Anda di halaman 1dari 7

MANFAAT KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM

INTERPROFESIONAL COLLABORATION UNTUK


MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN

Rahmadani Syahputri / 181101001

Email : Rahmadanisyahputri01@gmail.com

ABSTRAK

Interprofesional Colaboration (IPC) adalah suatu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dengan profesi dan latar belakang yang berbeda untuk memecahkan suatu masalah
kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan. Dalam Interprofesional Colaboration (IPC)
diperlukan komunikasi yang efektif untuk memaparkan pendapat dalam pemecahan suatu
masalah. Salah satu masalah yang ada dirumah sakit adalah kurangnya pelayanan dalam
memperhatikan keselamatan pasien. Melalui komunikasi efektif anggota yang terlibat dalam
Interprofesional Colaboration mampu memberikan masukan dan dapat ditemukan penyelesaian
dari suatu masalah yang ada di rumah sakit. Tujuan: pembahasan ini dapat memberikan suatu
pandangan bahwa komunikasi merupakan hal yang sangat penting dan akan mempegaruhi
setiap proses dalam pekerjaan sebagai tenaga kesehatan dirumah sakit, serta dapat memberikan
pengetahuan lebih untuk seluruh tenaga kesehatan mengenai pentingnya komunikasi efektif
dalam pelaksanaan interprofesional collaboration untuk menghadapi setiap masalah yang ada di
rumah sakit. Metode: metode yang digunakan adalah deskriptif dengan mengalisis masalah,
mengkaji respon yang terjadi, dan manfaat yang ada dalam penerapan komunikasi efektif dalam
Interprofesional Colaboration. Hasil: Tenaga Kesehatan yang ada di Rumah sakit memiliki
kemampuan untuk menerapkan komunikasi efektif dalam interprofesional collaboration.

Kata Kunci : Manfaat, Komunikasi Efektif, Interprofesional Colaboration, Keselamatan


Pasien.

LATAR BELAKANG rumah sakit dapat dikatakan sedang


Rumah Sakit adalah salah satu memberikan pelayanan kesehatan
sarana kesehatan yang merupakan kepada pasien. Dalam proses pemberian
tempat untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan masih banyak
pelayanan kesehatan. Rumah sakit terjadi miss communication antar rekan
memiliki peranan untuk memberikan medis yang dapat menimbulkan
pelayanan kesehatan secara maksimal masalah seperti resiko menurunya
kepada pasien dengan menyediakan keselamatan pasien. Komunikasi
berbagai pelayanan yang menyangkut merupakan hal yang penting dalam
penyembuhan pasien. Dalam proses pelaksanaan pelayanan kesehatan di
penyembuhan yang dilakukan oleh rumah sakit. Sesama tenaga kesehatan
rumah sakit, maka secara otomatis di rumah sakit, tentunya akan sering

1
melakukan collaboration untuk dilakukan dengan pasien maupun
memberikan pelayanan kepada pasien. keluarga pasien tetapi juga harus
dilakukan dengan sesama tim medis
Komunikasi efektif merupakan
lainnya untuk memberikan informasi
suatu sarana /media penghubung untuk
seputar perkembangan atau masalah
berjalannya interprofesinonal
yang terjadi pada pasien.
collaboration dalam menyelesaikan
masalah dan saling bertukar pikiran TUJUAN
untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Pembahasan ini dapat
di rumah sakit. Permasalahan yang
memberikan suatu pandangan bahwa
sering terjadi dalam proses pelayanan
komunikasi merupakan hal yang sangat
adalah kurangnya focus tergadap
penting dan akan mempegaruhi setiap
keselamatan pasien. Maka dibutuhkan
proses dalam pekerjaan sebagai tenaga
Interprofesional Collaboration untuk
kesehatan dirumah sakit, serta dapat
meningkatkan pelayanan dalam
memberikan pengetahuan lebih untuk
keselamatan pasien. Untuk mencegah
seluruh tenaga kesehatan mengenai
faktor resiko yang dapat mengancam
pentingnya komunikasi efektif dalam
keselamatan pasien perawat harus dapat
pelaksanaan interprofesional
berkomunikasi secara efektif mengenai
collaboration untuk menghadapi setiap
prosedur pelayanan keperawatan yang
masalah yang ada di rumah sakit.
akan diberikan, sehingga pasien
maupun keluarga pasien dapat ikut METODE
bekerja sama dalam mengurangi resiko
Metode yang dilakukan adalah
kecelakaan yang terjadi dirumah sakit.
metode deskriptif. Metode deskriptif
Komunikasi akan meningkatkan merupakan metode yang digunakan
keprofesionalan dalam pelaksanaan untuk menganalisis, eksplorasi,
proses keperawatan, untuk itu membandingkan dan menjabarkan
diperlukan komunikasi efektif SBAR mengenai manfaat dari komunikasi
(situation, background, assessment, efektif dalam penerapan kebijakan
recommendation) agar penyampaian keselamatan pasien. Metode deskriptif
informasi akan berlangsung dengan memberikan gambaran secara
baik. Pengkomunikasian tidak hanya sistematis, faktual dan akurat terhadap

2
sumber-sumber akurat yang ada dan diperlukan komunikasi secara efektif
hubungan antara komunikasi efektif untuk menyampaikan pendapat dalam
dengan kebijakan keselamatan pasien. penyelesaian masalah. Tidak hanya
masalah, dalam Interprofesional
HASIL
Collaboration juga merupakan suatu
Penggunaan metode deskriptif bentuk upaya kerjasama yang dilakukan
dalam pengkajian manfaat komunikasi oleh tenaga medis untuk memperbaiki
efektif untuk penerapan kebijakan pelayanan kesehatan di rumah sakit,
keselamatan pasien akan meningkatkan seperti memperbaiki pelayanan
kemampuan perawat untuk keselamatan pasien.
berkomunikasi secara efektif kepada
Dalam Permenkes RI No. 11
PEMBAHASAN Tahun 2017 Pasal 1 menyatakan
keselamatan pasien adalah suatu sistem
Rumah sakit merupakan suatu
yang membuat asuhan pasien lebih
organisasi dalam bidang pelayanan
aman, meliputi asesmen risiko,
kesehatan yang memberikan pelayanan
identifikasi, dan pengelolaan risiko
kesehatan untuk penyembuhan pasien.
pasien, pelaporan dan analisis insiden,
Dalam penyelenggaraan pelayanan
kemampuan belajar dari insiden dan
kesehatan di rumah sakit dilaksanakn
tindak lanjutnya, serta implementasi
oleh berbagai kelompok profesi yang
solusi untuk meminimalkan timbulnya
memiliki keahlian di bidang ysng
risiko dan mencegah terjadinya cedera
berbeda. Para tenaga kesehatan
yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melakukan kolaborasi untuk
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
penyelesaian masalah menggunakan
mengambil tindakan yang seharusnya
kemampuan yang dimiliki oleh masing-
diambil. Untuk mengurangi resiko
masing tenaga medis.
terjadinya kesalahan dalam tindakan
Interprofesional Collaboration diperlukan pengkomunikasian yang
merupakan strategi untuk mencapai efektif kepada pasien, keluarga pasien
kualitas hasil yang diinginkan dalam dan tenaga medis lainnya.
keberhasilan pelayanan kesehatan oleh
Komunikasi merupakan proses
rumah sakit yang diberikan untuk
pertukaran informasi atau proses yang
pasien. Dalam pelaksanaannya maka

3
memberikan dan meneruskan makna. situation, background, assessment,
Pada Proses komunikasi penerima dapat recommendation.
menggunakan informasi tersebut untuk
Situation menggambarkan
mengubah sikap serta perilaku.
keadaan situasi yang terjadi.
Komunikasi efektif terjadi apabila
Background merupakan latar belakang
komunikasi menghasilkan persamaan
yang berhubungan dengan kondisi
persepsi sehingga tidak menimbulkan
pasien, seperti riwayat alergi atau obat-
persepsi ganda dan interpretasi ganda
obatan yang digunakan. Assesment
dari pihak yang terlibat dalam proses
penilaian terhadap hasil pengkajian
komunikasi (Nasir, dkk. 2009).
pasien. Recommendation,
Komunikasi efektif sangat berpengaruh
merekomendasikan tindakan yang harus
terhadap jalannya interprofesional
dilakukan. Komunikasi efektif yang
collaboration. Komunikasi efektif
dilakukan oleh perawat maupun tenaga
SBAR menjadikan penginformasian
medis lainnya harus memilki dasar
data atau hasil dilakukan secara akurat
pengetahuan, keterampilan, serta
dan efisien agar tidak adanya kesalahan
empati. Komunikasi efektif dapat
penerimaan komunikasi.
membina hubungan interpersonal yang
Penginformasian yang jelas akan
lebih dekat agar pelaksanaan proses
memmudahkan tenaga medis lainnya
keperawatan dapat berjalan dengan baik
untuk memahami hasil perkembangan
karena adanya keterlibatan dan
dan dapat memastikan keselamatan
dukungan dari pasien maupun tenaga
pasien. Komunikasi efektif SBAR
medis lainnya.
memiliki peran penting dalam
pemberian informasi yang efektif Interprofesional Colaboration
kepada pasien, memberikan informasi yang ada dirumah sakit dilakukan oleh
secara terorganisirnya menggunakan profesi keperawatan, kedokteran,
kata-kata yang mudah dipahami agar kedokteran gigi, farmasi, kesehatan
rekan medis lainnya serta pasien dapat masyarakat, psikolog. Interprofesional
lebih mudah untuk menerima informasi Collaboration melakukan kerja sama ,
yang diberikan oleh perawat. Teknik berkolaborasi, berkomunikasi, dan
komunikasi efektif SBAR meliputi mengintegrasikan pelayanan dalam tim
untuk memastikan perawatan yang terus

4
menerus dalam kondisi yang baik dan Anggorowati & Rokhmah.
optimal.
(2017). Komunikasi
PENUTUP Efektif Dalam Praktek

Komunikasi efektif memiliki Kolaborasi Interprofesi


manfaat yang sangat penting dalam
Sebagai Upaya
Interproffesional Collaboration sebagai
upaya peningkatakan kualitas pelayanan Meningkatkan Kualitas

oleh tenaga kesehatan di rumah sakit. Pelayanan. Jurnal of


Komunikasi menjadi sarana sebagai
Health Studies. Vol. 1. No.
media saling memberi dan menukar
informasi antar profesi dan sebagai 1.
media untuk saling bekerja sama Anugraihini, C., Sahar, J.,
meningkatkan pelayanan kesehatan di
Mustikasari. (2010).
rumah sakit. Peningkatakan layanan
yang dilakukan adalah mengurangi Kepatuan Perawat
resiko yang tidak tidak diinginkan yang Menerapkan Pedoman
merupakan standar dalam keselamatan
Patient Safety
pasien.
Berdasarkan Faktor
REFERENSI
Individu dan Organisasi.
Anggarawati, Tuti, Wulan Sari,
Jurnal Indonesia. Vol. 13
N,. (2016). Kepentingan
No. 3.
Bersama Perawat Dokter
Arya, Reni. Kurniawan, Yudianto
dengan Kualitas
dan Irman, Somantri
Pelayanan Keperawatan .
(2010). Efektifikas
Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keselamatan Komunikasi
Keperawatan. Vol. 12. No.
dalam Kolaborasi Antara
1.
Perawat dan Dokter di

5
Ruang Rawat Inap Rumah Kemenkes RI (2017).

Sakit Umum Sumedang . Permenkes RI No. 11.

Jurnal unpad. Ac. Id/mku/ Tentang Keselamatan

article. Vol. 12. No. 1. Pasien.

Dalami, Ermawati. Rochimah, Kozier, Barbara. (2010). Buku

dkk. (2009). Buku Saku Ajar Fundamental

Komunikasi Keperawatan. Keperawatan: Konsep,

Jakarta: TIM. Proses, dan Praktik. Edisi

Depkes RI. (2008). Panduan 7. Jakarta : EGC.

Nasional Keselamatan Mulyono, M. Hadi dkk. (2012).

Pasien Rumah Sakit Faktor Yang Berpengaruh

(Patient Safety): Terhadap Kinerja Perawat

Utamakan Keselamatan di RS Tingkat III. 16. 06.

Pasien. Jakarta: Depkes 01. Jurnal AKK. Vol 2, No.

RI. 1.

Dermawan. (2013). Pengantar Nasir, A. Muhith, A. dkk.

Keperawatan Profesional. (2009). Komunikasi

Jakarta : Gosyen Dalam Keperawatan Teori

Publising. dan Aplikasi. Jakarta:

Hidayat, A. Aziz. (2009). Salemba Medika.

Pengantar Konsep Dasar Nurmalia, Devi. (2012).

Keperawatan. Buku 1. Pengaruh Program

Jakarta: Selamba Medika. Mentoring Keperawatan

terhadap Penerapan

6
Budaya Keselamatan Komunikasi Efektif: SBAR.

Pasien di Ruang Rawat Medan: USUpress.

Inap Rs. Sultan Angung

Semarang. Tesis. FKM UI.

Permadhi, A. (2013). Hubungan

Budaya Keselamatan

Pasien Dalam Pelayanan

Keperawatan dan Insiden

Keselamatan Pasien di

Instalasi Rawat Inap RSD

dr. Soebandi. Skripsi.

Jember.

Putra, A. Setia. Firawati dan

Pabuty, Aumas (2012).

Pelaksana Program

Keselamatan Paisen Di

RSUD Solok. Jurnal

Kesehatan Masyarakat.

Vol 6, No. 2.

Simamora, R. H. (2018). Buku

Ajar Keselamatan Pasien

Melalui Timbang Terima

Pasien Berbasis

Anda mungkin juga menyukai