Anda di halaman 1dari 6

SAID BIN AL.MUSAYYIB .

PEMBESAR PARA TABI'IN.


5. Keahliannya dalam Menafsirkan Mimpi
Adz-Dzahabi berkata, "Al-Waqidi mengatakan bahwa Said bin Al-

Musayyib adalah orang yang paling berkompeten dalam menafsirkan mimpi

di kalangan masyarakat. Said mempelajarinya dari Asma'binti Abu Bakar


Ash-Shiddiq,$5, sedangkan Asma' sendiri mempelajarinya dari ayahnya."
Dalam kitab Ath-Thabaqat,Ibnu Sa'ad meriwayatkan beberapa mimpi dan

penafsiran Said bin Al-Musayyib terhadap mimpi-mimpi tersebut, yang

kemudian dikutip oleh Adz-Dzahabi dalam kitab Sair-nya, yang di antaranya

adalah sebuah hadits yang diriwayatkan Amr bin Hubaib bin Qulai', dia

berkata, "Pada suatu saat aku berbincang-bincang dengan Said bin Al-

Musayyib, kemudian aku merasa ada sesuatu yang membebani pikiran dan

menggoyahkan agamaku, kemudian seorang lelaki datang kepadaku dan

berkata, "Aku pemah bermimpi bertemu dengan Khalifah Abdul Malik bin
Marwan,lalu aku mendorongnya hingga jatuh ke tanah dan melukainya, lalu
aku mengikat punggungnya dengan empat tali."
Said bin Al-Musayyib bertanya, "Apakah mimpi kamu memang benar

begitu?" dia menjawab, "Ya, benar!" Said berkata, "Aku tidak akan
memberitahukan kepadamu walaupun kamu telah memberitahukan
kepadaku." Amr selanjutnya berkata, "Ibnu Zubair juga bermimpi serupa,
sehingga dia pun menyuruhku untuk datang kepadamu."
Said bin Al-Musayyib berkata, "]ika memang mimpinya benar seperti apa

yang kamu utarakan, maka Ibnu Zubair akan dibunuh oleh Abdul Malik bin

Marwam. Sedangkan, Abdul Malik sendiri akan melahirkan empat putera


yang kesemuanya akan menjadi khalifah."l

Amr selanjutnya berkata, "Kemudian aku bergegas menemui Khalifah


Abdul Malik bin Marwan di Syam dan menceritakan mimpi dan penafsiran
(Said bin Al-Musayyib) itu dan dia pun sangat senang.

Kemudian, sang khalifah bertanya kepadaku tentang Said dan


keadaannya. Lalu aku beritahukan tentangnya, kemudian dia memerintahkan

kepada pengawalnya untuk membayar hutang-hutangku dan aku pun


mendapat banyak keberuntungan darinya."
Dari Ismail bin Abi Al-Hakam, dia berkata, "Ada seorang lelaki berkata,
"Aku bermimpi melihat Khatifah Abdul Malik bin Marwan mengelilingi
Masjid Rasulullah ffi sebanyak empat kali.
Kemudian, aku menceritakan mimpi ini kepada Said bin Al-Musayyib

dan dia berkata, "Jika memang mimpimu benar seperti itu, maka Khalifah
Abdul Malik bin Marwan akan mempunyai empat keturunan yang semuanya
akan menjadi khalifah."l
Ada juga yang bertanya, "Wahai Abu Muhammad, aku bermimpi seolaholah
aku berada di balik bayangan matahari, kemudian aku berdiri menatap
matahari." Said menjawab,"Jikamimpimu benar seperti itu, maka kamu akan
keluar dari Islam."
Laki-laki itu bertanya lagi, "Wahai Abu Muhammad, sesungguhnya aku
melihat diriku dikeluarkan dengan paksa, sehingga aku berada di bawah terik
matahari lalu aku duduk." Dia berkata, "Kamu akan dipaksa untuk kufur

(keluar dari Islam)." Perawi selanjutnya mengatakan, "Kemudian laki-laki itu

benar ditawan dan dipaksa untuk keluar dari Islam, lalu dia dilepaskan.
Dan, di Madinah dia menceritakan kejadian yang menimpanya itu."2

Dari Imran bin Abdullah, dia berkata, "Hasan bin Ali bin Abi Thalib .$

pernah bermimpi seolah-olah di kedua matanya terdapat tulisan "Qul

Huwallahu Ahad (katakanlah bahwa Tuhan itu satu)." Kemudian, dia


menceritakan mimpinya itu dan meminta penafsiran atau pendapat dari
keluarganya. Lalu, mereka menceritakan hal itu kepada Said bin Al-Musayyib.

Said lantas berkata, "Jika memang mimpinya benar seperti yang


diceritakannya, maka katakanlah bahwa dia tidak akan hidup lebih lama
lagi." Akhirnya, dia pun meninggal dunia setelah beberapa hari."3
Dari Syarik bin Abi Numair, dia berkata, "Aku berkata kepada Ibnu Al-

Musayyib, "Aku pemah bermimpi melihat gigiku banyak yang tanggal dan

jatuh di telapak tanganku, kemudian aku mengubumya," lalu Said bin Al-

Musayyib berkata, "Jika memang mimpimu itu benar seperti yang kamu Kemudian, sang

khalifah bertanya kepadaku tentang Said dan


keadaannya. Lalu aku beritahukan tentangnya, kemudian dia memerintahkan

kepada pengawalnya untuk membayar hutang-hutangku dan aku pun


mendapat banyak keberuntungan darinya."
Dari Ismail bin Abi Al-Hakam, dia berkata, "Ada seorang lelaki berkata,
"Aku bermimpi melihat Khatifah Abdul Malik bin Marwan mengelilingi
Masjid Rasulullah ffi sebanyak empat kali.
Kemudian, aku menceritakan mimpi ini kepada Said bin Al-Musayyib

dan dia berkata, "Jika memang mimpimu benar seperti itu, maka Khalifah
Abdul Malik bin Marwan akan mempunyai empat keturunan yang semuanya
akan menjadi khalifah."l
Ada juga yang bertanya, "Wahai Abu Muhammad, aku bermimpi seolaholah
aku berada di balik bayangan matahari, kemudian aku berdiri menatap
matahari." Said menjawab,"Jikamimpimu benar seperti itu, maka kamu akan
keluar dari Islam."
Laki-laki itu bertanya lagi, "Wahai Abu Muhammad, sesungguhnya aku
melihat diriku dikeluarkan dengan paksa, sehingga aku berada di bawah terik
matahari lalu aku duduk." Dia berkata, "Kamu akan dipaksa untuk kufur

(keluar dari Islam)." Perawi selanjutnya mengatakan, "Kemudian laki-laki itu

benar ditawan dan dipaksa untuk keluar dari Islam, lalu dia dilepaskan.
Dan, di Madinah dia menceritakan kejadian yang menimpanya itu."2

Dari Imran bin Abdullah, dia berkata, "Hasan bin Ali bin Abi Thalib .$

pernah bermimpi seolah-olah di kedua matanya terdapat tulisan "Qul

Huwallahu Ahad (katakanlah bahwa Tuhan itu satu)." Kemudian, dia


menceritakan mimpinya itu dan meminta penafsiran atau pendapat dari
keluarganya. Lalu, mereka menceritakan hal itu kepada Said bin Al-Musayyib.

Said lantas berkata, "Jika memang mimpinya benar seperti yang


diceritakannya, maka katakanlah bahwa dia tidak akan hidup lebih lama
lagi." Akhirnya, dia pun meninggal dunia setelah beberapa hari."3
Dari Syarik bin Abi Numair, dia berkata, "Aku berkata kepada Ibnu Al-

Musayyib, "Aku pemah bermimpi melihat gigiku banyak yang tanggal dan

jatuh di telapak tanganku, kemudian aku mengubumya," lalu Said bin Al-

Musayyib berkata, "Jika memang mimpimu itu benar seperti yang kamu dengannya dan tidak

ingin apa-apa." Lalu utusan itu berkata kepadanya,


,,penuhilah undangan Amirul Mukminin!" said pun menjawabnya seperti
semula.
Akhimya, pengawal itu pun berkata dengan berangnya, "Kalaulah dia
tidak memerintahkanku untuk memanggilmu, maka aku tidak akan kembali

menghadap kepadanya kecuali dengan membawa kepalamu' Amirul


Mukminin hanya ingin berbincang-bincang denganmu dan kamu bersikap
seperti inil?" said menjawab, "Jika memang Amirul Mukminin ingin berbuat
baik kepadaku, maka Anda akan mendapat keuntungannya' Dan, jika dia

menginginkan selain itu, maka aku tidak akan berdiri hingga harus ada
seorang penengah di antara kami."

Pengawal itu pun kembali dan melaporkan apa yang di dengarnya'

Kemudian Amirul Mukminin berkata, "semoga Allah memberikan rahmat


kepada Abu Muhammad, dia memang bandel dan keras hati'"1
Dari Amr bin Ashim dari salam bin Miskin dari Imran bin Abdullah bin

Thalhah Al-Khuza'i, dia berkata, "Ketika Al-walid resmi diangkat sebagai

khalifah, dia datang ke Madinah. setelah berada di Madinah, dia lalu masuk

ke sebuah masjid dan melihat seseorang yang sudah tua dikelilingi banyak
oran8.
Al-Walid bertanya, "Siapa orang itu?" Orang-orang di situ menjawab'
,,Dia adalah said bin Al-Musayylb." Ketika sang khalifah duduk, dia
mengutus pengawalnya untuk memanggil said bin Al-Musayyib. Lalu, utusan

khalifah itu pun mendatanginya dan mengatakan, "Penuhilah panggilan


Amirul Mukminin!"
Dia menjawab, ,'Mungkin Anda salah menyebut namaku atau mungkin

dia mengutus Anda kepada orang selain aku." Kemudian utusan khalifah itu

kembali dan melaporkan sikap said itu, sehingga membuat sang khalifah
marah dan bemiat untuk menghampirinya sendiri'
Pada saat itu, orang-orang masih ramai di dalam masjid, sehingga mereka

menyambut sang khalifah dan berkata, "Wahai Amirul Mukminin, dia adalah

ulama fikih di Madinah, pembesar kaum Quraisy dan juga teman dari
ayahmu. Tidak ada seorang pun dari para khalifah yang bisa membuatnya
memenuhi panggilan mereka." Mereka mengatakan begitu berulang-ulang,
hingga akhirnya sang khalifah pun pergi darinya"'2
Mungkin saja dia tidak mau memenuhi panggilan para khalifah tersebut
karena melihat kezhaliman yang mereka lakukan dalam menjalankan

pemerintahan. Buktinya, dia pernah memenuhi panggilan dari Khalifah

Umar bin Abdul Aziz yang pada saat itu sedang menjabat sebagai walikota
Madinah."
lbnu Sa'ad dalam kitab Ath-Thabaqnt dari Malik bin Anas mengatakan,
"Pada saat Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai khalifah, dia tidak pernah
memutuskan suatu perkara kecuali setelah meminta pendapat dan
bermusyawarah dengan Said bin Al-Musayyib.
Pada suatu ketika, Khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah mengutus
pengawalnya untuk menanyakan suatu permasalahan. Kemudian, pengawal
tersebut mengundangnya dan mengajaknya datang ke istana. Setelah Said
datang, Umar bin Abdul Aziz buru-buru berkata, "Utusanku telah melakukan

kesalahan, aku hanya ingin menanyakan kepadamu tentang suatu


permasalahan di majelismu."l

Dari Salamah bin Miskin, dia berkata, "Imran bin Abdullah telah
memberitahukan kepada kami, dia berkata, "Aku melihat sosok Said bin

Al-Musayyib adalah seorang yang lebih ringan untuk berjuang di jalan


Allah dari seekor lalat.

Anda mungkin juga menyukai