Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa remaja terjadi perubahan baik fisis maupun

psikis yang menyebabkan remaja dalam kondisi rawan pada

proses pertumbuhan dan perkembangannya. Masa ini

merupakan masa terjadinya proses awal pematangan organ

reproduksi dan perubahan hormonal yang nyata. Remaja

menghadapi berbagai masalah yang kompleks terkait dengan

perubahan fisis, kecukupan gizi, perkembangan psikosial,

emosi dan kecerdasan yang akhirnya menimbulkan konflik

dalam dirinya yang kemudian mempengaruhi kesehatannya.

Remaja yang mengalami gangguan kesehatan berupaya untuk

melakukan reaksi menarik diri karena alasan-alasan tersebut.

Pencegahan terhadap terjadinya gangguan kesehatan pada

remaja memerlukan pengertian dan perhatian dari lingkungan

baik orang tua, guru, teman sebaya dan juga pihak terkait agar

mereka dapat melalui masa transisi dari kanak menjadi dewasa

dengan baik (IDAI, 2013).

Permasalah utama para remaja putri adalah kurangnya

pengetahuan mengenai manajemen kebersihan diri menstruasi

dan buruknya sanitasi air, menurut Eni Gustina, Direktur

Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan (Kemenkes),

1
mengatakan pokok permasalahan pada remaja terkait

menstruasi ini adalah kurangnya pengetahuan mengenai

kebersihan saat menstruasi dan buruknya sanitasi air. Berapa

banyak sekolah yang tidak punya kamar mandi, karena

bagaimanapun kebersihan menstruasi sangat penting

(Wicaksono, 2017).

Pasalnya, banyak anak perempuan tidak memiliki

pemahaman yang tepat bahwa menstruasi merupakan proses

biologis yang normal, mereka justru baru mengenal pada saat

pertama kali mengalami menstruasi. Hal ini diperparah dengan

fakta bahwa anak perempuan sering kesulitan membeli atau

mendapatkan pembalut saat diperlukan. Padahal, perempuan

harus dapat menggunakan pembalut yang bersih, dapat diganti

sesering mungkin diri dalam kondisi yang nyaman dengan

privasi yang terjaga (Wicaksono, 2017).

Hygiene pada saat menstruasi merupakan hal penting

dalam menentukan kesehatan organ reproduksi remaja putri,

khususnya terhindar dari infeksi alat reproduksi. Saat

menstruasi perempuan harus benar-benar dapat menjaga

kebersihan organ reproduksi dengan baik, terutama pada

bagian vagina, karena apabila tidak dijaga kebersihannya,

maka akan menimbulkan mikroorganisme seperti bakteri,

jamur dan virus yang berlebih sehingga dapat mengganggu


fungsi organ reproduksi. Penyebab utama penyakit infeksi

saluran reproduksi yaitu imunitas lemah (10%), perilaku

kurang hygiene saat menstruasi (30%), dan lingkungan tidak

bersih serta penggunaan pembalut yang kurang sehat saat

menstruasi (50%) (Rahmatika, 2010: 2014).

Pengetahuan dan praktik hygiene menstruasi

merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan

mengontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit,

meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan

kebersihan diri (A’yun, 2014).

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap personal

hygiene selama menstruasi. Diantara faktor tersebut

Pengetahuan Individu. Hal yang sama juga diperoleh dari

hasil yang mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang

berperan dalam perilaku kebersihan remaja saat menstruasi,

(Sunaryo, 2013).

Perkembangan kehidupan sosial remaja ditandai

dengan meningkatnya pengaruh teman sebaya. Remaja

lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berinteraksi

sosial dengan teman sebayanya. Teman sebaya

memberikan pengaruh yang besar terhadap sikap, minat,

penampilan dan perilaku remaja. Hal tersebut dikarenakan

komunikasi diantara teman sebaya lebih mudah dicerna dan


diterima daripada komunikasi dengan orang tua atau yang

lebih dewasa dari pada remaja putri. Hal tersebut juga

didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetya

(2014).

Menurut WHO (2009) Jumlah remaja di dunia saat ini

mencapai kurang lebih 1,2 milyar dan satu dari lima orang di

dunia ini adalah remaja. Di Asia Tenggara jumlah remaja

mencapai 18%-25% dari seluruh populasi di daerah

tersebut. Lonjakan pertumbuhan badan dan organ

reproduksi adalah masalah besar yang mereka hadapi

terutama wanita (Rosidah, 2008).

Penelitian UNICEF di Indonesia pada 2015

menemukan fakta 1 dari 6 anak perempuan terpaksa tidak

masuk sekolah selama satu hari atau lebih pada saat

menstruasi. Dampak yang terjadi bila tidak menjaga

kebersihan saat menstruasi akan rentan terjadi infeksi

saluran kencing, infeksi saluran reproduksi dan iritasi pada

kulit (Depkes, 2017).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang

dilakukan di MTS Guppi Bontolangkasa dan SMP Negeri 2

Minasatene. Sekolah ini terletak di Kabupaten Pangkep.

Memiliki jumlah siswi keseluruhan 108 di peroleh hasil

Remaja Putri kelas VII dan VIII, berdasarkan hasil observasi


dan wawancara pada 15 Informan didapatkan 67 %

Informan tidak mengetahui tentang manfaat kebersihan diri

saat menstruasi, diketahui bahwa siswi lebih banyak

meluangkan waktunya dengan proses belajar hingga pada

saat kegiatan sekolah ekstrakurikuler berlangsung lama pagi

hingga sore hari.

Hal ini menyebabkan siswi tidak mengganti pembalut

disekolah sehingga personal hygiene pada saat Menstruasi

diabaikan, siswa tidak mengetahui dampak pemakaian

pembalut jika dipakai melebihi batas pemakaian akan

berakibat pada organ getetalia remaja putri, adapun siswi

mengatakan tidak ada penjelasan dari orang tua mengenai

menstruasi sebelum mengalami menstruasi, dan siswi tidak

mencari informasi mengenai menstruasi di media massa

melalui internet, maka dari itu peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul: Faktor yang Berhubungan dengan

Kebersihan Diri Remaja Putri di Sekolah MTS Guppi

Bontolangkasa dan SMP Negeri 2 Minasatene Kabupaten

Pangkep Tahun 2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan

maka rumusan masalah yang akan dikemukakan ialah


1. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan

kebersihan diri remaja putri di Sekolah MTS Guppi

Bontolangkasa dan SMP Negeri 2 Minasatene

Kabupaten Pangkep tahun 2018?

2. Bagaimana hubungan sikap dengan kebersihan diri

remaja putri di Sekolah MTS Guppi Bontolangkasa dan

SMP Negeri 2 Minasatene Kabupaten Pangkep tahun

2018?

3. Bagaimana hubungan peran orang tua dengan

kebersihan diri remaja putri di Sekolah MTS Guppi

Bontolangkasa dan SMP Negeri 2 Minasatene

Kabupaten Pangkep tahun 2018?

4. Bagaimana hubungan peran teman sebaya dengan

kebersihan diri remaja putri di Sekolah MTS Guppi

Bontolangkasa dan SMP Negeri 2 Minasatene

Kabupaten Pangkep tahun 2018?

5. Bagaimana hubungan peran media massa dengan

kebersihan diri remaja putri di Sekolah MTS Guppi

Bontolangkasa dan SMP Negeri 2 Minasatene

Kabupaten Pangkep tahun 2018?


C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan

kebersihan diri remaja putri di Sekolah MTS Guppi

Bontolangkasa dan SMP Negeri 2 Minasatene Kabupaten

Pangkep tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan

dengan kebersihan diri remaja putri di Sekolah MTS

Guppi Bontolangkasa dan SMP Negeri 2 Minasatene

Kabupaten Pangkep tahun 2018?

b. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan kebersihan

diri remaja putri di Sekolah MTS Guppi Bontolangkasa

dan SMP Negeri 2 Minasatene Kabupaten Pangkep

tahun 2018?

c. Untuk mengetahui hubungan peran orang tua dengan

kebersihan diri remaja putri di Sekolah MTS Guppi

Bontolangkasa dan SMP Negeri 2 Minasatene

Kabupaten Pangkep tahun 2018?

d. Untuk mengetahui hubungan peran teman sebaya

dengan kebersihan diri remaja putri di Sekolah MTS

Guppi Bontolangkasa dan SMP Negeri 2 Minasatene

Kabupaten Pangkep tahun 2018?


e. Untuk mengetahui hubungan peran media massa dengan

kebersihan diri remaja putri di Sekolah MTS Guppi

Bontolangkasa dan SMP Negeri 2 Minasatene

Kabupaten Pangkep tahun 2018?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi salah

satu sumber informasi bagi instansi pendidikan, dinas

kesehatan serta intansi lainnya untuk digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan

pembangunan dan kesejahteraan.

2. Manfaat Keilmuan

Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan

pengetahuan, sebagai bahan bacaan, dan sumber informasi

bagi pelajar, mahasiswa, dan peneliti selanjutnya.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini sebagai wadah untuk

mengaplikasikan ilmu yang dimiliki, menambah wawasan

dan pengalaman diri khusunya tentang personal hygiene

menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai