A. Pendahuluan
Demikian juga sudah kita rasakan, bahwa ilmu tanpa agama akan
kehilangan kekuatannya. Dan agama tanpa ilmu pengetahuan akan kehilangan
cahaya yang akan dapat menerangi jalan raya dunia ini. Seperti perkataan seorang
ahli fisika yang berasal dari Amerika Serikat menegaskan bahwa : “Science
without religion is lame, and religion without science is blind”. (Ilmu tanpa
pengetahuan tanpa agama lumpuh dan agama tanpa ilmu buta)1.
1
Lathief Rousydiy, Agama Dalam Kehidupan Manusia, (RIMBOW : Medan, 1980) hal,
1-2.
1
Bab II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
2
Muhammaddin, Jurnal : Kebutuhan Manusia Terhadap Agama, (Palembang : Web
(PDF), 2018.) hal. 102-103.
2
intrinsik (dalam diri) dan motif ekstrinsik (luar diri). Dan motif yang didorong
keyakinan agama dinilai memiliki kekuatan yang mengagumkan dan sulit
ditandingi oleh keyakinan nonagama, baik doktrin maupun ideologi yang bersifat
profan. Agama memang unik, hingga sulit didefinisikan secara tepat dan
memuaskan3.
1. Fitrah Manusia
ََا
َيف
َن
ََح
ََين
َلد
ََل
َك
َه
ََج
ََو
َم
ََق
َىأ
ف
ََ
َاَس
ََالن
َر
َط
َيَف
َت
ََال
ََللا
ََت
َر
َط
ف
ََ
ََذ
َقَللا
َل
َخ
ََل
ََيل
َد
َب
ََت
َاَل
َه
َي
َل
ع
3
Jalaluddin, Psikologi Agama : Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-
Prinsip Psikologi, (Jakarta : Rajawali Pers,2016), cet. 18, hal. 275-276
4
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet
10, hal. 16.
3
ََ
ََأ
َىن
َك
ََل
ََو
َيم
َق
ََال
َين
ََالد
َك
ل
)30(ََ
َوَن
َم
َل
َع
ََي
ََل
َاَس
ََالن
َر
َث
ك
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.
3. Tantangan Manusia
5
Ibid... hal. 23.
4
berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja
berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan.
Sebagaimana firman Allah Swt Dalam surat Al-Anfal ayat 36 yang berbunyi:
ََ
َن َو
َقَف
َن
َانَالذَينَكفرواَي
ََ
ََللا
َلَي
َب
ََس
َن
َاع
َو
َد
َص
َي
ََل
َم
َه
َالَو
َم
ا
َََن
َو
َك
َََت
َم
َاَث
َه
َوَن
َق
َفَن
َي
َس
ف
ََ
َذ
َال ََوَون
َب
َل
َغ
ََي
َم
َةَث
َر
َس
ََح
َمَه
َي
َل
ع
ََ
َون َر
َشَح
ََي
َنم
َه
َىَج
َل
َوآَا
َر
َفََك
َن
ي
Artinya:”Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk
menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu,
kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke
dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan”.
5
yang serba maha, yang dapat membebaskannya dari keadaan tersebut. Naluriah
membuktikan manusia perlu beragama dan membutuhkan Sang Khaliknya.6
Beberapa ahli pakar ada yang berpendapat bahwa benih agama adalah rasa
takut yang kemudian melahirkan pemberian sesajen kepada yang diyakini yang
memiliki kekuatan menakutkan. Seperti yang ditulis oleh Yatimin bahwa pada
masa primitif, kekuatan itu menimbulkan kepercayaan animisme dan dinamisme.
Ia memerinci bentuk penghormatan itu berupa:
Rasa takut memang salah satu pendorong utama tumbuh suburnya rasa
keberagaman. Tetapi itu merupakan benih - benih yang ditolak oleh sebagian
pakar lain. Seperti yang dikatakan oleh Quraish Shihab bahwa terdapat hal lain
yang membuat manusia merasa harus beragama. Freud ahli jiwa berpendapat
benih agama dari kompleks oedipus. Mula-mula seorang anak merasakan
dorongan seksual terhadap ibunya kemudian membunuh ayahnya sendiri. Namun
pembunuhan ini menghasilkan penyesalan diri dalam jiwa sang anak sehingga
lahirlah penyembahan terhadap ruh sang ayah. Di sinilah bermula rasa agama
dalam jiwa manusia.
6
Yatimin, Studi Islam Kontemporer, (Jakarta: Amzah, 2006), Hal. 37
6
disebabkan karena masalah prinsip dasar kebutuhan manusia. Untuk menjelaskan
perlunya manusia terhadap agama sebagai kebutuhan.
Kondisi manusia terdiri dari beberapa unsur, yaitu unsur jasmani dan
unsur rohani. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan kedua unsur tersebut
harus mendapat perhatian khusus yang seimbang. Unsur jasmani membutuhkan
pemenuhan yang bersifat fisik jasmaniah. Kebutuhan tersebut adalah makan-
minum, bekerja, istirahat yang seimbang, berolahraga, dan segala aktivitas
jasmani yang dibutuhkan. Unsur rohani membutuhkan pemenuhan yang bersifat
psikis (mental) rohaniah. Kebutuhan tersebut adalah pendidikan agama, budi
pekerti, kepuasan, kasih sayang, dan segala aktivitas rohani yang seimbang.
7
Ibid... hal.39-42
7
Dalam teori psikoanalisis Sigmun Freud membagi struktur kepribadian
manusia dengan tiga bagian. Yaitu:
2) Aspek das ich, yaitu aspek psikis yang timbul karena kebutuhan
organisme untuk hubungan baik dengan dunia nyata.
8
ini menuntut saling menolong dari setiap individu manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, dan mempertahankan keberlangsungan sampai ajalnya tiba.
Apabila manusia yang berakal dan mendapat petunjuk dalam mencari satu
agama Tuhan yang benar dan murni, maka manusia pasti mendapatkannya dalam
Islam, agama semua manusia, yang terkandung dalam kitab-Nya, Al-Qur’an yang
mulia, yang tidak berkurang satu huruf pun darinya sejak diturunkannya dan tidak
pula terdapat tambahan satu huruf pun padanya. Dan tidak diganti satu kata pun
dari tempatnya dalam Al-Qur’an. Dan tidak ada ungkapan yang keluar dari apa
8
http://googlepenelusuran.blogspot.com/2011/10/manusia-kebutuhan-dan-doktrin-
agama.html-06-11-2014. Diakses 20 November 2018.
9
yang ditunjukkannya, walaupun telah berlalu seribu empat ratus lebih. Manusia
beragama karena mereka memerlukan sesuatu dari agama itu, yaitu memerlukan
petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaanya di dunia dan akhirat.
9
Subandi, Psikologi Agama & Kesehatan Mental (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013),
cet. 1, hal. 39.
10
c) Pada usia 10-12 tahun anak sudah menunjukkan pendekatan abstrak
terhadap kelompok keagamaan. Mereka mengklasifikasikan orang masuk kedalam
kelompok agama tertentu berdasarkan konsep yang lebih abstrak misalnya
berdasarkan keyakinan ajaran- ajaran atau konsep-konsep ketuhanan.
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
Ibid... hal. 63-65
11
manusia. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka kebutuhan manusia akan
agama Tuhan yang benar lebih besar daripada kebutuhannya akan unsur-unsur
pertama untuk menjaga hidupnya seperti air, makanan dan udara.
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004, Cet 10.
http://googlepenelusuran.blogspot.com/2011/10/manusia-kebutuhan-dan-doktrin-
agama.html-06-11-2014. Diakses 20 November 2018.
Subandi, Psikologi Agama & Kesehatan Mental, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013,
cet. 1.
13