NPM : 2220110094
Matkul : ilmu hadits (hadits dhaif, macam macam hadits dhaif dan contohnya)
3. Hadis Muallaq
Hadis Muallaq menurut bahasa, berarti hadis yang tergantung.
Menurut istilah :
“ Hadis-hadis yang gugur rawinya seorang atau lebih di awal sanad”
Keguguran (inqitha’) sanad pada hadis muallaq dapat terjadi pada sanad yang pertama,
pada seluruh sanad, atau pada seluruh sanad selain sahabat.
Contoh Hadis Muallaq :
Bukhari berkata, kata malik, dan Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah berkata Artinya :
“ janganlah kamu melebihkan sebagian Nabi dan sebagian yang lain”. (H.R Bukhari)
Hukum hadis Muallaq
1)Hadis Muallaq di klasifikasikan kedalam hadis Dhoif, disebabkan sanad yang digugurkan
tidak dapat diketahui sifat dan keadaannya secara meyakinkan, baik mengenai
kedlobitannya maupun keadilannya. Kecuali bila yang digugurkan seorang sahabat yang
sudah tidak diragukan lagi tentang keadilannya.
2)Hadis Muallaq dapat dianggap shahih, apabila sanad yang digugurkan disebutkan oleh
hadis yang bersanad lain.
3)Apabila seluruh sanad yang dibuangnya adalah tsiqoh, perlu diadakan ta’dil (penetapan
keadilan) rawi yang samar-samar.
3) Hadis Munkar
Hadis munkar dari segi bahasa, berarti hadis yang diingkari atau hadis yang tidak dikenal.
Sedangkan, menurut istilah :
“hadis yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang banyak
kesalahan, banyak kelengahannya atau jelas kefasikannya yang bukan karena dusta”.
Para ulama’ memberikan batasan hadis munkar adalah hadis yang diriwayatkan oleh rawi
yang lemah yang menyalahi (berlawanan dengan) rawi yang kuat (kepercayaan).
Contoh :
“barang siapa yang mendirikan salat, membayar zakat, mengerjakan haji, berpuasa dan
menghormati tamu, niscaya masuk surga.” (HR. Ibnu Abi Hatim)
Hadis diatas dikatakan berasal dari Rasulullah, dan diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari
serangkaian rawi-rawi yang lemah. Ibnu Abi Hatim sendiri memandang hadis tersebut
sebagai hadis munkar, karena rawi-rawinya lemah dan matannya berlainan dengan matan
hadis-hadis yang lebih kuat.
4) Hadis Muallal
Muallal, dari segi bahasa, berarti yang terkena illat (penyakit atau bencana). Para ulama’
member batasan hadis muallal adalah hadis yang mengandung sebab-sebab tersembunyi
(tidak mudah untuk diketahui) yang menjatuhkan derajatnya.
Illat yang menjatuhkan derajat hadis itu bisa terdapat pada sanad atau pada matan, serta
bisa pada keduanya.
Contoh Artinya :
“ Rasulullah bersabda, “penjual dan pembeli boleh berkhiyar, selama mereka belum
berpisah”.
Hadis tersebut diriwayatkan Yala bin Ubaid bersanad Sufyan Ats Tsauri, dari Amru bin
Dinar, dari Ibnu Umar. Matan hadis diatas shahih, tetapi sanadnya memiliki illat.
Seharusnya bukan dari Amru bin Dinar, melainkan dari Abdullah bin Dinar.
5) Hadis Mudraj
Hadis mudraj, dari segi bahasa, berarti hadis yang dimasuki sisipan. Dari segi istilah hadis
mudraj adalah hadis yang dimasuki sisipan, yang sebenarnya bukan bagian hadis itu.
Sisipan itu bisa pada sanad, matan, dan bisa pada keduanya.
Contoh Artinya :
“ Rasulullah bersabda, “ saya adalah zaim dan zaim itu adalah penanggung jawab dari orang
yang beriman kepadaku, taat dan berjuang dijalan Allah, dia bertempat tinggal di taman
syurga.”
Hadis tersebut diriwayatkan oleh Nasai, dan disebut hadis mudraj karena ungkapan adalah
sisipan, tidak berasal dari sabda Rasulullah SAW.
6) Hadis Maqlub
Dari segi bahasa, hadis maqlub berarti, hadis yang diputar balik. Dari segi istilah hadis
maqlub adalah hadis yang terjadi pemutarbalikan pada matannya atau pada rawi dalam
sanadnya atau penukaran suatu sanad untuk matan yang lain.
Bila hadis sebenarnya diriwayatkan oleh kaab bin Murrah (misalnya), tetapi Kaab bin
Murrah itu dibalik menjadi Murrah bin kaab maka hadis itu disebut hadis maqlub.
Contoh pada matannya Artinya :
“ Rasulullah bersabda, “ apabila aku menyuruh kamu mengerjakan sesuatu, maka
kerjakanlah dia; apabila aku melarang kamu dari sesuatu, maka jauhilah dia sesuai dengan
kesanggupan kamu.” (HR. Thabarani)
Matan diatas, merupakan pemutarbalikan.berdasarkan hadis Bukhari dan Muslim,
Seharusnya hadis itu berbunyi Artinya :
“dari Abu hurairah r.a ai berkata, :”saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,: apa-apa
yang kami cegah dari kamu semua maka jauhilah dan apa-apa yang kami perintahkan
kepadamu sekalian perbuatlah menurut kemampuannmu.” (HR. Bukhari-Muslim).
7) Hadis Syadz
Dari segi bahasa, hadis syadz berarti hadis yang ganjil. Para ulama’ member batasan hadis
syadz adalah hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang dipercaya tetapi hadisnya berlainan
dengan hadis-hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah rawi yang juga dipercaya.
Contoh Artinya :
“ Rasulullah bersabda, “ hari arafah dan hari tasyrik adalah hari-hari makan dan minum.”
Hadis diatas diriwayatkan oleh Musa bin Abi bin Kubah dengan sanad dari serentetan rawi
yang dipercaya, namun matan hadis tersebut ganjil, jika dibandingkan dengan hadis-hadis
yang diriwayatkan oleh rawi-rawi yang juga dipercaya. Pada hadis-hadis lain tidak
dijumpai ungkapan ( )يوم عرفةkeganjilan hadis diatas terletak pada ungkapan tersebut