Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU REMAJA PUTRI TENTANG

KEBERSIHAN ORGAN REPRODUKSI PADA SAAT MENSTRUASI

DI SMK N 1 KOTA SOLOK TAHUN 2021

Gustia Hastuti

2013142010082

S1 KEPERAWATAN TRANSFER STIKES YARSI BUKITTINGGI


TA 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Remaja adalah transisi dari anak ke dewasa dan pada periode ini remaja mengalami
berbagai perubahan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi (Erni & Djannah, 2015; Pertiwi &
Megatsari, 2019). Masa remaja merupakan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat baik secara fisik psikologis maupun intlektual, sifat khas remaja mempunyai keingintahuan
yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko
atas perbuatanya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Masa ini juga terjadi
perubahan pada sistem reproduksi wanita. Organ reproduksi menunjukkan perubahan yang
dramatis pada saat pubertas. Dimulainya pertumbuhan pada folikel primordial ovarium yang
mengeluarkan hormonal estrogen, yaitu hormon terpenting pada wanita. Pengeluaran hormon
ini menumbuhkan tanda seks sekunder, yaitu salah satunya terjadinya pengeluaran darah
menstruasi (Kemenkes RI, 2015).

Menstruasi adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita normal. Haid
pertama (menarche) biasanya terjadi pada usia 10-13 tahun. Namun, karena pengaruh berbagai
faktor, seperti gizi dan lingkungan sosial, usia pertama datangnya haid bisa terjadi lebih cepat,
misalnya 9 tahun. Pada masa ini, hormon khas perempuan, estrogen dan progesterone
meningkat sangat pesat. Hormon ini memiliki fungsi utama dalam sistem reproduksi untuk
memerintahkan otak melakukan berbagai macam perubahan seperti kapan mulai dan kapan
berhenti haid (Azzam, 2012).

Perubahan emosional dan fisik yang disebut sindrom pramenstruasi terjadi pada
wanita sebelum menstruasi, perubahan psikologis akan memperburuk gangguan sindrom
pramenstruasi dan sangat mempengaruhi manajemen diri selama menstruasi (Bohari, 2017).
Kebiasaan yang berkaitan dengan manajemen kesehatan reproduksi pada remaja sangat
penting, mereka membutuhkan manajemen diri yang berkelanjutan tetapi kebanyakan remaja
tidak memiliki pengetahuan tentang manajemen diri selama menstruasi (Min & Ahn, 2018).
Permasalahan yang muncul pada kesehatan reproduksi pada remaja adalah remaja kurang
mampu menerapkan metode perawatan daerah reproduksinya, terutama pada saat menstruasi.
(Phonna et al., 2018). Pengetahuan kesehatan reproduksi yang rendah memungkinkan seorang
wanita memiliki perilaku kebersihan menstruasi yang buruk sehingga dapat membahayakan
kesehatan reproduksi (Pythagoras, 2018).

Gangguan menstruasi pada remaja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan


adalah akibat perilaku hidup bersih saat menstruasi (Utami, 2019). Self Management dan self
awareness tentang perlunya perilaku menstrual hygiene yang sehat sangat penting (Pythagoras,
2018). Perilaku kebersihan menstruasi adalah kegiatan penting untuk menjaga kesehatan organ
reproduksi remaja, terutama untuk menghindari infeksi organ reproduksi (Sugih M et al., 2019).

Menurut World Health Organization (WHO) di seluruh dunia, kanker serviks


merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita setelah kanker payudara dengan
perkiraan 530 000 kasus baru pada tahun 2012 dan menyumbang 7,5% dari semua kematian
akibat kanker pada perempuan. Infeksi HPV (Human Papillomavirus) merupakan awal dari
patogenesis kanker serviks. Sekali seseorang terkena HPV, seumur hidup virus tersebut akan
berada dalam tubuh. Saat ini belum ada teknologi kedokteran yang bisa mengeluarkan atau
membunuh virus tersebut sampai tuntas pada tubuh seseorang. Oleh karena itu pencegahan
terhadap masuknya virus ini sangatlah penting dalam hal mencegah terjadinya kanker serviks
(Rahmawati 2010). Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah terjadinya masalah
tersebut penting bagi seorang wanita dalam menjaga kebersihan organ reproduksi, terutama
pada saat remaja dimana perubahan fisik dan hormon yang sangat pesat pada remaja,

Mempelajari higiene saat menstruasi merupakan aspek penting dalam pendidikan


kesehatan remaja. Hal ini karena pola yang dikembangkan pada masa remaja cenderung
bertahan hingga dewasa (Erni & Djannah, 2015) Kebersihan saat haid merupakan higiene pribadi
remaja yang harus segera disosialisasikan agar remaja putri terhindar dari penyakit infeksi akibat
kebersihan yang kurang baik saat haid. (Ardiani & Andhikatias, 2018).

Perilaku sehat seseorang ditentukan oleh pengetahuan yang dimilikinya, bagaimana


individu tersebut menanggapi masalah kesehatan dan mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk pulih dari penyakit atau tetap sehat (Setyoningsih & Artaria, 2016).
Notoatmodjo (2011), mengatakan bahwa sikap merupakan faktor penting dalam terbentuknya
tindakan seseorang yang mana sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan
bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas tetapi merupakan “predisposisi” tindakan atau perilaku.
Survey awal di SMK N 1 Kota Solok didapatkan data bahwa jumlah siswi kelas I
sebanyak orang dan kelas II sebanyak orang. Survey difokuskan pada siswi kelas 1 dan II saja
karena dikhawatirkan pada saat penelitian siswa kelas III sedang disibukkan dengan persiapan
untuk ujian akhir nasional. Berdasarkan survey awal penelitian di SMK N 1 Kota Solok diketahui
bahwa di SMK N 1 Kota Solok ini sudah memiliki UKS yang bekerja sama dengan puskesmas
setempat dalam menjalankan program pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR), wawancara
peneliti saat melakukan pra penelitian di SMK N 1 Kota Solok ini diketahui bahwa dari 10 siswi, 6
orang diantaranya, sering terasa gatal dan terkadang berbau tidak sedap, dari 6 orang tersebut
juga diketahui bahwa mereka tidak melakukan kebersihan alat reproduksinya dengan baik
seperti saat mencuci alat reproduksinya setelah buang air kecil, ada juga yang mengatakan tidak
mengelap sampai kering setelah mencucinya bahkan ada yang mengatakan saat menstruasi
mereka jarang mengganti pembalut kecuali sudah merasa tidak nyaman. Dari hasil wawancara
peneliti ini juga diketahui bahwa siswi tersebut mereka mengatakan kurang mengerti tentang
perawatan kebersihan organ reproduksi mereka terutama saat menstruasi, berapa kali harus
mengganti pembalut dan bagaimana cara mencuci organ reproduksi yang baik dan benar.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik dan berkeinginan untuk melakukan


penelitian tentang “hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku remaja putri
dalam menjaga kebersihan organ reproduksi pada saat menstruasi di SMK N 1 Kota Solok tahun
2021”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang akan
diteliti adalah “Masih ada remaja putri yang tidak mengetahui cara menjaga organ
reproduksinya dengan baik saat menstruasi, sedangkan pertanyaan penelitian bagaimanakah
“hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku remaja putri tentang kebersihan
organ reproduksi pada saat menstruasi di SMK N 1 Kota Solok tahun 2021?’’

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku remaja putri
tentang kebersihan organ reproduksi pada saat menstruasi di SMK N 1 Kota Solok tahun 2021

2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang kesehatan organ
reproduksi pada saat menstruasi di SMK N 1 Kota Solok pada tahun 2021.

b. Diketahui gambaran sikap remaja putri terhadap kesehatan organ reproduksi pada saat
menstruasi di SMK N 1 Kota Solok tahun 2021.

c. Diketahui gambaran perilaku remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi
pada saat menstruasi di SMK N 1 Kota Solok tahun 2021.

d. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku remaja putri dalam menjaga
kebersihan organ reproduksi pada saat menstruasi di SMK N 1 Kota Solok tahun 2021.

e. Diketahui hubungan sikap dengan perilaku remaja putri dalam menjaga kebersihan organ
reproduksi pada saat menstruasi di SMK N 1 Kota Solok tahun 2021.

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi bagi mahasiswa
mengenai hubungan dengan perilaku remaja dalam menjaga kesehatan organ reproduksi dan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian serupa
yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menjaga kesehatan
organ reproduksi. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai model untuk
memberikan perawatan khususnya yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi pada
remaja.

1.3.2 Manfaat Praktik

Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan pemahaman remaja terkait penyebab


masalah pada remaja saat menstruasi, sehingga mereka mampu melakukan mekanisme
koping atau pengendalian diri yang lebih adaptif ketika dalam kondisi menstruasi dan
diharapkan kemampuan remaja putri untuk menerapkan prinsip-prinsip menstrual hygiene
menjadi lebih baik.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada para


penyelenggara pendidikan di SMK N 1 Kota Solok untuk mengetahui tingkat pengetahuan
para siswi tentang kesehatan reproduksi sehingga dapat memberikan kebijakan untuk
menyusun program tentang pendidikan kesehatan reproduksi remaja. Hasil penelitian ini
juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan dalam mempromosikan
masalah kesehatan reproduksi pada remaja.

Anda mungkin juga menyukai