Anda di halaman 1dari 6

Contoh Hadits Shahih, Hasan dan Dhoif

Hadits Shahih

Shahih merupakan kalimat musytaq dari kalimat shahha – yashihhu – suhhan wa


sihhatan artiya sembuh, sehat, selamat dari cacat, benar. Sedangkan secara istilah yaitu :

‫َم ا ِاَّتَص َل َس َنُد ُه ِبَنْقِل الَعْد ِل الَض اِبِط َعْن ِم ْثِلِه ِإلَى ُم ْنَتَهاُه ِم ْن َغ ْيِر ُش ُذ ْو ٍذ َو َال ِع َّلٍة‬.

“Apa yang sanadnya bersambung dengan periwayatan yang adil, dhobit (memiliki hafalan
yang kuat) dari awal sampai akhir sanad dengan tanpa syadz dan tidak pula cacat”.

Dalam definisi tersebut dikatakan bahwa hadits yang dikataka shahih jika memiliki syarat-
syarat yaitu sebagai berikut:

1)Sanadnya bersambung, maksudnya adalah setiap rawi dari suatu riwayat hadits berajar atau
bertemu langsung dari mulai awal sanad sampai akhir.

2)Rawinya adil, maksudnya adalah setiap rawi dari suatu riwayat hadits yang disifati sebagai
muslim, baligh, berakal (sehat), bukan orang fasiq dan bukan pula Makhrumul Muruah.

3)Rawinya dhobit, maksudnya adalah setiap rawi dari suatu periwayatan hadits itu memiliki
hafalan yang kuat, baik dalam hafalan berupa penalaran dan tulisan.

4)Tidak Syadz, maksudnya adalah suatu hadits yang tsiqat menyelisihi hadits yang lebih
tsiqat dariya.

5)Tidak ada ' Illat (cacat), maksudnya adalah suatu hadits yang samar yang meyebutkan cacat
terhadap keshahihan hadits tersebut secara bersamaan secara dzohir itu bebas dari cacat.

Adapun contoh hadits yang shahih adalah sebagai berikut :

‫َح َّد َثَنا َعْبُد ِهللا ْبُن ُيْو ُسَف َقاَل َأْخ َبَر َنا َم اِلٌك َع ِن اْبنِ ِش َهاٍب َعْن ُم َح َّم ِد ْبِن ُج َبْي ِر ْبِن ُم ْطِع ِم َعْن َأِبْي ِه َق اَل َس ِم ْعُت َر ُس ْو َل ِهللا‬
)‫م َقَر َأ ِفي اْلَم ْغ ِر ِب ِبالُّطْو ِر “(رواه البخاري‬.‫ص‬

” Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin yusuf ia berkata: telah mengkhabarkan
kepada kami malik dari ibnu syihab dari Muhammad bin jubair bin math'ami dari ayahnya ia
berkata: aku pernah mendengar rasulullah saw membaca dalam shalat maghrib surat at-thur”
(HR. Bukhari , Kitab Adzan ).

Analisis terhadap hadis-hadis tersebut:

1)Sanadnya bersambung karena semua rawi dari hadits tersebut didengar dari gurunya.

2)Semua rawi pada hadits tersebut dhobit, adapun sifat-sifat para rawi hadits tersebut
menurut para ulama aj-jarhu wa ta'dil sebagai berikut:

a)Abdullah bin yusuf = tsiqat muttaqin.

b)Malik bin Annas = imam hafidz


c)Ibnu Syihab Aj-Juhri = Ahli fiqih dan Hafidz

d)Muhammad bin Jubair = Tsiqat.

e)Jubair bin muth'imi = Shahabat.

3)Tidak syadz karena tidak ada pertentangan dengan hadits yang lebih kuat serta tidak cacat.

Hadits Shahih pula terdapat dua bagian:

a.Hadits Shahih Lidzatihi

Hadits shahih lidzatihi adalah hadits yang dimana memiliki semua syarat hadits shahih
sebagaimana yang telah kita bahas diatas.

b.Hadits Shahih Lighoirihi

Hadits Shahih Lighoirihi adalah Hadits Hasan Lidzatihiyang diriwayatkan dari jalur lain yang
sama atau yang lebih kuat darinya, contohnya hadits yang derajatnya shahih lighoirihi
sebagai berikut;

Layanan Pelanggan dan Layanan Pelanggan ‫ َلْو َال َأْن َأُشَّق َع َلى ُأَّم ِتْي َأَلَم ْر َت ُه ْم‬: ‫َر ُسْو َل ِهللا ص م قَاَل‬
‫“ ِبالِّس َو اِك ِع ْنَد ُك ِّل َص َالٍة‬

“Dari Muhammad bin amer dari abi salamah dari abu hurairah sesungguhnya rasulullah saw
bersabda: Kalaulah tidak memberatkan atas umatku pasti akanku perintahkan kepada mereka
bersiwak ketika setiap shalat”(HR. Tirmidzi, Kitab Thaharah).

Berkata Ibnu Shalah: Rawi yang bernama Muhammad bin amer bin alqomah termasuk dari
kalangan termasyhur (terkenal) karena kebenaran dan penjagaannya, akan tetapi bukan
termasuk dari “ahli itqan” sehingga sebagaian para ulama hadits mendhaifkannya dari aspek
jelek hafalannya, dan sebagiannya lagi mentsiqatkannya karena kebenaran dan
kemulyaannya, maka hadits ini hasan. Maka ketika digabungkan dari berbagai hadits yang
diriwayatkan dari jalur hadits lain ini menjadi shahih lighoirihi.

Hadits Hasan

Hasan secara bahasa adalah sifat yang menyerupai kalimat “al-husna” yang artinya indah,
cantik. Akan tetapi secara istilah yang dimaksud dengan Hadits Hasan
menurut Ibnu Hajar Al-Atsqalani yaitu:

‫“ َم ا ِاَّتَص َل َس َنُد ُه ِبَنْقِل اْلَعَد ِل اَّلِذْي َخ َّف َض ْبُطُه َعْن مِ ْثِلِه ِإَلى ُم ْنَتَهاُه ِم ْن َغ ْيِر ُش ُذ ْو ٍذ َو َال ِع َّلٍة‬.

“Apa yang sanadnya bersambung dengan periwayatan yang adil, hafalannya yang kurang dari
awal sampai akhir sanad dengan tidak syad dan tidak pula cacat”.

Contoh hadits hasan adalah sebagai berikut:


‫ حَّد َثَنا ُق‬kirim‫ ي‬secara ‫ُم ْو َس ي اَأْلْش َعِر ْي َقال‬ES: ‫َسِمْع‬rameُ ‫أ‬esan entar ‫ ِبحَرِة الْع ِّوِّو ِّوْو ْو‬sambil ‫ ص ا‬ilan
agama ‫ ا ي ال‬bers orang: ‫ ق ي‬ilan ‫ال· ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN
‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN
‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا ي‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN ‫ا‬AN
‫ا‬AN ‫ا ي ي‬AN ‫ا‬AN. ‫ الحديث‬.. … ‫“ ِظ َالِل الُّسُيْو ِف‬

“Telah menceritakan kepada kamu qutaibah, telah menceritakan kepada kamu ja'far bin
sulaiman, dari abu imron al-jauni dari abu bakar bin abi musa al-Asy'ari ia berkata: aku
mendengar ayahku berkata ketika musuh datang : Rasulullah Saw bersabda : sesungguhnya
pintu-pintu syurga di bawah bayangan pedang…”( HR. At-Tirmidzi, Bab Abwabu Fadhailil
jihadi).

Derajat hadits tersebut adalah hasan, karena semua perawi dalam hadits tersebut tsiqoh
kecuali ja'far bin sulaiman adh-dhuba'i.

Hadits Shahih pula terdapat dua bagian:

a.Hadits Hasan Lidzatihi

Hadits Hasan lidzatihi adalah hadits hasan itu sendiri sebagaimana yang telah kita bahas
mengenai hadits hasan.

b.Hadits Hasan Lighoirihi

Hadits Hasan Lighoirihi adalah Hadits dhoif yang mempunyai jalur periwayatan yang banyak
akan tetapi karena kedhoifannya itu bukan karena fasiq ataupun pembohong, contohnya
hadits yang derajatnya hasan lighoirihi sebagai berikut;

‫َم ا َر َو اُه الِّتْر ِمِذ ي َو َح َّس َنُه ِم ْن َطِر ْيِق ُش ْعَبَة َعْن َعاِص مِ ْبِن ُع َبْيِد ِهللا َعْن َع ْبِدِهللا ْبِن َعاِم ِر ْبِن َر ِبْيَعَة َعْن أَ ِبْي ِه َأَّن ِاْم َر َأًة ِم ْن‬
‫ ” َأَر ِضْيِت ِم ْن َنْفِس ِك َو َم اِلِك ِبَنْع َلْيِن ؟‬: ‫ َبِني َفَز اَر َة َتَزوجت على َنْع َلْيِن َفقَ اَل َر ُسْو ُل ِهللا ص م‬Nilai : ‫ َفَأَج اَز‬، ‫َنَعْم‬

Apa yang diriwayatkan oleh imam at-tirmidzi dan ia menghaskankan hadits dari jalur syu'bah
dari 'ashim bin ubaidillah dari abdillah bin amir bin robi'ah dari dia sejati seorang perempuan
dari keturunan “Pajarah” menikah dengan mahar sepasang sandal, lalu rasulullah saw
bersabda : “Apakah kamu ridho dengan jiwa dan hartamu dengan (mahar ) sepasang
sandal?! Maka ia berkata: ya, maka aku mengijinkannya”

Maka rawi yang bernama 'ashim bin ubaidillah itu dhoif karena jelek hafalannya, kemudian
imam at-tirmidzi menghasankan hadits ini karena terdapat hadits dari selain jalur periwayatan
ini.

Hadits Dhoif

Dhoif secara bahasa adalah kebalikan dari kuat yaitu lemah, sedangkan secara istilah yaitu;

‫ ِبَفْقِد َشْر ِط ِم ْن ُش ُرْو ِط ِه‬، ‫َم ا َلْم َيْج َم ْع ِص َفُة اْلَح َس ِن‬

“Apa yang sifat dari hadits hasan tidak tercangkup (terpenuhi) dengan cara hilangnya satu
syarat dari syarat-syarat hadits hasan”.
Contoh hadits dhoif adalah sebagai berikut;

‫ ” َم نْ َأَتي‬: ‫َم اَأْخ َر َج ُه الِّتْر ِمْيِذْي ِم ْن َطِر ْيِق “َح ِكْيِم اَألْثَر ِم ”َعْن َأِب ي َتِمْيَم ِة الُهَج ْيِم ي َعْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َع ِن الَّنِبِّي ص م َق اَل‬
‫“ َح اِئضًا َأْو ِاْم َر أًة ِفي ُد ُبِر َها َأْو َك اُهَنا َفَقْد َك َفَر ِبَم ا َأْنَز َل َع َلى ُم َح ِّم ٍد‬

Apa yang diriwayatkan oleh tirmidzi dari jalur hakim al-atsrami “dari abi tamimah al-
Hujaimi dari abi hurairah dari nabi saw ia berkata : barang siapa yang menggauli wanita haid
atau seorang perempuan pada duburnya atau seperti ini maka sungguh ia telah mengingkari
dari apa yang telah diturunkan kepada nabi Muhammad saw”

Berkata Imam Tirmidzi setelah mengeluarkan (takhrij) hadits ini : “ kami tidak mengetahui
hadits ini kecuali hadits dari jalur hakim al-atsrami, kemudian hadits ini didhoifkan oleh
Muhammad dari segi sanad karena di dalam sanadnya terdapat hakim al-atsrami sebab
didhaifkan pula oleh para ulama hadits ”

Berkarta ibnu hajar mengenai hadits ini di dalam kitab “Taqribut Tahdzib” : Hakim al-
Atsromi pada rawi tersebut adalah seorang yang bermuka dua.

Adapun penyebab kedhoifannya karena beberapa hal:

1.Sebab Terputusnya sanad, akan terputus sanad pun terbagi atas 2 bagian yang perama
terputus secara dzhohir (nyata) :

a)Mu'allaq adalah apa yang dibuang dari permulaan sanad baik satu rawi atau lebih secara
berurutan.

b) Mursal adalah apa yang terputus dari akhir sanadnya yaitu orang sesudah tabi'in (Sahabat).

c)Mughdhal adalah apa yang terputus dari sanadnya 2 atau lebih secara berurutan.

d)Munqoti' adalah apa yang sanadnya tidak tersambung.

Sedangkan yang kedua terputus secara khofi (tersembunyi) yaitu:

a)Mudallas adalah menyembunyikan cacat ('aib) pada sanadnya dan memperbagus untuk
dzohir haditsnya.

b)Mursal Khofi adalah meriwayatkan dari orang yang ia temui atau sezaman dengannya apa
yang ia tidak pernah dengar dengan lafadz yang memungkinkan ia mendengar dan yang
lainnya seperti qaala.

2.Sebab penyakit pada rawi

Penyakit pada rawi pun terbagi atas 2 yaitu penyakit dalam 'adalah dan dhobit (hafalannya),
adapun yang pertama penyakit pada 'adalah (ketaqwaan) yaitu:

a)pendusta

b)Tertuduh debu
c)Fasiq

d) Bid'ah

e)Kebodohan

Adapun penyakit pada dhobit (hafalan ) yaitu :

a)Jelek hafalannya

b)Lalai

c)Banyak

d)Menyelisihi yang tsiqat

e)Ucapan yang ditipu

C. Sanad-Sanad Shahih dan Dhaif

1.Sanad-sanad shahih

a)Aj-Juhri dari salim dari ayahnya (umar bin khatab)

b)Ibnu Sirin dari abidah dari 'ali bin abi thalib

c)Al-A'masy dari Ibrahim dari alqomah dari abdillah bin mas'ud.

d)Aj-Juhri dari 'ali bin Husain dari ayah dari ali bin abi thalib

e)Malik dari Nafi' dari Ibnu Umar

2.Sanad-sanad dhoif

a)Sanad yang dinisbatkan kepada Abu bakar As-Shiddiq yaitu Ibnu musa ad-daqiqi dari
farqid as-subkhi dari marrah ath-thaibi dari abu bakar

b)Sanad orang-orang syam yaitu Muhammad bin qaisyin al-mashlubi dari ubaidillah bin jahri
dari 'ali bin yazid dari qasim dari abi umamata.

c)Sanad yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas yaitu Assudi Ash-Shaghiri Muhammad bin
Marwan dari Kalbi dari Abi Shalih dari Ibnu Abbas. Menurut ibnu hajar bahwa ini adalah
silsilah dusta.

D. Tingkatan-tingkatan Shahih

Muncul sebuah persoalan siapakah diantara para semua mukharrij hadits seperti
Buhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan yang lainnya yang dikatakan paling shahih? Maka
dalam hal ini ada beberapa tingkatan derajat shahihyaitu :

1.Muttafaq 'Alaih
2.Bukhari

3.Muslim

4.Periwayatan atas syarat (rekomendasi) dari bukhari dan muslim

5.Periwayatan atas syarat (rekomendasi) dari bukhari

6.Periwayatan atas syarat (rekomendasi) dari muslim

7.Hadits shahih yang bukan atas pandangan bukhari dan muslim seperti ibnu khuzaimah, ibnu
hibban, dan para mukharrij lainnya.

Anda mungkin juga menyukai