan teman
kelompok yang telah membimbing kami untuk menyelsaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan. Dan kami tetap berusaha agar laporan ini bermanfaat. Oleh
karena itu, kami mengharapkan masukan,kritik, dan saran senantiasa kami harapkan
demi kesempurnaan laporan di waktu yang akan datang. Kami berharap laporan ini
dapat menambah pengetahuan dan manfaat bagi pembaca.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari pratikum Pengenalan Alat-alat laboratorium sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat mengetahui jenis dan fungsi beberapa peralatan laboratorium
yang dibutuhkan dalam pratikum.
b. Mahasiswa dapat menggunakan peralatan dan mengetahui cara penanganan
agar dapat berfungsi dengan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berikut ini akan dikenalkan beberapa alat pokok dalam praktikum kimia, antara lain :
1. Tabung reaksi
Terbuat dari gelas, dapat dipanaskan dan digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia
dalam jumlah sedikit.
2. Penjepit tabung reaksi
Terbuat dari kayu atau logam, gunanya untuk memegang tabung reaksi pada dan selama
pemanasan.
3. Batang pengaduk
Dibuat dari kaca dan tidak berlubang. Gunanya untuk mengaduk suatu campuran atau
larutan zat-zat kimia pada waktu melakukan reaksi-reaksi kimia. Dipakai juga untuk
membantu pada waktu menuangkan/mendekantir cairan dalam proses penyaringan.
4. Corong
Biasanya terbuat dari gelas, tetapi ada juga yang terbuat dari bahan plastik. Gunanya untuk
memudahkan/menolong pada waktu memasukkan cairan ke dalam suatu tempat yang
sempit mulutnya seperti botol reagen, labu ukur, buret dan sebagainya.
5. Pipet
a. Pipet gondok/volumetrik
Alat ini disebut juga pipet volume atau pipet pindah. Digunakan untuk mengambil
larutan dengan volume tertentu dan dengan tepat. Alat ini mempunyai ketelitian yang
tinggi.
b. Pipet ukur
Hampir sama dengan pipet gondok, hanya pada pipet ini terdapat pembagian skala
sehingga dapat digunakan untuk memindahkan sebagian-sebagian dari isi pipet.
c. Pipet Pasteur (pipet tetes)
Alat ini digunakan untuk memindahkan sedikit zat cair atau larutan yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi.
6. Gelas piala (gelas beaker)
Alat ini bukan alat pengukur, digunakan untuk mengambil dan menyimpan sementara serta
memindahkan larutan.
7. Erlenmeyer
Merupakan alat gelas dengan leher yang menyempit. Alat ini juga bukan alat pengukur dan
digunakan sebagai wadah zat yang dititrasi.
8. Gelas/kaca arloji
Terbuat dari gelas, gunanya sebagai wadah untuk menimbang zat yang berbentuk kristal.
9. Gelas ukur
Alat ini berupa tabung gelas dengan alas datar dan dilengkapi dengan skala dalam miliLiter
(mL). Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini tidak dapat
digunakan untuk mengukur larutan/pelarut yang panas.
10. Labu ukur
Terbuat dari gelas dengan dasar rata dan leher yang sempit, dilengkapi dengan tanda batas.
Labu ukur memiliki bermacam-macam ukuran dari 25 mL hingga 2 L. Digunakan untuk
membuat larutan dengan volume yang tepat (larutan standar). Sering juga digunakan untuk
pengenceran sampai volume tertentu. Alat ini tidak boleh digunakan untuk larutan yang
panas.
11. Buret
Merupakan alat gelas yang berbentuk pipa panjang dengan skala dan dilengkapi dengan
kran. Digunakan untuk melakukan titrasi (mengukur volume titran yang digunakan).
Kapasitas alat ini bermacam-macam tetapi yang biasa digunakan adalah buret dengan
kapasitas 50 mL.
12. Standar buret
Alat ini terbuat dari baja dan digunakan sebagai penyangga buret.
13. Klem buret
Alat ini dipergunakan untuk memegang buret bersama standar buret. Bila perlu dalam
penggunaannya diperlukan juga pemegang klem.
METODE PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM (isi sesuai dengan yang digunakan pada
saat praktikum)
B. CARA KERJA (isi sesuai dengan yang dilakukan pada saat praktikum)
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
(Ini isinya laporan sementara yang sudah di acc/bisa difotocopi atau di scan)
BAB V
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
B. Saran
Jangan mengomentari keadaan lab, alat dan lainnya yg berhubungan dgn prasarana kampus
karena tidak akan membangun untuk praktikum selanjutnya,
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
DAFTAR PUSTAKA
Minimal 3 buah referensi (blog 1, 2 jurnal atau buku atau tulisan ilmiah lainnya), ditulis sesuai
susunan abjad A-Z
LAMPIRAN
Dokumentasi praktikum
Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah Puji Syukur kehadiarat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat
dan nikamt-nya sehingga laporan pratikum ini dapat terselesaikan dengan tepat waktunya.
Laporan pratikum kimia anorganik ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia
anorganik. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya,
Dosen Pembimbing saya yaitu kak Anggarwati, S.P dan teman kelompok yang telah
membimbing kami untuk menyelsaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan. Dan kami tetap berusaha agar laporan ini bermanfaat. Oleh karena
itu, kami mengharapkan masukan,kritik, dan saran senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan laporan di waktu yang akan datang. Kami berharap laporan ini dapat
menambah pengetahuan dan manfaat bagi pembaca.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari pratikum Teknik penggunaan Alat-alat laboratorium sebagai berikut :
Praktikan mengetahui cara-cara penggunaan alat dengan prosedur yang benar dan tidak
membahayakan praktikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teknik penggunaan alat dibagi atas dua yaitu teknik kualitatif dan teknik kuantitatif.
Teknik kualitatif adalah teknik yang digunakan hanya untuk menyatakan hasil dalam bentuk
kualitas sedangkan teknik kuantitatif merupakan teknik yang menyatakan hasil akhir dengan
jumlah tertentu.
1. Teknik Kualitatif (kualitas)
a. Cara memanaskan zat dalam cawan porselin/erlenmeyer/gelas beker
Letakan gelas beaker diatas hotplate
Kemudian atur temperatur sesuai dengan panas yang diinginkan
b. Cara menghomogenkan bahan kimia dalam pembuatan larutan
Timbanglah bahan kimia yang akan dibuat larutan
Masukkan ke dalam gelas beaker kemudian tambahkan aquades atau alkohol
sampai tanda tetra
Masukkan magnetik stirrer ke dalam gelas beaker yang sudah berisi larutan
Letakkan gelas beaker di atas hotplate dan atur kecepatan putar magnetik stirrer
c. Cara menyaring endapan
gunakan kertas saring yang dibentuk seperti kerucut
saringlah sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya larutan adalah sepertiga tinggi
kertas
d. Cara mencuci endapan pada kertas saring.
Arahkan aliran air dari botol semprot pencuci pertama-tama di sekitar pinggir atas
kertas saring menyusul gerakkan spiral (memutar ke arah dalam) menuju endapan
dan tiap pencucian kertas saring terisi antara separuh sampai dua pertiganya
2. Teknik Kuantitatif
a. Penimbangan
Gunakan sendok untuk mengambil zat yang akan ditimbang.
Pilih timbangan yang tepat sesuai kapasistasnya. Jangan menimbang zat melebihi
kapasitas
Catat hasil timbangan. Perhatikan contoh perintah penimbangan berikut :
a. Timbang lebih kurang artinya: jumlah yang harus ditimbang tidak boleh kurang dari
90% dan tidak boleh lebih dari 110% dari jumlah yang harus ditimbang.
b. Timbang dengan saksama artinya: deviasi penimbangan tidak boleh lebih dari 0,1%
dari jumlah yang ditimbang. Misalnya dengan pernyataan timbang seksama 500 mg,
berarti batas kesalahan penimbangan tidak boleh lebih dari 0,5 mg. Oleh karena itu,
penimbangan harus dilakukan dengan neraca analitik kepekaan minimal 0,5 mg.
Penimbangan saksama dapat juga dinyatakan dengan menambahkan angka 0
dibelakang koma pada akhir bilangan bersangkutan.
b. Pengukuran
Pengukuran volume larutan bisa menggunakan gelas ukur, kecuali jika dinyatakan
perintah ”ukur dengan saksama...”, dimaksudkan bahwa pengukuran dilakukan
dengan memakai pipet standar dan harus digunakan sedemikian rupa sehingga
kesalahannya tidak melebihi batas yang ditetapkan.
Penggunaan pipet dapat diganti dengan buret yang sesuai dan memenuhi standar.
Pengukuran saksama dapat juga dinyatakan dengan menambahkan angka 0 di
belakang angka koma terakhir bilangan yang bersangkutan. Misalnya dengan
pernyataan pipet 10,0 ml atau ukur 10,0 ml dimaksudkan bahwa pengukuran harus
dilakukan dengan saksama.
c. Penggunaan buret
Periksa terlebih dahulu apakah buret dalam kondisi baik (tidak pecah atau bocor),
berikan sedikit saja vaselin pada kran agar pengaturan penetesan mudah dilakukan.
Bersihkan buret sebelum digunakan dengan air, bilaslah buret tersebut dengan sedikit
zat kimia yang akan dimasukkan kedalamnya.
Masukkan zat kimia yang akan digunakan ke dalam buret tersebut dengan
menggunakan corong. Lakukan pengisian sampai seluruh bagian buret terisi
(perhatikan bagian bawahnya !) dan tidak terdapat gelembung gas pada buret.
Pasang buret pada statif dan klem agar posisinya stabil
d. Cara titrasi
Zat yang akan dititrasi disebut sebagai titrat (ditampung dalam erlenmeyer),
sedangkan larutan yang digunakan untuk menitrasi disebut sebagai titran (dimasukkan
ke dalam buret).
e. Pembacaan volume titrasi
Mata harus sejajar meniskus, gunakan meniskus bawah untuk menentukan volume
titrasi. Jangan lupa perhatikan skala buret, karena masing-masing kapasitas buret
memiliki skala yang berbeda.
Teknik penggunaan alat dibagi atas dua yaitu teknik kualitatif dan teknik kuantitatif.
Teknik kualitatif adalah teknik yang digunakan hanya untuk menyatakan hasil dalam bentuk
kualitas sedangkan teknik kuantitatif merupakan teknik yang menyatakan hasil akhir dengan
jumlah tertentu.
3. Teknik Kualitatif (kualitas)
e. Cara memanaskan zat dalam cawan porselin/erlenmeyer/gelas beker
Letakan gelas beaker diatas hotplate
Kemudian atur temperatur sesuai dengan panas yang diinginkan
f. Cara menghomogenkan bahan kimia dalam pembuatan larutan
Timbanglah bahan kimia yang akan dibuat larutan
Masukkan ke dalam gelas beaker kemudian tambahkan aquades atau alkohol
sampai tanda tetra
Masukkan magnetik stirrer ke dalam gelas beaker yang sudah berisi larutan
Letakkan gelas beaker di atas hotplate dan atur kecepatan putar magnetik stirrer
g. Cara menyaring endapan
gunakan kertas saring yang dibentuk seperti kerucut
saringlah sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya larutan adalah sepertiga tinggi
kertas
h. Cara mencuci endapan pada kertas saring.
Arahkan aliran air dari botol semprot pencuci pertama-tama di sekitar pinggir atas
kertas saring menyusul gerakkan spiral (memutar ke arah dalam) menuju endapan
dan tiap pencucian kertas saring terisi antara separuh sampai dua pertiganya
4. Teknik Kuantitatif
f. Penimbangan
Gunakan sendok untuk mengambil zat yang akan ditimbang.
Pilih timbangan yang tepat sesuai kapasistasnya. Jangan menimbang zat melebihi
kapasitas
Catat hasil timbangan. Perhatikan contoh perintah penimbangan berikut :
c. Timbang lebih kurang artinya: jumlah yang harus ditimbang tidak boleh kurang dari
90% dan tidak boleh lebih dari 110% dari jumlah yang harus ditimbang.
d. Timbang dengan saksama artinya: deviasi penimbangan tidak boleh lebih dari 0,1%
dari jumlah yang ditimbang. Misalnya dengan pernyataan timbang seksama 500 mg,
berarti batas kesalahan penimbangan tidak boleh lebih dari 0,5 mg. Oleh karena itu,
penimbangan harus dilakukan dengan neraca analitik kepekaan minimal 0,5 mg.
Penimbangan saksama dapat juga dinyatakan dengan menambahkan angka 0
dibelakang koma pada akhir bilangan bersangkutan.
g. Pengukuran
Pengukuran volume larutan bisa menggunakan gelas ukur, kecuali jika dinyatakan
perintah ”ukur dengan saksama...”, dimaksudkan bahwa pengukuran dilakukan
dengan memakai pipet standar dan harus digunakan sedemikian rupa sehingga
kesalahannya tidak melebihi batas yang ditetapkan.
Penggunaan pipet dapat diganti dengan buret yang sesuai dan memenuhi standar.
Pengukuran saksama dapat juga dinyatakan dengan menambahkan angka 0 di
belakang angka koma terakhir bilangan yang bersangkutan. Misalnya dengan
pernyataan pipet 10,0 ml atau ukur 10,0 ml dimaksudkan bahwa pengukuran harus
dilakukan dengan saksama.
h. Penggunaan buret
Periksa terlebih dahulu apakah buret dalam kondisi baik (tidak pecah atau bocor),
berikan sedikit saja vaselin pada kran agar pengaturan penetesan mudah dilakukan.
Bersihkan buret sebelum digunakan dengan air, bilaslah buret tersebut dengan sedikit
zat kimia yang akan dimasukkan kedalamnya.
Masukkan zat kimia yang akan digunakan ke dalam buret tersebut dengan
menggunakan corong. Lakukan pengisian sampai seluruh bagian buret terisi
(perhatikan bagian bawahnya !) dan tidak terdapat gelembung gas pada buret.
Pasang buret pada statif dan klem agar posisinya stabil
i. Cara titrasi
Zat yang akan dititrasi disebut sebagai titrat (ditampung dalam erlenmeyer),
sedangkan larutan yang digunakan untuk menitrasi disebut sebagai titran (dimasukkan
ke dalam buret).
j. Pembacaan volume titrasi
Mata harus sejajar meniskus, gunakan meniskus bawah untuk menentukan volume
titrasi. Jangan lupa perhatikan skala buret, karena masing-masing kapasitas buret
memiliki skala yang berbeda.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
D. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM (isi sesuai dengan yang digunakan pada
saat praktikum)
E. CARA KERJA (isi sesuai dengan yang dilakukan pada saat praktikum)
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
BAB V
PEMBAHASAN
Acara 2 : Menjelaskan mengapa perlu mengetahui cara-cara penggunaan alat dengan prosedur
yang benar dan tidak membahayakan dalam penggunaan alat.
BAB VI
PENUTUP
C. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
D. Saran
Jangan mengomentari keadaan lab, alat dan lainnya yg berhubungan dgn prasarana kampus
karena tidak akan membangun untuk praktikum selanjutnya,
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Dokumentasi praktikum
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
C. LATAR BELAKANG
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah Puji Syukur kehadiarat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat
dan nikamt-nya sehingga laporan pratikum ini dapat terselesaikan dengan tepat waktunya.
Laporan pratikum kimia anorganik ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia
anorganik. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya,
Dosen Pembimbing saya yaitu kak Anggarwati, S.P dan teman kelompok yang telah
membimbing kami untuk menyelsaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan. Dan kami tetap berusaha agar laporan ini bermanfaat. Oleh karena
itu, kami mengharapkan masukan,kritik, dan saran senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan laporan di waktu yang akan datang. Kami berharap laporan ini dapat
menambah pengetahuan dan manfaat bagi pembaca.
D. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mengetahui kandungan dan symbol-
simbol yang terdapat pada bahan kimia berbahaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan Kimia Berbahaya
Selama bekerja di laboratorium kimia, kita selalu berhubungan dengan
bahan-bahan kimia. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai jenis dan sifat bahan kimia
khususnya bahan-bahan kimia berbahaya sangat penting. Secara umum, bahan-bahan kimia
berbahaya diklasifikasikan menjadi beberapa golongan diantaranya :
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Bahan kimia beracun didefinisikan sebagai bahan kimia yang dalam jumlah kecil dapat
menimbulkan keracunan pada manusia atau makhluk hidup lainnya. Pada umumnya zat-zat
toksik masuk melalui pernafasan atau kulit dan kemudian beredar ke seluruh bagian tubuh atau
organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh
tertentu seperti hati, paru-paru, dan sebagainya. Selain itu zat tersebut dapat berakumulasi
dalam tulang, darah, hati, atau cairan limfa dan menimbulkan efek kesehatan jangka panjang.
Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh bisa melalui urine, saluran pencernaan, dan
keringat.
Sifat toksik pada suatu zat selain ditentukan oleh sifat alamiahnya, juga ditentukan oleh
jenis persenyawaan dan keadaan industri. Zat beracun dapat digolongkan sebagai :
a. Senyawa logam dan metaloid d. Bahan karakteristik
b. Bahan pelarut organik e. Pestisida
c. Gas-gas beracun
a. Debu eksplosif
Debu-debu seperti debu karbon dalam industri batu bara, zat warna diazo dalam pabrik
zat warna dan magnesium dalam pabrik baja adalah debu-debu yang sering menimbulkan
ledakan.
b. Campuran eksplosif
Peledakan dapat terjadi pula akibat pencampuran beberapa bahan, terutama bahan
oksidator dan reduktor dalam suatu reaktor maupun dalam penyimpanan.
5. Bahan kimia oksidator (Oxidation Agents)
Yaitu suatu bahan kimia, yang mungkin tidak terbakar, tetapi dapat menghasilkan
oksigen yang bisa menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya. Bersifat eksplosif karena
sangat reakstif atau tidak stabil dan mampu menghasilkan oksigen dalam reaksi atau
penguraiannya sehingga dapat menimbulkan kebakaran selain ledakan. Bahan kimia oksidator
terdiri dari :
a. Oksidator anorganik seperti permanganat (MnO4-), perklorat (ClO4-), dikromat (Cr2O72-
), hidrogen peroksida (H2O2), periodat (IO4-), dan persulfat (S2O82-).
b. Peroksida organik seperti bensil peroksida, asetil peroksida, eteroksida, dan asam
perasetat.
6. Bahan kimia yang reaktif terhadap air (Water Sensitive Substances)
Yaitu bahan kimia yang dapat bereaksi hebat dengan air, dapat meledak atau terbakar.
Ini disebabkan zat-zat tersebut bereaksi secara eksotermik (mengeluarkan panas yang besar)
atau menghasilkan gas yang mudah terbakar. Berikut adalah bahan-bahan kimia yang reaktif
terhadap air : alkali (Na, K) dan alkali tanah (Ca), logam halida (alumunium tribromida), oksida
logam anhidrat (CaO), dan oksida non-logam halida (sulfuril klorida). Jenis zat-zat tersebut
harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruang yang kering dan bebas kebocoran bila
hujan.
7. Bahan kimia reaktif terhadap asam (Acid Sensitive Substances)
Bahan-bahan kimia yang reaktif terhadap air juga reaktif terhadap asam. Selain itu ada
bahan-bahan lain yang dapat bereaksi dengan asam secara hebat. Reaksi yang terjadi bersifat
eksotermis dan/atau menghasilkan gas-gas yang mudah terbakar atau eksplosif. Contoh :
kalium klorat/perklorat (KClO3/KClO4), kalium permanganat (KMnO4), asam kromat
(H2CrO4). Dengan demikian bahan-bahan tersebut dalam penyimpanan harus dipisahkan dari
asam seperti asam sulfat dan asam asetat.
8. Gas bertekanan (Compressed Gases)
Yaitu gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang dapat ditekan, maupun gas cair atau
gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan. Gas bertekanan tinggi telah banyak
digunakan dalam industri maupun laboratorium. Bahaya dari gas tersebut pada dasarnya adalah
karena tekanannya yang tinggi dan juga efek yang mungkin bersifat racun dan korosif.
Contohnya : - Aseletin, Amonia, Etilen, Oksida, Klor, Ni dan H.
METODE PRAKTIKUM
E. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
F. Saran
Jangan mengomentari keadaan lab, alat dan lainnya yg berhubungan dgn prasarana kampus
karena tidak akan membangun untuk praktikum selanjutnya,
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Dokumentasi praktikum
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
E. LATAR BELAKANG
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah Puji Syukur kehadiarat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat
dan nikamt-nya sehingga laporan pratikum ini dapat terselesaikan dengan tepat waktunya.
Laporan pratikum kimia anorganik ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia
anorganik. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya,
Dosen Pembimbing saya yaitu kak Anggarwati, S.P dan teman kelompok yang telah
membimbing kami untuk menyelsaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan. Dan kami tetap berusaha agar laporan ini bermanfaat. Oleh karena
itu, kami mengharapkan masukan,kritik, dan saran senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan laporan di waktu yang akan datang. Kami berharap laporan ini dapat
menambah pengetahuan dan manfaat bagi pembaca.
F. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mempelajari dan melaksanakan cara mengalibrasi alat-alat volumetri
yang terdapat di laboratorium kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat-alat yang digunakan untuk analisis harus mempunyai volume tertentu yang pasti.
Karena kaca atau gelas dapat memuai, maka biasanya volume yang ditulis pada alat-alat
volumetri ditetapkan pada temperatur tertentu pula. Biro Standar Nasional Amerika
Serikat telah menetapkan temperatur 20˚C sebagai temperatur kalibrasi alat-alat kaca
volumetri.
Temperatur laboratorium tidak selalu sama dengan 20˚C, maka alat kaca harus
dikoreksi bila digunakan pada temperatur lain karena galat (kesalahan) yang disebabkan
pemuaian (atau penyusutan) baik dari alat kaca itu sendiri maupun dari larutan yang ada di
dalamnya. Koefisien pemuaian kaca cukup kecil sehingga koreksi yang dituntut untuk
faktor ini dapat diabaikan untuk kebanyakan pekerjaan (koreksi ini mencapai orde 1 bagian
per 10.000 untuk perubahan 5˚C. Perubahan volume larutan itu sendiri sebaliknya lebih
penting, namun perubahan itu masih dapat diabaikan dalam banyak hal jika temperatur
tidak jauh menyimpang dari 20˚C (perubahan volume itu berorde 1 bagian per 1.000 untuk
perubahan 5˚C).
Sebagian besar pekerjaan di laboratorium mencakup larutan air yang encer, maka
umumnya air digunakan sebagai bahan pembanding dalam kalibrasi alat-alat volumetri.
Asas umum dalam kalibrasi adalah menetapkan massa air yang terdapat dalam alat tersebut.
Maka dengan mengetahui volume 1 gram air, volume yang benar dapat dicari (lihat Tabel
1. Hubungan Antara Temperatur dan Volume 1 Gram Air).
Kapasitas
Labu Ukur Pipet Transfer Buret
(mL)
2 - 0,006 -
5 - 0,01 0,01
10 - 0,02 0,02
25 0,03 0,03 0,03
50 0,05 0,05 0,05
100 0,08 0,08 0,10
200 0,10 0,10 -
500 0,15 - -
1000 0,30 - -
- Sumber : Day dan Underwood, 1999
BAB III
METODE PRAKTIKUM
F. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM (isi sesuai dengan yang digunakan pada
saat praktikum)
G. CARA KERJA (isi sesuai dengan yang dilakukan pada saat praktikum)
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
(Ini isinya laporan sementara yang sudah di acc/bisa difotocopi atau di scan)
BAB V
PEMBAHASAN
Acara 4 : Menjelaskan mengapa perlu mempelajari dan melaksanakan cara mengalibrasi alat-
alat volumetri yang terdapat di laboratorium kimia dan apa kesimpulan setelah melaksanakan
praktikum
BAB VI
PENUTUP
G. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
H. Saran
Jangan mengomentari keadaan lab, alat dan lainnya yg berhubungan dgn prasarana kampus
karena tidak akan membangun untuk praktikum selanjutnya,
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
DAFTAR PUSTAKA
Minimal 3 buah referensi (blog 1, 2 jurnal atau buku atau tulisan ilmiah lainnya), ditulis sesuai
susunan abjad A-Z
LAMPIRAN
Dokumentasi praktikum
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah Puji Syukur kehadiarat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat
dan nikamt-nya sehingga laporan pratikum ini dapat terselesaikan dengan tepat waktunya.
Laporan pratikum kimia anorganik ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia
anorganik. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya,
Dosen Pembimbing saya yaitu kak Anggarwati, S.P dan teman kelompok yang telah
membimbing kami untuk menyelsaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan. Dan kami tetap berusaha agar laporan ini bermanfaat. Oleh karena
itu, kami mengharapkan masukan,kritik, dan saran senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan laporan di waktu yang akan datang. Kami berharap laporan ini dapat
menambah pengetahuan dan manfaat bagi pembaca.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mempelajari sifat-sifat fisik zat berupa : warna, paramagnetisme, kerapatan, dan titik didih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Zat merri marupakan bagian dari materi yang terbagi atas unsur dan senyawa, memiliki
sifat dan komposisi yang sama dalam keseluruhan contoh. Sifat-sifat zat dapat digolongkan
menjadi dua kategori yaitu sifat fisis dan sifat kimia.
Sifat fisik dapat digunakan untuk menjelaskan penampilan sebuah obyek. Proses
perubahan penampilan fisis dari suatu obyek dengan identitas dasar yang tidak berubah disebut
perubahan fisis. Warna, paramagnetisme, kerapatan, dan titik didih merupakan sebagian dari
sifat-sifat fisis yang dimiliki oleh zat.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
H. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM (isi sesuai dengan yang digunakan pada
saat praktikum)
I. CARA KERJA (isi sesuai dengan yang dilakukan pada saat praktikum)
K. BAB IV
L. HASIL PRAKTIKUM
M. (Ini isinya laporan sementara yang sudah di acc/bisa difotocopi atau di
scan)
BAB V
PEMBAHASAN
Acara 5 : Menjelaskan mengapa perlu Mempelajari sifat-sifat fisik zat berupa : warna, dan
titik didih pada spiritus dan aquadest. Bandingan pengaruh waktu terhadap suhu pada kedua
sampel tersebut.
BAB VI
PENUTUP
I. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
J. Saran
Jangan mengomentari keadaan lab, alat dan lainnya yg berhubungan dgn prasarana kampus
karena tidak akan membangun untuk praktikum selanjutnya,
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
DAFTAR PUSTAKA
Minimal 3 buah referensi (blog 1, 2 jurnal atau buku atau tulisan ilmiah lainnya), ditulis sesuai
susunan abjad A-Z
Dokumentasi praktikum
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
G. LATAR BELAKANG
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah Puji Syukur kehadiarat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat
dan nikamt-nya sehingga laporan pratikum ini dapat terselesaikan dengan tepat waktunya.
Laporan pratikum kimia anorganik ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia
anorganik. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya,
Dosen Pembimbing saya yaitu kak Anggarwati, S.P dan teman kelompok yang telah
membimbing kami untuk menyelsaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan. Dan kami tetap berusaha agar laporan ini bermanfaat. Oleh karena
itu, kami mengharapkan masukan,kritik, dan saran senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan laporan di waktu yang akan datang. Kami berharap laporan ini dapat
menambah pengetahuan dan manfaat bagi pembaca.
H. TUJUAN PRAKTIKUM
Mempelajari cara perhitungan dan membuat larutan dengan konsentrasi tertentu serta
menghitung konsentrasi larutan setelah pengenceran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kadar suatu larutan dapat dinyatakan dengan beberapa cara diantaranya :
1. Persen Berat (% b/b)
Yaitu banyaknya gram zat terlarut dalam 100 gram larutan. Tetapi dalam praktek seringkali
yang dimaksud dengan persen berat adalah banyaknya gram zat terlarut dalam 100 mL
larutan (% b/v). Untuk larutan yang sangat encer sering digunakan istilah miligram persen
yaitu jumlah miligram zat terlarut dalam 100 mL larutan.
2. Persen Volume (% v/v)
Yaitu jumlah miliLiter zat terlarut dalam 100 mL larutan.
3. Molal (m)
Yaitu banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
4. Molar (M)
Yaitu banyaknya mol zat terlarut dalam 1 Liter larutan.
Dari definisi dapat dinyatakan :
5. Normal (N)
Yaitu banyaknya ekuivalen zat terlarut dalam 1 Liter larutan
Pada titik ekuivalen suatu titrasi, selalu kita dapatkan jumlah ekuivalen (ek) zat-zat
yang bereaksi adalah sama :
Jumlah mol zat sebelum pengenceran = Jumlah mol zat setelah pengenceran
C1 x N1 = C2 x N2
Bila dua larutan masing-masing dengan volume V1 dan V2 dengan konsentrasi C1 dan
C2 dicampur dan tidak terjadi reaksi kimia, maka konsentrasi akhir dapat dihitung dengan
rumus :
C1 V1 C2 V2
C
V1 V2
BAB III
METODE PRAKTIKUM
N. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM (isi sesuai dengan yang digunakan pada
saat praktikum)
O. CARA KERJA (isi sesuai dengan yang dilakukan pada saat praktikum)
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
(Ini isinya laporan sementara yang sudah di acc/bisa difotocopi atau di scan)
BAB V
PEMBAHASAN
Acara 1 : Membuat tabel seperti tugas individu, alat yang digambarkan min 30 alat dan
fungsinya (silahkan cari diinternet untuk melengkapi jumlah alat)
Acara 2 : Menjelaskan mengapa perlu mengetahui cara-cara penggunaan alat dengan prosedur
yang benar dan tidak membahayakan dalam penggunaan alat.
Acara 4 : Menjelaskan mengapa perlu mempelajari dan melaksanakan cara mengalibrasi alat-
alat volumetri yang terdapat di laboratorium kimia dan apa kesimpulan setelah melaksanakan
praktikum
Acara 5 : Menjelaskan mengapa perlu Mempelajari sifat-sifat fisik zat berupa : warna, dan
titik didih pada spiritus dan aquadest. Bandingan pengaruh waktu terhadap suhu pada kedua
sampel tersebut.
Acara 7 : Menjelaskan apa itu reaksi asam-basa, factor apa saja yang mempengaruhi, dan apa
fungsi dari masing-masing bahan kimia yang digunakan
K. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
L. Saran
Jangan mengomentari keadaan lab, alat dan lainnya yg berhubungan dgn prasarana kampus
karena tidak akan membangun untuk praktikum selanjutnya,
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
DAFTAR PUSTAKA
Minimal 3 buah referensi (blog 1, 2 jurnal atau buku atau tulisan ilmiah lainnya), ditulis sesuai
susunan abjad A-Z
Dokumentasi praktikum
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah Puji Syukur kehadiarat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat
dan nikamt-nya sehingga laporan pratikum ini dapat terselesaikan dengan tepat waktunya.
Laporan pratikum kimia anorganik ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia
anorganik. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya,
Dosen Pembimbing saya yaitu kak Anggarwati, S.P dan teman kelompok yang telah
membimbing kami untuk menyelsaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan. Dan kami tetap berusaha agar laporan ini bermanfaat. Oleh karena
itu, kami mengharapkan masukan,kritik, dan saran senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan laporan di waktu yang akan datang. Kami berharap laporan ini dapat
menambah pengetahuan dan manfaat bagi pembaca.
J. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikan mampu mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta mampu menetapkan
kadarnya menggunakan prinsip reaksi asam-basa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion
hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk
menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara
donor proton (asam) dengan penerima proton (basa).
+ -
H + OH H2O
METODE PRAKTIKUM
Q. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM (isi sesuai dengan yang digunakan pada
saat praktikum)
R. CARA KERJA (isi sesuai dengan yang dilakukan pada saat praktikum)
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
(Ini isinya laporan sementara yang sudah di acc/bisa difotocopi atau di scan)
BAB V
PEMBAHASAN
Acara 1 : Membuat tabel seperti tugas individu, alat yang digambarkan min 30 alat dan
fungsinya (silahkan cari diinternet untuk melengkapi jumlah alat)
Acara 2 : Menjelaskan mengapa perlu mengetahui cara-cara penggunaan alat dengan prosedur
yang benar dan tidak membahayakan dalam penggunaan alat.
Acara 4 : Menjelaskan mengapa perlu mempelajari dan melaksanakan cara mengalibrasi alat-
alat volumetri yang terdapat di laboratorium kimia dan apa kesimpulan setelah melaksanakan
praktikum
Acara 5 : Menjelaskan mengapa perlu Mempelajari sifat-sifat fisik zat berupa : warna, dan
titik didih pada spiritus dan aquadest. Bandingan pengaruh waktu terhadap suhu pada kedua
sampel tersebut.
Acara 7 : Menjelaskan apa itu reaksi asam-basa, factor apa saja yang mempengaruhi, dan apa
fungsi dari masing-masing bahan kimia yang digunakan
M. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
N. Saran
Jangan mengomentari keadaan lab, alat dan lainnya yg berhubungan dgn prasarana kampus
karena tidak akan membangun untuk praktikum selanjutnya,
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………
DAFTAR PUSTAKA
Minimal 3 buah referensi (blog 1, 2 jurnal atau buku atau tulisan ilmiah lainnya), ditulis sesuai
susunan abjad A-Z
Dokumentasi praktikum