Anda di halaman 1dari 4

PENTINGNYA KOLABORASI INTERPROFESINONAL DALAM

MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN


Defica Agatha Tambunan (181101105)

Defikaagata0401@gmail.com

ABSTRAK

Pelayanan pasien secara terintegrasi, utuh dan berkesinambungan dalam tatanan pelayanan rumah sakit
sudah menjadi satu keharusan. Kompleksitas permasalahan pasien dan manajemen pelayanan yang
melibatkan multi profesi berpotensi menimbulkan fragmentasi pelayanan yang dapat berimplikasi pada
masalah keselamatan pasien, bila kerjasama tim tidak efektif, oleh karenanya diperlukan kolaborasi
interprofesional sebagai upaya  mewujudkan asuhan pasien yang sinergis dan mutual sehingga pasien
mendapatkan pelayanan yang utuh dan berkesinambungan. Pengelola rumah sakit dan professional
pemberi asuhan pada umumnya memahami kebutuhan ini, tetapi akses terhadap model kolaborasi dan
bagaimana model ini diimplementasikan masih belum jelas. Komunikasi interprofesional yang digunakan
adalah SBAR (Situation-Background Assessment-Recommendation).

Kata kunci : hubungan interprofesional, komunikasi, pelayanan

ABSTRACT

Integrated, complete and continuous patient care within the hospital service setting has become a
necessity. The complexity of patient problems and service management that involves multiple professions
has the potential to cause service fragmentation that can have implications for patient safety issues, if
team collaboration is ineffective, therefore interprofessional collaboration is needed as an effort to create
synergistic and mutual patient care so patients get a complete and sustainable service. . Hospital managers
and care professionals generally understand this need, but access to the collaboration model and how it is
implemented is still unclear. Interprofessional communication used is SBAR (Situation-Background
Assessment-Recommendation)

Keywords: interprofessional relations, communication, service


PENDAHULUAN

Penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan oleh keperawatan tidak hanya psikomotor dan


berbagai kelompok profesi. Para profesional keterampilan diagnostik klinis, tetapi juga
utama yang memberikan asuhan kepada pasien kemampuan dalam keterampilan interpersonal
di rumah sakit adalah staf medis baik dokter dan komunikasi. Perawat terdaftar diharapkan
maupun dokter spesialis, staf klinis keperawatan untuk berkomunikasi dalam berbagai format dan
(perawat dan bidan), nutrisionis dan farmasis di semua bidang praktek.
yang rutin dan pasti selalu berkontak dengan
pasien, akan tetapi tidak kalah pentingnya Terdapat beberapa faktor yang perlu
profesional lain yang berfungsi melakukan diperhatikan untuk mengupayakan proses
asuhan penunjang berupa analis laboratorium, komunikasi yang efektif, yaitu antara lain:
penata rontgen, fisioterapis. Penyediaan Sensitifitas kepada penerima komunikasi
pelayanan yang paling sesuai di suatu rumah Sensitivitas ini sangatlah penting dalam
sakit untuk mendukung dan merespon setiap penentuan cara komunikasi serta pemilihan
kebutuhan pasien yang unik, memerlukan media komunikasi. Hal-hal yang bersifat penting
perencanaan dan koordinasi tingkat tinggi. dan pribadi paling baik dibicarakan secara
Pelayanan yang ada di rumah sakit merupakan langsung atau tatap muka, dan dengan demikian
pelayanan yang multidisilpin sehinga bisa mengurangi adanya kecanggungan serta
berpotensi terjadinya pelayanan yang tumpang kemungkinan adanya miskomunikasi. Kesadaran
tindih, terjadinya konflik interprofesional dan dan pengertian terhadap makna simbolis Hal ini
juga keterlambatan pemeriksaan dan tindakan menjadi penting dalam seseorang mengerti
(Susilaningsih, 2016). Dalam pelayanan komunikasi yang disampaikan. Komunikasi
kesehatan terjadi kesalahan (error) 70-80 % yang seringkali disampaikan secara non verbal atau
disebabkan oleh buruknya komunikasi dan lebih dikenal dengan body language. Pengertian
pemahaman dalam tim, kerjasama tim yang baik akan body language, yang bisa berbeda sesuai
dapat membantu mengurangi masalah patient dengan kultur, ini akan memberikan kelebihan
safety (WHO, 2009). dalam komunikasi. Penentuan waktu yang tepat
dan umpan balik Hal ini sangatlah penting
Kolaborasi interprofesional merupakan terutama dalam mengkomunikasikan keadaan
merupakan strategi untuk mencapai kualitas yang bersifat sensitif. Umpan balik menjadikan
hasil yang dinginkan secara efektif dan efisien komunikasi lebih efektif karena dapat
dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi dalam memberikan kepastian mengenai sejauh mana
kolaborasi merupakan unsur penting untuk komunikasi yang diadakan oleh seseorang
meningkatkan kualitas perawatan dan sumber (source) dapat diterima oleh komunikan
keselamatan pasien (Reni,A al,2010). (receiver). Komunikasi tatap muka Komunikasi
Kemampuan untuk bekerja dengan profesional semacam ini memungkinkan kita untuk melihat
dari disiplin lain untuk memberikan kolaboratif, dengan baik lawan bicara kita, melihat body
patient centred care dianggap sebagai elemen language, melihat mimik lawan bicara, serta
penting dari praktek profesional yang menghilangkan panjangnya rantai komunikasi
membutuhkan spesifik perangkat kompetensi. yang memungkinkan terjadinya mis komunikasi.
The American Nurses Association (ANA, 2010) Komunikasi efektif Komunikasi efektif
menggambarkan komunikasi efektif sebagai diharapkan dapat mengatasi kendala yang
standar praktik keperawatan profesional. ditimbulkan oleh beberapa pihak, pasien, dokter,
Kompetensi profesional dalam praktek perawat maupun tenaga kesehatan lainnya.
Dokter dapat mengetahui dengan balk kondisi kesehatan untuk bekerja sama, berkolaborasi,
pasien dan keluarganya dan pasien pun percaya berkomunikasi, dan mengintegrasikan pelayanan
sepenuhnya kepada dokter. Kondisi ini amat dalam tim untuk memastikan perawatan yang
berpengaruh pada proses penyembuhan pasien terus menerus dan dapat diandalkan (IOM,
selanjutnya. Literature review ini bertujuan 2003). Menurut Anita D (2014) kerja tim dan
untuk bertujuan untuk mengetahui efektifitas kolaborasi mengharuskan perawat mampu
komunikasi efektif dalam praktik kolaborasi berkomunikasi secara efektif dengan tim
interprofesi akan meningkatkan kualitas kesehatan, pasien, dan perawat untuk
pelayanan. mengintegrasikan perawatan yang aman dan
efektif dalam dan di pengaturan (AACN, 2008;
TUJUAN ANA, 2010). profesional kesehatan dan sistem
perawatan kesehatan juga harus secara aktif
Kajian ini dibuat untuk mengetahui manfaat
berkolaborasi dan berkomunikasi untuk
peningkatan layanan dengan meningkatkan
memastikan pertukaran informasi yang tepat dan
kolaborasi interprofesional
koordinasi perawatan (IOM, 2001).
METODE
Meningkatkan pengetahuan perawat dan dokter
Kajian ini menggunakan metode perbandingan tentang pendekatan yang berbeda dan persepsi
antara beberapa jurnal dan dari beberapa buku tentang komunikasi perawat-dokter dan
onlne yang berkaitan dengan judul. kolaborasi dapat menyebabkan saling pengertian
yang lebih baik dan hubungan yang lebih efektif
HASIL kolaboratif. Perawat juga harus mampu
membangun keterampilan komunikasi dan
Kolaborasi antara penyedia layanan kesehatan keterampilan dalam prakteknya sehingga dapat
yang diperlukan dalam pengaturan perawatan berfungsi secara efektif dalam melakukan
kesehatan apapun, karena tidak ada profesi keperawatan dengan tim interprofessional
tunggal yang dapat memenuhi kebutuhan semua lainnya, mendorong komunikasi terbuka, serta
pasien. Akibatnya, kualitas layanan yang baik menunjukkan rasa saling menghormati serta
tergantung pada profesional yang bekerja sama dapat dilibatkan dalam pengambilan keputusan
dalam tim interprofessional. komunikasi yang bersama untuk mencapai perawatan yang
efektif antara profesional kesehatan juga penting berkualitas (American Association of Colleges
untuk memberikan pengobatan yang efisien dan of Nursing (AACN), 2008; Cronenwett, et al.,
pasien-berorientasi komprehensif .Selain itu, ada 2007; Cronenwett, et al., 2009).
semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa
komunikasi yang buruk antara profesional PENUTUP
kesehatan merugikan pasien. (Matziou1 at al,
2014) Kolaborasi Interprofessional di KESIMPULAN
lingkungan kerja profesional telah diakui oleh
Komunikasi efektif dalam Interprofesi
keperawatan, kedokteran gigi, kedokteran,
Collaboration Practice sebagai upaya
dokter, farmasi, dan kesehatan masyarakat
meningkatkan kualitas pelayan. Oleh karena itu,
organisasi profesional sebagai komponen
komunikasi yang efektif dan kolaborasi perlu
penting untuk aman, tinggi, kualitas, diakses,
diberi penekanan yang kuat di semua program
perawatan pasien berpusat ( interprofessional
perawatan kesehatan profesional untuk
Pendidikan Collaborative Panel Ahli, 2011).
menjamin kepuasan dan keamanan pasien.
kolaborasi interprofessional bekerja di profesi
DAFTAR PUSTAKA Service. International Journal of Scientic
& technology Research
Anggarawati, Tuti, Wulan Sari, N, 2016.
Kepentingan Bersama Perawat - Dokter Rokhmah, Noor Ariyani. 2017. Komunikasi
dengan Kualitas Pelayanan Keperawatan. Efektif dalam Praktek Kolaborasi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Interprofesi sebagai Upaya Meningkatkan
Vol. 12, No. 1. Februari 2016R.H Kualitas Pelayanan. Universitas
Simamora.(2019). Buku Ajar Pelaksanaan Diponegoro. Journal of Health Studies,
Identifiksasi Pasien. Uwais Inspirasi Vol 1 No 1 Maret 2017 : 65 – 71.
Indonesia
Soubra, L., Badr, S. B. Y., Zahran, E. M., &
Fitriyani, I. I. (2016). Hubungan kesiapan dalam Aboul-Seoud, M. (2017). Effect of
interprofessional education (IPE) dengan Interprofessional Education on Role
kemampuan shared-decision making Clarification and Patient Care Planning by
(SDM) pada mahasiswa profesi FKIK Health Sciences Students. Health
UMY. Universitas Muhammadiyah Professions Education.
Yogyakarta. https://doi.org/10.1016/j.hpe.2017.12.005

Khajehghyasi, R. V., Ebrahim, S., Jafari, M., & Setiadi, Adji dkk. 2017. Factors contributing to
Shahbaznejad, L. (2017). A Survey of the interprofessional collaboration in
Perception of Interprofessional Education Indonesia health centres : A focus group
among Faculty Members of Mazandaran study. Journal of Interprofessional
University of Medical Sciences, (2006). Education & Practice 8 (2017) 69-74
https://doi.org/10.5812/sdme.64086.Resea
rch

Morgan, S., Pullon, S., McKinlay, E., 2015.


Observation of interprofessional
collaborative practice in primary care
teams: an integrative literature review. Int.
J. Nurs. Stud. 52 (7), 1217–1230.

R.H Simamora.(2019). Buku Ajar Pelaksanaan


Identifiksasi Pasien. Uwais Inspirasi
Indonesia

R.H Simamora.(2019). The Influence of Trining


Handover based SBAR Communication
for Improving Patient Safety. Indian
Journal of Public Health Research &
Development

R.H Simamora.(2019).Documentation of Patient


Identification into The Electronic System
to Improve the Quality of Nursing

Anda mungkin juga menyukai