Anda di halaman 1dari 20

Komunikasi Dalam IPE,

Struktur/Hirarki Tim Dan


Komunikasi Efektif

Kelompok 8
- Maria angelina simbolon (036K)
- Ria agustina Ginting (037K)
- Lisye amarthya putri zega (038K)
- Suparjo (039K)
- Lisdayanti (040K)
A. Interprofessional Education (IPE)
Pengertian komunikasi IPE
Komunikasi adalah keterampilan klinis mendasar yang harus dilakukan secara
kompeten dan efisien untuk memfasilitasi pembentukan hubungan kepercayaan
antara staf medis dan pasien (Chichirez & Purcărea, 2018). Dengan demikian,
komunikasi merupakan keterampilan penting yang harus dikuasai oleh perawat
agar efektif dalam bekerja (Lai, 2016).
Menurut World Health Organization (2010) , IPE didefenisikan sebagai proses
pembelajaran dimana dua atau lebih profesi belajar dengan, dari, dan tentang satu
sama lain untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas outcome pelayanan
kesehatan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Interprofessional Education (IPE) adalah Suatu
Tahap pembelajaran antar profesi kesehatan yang bertujuan meningkatkan
kualitas pelayan serta meningkatkan kolaborasi antar profesi kesehatan lainnya.
Prinsip Interpersonal Education
Pada tahun 2001, CAIPE mengidentifikasi tujuh prinsip yakni untuk menjadi
panduan untuk provisi dan komisi interprofessional education (IPE) dan
untuk membantu perkembangan serta evaluasinya, diantaranya yakni :
a. Work to improve the quality of care / bekerja untuk mengembangkan
kualitas pelayanan IPL (interprofessional learning) menunjukkan realitas
kompleksnya pelayanan kesehatan.
b. Fokus terhadap kebutuhan pelayanan pasien dan penyedia layanan
c. Melibatkan pasien dan penyedia layanan
d. Mendukung profesi
e. Menghargai integritas dan kontribusi setiap profesi
f. Mengembangkan praktik di dalam profesi
g. Meningkatkan kepuasan profesi
Hubungan Antara Pendidikan Profesi Kesehatan Dan
Kebutuhan Praktek
Gambar ini terdapat dua faktor yang memengaruhi
kapasitas pembelajar (health professionals) untuk
menjadi praktisi kolaboratif yang kompeten. Bagan ini
menitikberatkan pada faktor micro (pengajaran) , meso
(institusional) dan macro (sistemik). Pembelajar
adalah pada pusat dari lingkaran pertama dan
terpengaruh oleh semua faktor yang memengaruhi
kemampuannya untuk mencapai kompetensi yang
dibutuhkan untuk dapat bekerja secara kolaboratif
dengan healthcare professional lainnya. Lingkaran yang
kedua terdiri atas proses dan faktor yang memengaruhi
outcome pelayanan pada pasien dalam setting praktik
kolaboratif, yang juga dipengaruhi oleh faktor micro,
meso, dan macro.
Kompetensi Interpersonal Education
(Interprofessional Education Collaborative,2016)

a. Kompetensi 1 Values/ethics for Interprofessional Practice


b. Kompetensi 2 Roles/Responsbilities
c. Kompetensi 3 Interprofessional Communication
d. Kompetensi 4 Teams and Teamwork
Bagaimana penerapan komunikasi IPE dalam
struktur tim/ organisasi
Hubungan kerja yang nyaman dan efektif serta saling menghargai dengan dapat
mengikutsertakan pasien / klien / keluarga merupakan karakteristik interprofesi dari
praktik kolaborasi. Kolaborasi membutuhkan kepercayaan, rasa saling menghargai,
komunikasi yang terbuka dan dapat mendengarkan pendapat yang lain. Ini semua
merupakan karakteristik hubungan kooperatif.
Kerjasama berlaku dalam latar apapun profesi kesehatan berinteraksi untuk tujuan
bersama dalam perawatan dengan pasien atau masyarakat. Dimana Kerjasama tim
melibatkan perawatan berpusat pada pasien; koordinasi perawatan pasien dengan
profesi kesehatan lainnya sehingga kesenjangan dan kesalahan dapat dihindari; dan
berkolaborasi dengan orang lain melalui problem solving dan pengambilan keputusan
bersama, terutama dalam ketidakpastian. Proses ini mencerminkan tingkat saling
ketergantungan yang tertanam dalam tim, di unit kecil seperti unit rumah sakit, dan
atau di antara organisasi dan masyarakat.
Lanjutan . . .

Oleh karena itu penting sekali tenaga kesehatan menerapkan atau


mengaplikasikan komunikasi Interprofessional Education (IPE) dalam tim
maupun struktur organisasi dimana komunikasi Interprofessional Education
(IPE) merupakan praktik kolaborasi antara dua atau lebih profesi kesehatan
yang saling mempelajari peran masing-masing profesi kesehatan dan bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kualitas pelayanan kesehatan.
Selain itu dapat memahami bagaimana proses perkembangan tim dapat
mempengaruhi anggota tim, fungsi tim secara keseluruhan, dan hasil
perawatan berbasis tim yang merupakan bagian penting dari anggota tim yang
efektif sehingga kualitas pelayanan kesehatan menjadi optimal.
Penyebab Konflik Sering Terjadi Pada Tim Profesi
Kesehatan

Munculnya konflik antara profesi adalah dipicu oleh tidak jelas atau tumpang
tindih tugas, peran, dan tanggung jawab, selain itu komunikasi yang tidak efektif
menjadi pemicu konflik tim profesi kesehatan. Namun, konflik dapat diselesaikan
dan menjadi sumber daya yang positif dalam kelompok jika setiap profesi
memahami peran dan tanggungjawab mereka dan terampil dalam bekerjasama
dan manajemen konflik untuk menyelesaikan tugas kelompok.
Komunikasi interprofesional yang efektif
Komunikasi interprofesional yang efektif adalah keterampilan penting yang dapat
meningkatkan fungsi tim yang berkualitas tinggi, dalam perawatan pasien dengan
melibatkan beberapa disiplin ilmu seperti dokter, perawat dan tim kesehatan lainnya.
Komunikasi interprofesi merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan
keselamatan pasien, karena melalui komunikasi interprofesi yang berjalan efektif akan
menghindarkan tim tenaga kesehatan dari kesalahan pahaman yang dapat menyebabkan
medical error.
Kerja tim dan kolaborasi mengharuskan perawat mampu berkomunikasi secara efektif
dengan tim kesehatan, pasien, dan perawat untuk mengintegrasikan perawatan yang aman
dan efektif dalam dan di pengaturan (AACN, 2008; ANA, 2010). profesional kesehatan dan
sistem perawatan kesehatan juga harus secara aktif berkolaborasi dan berkomunikasi
untuk memastikan pertukaran informasi yang tepat dan koordinasi perawatan
Lanjutan . . .

Komunikasi interprofesional yang efektif juga harus terdiri dari: Kejelasan dan
ketepatan pesan yang dapat diverifikasi, kolaborasi dalam memecahkan
masalah, Sikap tenang dan mendukung dibawah tekanan, memelihara rasa
saling menghormati, dan memahami tentang peran unik masing-masing.
Sedangkan komunikasi tidak efektif jika sesama tenaga kesehatan saling
merendahkan, bergantung pada sistem elektronik, dan hambatan budaya dan
linguistik (bahasa) (Robinson, Gorman, Slimmer, & Yudkowsky, 2010; Sheehan,
Robertson, & Ormond, 2007).
Manfaat dari komunikasi Interprofessional
Education (IPE)
Manfaat komunikasi yang efektif juga merupakan suatu bentuk pemberi
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Oleh karena itu, menerapkan
interprofessional education (IPE) dalam meningkatkan komunikasi dan
kolaborasi antarprofesi kesehatan sangat penting untuk menurunkan
kesalahan medis dan meningkatkan keselamatan pasien.
Mengapa perlu keterampilan komunikasi
Interprofessional Education (IPE) dalam bekerjasama
dengan tim
Alasan pentingnya keterampilan dalam komunikasi Interprofessional Education
(IPE) Dalam bekerjasama dengan tim adalah karena hubungan antara tim pelayanan
kesehatan IPE dengan pasien terjalin dengan baik dan dapat menciptakan persepsi yang
baik pada pasien dan keluarga pasien terhadap komunikasi yang dilakukan tim
pelayanan kesehatan IPE, Sehingga pasien dan keluarga pasien merasa kinerja yang baik
dari tim pelayanan kesehatan IPE.
Upaya peningkatan kualitas pelayanan tersebut diperlukan keselarasan langkah yang
dinamis antar berbagai klinisi dan disiplin keilmuan untuk membangun tim pelayanan
dengan tatanan dan kultur pendekatan interdisiplin atau interprofesional. Pasien yang
ditangani secara interdisiplin baik di ruang rawat inap maupun pelayanan kesehatan
primer, meningkatkan kesinambungan asuhan, kepuasan pasien serta mengurangi
hospitalisasi dan angka kematian.
B. Komunikasi efektif
Pengertian Komunikasi Efektif

Menurut Mc. Crosky larson dan knapp (2001) mengatakan bahwa


komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan
ketepatan(accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan
komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apa
bila komunikator dan komunikasi terdapat persamaan dalam pengertian, sikap
dan bahasa.
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-
sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu,
dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu
kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang
disampaikan.
Syarat-syarat Komunikasi efektif
1. Menciptakan suasana yang menguntungkan.
2. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak
komunikan.
4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak
komunikan
Hukum Komunikasi efektif
Ada lima hukum komunikasi yang efektif yang terangkum dalam kata REACH:
1. Hukum 1: Respect
2. Hukum 2: Empathy
3. Hukum 3: Audible
4. Hukum 4: Clarity
5. Hukum 5: Humble
Ciri – ciri komunikasi efektif
Adapun cirri-ciri komunikasi yang efektif antara lain yaitu :
1. Menyediakan informasi yang praktis
2. Memberikan fakta dibandingkan kesan
3. Mengklarifikasi dan menyingkat beberapa informasi
4. Masyarakat tanggung jawab secara jelas
5. Membujuk dan menyedikaitan rekomendasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai