1.Muallaq
Muallaq adalah setiap hadits yang tidak disebutkan rangkaian sanadnya dari awal
sanad, baik satu orang rawi yang tidak disebutkan, dua rawi, maupun lebih. Yang
terpenting, perawi hadits tidak disebutkan dari awal sanad.
Contoh :
Hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari rahimahullah pada
pembukaan bab : “Hadits-Hadits Yang Disebutkan Tentang Paha ” :
وقال أبو موسى غطى النبي صلى هللا عليه و سلم ركبتيه حين دخل عثمان
Wallahu a'lam
( Abu Maryam Abdusshomad, diambil dari : Taisir Musthalah Hadits oleh
Dr. Mahmud Thahhan )
2.Mursal
Maksudnya hadits yang tidak disebutkan nama sahabat dalam rangkaian
sanadnya. Periwayatan hadits pasti melalui sahabat, karena tidak mungkin tabi’in
bertemu Rasulullah langsung. Bila ada hadits yang tidak menyebutkan sahabat
dalam rangkaian sanadnya, dari tabi’in langsung lompat kepada Rasulullah, maka
hadits itu bermasalah. Misalnya, Imam Muslim bin Hajjaj pernah meriwayatkan
hadits dari Muhammad bin Rafi’, dari Hujain, dari Al-Laits, dari ‘Uqail, dari Ibnu
Syihab, dari Sa’id bin Musayyab, bahwa Rasulullah pernah melarang jual beli
dengan
cara muzabanah, yaitu jual beli tanpa takaran.
Hadis Mursal
المرسل
Al-Irsal menurut bahasa berarti melepaskan atau yang dilangsungkan, sedangkan
dalam istilah muhadditsin, mereka berselisih pendapat tentang definisi hadis mursal
disebabkan perbedaan tempat terjadinya irsal itu.
Namun definisi yang masyhur adalah:
سوا ٌء كان التابعي كبيرًا أو.... قال رسول هللا صلّى هللا عليه و سلّم:المرسل هو ما رفعه التابعي بأن يقول
صغيرًا
Hadits Mursal adalah hadits yang disandarkan kepada Nabi oleh seorang tabiin
dengan mengatakan, “Rasulullah Saw. berkata...” baik ia tabiin besar maupun tabiin kecil.
Jelasnya dalam sanad itu, tabi’in tidak pernah menyebut nama orang yang
mengkhabarkan hadits itu kepadanya, tetapi langsung menyebut nama Nabi Saw saja.
Contoh hadits mursal:
أن ال: لعمرو بن ح[[زم.أن في الكتاب الّذي كتبه رسول هللا ص
ّ عن مالك عن عبد هللا بن أبي بكر بن حزم
يمسَّ القرأن إاَّل طاه ٌر
Artinya: Dari Malik, dari ‘Abdillah bin Abi Bakar bin Hazm, bahwa dalam surat yang
Rasulullah Saw. tulis kepada ‘Amr bin Hazm (tersebut): “Bahwa tidak menyentuh al-Quran
melainkan orang yang bersih.” (Al-Muwaththa 1: 157)
3.Mu’dhal
Mu’dhal berarti:
اثنان فأكثر على التوالي ما سقط من إسنادهArtinya, “Hadits yang dalam rangkaian sanadnya
terdapat dua perawi yang dihilangkan secara berturut-turut.” Maksudnya, dalam
rangkaian sanad ada dua perawi yang dihilangkan, syaratnya harus berturut-turut.
Kalau tidak berturut-turut, misalnya di awal sanadnya ada perawi yang hilang,
kemudian satu lagi di akhir sanad, maka ini tidak bisa dinamakan hadits mu’dhal.
Imam Maliki meriwayatkan hadits tersebut langsung dari Sahabat Abu Hurairah ra.
Jelas hal itu tidak mungkin terjadi, karena Imam Maliki termasuk seorang tabi'it
tabi'in, sedangkan Abu Hurairah seorang sahabat Nabi SAW. Jadi, di dalam sanadnya
ada beberapa rawi yang gugur dan terputus, kemugkinan ada 2 rawi yang terputus
karena Imam Malik berasal dari golongan tabi'it tabi'in.
4. Munqathi
Munqathi’ berarti:
ما لم يتصل إسناده على أي وجه كان انقطاعهArtinya, “Hadits yang rangkaian sanadnya terputus
di manapun terputusnya.” Persyaratan hadits munqathi’ lebih longgar daripada
sebelumnya. Hadits munqathi’ tidak mensyaratkan harus berturut-turut atau
jumlah perawi yang hilang ditentukan, selama ada dalam rangkaian sanad itu rawi
yang hilang atau tidak disebutkan, baik di awal, pertengahan, maupun akhir
sanad, maka hadits itu disebut munqathi’.
وال ممن سمعه، ال: فقال، سمعته من الزهري: فقيل له، عن الزهري، قال لنا ابن عيينة
" عن الزهري، عن معمر، حدثني عبد الرزاق، من الزهري
Ibnu Uyainah telah berkata kepada kami : dari Zuhri. Kemudian Ibnu Uyainah
ditanya : “Apakah anda mendengar langsung dari Zuhri?”. Dia menjawab : “Tidak,
bahkan tidak mendengar dari orang yang dia mendengar langsung dari Zuhri,
Abdurrozzaq menceritakan padaku dari Ma’mar dari Zuhri”.
1. Tadlis Isnad adalah: أن يروي الراوي عمن قد سمع منه ما لم يسمع منه من غير أن يذكر أنه سمعه منه
Artinya, “Perawi hadits meriwayatkan hadits dari gurunya, tetapi hadits
yang dia sampaikan itu tidak didengar langsung dari gurunya tanpa
menjelaskan bahwa dia mendengar hadits darinya.” Maksudnya, seorang
rawi mendapatkan hadits dari orang lain, tetapi dia meriwayatkan dengan
mengatasnamakan gurunya, di mana sebagian hadits dia terima dari
gurunya tersebut. Padahal untuk kasus hadits itu dia tidak mendengar dari
gurunya, tetapi dari orang lain.
2. Tadlis Syuyukh adalah: فيسميه أو يكنيه أو ينسبه أو يصفه،أن يروي الراوي عن شيخ حديثا سمعه منه
بما ال يعرف به كي ال يعرفArtinya, “Seorang perawi meriwayatkan hadits yang
didengar dari gurunya, tetapi dia menyebut gurunya tersebut dengan
julukan yang tidak populer, tujuannya supaya tidak dikenal orang lain.”
Perawi sengaja menyebut gurunya dengan nama atau gelar yang tidak
populer supaya orang lain tidak tahu siapa guru sebenarnya. Karena kalau
disebut nama asli gurunya, bisa jadi guru perawi itu tidak tsiqah (dipercaya)
dan haditsnya nanti menjadi bermasalah. Untuk menutupi kekurangan itu,
dia mengelabui orang dengan menyebut nama yang tidak populer untuk
gurunya.
7.Mursal Khafi Mursal khafi berarti: لقيه أو عاصره مالم يسمع منه بلفظ يحتمل السماع0أن يروي عمن
وغيرهArtinya, “Perawi meriwayatkan hadits dari orang yang semasa dengannya,
tetapi sebenarnya dia tidak mendengar hadits itu darinya, dia sendiri
meriwayatkannya dengan redaksi sima’ (seolah-olah dia mendengar langsung).”
Maksudnya, perawi menerima hadits dari orang yang semasa dengannya dan dia
bertemu langsung dengan orang tersebut, namun sebenarnya dia tidak
mendengar langsung hadits itu dari orang yang semasa dengannya. Namun
persoalannya, dia meriwayatkan hadits seolah-olah dia mendengar langsung,
padahal tidak seperti itu. Ini disebut dengan hadits mursal khafi, hukumnya dhaif.
Wallahu a’lam.
ِ س ْال َح َر
Contoh: س) ـ َ ار
ِ (ر ِح َم هللاُ َح ِ َعنْ ُع ْق َب َة،ْن َع ْب ِد ْال َع ِزيْز
َ :بن َعامِر َمرْ فُ ْوعًا ِ َما َر َواهُ إِبْنُ مَاجَّ ه مِنْ َط ِري
ِ ر ب0َ ْق ُع َم
Artinya, “Seperti contoh sebuah hadits riwayat Ibn Majjah dari jalur Umar bin Abdul Aziz
dari Uqbah bin Ami, yang diriwayatkan secara marfu (dari Rasul Saw). “Allah Swt
mengampuni para pengawal atau tentara.” Berdasarkan penuturan al-Mîzî dalam kitab
al-Aṭrâf, Umar ibn Abd al-Azîz tidak bertemu dengan Uqbah. Namun dalam hadits ini ia
meriwayatkan dari Uqbah, sehingga hadits ini tergolong sebagai Mursal Khafi. Hadits
Mursal Khafi bisa diketahui dengan beberapa hal: Pertama, pengakuan para ulama
bahwa rawi tersebut tidak pernah mendengar hadits dari gurunya.
َ ِ ِص َة َعنْ َرج ٍُل َعنْ أَ ِبي َسلَ َم َة َعنْ أَ ِبي ه َُري َْر َة َر َف َعاهُ َجمِي ًعا َقا َل َقا َل َرسُو ُل هَّللا
صلَّى اللَّهم َ ْن فُ َراف
ِ اج ب ْ
ِ ََّع ِن ال َحج
ْ ْ َّ
َعلَ ْي ِه َو َسل َم الم ُْؤمِنُ غِ رٌّ َك ِري ٌم َوال َفا ِج ُر خِبٌّ لئِي ٌم
َ
dari Al Hujjaj bin Farafshah, dari seseorang, dari Abu Salamah, dari Abu
Hurairah, ia berkata; Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda;
Mu’min itu sopan lagi mulia, dan pendosa penipu lagi keji
Contoh; hadits yang dikeluarkan oleh Abu Dawud (1299) dengan jalan
dari
صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل ل َِجعْ َفر … َف َذ َك َر ِ اري أَنَّ رّ س ُْو َل
َ هللا ِ صَ رُوي ٍْم َح َّد َثنٍي ْاألَ ْن
َ ْنِ َم َح َّم ُد بْنُ ُم َها ِج ٍر َعنْ عُرْ َو َة ب
ِ صالَ ِة ال َّتسْ ِبي
ْح َ َح ِدي
َ ْث
Hukum Hadits Mubham
Hadits Mubham hukumnya sama dengan hadits Majhul ‘ain, karena
periwayatnya tidak dikenal, pribadinya dan keadaannya sehingga
haditsnya tidak dapat diterima dan digunakan sebagai argumen, kecuali
dapat diketahui siapa orang yang dimubhamkan itu. Apabila ia telah
diketahui, maka dapat dinilai haditsnya sesuai dengan kaidah-kaidah
penilaian hadits. Tetapi apabila yang dimubhamkan itu sahabat, maka
tidak berpengaruh apa-apa karena semua shahabat itu adil.
Mubham Matan
Kadang-kadang mubham terdapat di dalam matan, hal ini tidak
mempengaruhi keshahihan hadits, karena penyebutan rawi
secara mubham tidak terdapat pada sanad.
صاَل ِة َق ْب َل ْال ُخ ْط َب ِة َّ صاَل َة َي ْو َم ْالعِي ِد َف َبدَ أَ ِبالَّ صلَّى هَّللا َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم ال َ ِ ُول هَّللا
ِ ت َم َع َرس ُ ْن َع ْب ِد هَّللا ِ َقا َل َش ِه ْد
ِ َعنْ َج ِاب ِر ب
ضى ُ َّ
َ اس َوذك َر ُه ْم ث َّم َم َ َّ َ
َ اع ِت ِه َو َو َعظ الن َ َ َّ هَّللا ْ َ اَل َ ً
َ ان َو إِ َقا َم ٍة ث َّم َقا َم ُم َت َوكئا َعلى ِب ٍل َفأ َم َر ِب َتق َوى ِ َو َحث َعلى طِّ ُ اَل ٍ ِب َغي ِْر أَ َذ
ت امْ َرأَةٌ مِنْ سِ َط ِة ال ِّن َسا ِء َس ْف َعا ُء ِ ص َّد ْق َن َفإِنَّ أَ ْك َث َر ُكنَّ َح َطبُ َج َه َّن َم َف َقا َم َ َح َّتى أَ َتى ال ِّن َسا َء َف َو َع َظهُنَّ َو َذ َّك َرهُنَّ َف َقا َل َت
ِين فِي َ ص َّد ْق َن مِنْ ُحلِي ِِّهنَّ ي ُْلق َ ير َقا َل َف َج َع ْل َن َي َت َ ِت لِ َم َيا َرسُو َل هَّللا ِ َقا َل أِل َ َّن ُكنَّ ُت ْكثِرْ َن ال َّش َكا َة َو َت ْكفُرْ َن ْال َعش ِ ْال َخ َّدي
ْ َْن َف َقال
َ َ
َّب ِباَل ٍل مِنْ أ ْق ِرطت ِِهنَّ َو َخ َوا ِتم ِِهن ِ َث ْو