Anda di halaman 1dari 7

Menguak Misteri KHIDIR

Dalam Pandangan SUNNAH


Bab 19 & 20
HIMATUL ALIYAH
SUPRIYADI
AHMAD NA’IM
Bab 19 Nasihat-
Nasihat Khidir
Umar bin Abdul Azis, berkata: aku melihat Khidir dan dia saat itu sedang
berjalan dengan cepat dan dia berkata “sabarlah wahai jiwa, sabarlah bagi
1
hari-hari yang telah engkau lewati dan sirna untuk mendapatkan hari-hari
yang kekal abadi. Sabarlah menghadapi hari-hari yang pendek ini, untuk
menghadapu hari-hari yang sangat panjang

Riyah Ibn Ubdah berkata: aku melihat seorang laki-laki berjalan bersama Umar bin
2 Abdul Azis, memegang tangannya dengan keras.
Dalam hati aku berkata, orang ini benar-benar tidak sopan.
Kemudia ketika shalat, aku berkata: wahai Abu Hafshah, siapakah orang yang tsdi bersamamu
dan memegang tanganmu dengan keras itu? Dia berkata: sungguh engkau telah melihatnya
wahai Rihyah? “Ya, aku melihatnya.” Dia berkata: menurutku engkau adalah orang yang
saleh, tadi itu adalah saudaraku Khidir, dia memberi kabar gembira kepadaku, bahwa aku
dapat berbuat Adil.”
Bab 20 Ulama dalam
Persepsi KHIDIR

Al-Musib Abu Yahya berkata: aku ditugaskan mendampingi 1


Umar bin Abdul Azis, lalu aku melihat seorang pemuda atau
orang yang sudah berumur sedang berbicara atau bersandar
kepadanya. Kemudian aku tidak melihatnya lagi.

Lalu aku bertanya: wahai pemimpin kaum beriman, tadi aku melihat
seseorang sedang berbicara kepadamu. Dia berkata, apakah kamu
melihatnya?. “Ya, aku melihatnya.” Dia berkata, “itu adalah Khidir, dia
datang kepadaku, memberi dukunganku dan memberi nasihat
kepadaku.”
Bab 20 Ulama dalam
Persepsi KHIDIR
Bilal al-Khawashi berkata, dulu aku pernah berada di daerah liar Bani 2
Israel. Lalu aku melihat seseorang lelaki mengajakku jalan bersama,
aku merasa heran. Aku merasa bahwa dia adalah KHIDIR.

Lalu aku bertanya: Demi Tuhan, siapakah anda tuan?. Dia


berkata,”aku adalah saudarmu, KHIDIR.”

Lalu aku bertanya: Apa pendapatmu tentang Al-Syafi’i? “Dia termasuk yang kokoh”.
Lalu bagaimana dengan Ahmad bin Hambal? “Dia adalah orang yang jujur dan dapat
dipercaya.” Lalu aku berkata lagi, ceritakan tentang Basyar Ibn Al-Harits? “Tidak ada
seorang pun yang dapat mengganti dirinya sesudahnya.”

Aku berkata, dengan cara apakah agar aku dapat melihatmu? Dia berkata,
“dengan cara berbuat baik kepada ibumu.”
Bab 20 Ulama dalam
Persepsi KHIDIR

Dalam kitabnya al-Hilyah Abu Na’im berkata, kami dapatkan


3 hadits dari Dhafir bin Shalel bin Darij. Bilal al-Khawashi
berkata: aku bermimpi bertemu Khidir.

Aku bertanya kepadanya, apa pendapatmu tentang Basyar? Dia


berkata, tidak ada yang dapat menggantikan dirinya sesudahnya. Lalu
aku bertanya: apa pendapatmu tentang Ahmad? Dia berkata,”Ahmad
adalah orang yang jujur dan terpercaya”
Bab 20 Ulama dalam
Persepsi KHIDIR
Basyar bin Harits al-Hafi berkata, dulu aku memiliki kamar 4
khusus, dan aku selalu mengunci kamarnya itu jika
bepergian. Kuncinya aku pegang

Pada suatu hari ketika aku datang, membuka pintu kamar itu dan
masuk, aku melihat seorang sedang shalat, lalu dia menoleh kepadaku.

Dia berkata, “Wahai Basyar, janganlah kaget, aku adalah saudaramu Abu
Abbas Al-Khidir.” Basyae berkata,”ajarkanlah sesuatu!” Dia berkata,
ucapkanlah Astaghfirllah min kulli sababin tubtu minhu (aku meminta ampun
kepada Allah dari setiap sebab yang membuatku taubat kepada-Nya).

Kemudian aku mengulangi ucapannya dan berkata, “Aku minta maaf dan
pengampunan Allah dari segala janji yang telah kubuat sendiri untuk diriku,
lalu aku merusak dan tidak menepatinya.”
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai