Artinya : Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap
umat ( untuk menyerukan ), sembahlah Alloh dan jauhilah Tagut, kemudian diantara
mereka ada yang diberi petunjuk oleh Alloh dan ada pula yang tetap dalam kesesatan.
Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang
mendustakan (Rasul – Rasul).2
Q.S An-nahl ayat 36 tersebut menjelaskan bahwa hakikatnya para Rasul diutus ke
muka bumi hanyalah untuk memimpin umat dan mengeluarkannya dari kegelapan
1
Edi Harapan, “Visi Kepala Sekolah Sebagai Penggerak Mutu Pendidikan,” Manajemen Kepemimpinan
Dan Supervisi Pendidikan 1 (2016): 137.
2
Kementrian Agama RI, Al-Qurana 20 Baris Terjemah (Bandung: Mikraj Khazanah Ilmu, 2011).
menuju cahaya terang. Tidak satupun manusia yang eksis kecuali Alloh mengutus para
Rasul untuk meluruskan penyimpangan akidah para individu umat tersebut.
a. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah sikap, gerak gerik, atau penampilan yang dipilih
pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Gaya yang dipakai oleh seorang
pemimpin satu dengan yang lainnya berbeda, tergantung pada situasi dan kondisi
kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Menurut
Karwati dan Priansa (2013) gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang
konsisten yang ditujukan oleh pemimpin dan diketahui pihak lain ketika pemimpin
berusaha mempengaruhi kegiatan – kegiatan orang lain.3
Gaya Kepemimpinan kepala sekolah ;
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Otoriter berasal adari kata autos, yang berarti sendiri dan kratos yang berarti
kekuasaan atau kekuatan, gaya kepemimpinan ini seperti identik dengan seorang
dictator, bahwa memimpin tidak lain adalah menunjukkan dan memberi perintah
sehingga ada kesan bawahan atau anggota – anggotanya hanya mengikuti dan
menjalankannya, tidak boleh membantah dan mengajukan saran.
2. Gaya Kepemimpinan Pseudo – Demokratis
Istilah pseudo berarti palsu. Maka pseudo demokratis berarti bukan atau tidak demokratis.
Gaya kepemimpinan ini sebenarnya otokratis, tetapi dalam kepemimpinannya ia memberi
kesan demokratis. Ia memberi hak dan kuasa kepada guru – guru untuk menetapkan dan
memutuskan sesuatu, tetapi sesungguhnya ia bekerja dengan perhitungan. Ia mengatur siasat
agar kemauannya terwujud kelak.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas (Laissez Faire)
Gaya kepemimpinan bebas atau laissez faire ini diartikan membiarkan orang – orang berbuat
sekehendaknya. Gaya kepemimpinan seperti ini sang pemimpin praktis tidak memimpin.
Pemimpin seperti ini sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan
para bawahan atau anggotanya.
4. Gaya Kepemimpinan Demokratis
3
Bahrun Kasidah, Murniati, “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada Sekolah Dasar
Luar Biasa Negeri Banda Aceh,” Administrasi Pendidikan 3 (2017): 128.
Gaya kepemimpinan demokratis ini adalah gaya kepemimpinan yang paling ideal.
Pemimpin yang demokratis adalah pemimpin yang kooperatifdan tidak ditaktor. Dia
selalu menstimulasi anggota – anggota kelompoknya dan selalu mempertimbangkan
kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.4
2. Fungsi Kepemimpinan
a) Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai. Yang tergolong pada
kelompok ini adalah (1) Pemimpin berfungsi memikirkan dan merumuskan dengan
teliti tujuan kelompok serta menjelaskan supaya anggota dapat berkerjasama
mencapai tujuan itu. (2) Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada anggota-
anggota kelompok untuk menganalisis situasi supaya dapat dirumuskan rencana
kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik. (3) Pemimpin berfungsi
membantu anggota kelompok dalam memberikan keterangan yang perlu supaya dapat
mengadakan pertimbangan yang sehat. (4) Pemimpin berfungsi menggunakan
kesempatan dan minat khusus anggota kelompok.
b) Fungsi yang bertalian dengan suasana kerja yang sehat dan menyenangkan. Yang
tergolong pada kelompok ini adalah (1) Pemimpin berfungsi memupuk dan
memelihara kebersamaan di dalam kelompok. (2) Pemimpin berfungsi mengusahakan
suatu tempat bekerja yang menyenangkan, sehingga dapat dipupuk kegembiraan dan
semangat bekerja dalam pelaksanaan tugas. (3) Pemimpin dapat menanamkan dan
memupuk perasaan para anggota bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan
merupakan bagian dari kelompok.
3. Sifat Kepemimpinan
Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain dilakukan
dengan mengamati dan mencatat sifat – sifat dan kualitas / mutu perilakunya, yang
4
Djunaidi, “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru,” Tarbiyatuna 2 (2017):
106-108.
5
Hadi Susanto, “Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan,” 30 Nopember, 2015,
https://bagawanabiyasa.wordpress.
dipakai sebagai kreteria untuk menilai kepemimpinannya. Tead dalam Kartono (2011:43)
mengemukakan 10 sifat sebagai berikut: 6
1. Kemampuan mengelola semua perangkat KBM secara sempurna dengan bukti berupa
data administrasi yang akurat
2. Kemampuan mengelola administratsi kesiswaan, ketenagaan, sarana dan prasarana, dan
administrasi persuratan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jadi seorang kepala sekolah sebagai seorang administrator harus mampu mengelola
semua administrasi yang ada di sekolah, hal ini sangat penting dilakukan karena untuk
menjamin kelancaran program yang dijalankan.
7
Djunaidi, “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru.”
8
Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, 2.