Anda di halaman 1dari 9

http://dipisolo.tripod.com/content/silabus/kombis.

htm

KOMUNIKASI BISNIS
Oleh : Drs. Djoko Purwanto, MBA

Pengertian Komunikasi Bisnis


Dalam kehidupan suatu organisasi bisnis, komunikasi merupakan faktor yang sangat
penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Seorang pimpinan memerintahkan bawahannya
untuk membuat surat pesanan barang, menjawab atau membuat surat aduan,
membuat surat edaran umum, membuat surat kontrak kerjasama, membuat surat balasan /
tanggapan, dan sejenisnya merupakan hal yang rutin dalam dunia bisnis.
Secara umum dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi bisnis
adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk
komunikasi, baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Sebagai awal bahasan dalam
komunikasi bisnis, maka akan dibahas antara lain bentuk dasar komunikasi yang mencakup
komunikasi verbal dan nonverbal, proses komunikasi, sebab-sebab timbulnya kesalahpahaman
dalam komunikasi, dan bagaimana cara memperbaiki atau meningkatkan komunikasi.

Bentuk Dasar Komunikasi


Komunikator yang efektif tentu saja memiliki beberapa alat komunikasi bila ingin
menyampaikan suatu pesan. Mereka tahu bagaimana menempatkan kata yang mampu
membentuk suatu arti, bagaimana mengubah situasi menjadi lebih menarik, bagaimana mengajak
peserta untuk ikut aktif (berpartisipasi) dalam diskusi, bagaimana menyelipkan humor yang
mampu menghidupkan suasana, bagaimana menyiapkan ruangan yang mampu menghidupkan
diskusi, apakah dilakukan melalui tulisan (written) atau ucapan/lisan (oral).
Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam praktek dunia
bisnis maupun nonbisnis yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Masing-masing bentuk
komunikasi tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1. Komunikasi Verbal (Verbal Communications)


Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada
pihak lain melalui tulisan (written) maupun lisan (oral). Dalam kehidupan sehari-hari seperti
Anda mengirim surat atau telepon kepada orang tua Anda, teman Anda, pacar Anda, Anda
berbincang-bincang atau ngobrol dengan teman Anda, Anda ngerumpi dengan tangga sebelah,
Anda membaca puisi di depan kelas, Anda mempresentasikan makalah dalam suatu acara
seminar, Anda membaca surat kabar, majalah, jurnal, Anda mendengarkan radio, menyaksikan
dan mendengarkan acara televisi dan sejenisnya merupakan contoh bentuk-bentuk komunikasi
verbal.
Dalam dunia bisnis, beberapa contoh komunikasi verbal antara lain penyampaian pesan
melalui surat, memo, teknologi komunikasi modern, rapat pimpinan, briefing kepada karyawan,
wawancara kerja, dan presentasi. Penyampaian pesan lewat tulisan maupun lisan tentu memiliki
suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang akan dikatakan.
2. Komunikasi Nonverbal
Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi
nonverbal. Menurut teori antropology sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka telah
menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa isyarat (body language) sebagai alat untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku yang ditunjukkan
dengan komunikasi nonverbal:
• Seseorang yang menggigit giginya sendiri (istilah Jawanya : getem-getem) untuk
menunjukkan kemarahan.
• Seseorang yang sedang tersenyum dan melakukan jabat tangan dengan orang lain
untuk mewujudkan rasa senang, simpati dan penghormatan.
• Seseorang yang membuang muka (istilah Jawanya :mlengos) untuk menunjukkan
suatu sikap rasa tidak senang terhadap orang lain.
• Seseorang yang menggelengkan kepala untuk menunjukkan suatu sikap menolak atau
ketidaksetujuan terhadap sesuatu.
• Seseorang yang menganggukkan kepala sebagai tanda setuju atau OK.
• Pernahkah Anda memperhatikan seseorang yang "grogi" (nervous) saat berpidato di
depan umum? Coba simak dengan baik, bagaimana gerak tangan dan kakinya?
Bukankah tangan dan kakinya bergerak atau bergetar secara tak teratur, bagaikan
seseorang yang sedang kedinginan (bahasa Jawanya : ngewel).

Pendek kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan
tentang berbagai perasaan orang baik rasa senang, benci, cinta, rindu dan berbagai macam
perasaan lainnya. Lagi pula, komunikasi nonverbal berbeda dengan komunikasi verbal didalam
cara yang cukup mendasar.
Ada beberapa jenis komunikasi nonverbal lainnya seperti arti suatu warna dan gerak-isyarat
tertentu, yang akan bervariasi dari suatu waktu ke waktu. Warna gelap seperti hitam mempunyai
makna kedukaan atau kesusahan. Coba Anda perhatikan pada saat terjadinya musibah kematian
seseorang (layatan), maka kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian warna gelap (hitam).
Lain halnya dengan warna-warna cerah yang banyak dikenakan pada saat-saat berlangsungnya
suatu pesta. Itulah sebabnya maka warna juga termasuk kedalam salah satu bentuk komunikasi
nonverbal.
Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi verbal dalam hal penyampaian
suatu pesan yaitu secara spontan. Pada umumnya, sebelum menyampaikan sesuatu, seseorang
sudah memiliki suatu rencana tentang apa yang ingin dikatakan. Misalnya, ketika seseorang
mengatakan "Tolong, bukakan pintu itu," maka pada saat itu seseorang dengan sadar telah
mempunyai tujuan atau maksud tertentu. Tetapi, ketika seseorang berkomunikasi secara
nonverbal, ia seringkali melakukan sesuatu secara tidak sadar.
Contoh yang paling sederhana adalah ketika seseorang yang secara spontan mengerutkan
dahi, raut muka yang berubah, atau mata berkedip-kedip secara tidak sengaja atau otomatis. Hal-
hal tersebut merupakan sesuatu yang bersifat alami (natural) dan tak pernah direncanakan
sebelumnya. Contoh lain, tatkala Anda melihat buku agenda kerja Anda dibuat mainan anak-
anak Anda yang masih lucu-lucu, maka apa reaksi Anda pada saat itu? Marah, kesal, gemas
campur jadi satu! Contoh lain lagi, ketika Anda memperoleh kabar bahwa anak satu-satunya
yang Anda sayangi memperoleh penghargaan sebagai juara pertama dalam lomba penulisan
karya ilmiah tingkat nasional! Apa reaksi anda pada saat itu? Senang, gembira, terharu, jadi satu!
Coba Anda perhatikan bagaimana ekspresi wajah teman-teman Anda yang menghadapi masalah,
kesusahan maupun mereka yang senang atau gembira. Silahkan coba amati suasana kerja di
lingkungan Anda masig-masing!

3. Mengapa Komunikasi Nonverbal Penting


Meskipun komunikasi nonverbal sering tidak terencana atau kurang terstruktur, namun
komunikasi nonverbal memiliki pengaruh yang lebih besar daripada komunikasi verbal. Isyarat-
isyarat komunikasi nonverbal adalah sangat penting terutama dalam menyampaikan perasaan dan
emosi.
Apa kebaikan atau keunggulan dari komunikasi nonverbal? Salah satu kebaikan komunikasi
nonverbal adalah reliabilitasnya, yang berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi
terhadap pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat dan
sejenisnya. Secara umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata
daripada menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Komunikasi dengan menggunakan kata-
kata akan lebih mudah pengendaliannya, sedangkan penggunakan bahasa isyarat (gerakan
badan/tubuh) ataupun ekspresi wajah cenderung lebih sulit mengendalikannya. Hal ini
disebabkan oleh sifatnya yang spontanitas, tanpa pikir panjang. Anda mendengar berita
menyenangkan, ekspresi wajah Anda cerah, bak tanpa beban. Namun, Anda mendengar berita
yang menyusahkan tentang diri Anda, keluarga Anda, atau teman karib Anda, maka dengan
cepat ekspresi wjah Anda tanpa ada yang menyuruh, spontan murung, lesu, lemah, tak bergairah
seolah-olah hampa dunia ini.
Dengan memperhatikan isyarat nonverbal, seseorang dapat mendeteksi kecurangan atau
menegaskan kejujuran si pembicara. Maka, tidaklah mengherankan bila seseorang lebih percaya
isyarat nonverbal ketimbang pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat verbal. Seseorang
dapat saja menutup-nutupi kecurangan dengan isyarat verbal (seperti tulisan). Namun, seseorang
tak dapat menutup-nutupi apa yang sedang terjadi pada dirinya melalui ekspresi wajahnya.
Manakala wajahnya murung atau cemberut, maka seseorang akan dapat menduga bahwa dia
sedang menghadapi suatu masalah, mungkin masalah pribadi, keluarga atau masalah tugas
kantor, dan sejenisnya.
Komunikasi nonverbal juga penting artinya bagi orang lain, karena ia lebih efisien baik bagi
pengirim maupun penerima pesan. Anda dapat menyampaikan suatu pesan nonverbal tanpa harus
berfikir panjang, dan audience Anda dapat menangkap arti secara tak sadar. Coba Anda
perhatikan para petugas sinoman di suatu acara resepsi. Para sinoman menggunakan bahasa
isyarat tertentu yang dapat dipahami oleh teman-temannya untuk mengkoordinasikan tempat-
tempat mana yang sudah maupun yang belum mendapat jamuan makanan ataupun minuman.
Contoh lain, ketika Anda memanggil teman Anda yang sedang asyik ngobrol dengan temannya
di suatu tempat yang agak jauh, maka Anda dapat menggunakan isyarat nonverbal seperti
bertepuk tangan sambil melambaikan tangan Anda.Coba Anda kembangkan contoh-contoh lain
yang sering Anda temui dalam pergaulan sehari-hari di tempat kerja Anda.

4. Tujuan Komunikasi Nonverbal


Meskipun komunikasi nonverbal dapat berdiri sendiri, namun ia seringkali berkaitan erat
dengan ucapan (lisan). Dalam artian bahwa sering terjadi penggabungan antara komunikasi
verbal dan nonverbal dalam suatu situasi tertentu. Kata-kata yang disampaikan dalam suatu
percakapan membawa sebagian dari suatu pesan. Sedangkan bagian yang lain adalah sinyal-
sinyal nonverbal. Apabila Anda mengamati acara "Dunia Dalam Berita" di TVRI, Anda akan
dapat memperhatikan kombinasi komunikasi baik itu verbal maupun nonverbal. Coba Anda
perhatikan!
Menurut John V. Thil tujuan komunikasi nonverbal antara lain:
1). Untuk menyediakan / memberikan informasi.
2). Untuk mengatur alur suatu percakapan.
3). Untuk mengekspresikan emosi.
4). Untuk memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan
pesan-pesan verbal.
5). Untuk mengendalikan atau mempengaruhi orang lain.
6). Untuk mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya mengajar
seseorang untuk memperlancar permainan golf.

Bagaimana relevansi komunikasi nonverbal dalam dunia bisnis? Komunikasi nonverbal


juga mempunyai peranan yang penting dalam dunia bisnis. Ia dapat membantu menentukan
kredibilitas dan potensi kepemimpinan seseorang. Jika seseorang dapat belajar mengelola kesan
yang telah dibuat dengan bahasa isyarat, karakteristik atau ekspresi wajah, suara dan penampilan,
maka seseorang akan dapat melakukan komunikasi dengan baik. Dengan kata lain, seorang
manajer (pemimpin) sekaligus harus dapat menjadi komunikator yang baik. Ia harus tahu
bagaimana menyampaikan pesan-pesan bisnisnya kepada para bawahannya, pada saat kapan
suatu pesan-pesan bisnis itu harus disampaikan, dan kepada siapa pesan-pesan bisnis itu harus
disampaikan
Lebih lanjut, jika seseorang dapat belajar membaca pesan-pesan nonverbal yang
disampaikan orang lain, maka ia akan dapat menafsirkan maksud maupun sikap mereka secara
lebih akurat dan lebih tepat. Apabila Anda berurusan dengan para karyawan, klien, ataupun para
konsumen, coba perhatikanlah secara seksama pesan-pesan yang mereka sampaikan. Apabila
sikap karyawan Anda menunjukkan gejala-gejala kurang atau menurun semangat kerjanya,
sering melakukan mogok kerja, mogok makan, maka apa dan bagaimana langkah-langkah yang
perlu Anda lakukan? Contoh-contoh tersebut menggambarkan betapa pentingnya seorang
pemimpin harus peka terhadap sikap atau perilaku yang ditunjukkan oleh bawahannya.

Proses Komunikasi
Sesuatu yang Anda nikmati saat ini seperti buku yang sedang Anda baca ini, compact disc
yang anda dengarkan, acara-acara televisi yang Anda tonton, internet yang Anda nikmati,
personal computer yang Anda miliki, dan sejenisnya tidaklah datang begitu saja, tetapi melalui
suatu proses yang cukup lama. Begitu halnya dengan komunikasi, ia perlu proses juga.
Apabila Anda perhatikan, seseorang yang sedang berbicara, menulis, mendengarkan, atau
membaca, maka kegiatan komunikasi yang mereka lakukan adalah lebih dari satu tindakan.
Menurut William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty menyatakan bahwa komunikasi adalah
suatu proses pertukaran informasi antara individu-individu melalui suatu sistem biasa baik
dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
Sebagai suatu proses, komunikasi mempunyai persamaan dengan bagaimana seseorang
mengekspresikan perasaan, hal-hal yang berlawanan (kontradiktif), yang sama (selaras, serasi),
menulis, mendengarkan, dan pertukaran. Menurut Courtland L. Bovee dan John V.Thill
ada lima tahapan dalam proses komunikasi, antara lain:

1). Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.


2). Ide yang disampaikan diubah menjadi suatu pesan.
3). Pemindahan pesan.
4). Penerima menerima suatu pesan.
5). Penerima memberi tanggapan dan mengirim kembali sebagai
umpan balik ke pengirim.
Tahap Pertama : Pengirim Mempunyai Suatu Ide
Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas dihadapan kita. Dunia ini
penuh dengan berbagai macam informasi baik yang dapat di lihat, didengar, dicium maupun hal-
hal yang dapat diraba. Ide-ide yang ada dalam benak pikiran kita, kemudian disaring dan disusun
kedalam suatu map mental yang ada dalam jaringan otak kita yang menggambarkan persepsi kita
terhadap kenyataan. Sebagaimana Anda memandang dunia, pikiran Anda akan menyerap
pengalaman-penglaman Anda dengan suatu cara yang unik dan personal (pribadi).

Tahap Kedua : Mengubah Ide Menjadi Suatu Pesan


Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide-ide dapat diterima, maupun dimengerti
dengan sempurna. Ide yang ada dalam benak pikiran Anda, kemudian diubah kedalam bentuk
kata-kata, yang selanjutnya dipindahkan kepada orang lain.
Dalam penyampaian suatu pesan, perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain: subjek (apa
yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audience, gayapersonal, dan latar belakang budaya.
Sebagai suatu contoh yang sederhana, pada umumnya orang timur memiliki kecenderungan
untuk menyampaikan suatu pesan dengan menggunakan bahasa tak langsung ataupun bahasa
penghalus. Untuk menyatakan sikap menolak saja, seseorang terlebih dahulu harus menggunakan
kalimat-kalimat pembuka yang bersifat netral dan selanjutnya baru pernyataan sikap menolak itu
disampaikan.

Tahap Ketiga : Pemindahan Pesan


Setelah pengubahan ide-ide kedalam suatu pesan, maka tahap berikutnya adalah
memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada si penerima
pesan. Didalam menyampaikan suatu pesan, adakalanya saluran komunikasi yang digunakan
relatif pendek, namun ada juga yang melalui saluran komunikasi yang cukup panjang. Panjang-
pendeknya saluran komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap efektifitas
penyampaian pesan. Untuk menyampaikan pesan-pesan yang panjang dan kompleks secara lisan
dengan menggunakan saluran komunikasi yang panjang, maka pesan-pesan yang Anda
sampaikan bisa jadi berkurang atau bahkan bertentangan dengan pesan aslinya. Oleh karena itu,
perlu diperhatikan mengenai jenis atau sifat pesan yang akan disampaikan.

Tahap Keempat: Penerima Menerima Suatu Pesan


Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim mengirimkan
suatu pesan dan penerima menerima suatu pesan. Jika seseorang mengirim sepucuk surat, maka
penerima surat harus membacanya terlebih dahulu sebelum dia dapat memahami
isi surat tersebut.
Jika seseorang menyampaikan pidato dihadapan umum, para pendengar sebagai audience
harus dapat mendengar apa yang dia katakan, dan mereka juga harus memusatkan perhatian
terhadap pesan-pesan yang ia sampaikan. Jadi, suatu pesan yang disampaikan harus dapat
dimengerti dan tersimpan didalam pikiran si penerima pesan. Lagi pula, suatu pesan akan dapat
ditafsirkan secara benar bila penerima pesan dapat memahami sesuatu sebagaimana yang
dimaksud oleh pemberi pesan dengan cara yang dikehendaki.
Tahap Kelima : Penerima Memberi Tanggapan dan Umpanbalik ke Pengirim
Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi. Ia
merupakan tanggapan penerima pesan yang memberikan kesempatan bagi pengirim untuk
menilai efektifitas suatu pesan.
Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan suatu cara tertentu dan
memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan oleh penerima pesan dapat saja
berbentuk suatu senyuman, memberi komentar sekilas (singkat), anggukan sebagai pembenaran,
atau memberi pesan secara tertulis.
Umpan balik memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena ia memberi
kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektifitas suatu pesan. Disamping itu, adanya umpan
balik akan dapat menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya
perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata, dan perbedaan reaksi secara
emosional.

Munculnya Kesalahpahaman Komunikasi


Didalam suatu pidato, ada kecenderungan beberapa pesan tidak dapat dimengerti oleh
penerima pesan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat komunikasi
antara pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktor penghambat komunikasi tersebut mencakup
antara lain masalah dalam pengembangan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan dan
penafsiran pesan.

1. Masalah Dalam Mengembangkan Pesan


Sumber masalah potensial dalam mengembangkan suatu pesan adalah dalam
memformulasikan suatu pesan. Masalah dalam mengembangkan suatu pesan dapat
mencakup antara lain munculnya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan
situasi yang ada atau penerima, adanya pertentangan emosional, atau kesulitan dalam
mengekspresikan ide atau gagasan.
Jika seseorang gagal dalam mengembangkan pesan, maka proses komunikasi akan memulai
dengan sesuatu yang salah, yang pada akhirnya akan membawa kegagalan yang akan
berkelanjutan atau terus menerus.

2. Masalah dalam Menyampaikan Pesan


Komunikasi dapat juga terganggu karena munculnya masalah dalam mendapatkan pesan
dari pengirim ke penerima. Masalah dalam penyampaian pesan yang paling jelas adalah
faktor phisik, misalnya sambungan kabel yang jelek, akustik yang lemah, dan tindasan
yang tak terbaca. Meskipun gangguan-gangguan tersebut nampaknya sepele, namun
mereka dapat memblok atau mengganggu suatu pesan.

Jika Anda sedang menyampaikan presentasi makalah atau kertas kerja, pilihlah suatu tempat
yang memungkinkan audience Anda dapat melihat dan mendengar dengan jelas apa yang
Anda sampaikan. Jangan sampai ada diantara mereka yang merasa terhalang oleh
sesuatu, seperti terhalang oleh tubuh Anda sendiri atau terhalang oleh tiang (pilar) suatu
bangunan. Disamping itu, jika Anda menggunakan sound system, usahakanlah sound
system yang baik. Jangan sampai terjadi pada saat-saatnya diskusi sedang menarik, tiba-
tiba sound systemnya mengalami gangguan teknis atau macet total.

Masalah lain yang muncul dalam penyampaian suatu pesan adalah bila dua buah pesan
yang disampaikan mempunyai arti yang saling berlawanan. Bila dua buah pesan
disampaikan sekaligus secara bersamaan, maka akan muncul gangguan dalam arus
komunikasi. Masalah serupa juga muncul, bila suatu pesan disampaikan melalui saluran
penghubung yang cukup panjang. Orang terakhir yang menerima pesan ada kemungkinan
hanya dapat menangkap pesan sebagian kecil saja dari orang yang pertama atau bahkan
pesan yang disampaikan bisa jadi bertentangan dengan pesan aslinya.

3. Masalah Dalam Menerima Pesan


Sebagaimana halnya dengan penyampaian pesan, menerima pesanpun juga tak luput dari
adanya suatu masalah. Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain
adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu
yang kurang terang, dan kondisi lain yang dapat mengganggu konsentrasi penerima.
Sebagai contoh, pada saat Anda sedang mengikuti kuliah di kelas, tiba-tiba terdengar
teriakan histeris dari orang-orang yang sedang panik yang terkurung dalam suatu gedung
yang sedang terbakar yang kebetulan berdekatan dengan tempat kuliah Anda. Dalam
kondisi seperti itu, dapatkah Anda menerima pesan dengan baik? Pada saat asyik
membaca-baca di ruang perpustakaan, tiba-tiba lewat seorang gadis cantik dihadapan
Anda. Kondisi lainpun dapat terjadi, manakala Anda asyik mengerjakan ujian semester,
terdengar suara tabuhan gamelan di seberang bangunan yang kebetulan juga
berdampingan dengan sekolah karawitan atau sekolah musik.

Dalam beberapa kasus, gangguan yang muncul berkaitan dengan kesehatan si penerima
pesan. Pendengaran yang kurang baik, penglihatan yang mulai kabur atau bahkan sakit
kepala, juga dapat mengganggu penerima dalam menerima suatu pesan. Meskipun hal
tersebut tidak memblok (menghambat) jalur komunikasi secara keseluruhan, tetapi
mereka dapat mengurangi konsentrasi si penerima pesan. Barangkali gangguan
yang paling umum terjadi adalah kurangnya konsentrasi selama melakukan komunikasi.
Kadang-kadang pada saat berkomunikasi, pikiran melayang memikirkan hal-hal lain
diluar yang dibicarakan atau melamun.

4. Masalah Dalam Menafsirkan Pesan


Meskipun suatu pesan mungkin hilang selama proses penyampaian pesan terjadi, namun
masalah terbesar adalah pada mata rantai terakhir, dimana suatu pesan ditafsirkan oleh
penerima pesan. Perbedaan latar belakang, perbendaharaan bahasa, dan pernyataan
emosional, dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pemberi dan penerima
pesan. Sebagai contoh sederhana apabila Anda sedang berbicara dengan seseorang yang
berasal dari daerah yang berbeda latar belakang budayanya.

Komunikasi Yang Efektif


Komunikasi yang efektif tentu saja akan dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi
dalam komunikasi. Bagaimana mengatasi berbagai hambatan dalam komunikasi? Untuk dapat
mengatasi berbagai rintangan dalam komunikasi, maka perlu diperhatikan tiga hal sebagai
berikut:
1. Membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati.
Langkah pertama yang perlu Anda perhatikan dalam berkomunikasi adalah Anda perhatikan
apa yang menjadi maksud dan tujuan berkomunikasi dan audience Anda. Katakan apa
yang dikehendaki oleh audience Anda, gunakan bahasa yang jelas, sederhana, mudah
dipahami, tidak bertele-tele, jelaskan point-point yang penting, dan jangan lupa tekankan
dan telaah ulang point-point yang penting.

2. Minimisasi gangguan dalam proses komunikasi.


Melalui pemilihan saluran komunikasi secara berhati-hati, Anda akan dapat membantu
audience Anda untuk dapat memperhatikan apa pesan yang Anda sampaikan. Kalau suatu
pesan disampaikan secara lisan, maka perlu diperhatikan bagaimana lokasi atau tempat
penyampaian pesan yang nyaman, tenang, akustik/sound system yang baik, tempat duduk
yang teratur, rapi, nyaman, ruangan yang sejuk, dan sebagainya. Pendek kata, Anda harus
berupaya agar penyampaian pesan-pesan sampai pada sasaran yang dikehendaki tanpa
adanya gangguan yang berarti.

3. Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan.


Agar pemberian umpan balik (feedback) tersebut memberikan suatu manfaat yang cukup
berarti, maka Anda harus dapat merencanakan bagaimana dan kapan suatu pesan yang
disampaikan kepada penerima. Kalau Anda menghendaki umpan balik secara cepat,
maka Anda dapat memilih sarana komunikasi yang cepat baik melalui tatap muka
ataupun melalui telepon. Kalau menurut Anda, umpan balik kurang begitu penting, maka
Anda dapat menggunakan sarana lewat tulisan (surat) dalam penyampaian suatu pesan.

Anda mungkin juga menyukai