Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH STUDI HADIS


FAKULTAS ILMU SOSISAL DAN ILMU POLITIK
1. A) pembagian hadis yang dilihat dari segi kuantitas sanandnya dibagi menjadi dua yaitu: hadis
mutawatir dan hadis ahad
Hadis mutawatir adalah hadis yang memiliki jalur sanad sangat banyak sedangkan hadis ahad
memiliki jalur sanad yang lebih sedikit.

B) Ditinjau dari segi jumlah perawinya, hadis Ahad dibagi menjadi 3 yakni : hadis Masyhur, hadis
Azis dan hadis Gharib1
- Yang dimaksud dengan hadis Masyhur, ialah Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang
atau lebih, serta belum mencapai derajat Mutawatir.
- Hadis Azis ialah Hadis yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun dua orang rawi
tersebut terdapat pada satu thabaqah saja, kemudian setelah itu, orang-orang pada
meriwayatkannya (diriwayatkan orang banyak)
- Hadis Gharib, ialah : Hadis yang dalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri
dalam meriwayatkan, di mana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi.2

2. A) Sanad bersambung, periwayat yang adil, periwayat yang Dlabith, artinya kuat ingatan, Tidak
terdapat kejanggalan, Tidak adanya kecacatan.
B) - hadits shahih merupakan hadits yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Sanadnya bersambung, perawinya yang adil, kuat ingatannya atau kecerdasannya, tidak ada
cacat atau rusak.
- Hadist hasan adalah hadist yang dinukilkan oleh orang yang adil, yang kurang kuat
ingatannya, yang muttasil sanadnya, tidak cacat dan tidak ganjil
- “Hadist yang didalamnya tidak terdapat syarat-syarat Hadist Shahih dan syarat-syarat
Hadist Hasan.3
C) - Hadits Shahih Li-Dzatih Ialah hadits shahih dengan sendiriya, artinya hadits shahih yang
memiliki lima syarat atau kiteria sebagaimana disebutkan pada persyaratan4
- hadist Li-Ghairih adalah Hadist yang keshahihannya dibantu adanya keterangan lain.
Hadist pada kategori ini pada mulanya memiliki kelemahan pada aspek kedhabitannya.Sehingga
dianggap tidak memenuhi syarat untuk dikategorikan sebagai Hadist shahih.5

1
Sifuddin Zuhri, predikat hadis dari segi jumlah riwayat dan sikap para ulama terhadap hadis ahad, (Surakarta), Hal 59

2
Ibid Hal 61
3
Ahmad Sarbanun, Macam - Macam Hadits Dari Segi Kualitasnya, Diakses pada, https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/ath_thariq/article/download/1292/1095/#:~:text=Kata%20shahih%20menurut
%20bahasa%20dari,dari%20kata%20saqim%20(sakit), pada 6 Desember 2023
4
Ibid Hal 347
5
Ibid Hal 348
3. Hadis Maudhu’ adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad S.A.W dengan
perbuatannya, perkataannya, taqrirnya, sifat akhlaqnya atau sifatnya, secara rekaan atau dusta
semata-mata. Di dalam penggunaan masyarakat Islam di negara kita, hadis maudhu’ disebut
juga dengan nama hadis palsu. adalah adanya musuh Islam yang ingin merusakkan hadis yang
benar, sikap fanatik terhadap kumpulan, sikap ambil mudah dalam meriwayatkan hadis, sikap
kepentingan diri dan mencari kemasyhuran, Kejahilan tentang ajaran Islam yang sebenarnya.

4. - Hadits
Marfu’ adalah segala perkataan, perbuatan dan taqrir (kesepakatan) yang disandarkan
kepada Rasulullah SAW, baik bersambung sanadnya, maupun tidak. baik yang menyandarkan itu
Sahabat Nabi maupun bukan. 6

Contoh :

Artinya: Dari Umar bin Khattab ra, beliau berkata : saya mendengar Rasulullah SAW bersabda :
Allah SWT tidak menerima sholat dari orang yang tidak suci, dan tidak menerima sedekah dari
tipu daya. (HR. Muslim).

- Hadits Mauquf adalah perkataan atau perbuatan yang disandarkan kepada Sahabat, baik
sanadnya bersambung maupun tidak 7
Contoh :

Artinya : Dari Ibn Umar ra berkata : “barang siapa mendapatkan harta, maka tidak ada zakat
atasnya kecauali setelah melewati satu tahun. (HR. Turmuzi)

- HaditsMaqthu’ adalah perkataan atau perbuatan yang berasal dari seorang tabi'in serta di-
mauquf-kan (berhenti sanadnya) kepadanya, baik sanadnya bersambung atau tidak.8
Contoh :

6
Zulkifli, studi hadis integrasi ilmi kea mal sesuai sunnah, (Riau, Suksa Press 2015), Hal 81
7
Ibid Hal 84
8
Ibid Hal 86
Artinya : Perkataan Hasan Bashri mengenai shalat di belakang ahli bid'ah, "Shalatlah dan dia
akan menanggung dosa atas perbuatan bid'ahnya".

5. Al-Jarh menurut istilah yaitu terlihatnya sifat pada seorang perawi yang dapat menjatuhkan
ke„adalahannya, dan merusak hafalan dan ingatannya, sehingga menyebabkan gugur
riwayatnya, atau melemahkannya hingga kemudian ditolak.9

At-Ta‟dil yaitu pensifatan perawi dengan sifat-sifat yang mensucikannya, sehingga nampak
ke„adalahannya, dan diterima beritanya.10

Nama : Moch Rizky Bayu Zakariya


Nim : 10040123086

9
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi lmu Hadits, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2005) h. 78
10
Ibid

Anda mungkin juga menyukai