Anda di halaman 1dari 14

Memikat Hati Pelanggan ala Rasulullah

Abdullah Zein

A. Rasulullah Saw. adalah Saudagar Sukses

Pasca wafatnya Rasulullah Saw. Siti Fatimah meminta tanah peninggalan Rasulullah
Saw. Kepada Abu Bakar di Fadak dan Khaibar agar diberikan kepadanya. Namun, Abu Bakar
justru menolak permintaan Fatimah sebagaimana perkataan ayahnya bahwa para nabi, tidak
mewariskan, apa yang ditinggalkan terhitung shadaqah. Kemudian, Abu Bakar mengatakan,
“kalau dahulu ayahmu sudah menghibahkan harta ini kepadamu, maka usulmu itu saya terima
dan laksanakan.”

Kemudian, setelah mendengar hal tersebut, Fatimah mengatakan bahwa tentang hal
itu ayahnya tidak pernah berkata apa-apa. Dengan demikian, jelas bahwa Rasulullah Saw.
Meninggal dunia tanpa meninggalkan uang sepeserpun kepada keluarganya. Beliau pergi dari
dunia ini seperti ketika pertama kali dating. Jika dating tidak membawa apa-apa, maka pergi
pun tidak membawa apa-apa.

Rasulullah Saw. adalah sebaik-baiknya teladan yang ada di muka bumi (QS. Al-Ahzab [33]:21).

B. Rahasia kesuksesan Rasulullah

B1. Berpikir mandiri dan tidak tergantung orang kepada orang lain.
“Berdaganglah, karena Sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu terdapat pada
perdagangan.” (HR. Nu’aim).

B2. Menjunjung tinggi kejujuran


“Pedagang yang cerdas dan dapat dipercaya bersama dengan orang-orang yang benar
dan orang-orang yang mati syahid kelak di hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah).

B3. Cerdas dan terampil dalam berdagang


“Sesungguhnya, Allah Swt. menyukai seorang hamba mukmin yang mempunyai
keterampilan.” (HR. Thabrani).

B4. Mengandalkan komunikasi yang baik dan pelayanan yang memuaskan


“Allah Swt. merahmati orang yang murah hati ketika menjual, membeli, dan menagih.”
(HR. Bukhari).

B5. Menggunakan prinsip bahwa bekerja merupakan ibadah bagi seseorang.


(QS. Adz-Dzaariyaat [51]:56)

B6. Bekerja untuk meraih keuntungan dunia dan akhirat.


(QS. Al-Qashash [28]:77)

“Kamu sekalian tidak akan menjadi umatku yang terbaik kalau kamu meninggalkan
urusan-urusan dunia untuk mengejar akhirat saja. Demikian pula kamu tidak akan
menjadi umatku yang terbaik kalau kamu meninggalkan urusan akhirat untuk mengejar
dunia semata. Kamu akan menjadi umat yang terbaik apabila kamu sukses urusan dunia
serta akhirat secara bersama-sama. Dan, janganlah kamu menjadi beban bagi orang
lain.” (HR. Ibnu Asakir).

B7. Membangun jaringan yang luas untuk mengembangkan usaha.

B8. Tidak pernah lupa bershadaqah.


“Shadaqah itu tidak pernah mengurangi harta seseorang.” (HR. Muslim, Tirmidzi, dan
Ahmad).

B9. Memperbanyak istighfar dan doa.


(QS. Al-Mu’min [40]:60)

“Barang siapa yang memperbanyak istighfar, maka Allah Swt. memberinya solusi
untuk segala kesulitannya, jalan keluar dari segala yang menyusahkannya, dan rezeki
yang tidak disangka-sangka.” (HR. Ahmad).

B10. Bertawakal atau berserah diri kepada Allah Swt. Setelah berusaha dan berdoa.

“Ya Allah, hanya kepada-Mu-lah aku menyerahkan diri, hanya kepada-Mu-lah aku
beriman, hanya kepada-Mu-lah aku bertawakal, hanya kepada-Mu-lah aku
bertaubat, hanya karena-Mu-lah aku (melawan musuh-musuh-Mu). Ya Allah aku
berlindung dengan kemuliaan-Mu dimana tiada Tuhan selain Engkau janganlah
Engkau menyesatkanku. Engkau Maha Hidup dan tidak pernah mati, sedangkan jin
dan manusia mati.” (HR. Muslim).

C. Meniru Rasulullah Saw. Dalam menghadapi pelanggan

C1. Hal-Hal yang Harus dilakukan

C1a. Jujurlah Kepada Pelanggan

“Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah ‘terpercaya’ (akan


dibangkitkan pada hari kiamat) bersama para nabi, shiddiqin, dan syuhada.” (HR.
Tirmidzi).
“Sesungguhnya, para pedagang dibangkitkan pada hari kiamat sebagai
orang yang berdosa, kecuali mereka yang bertakwa kepada Allah Swt., berlaku
baik dalam bertransaksinya dan jujur.” (HR. Tirmidzi).

Ketika Saib menemui Rasulullah Saw. di hari kemenangan kota Makkah atau
fathu Makkah, beberapa orang berbincang-bincang tentang kebaikan Saib. Akan
tetapi, Rasulullah Saw. mengatakan bahwa dirinya lebih tahu tentang kebaikan
Saib. Kemudian, beliau menyambut Saib dan berkata, “Mari-mari selamat datang
saudara dan temanku yang pernah menjadi mitraku, namun tidak pernah
bertengkar.” Lalu, Saib membalasnya dengan mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
adalah mitranya dalam berdagang dan selalu lurus dalm perhitungan-perhitungan
dagang.
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kebaikan akan
mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha
untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-
hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan
pada neraka. Jika seseorang Sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta,
maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim).

C1b. Jagalah Sopan Santun

Aisyah Ra. pernah bercerita tentang kebaikan Rasulullah Saw. sebagai suri tauladan
bagi umatnya. Ia bercerita bahwa suatu hari, ada seorang laki-laki meminta izin kepada
Rasulullah Saw. untuk menemuinya. Kemudian, beliau bersabda, “Izinkanlah masuk,
tetapi sesungguhnya ia adalah seburuk-buruknya manusia untuk diajak bergaul.”
Lalu, orang tersebut tetap diizinkan masuk kerumah oleh Rasulullah Saw. Setelah ia
masuk, beliau menunjukkan sikap sopan santun dan lemah lembut kepadanya hingga
Aisyah menganggap bahwa orang tersebut memiliki kedudukan istimewa di samping
beliau. Ketika orang tersebut keluar, Aisyah pun bertanya kepada beliau, “Bukankah
sebelum orang tersebut masuk, tuan mengatakan betapa buruknya, tetapi setelah masuk
ke dalam, tuan memperlakukan ia dengan cara yang sangat baik sekali.”
Kemudian, Rasulullah Saw. bersabda, “Hai Aisyah, sesungguhnya seburuk-buruk
orang tentang kedudukannya di sisi Allah Swt. pada hari kiamat ialah orang yang
ditinggalkan oleh orang banyak karena dikhawatirkan perbuatan jahatnya.” (HR. Bukhari
dan Muslim).

“Barang siapa memberikan rasa gembira di pandangan seorang mukmin, maka Allah
Swt. akan memberikan rasa gembira di pandangan matanya pada hari kiamat.” (HR. Ibnu
Mubarak).

C1c. Berikan Senyuman Terindah

“Senyum manismu di hadapan saudaramu adalah shadaqah.” (HR. Tirmidzi)

C131. Senyuman mampu menarik perhatian para pelanggan


C132. Senyuman mampu mengendalikan emosi

“Suatu hari aku dan para sahabat berjalan bersama-sama Rasulullah


Saw. ketika itu, baginda memakai selimut dari daerah Najran yang
ujungnya agak kasar. Tiba-tiba, baginda bertemu dengan seorang Badui
(Arab dusun). Tanpa disangka, lelaki Badui itu langsung menarik selimut
Rasulullah Saw. dengan kuat, sehingga aku melihat kesan merah di bahu
baginda. Lelaki Badui itu dengan kasar berkata, ‘suruh orangmu
memberi harta Allah kepadaku yang engkau simpan sekarang juga!’
kelakuan kasar dan sombong si Badui tersebut membuat para sahabat
sangat marah dan ingin mengajarnya. Namun, Rasulullah melayani
sikap kasar lelaki Badui itu dengan senyuman serta berkata kepada kami
dengan senyuman pula, ‘Berilah lelaki ini makanan apa saja yang dia
mau.’ Kami lantas memberi si Badui makanan yang dia pinta. Dan, kami
tidak jadi mengajar si Badui karena senyuman Rasulullah Saw.” (HR.
Thabrani).

C133. Senyum membuat anda terlihat lebih sukses

C1d. Jagalah Penampilan Dihadapan Pelanggan

“Berperawakan sedang, berpundak bidang, rambutnya lebat terurai ke bahu hingga


dua cuping telinga. Beliau pernah menggunakan pakaian warna merah. Aku tidak pernah
sama sekali melihat orang yang lebih tampan daripada beliau.” (HR. Bukhari dan
Mauslim).
Anas bin Malik berkata “Rasulullah Saw., senantiasa ceria, keringatnya bagai kilau
Mutiara, apabila beliau berjalan langkahnya berayun. Sutra yang pernah aku sentuh tidak
ada yang lebih halus dari pada telapak tangan Rasulullah Saw. dan minyak misik serta
minyak ambar yang pernah aku cium tidak ada yang lebih bau wangi Rasulullah Saw.”
(HR. Bukhari dan Muslim).

C1e. Bangun Komunikasi Yang Baik Dengan Pelanggan

Rasulullah Saw. bersabda, ‘Jika begitu, janganlah tuan-tuan berjual beli sehingga
telah nyata benar buah itu baik.’ Selaku orang yang suka bermusyawarah beliau
memimpikan hal itu karena banyaknya pertikaian yang terjadi di antara sesame
merek.” (HR. Bukhari).

C151. Jangan lupa memperkenalkan diri


C152. Jelaskan produk dengan cara yang baik
C153. Jangan jadikan pelanggan sebagai target penjualan
C154. Jadikan pelanggan sebagai sahabat

C1f. Peduli Terhadap Masalah Pelanggan

Dari Abu Hurairah, ia berkata seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw.
menagih piutangnya. Laki-laki tersebut menagih dengan sikap kasar. Karena itu,
timbullah keinginan para sahabat untuk memukul orang itu,. Kemudian, beliau
bersabda, “Biarkanlah dia! Dia berhak untuk menagih.” Selanjutnya, beliau
menambahkan, “Berikanlah kepadanya unta yang sebanding dengan untanya.” Kata
mereka, “Ya Rasulullah Saw., tidak kami dapati unta yang sebanding dengan untanya,
tetapi ada yang lebih daripada untanya.” Beliau bersabda, “Berikanlah kepadanya,
sesungguhnya orang yang paling baik di antaramu ialah yang paling baik
pembayarannya.” (HR. Bukhari).

“Allah Swt. mengasihi orang yang mudah dalam penjualan, pembelian, pelunasan,
dan penagihan. Barang siapa memberi penangguhan kepada orang yang dalam
kesusahan (untuk membayar hutang) atau membebaskannya, maka Allah Swt. akan
menghisabnya dengan penghisaban ynag ringan. Barang siapa yang menerima
kembali pembelian dari orang-orang yang menyesali pembeliannya, niscaya Allah Swt.
membatalkan (menghapus) kesalahannya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
C1g. Catat Transaksi Dengan Benar

QS. Al Baqarah {2}:282

C1g1. Pencatatan transaksi adalah keharusan


C1g2. Pencatatan untuk kepentingan kedua belah pihak
C1g3. Pencatat adalah orang ketiga yang kredibel
C1g4. Pendikte adalah orang yang meminjam
C1g5. Adanya dua orang saksi dalam setiap transaksi
C1g6. Pencatatan berlaku untuk semua transaksi
C1g7. Diskon bagi transaksi tunai
“Barangsiapa meminjam sesuatu, maka pinjamlah dengan ukuran yang jelas.”
(HR. Bukhari).

C1h. Hormatilah Pelanggan dan Tidak Sombong

(QS. Al-Hujuraat [49]:12)

(QS. Luqman: 18)

(QS. An- Nahl:23)

“Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai saudaranya
sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Sesungguhnya, sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang


mana apabila berbicara tidak bohong. Apabila berjanji tidak mengingkarinya. Apabila
membeli tidak mencela. Apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga).
Apabila berutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih utang tidak
memberatkan orang yang sedang kesulitan.” (HR. Baihaqi).

“Maukah kamu aku beri tahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah
orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur (sombong).” (HR.
Bukhari dan Muslim).

C1i. Tepati Janji Kepada Pelanggan

(QS. Al-Israa [17]: 34)

(QS. Al-Maidah [5]: 1)

“Tanda orang munafik ada tiga, jika berbicara dia dusta, jika berjanji dia ingkar, dan
jika dipercaya (diberi amanat) dia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pada era Rasulullah Saw., banyak pedagang muslim yang meneladani sikap
beliau dalam menepati janji, salah satunya bernama Muhammad bin Ismail. Dalam
sebuah riwayat, diceritakan bahwa Muhammad bin Ismail menerima barang
perniagaan yang dibawa oleh Abu Hafash. Saat isya tiba, para pedagang mengerumuni
barang-barang tersebut. Mereka ingin membeli barang dengan menawarkan
keuntungan sebesar lima ribu dirham. Tanpa berpikir panjang, Muahammad bin Ismail
menyetujuinya dengan syarat mereka datang lagi keesokan harinya karena malam
telah larut.
Keesokan harinya, datanglah pedagang lain kepada Muhammad bin Ismail.
Mereka menawarkan keuntungan sepuluh ribu (dua kali lipat). Muhammad bin Ismail
menolak tawaran tersebut sambal berkata, “kemarin, aku telah memberikan barang
ini kepada penawar pertama.” Akhirnya, barang itu pun jatuh ke tangan pertama yang
hanya memberi keuntungan sebesar lima ribu dirham. Kemudian, ia berkata, “Aku
tidak suka membatalkan niatku.”

Dari kisah tersebut, kita dapat menemukan keteladanan yang sangat berharga dari
seorang pedagang bernama Muhammad bin Ismail. Sebab, ia rela mendapat untung
kecil demi memegang teguh janji yang telah diucapkan. Itulah ciri pedagang sejati
yang akan memiliki banyak pelanggan dan mendapat tempat yang mulia di sisi Allah
Swt.

C1j. Berikanlah Harga Terbaik

Imam Ghazali pernah mengisahkan tentang seorang pedagang yang teguh


mengambil haknya dan mengembalikan yang bukan haknya. Ia bernama Muhammad
bin Munkadar.

Suatu hari Muhammad bin Munkadar menjual dua jenis pakaian. Pakaian yang
satu berharga lima dirham dan pakaian yang lain berharga sepuluh dirham. Saat ia
keluar took, pegawainya menjual pakaian seharga lima dirham menjadi sepuluh dirham.
Ia pun sibuk mencari pelanggan tersebut sepanjang siang. Ketika menemukannya,
Muhammad bin Munkadar meminta maaf dan memberi penjelasan tentang kesalahan
harga pakaian itu.

Setelah mendengar cerita tersebut, si pelanggan menyatakan bahwa ia


meridhai harga yang telah diberikan kepadanya. Akan tetapi, Muhammad bin
Munkadar justru berkata, “Walaupun kamu ridha seklaipun, tetapi kami tidak ridha
menjual untuk kamu, kecuali dengan harga yang kami ridhai untuk kami sendiri.”

Kemudian, Muhammad bin Munkadar memberi tiga pilihan kepada pelanggan


tersebut, yakni mengambil barang seharga sepuluh dirham, mengambil uang
kembalian, atau membatalkan transaksi itu. Lalu, si pelanggan memilih untuk
mengambil uang kembalian tersebut. Saat Muhammad bin Munkadar berlalu pergi, si
pelanggan bertanya kepada orang-orang sekitarnya, siapa gerangan pedagang yang
beegitu jujur dan amanah tadi? Salah seorang menjawab bahwa pedagang itu bernama
Muhammad bin Munkadar. Si pembeli pun berkata, “Tidak ada Tuhan selain Allah Swt.,
ia yang kami gunakan untuk memohon kepada Allah Swt. agar menurunkan hujan
apabila kampung kami mengalami kekeringan.”

Kisah tersebut memberi pelajaran berharga bagi para pedagang agar tidak
berlebihan dalam mengambil keuntungan. Lantas, berapakah keuntungan yang tidak
berlebihan itu? Para Fuqaha (para ahli hukum islam) Malikiyah menetapkan keuntungan
maksimal yang diperoleh seorang pebisnis adalah 1/3 sebagaimana batas maksimal
wasiat. Namun, mayoritas fuqaha tidak sependapat dengan Malikiyah dalam
pembatasan keuntungan. Menurut mereka, keridhaan kedua belah pihak merupakan
kuncinya.
Dari Urwah bin Abi al-Ja’ad al-Barqi, ia berkata, “Rasulullah Saw. memberiku
satu dinar dan berkata, ‘Belikan untuk kami seekor domba’. Ia berkata, ‘Maka akupun
berangkat dan membeli dua ekor domba dengan harga satu dinar. Dalam perjalanan,
aku bertemu dengan seorang lelaki yang menawar dombaku. Aku jual satu domba
tersebut dengan harga satu dinar. Kemudian, aku kembali kepada Rasulullah Saw. dan
aku katakana, ‘Wahai Rasulullah Saw., ini uangmu satu dinar dan ini dombamu.’
Rasulullah berkata, ‘Bagaimana engkau melakukannya?’ ia berkata, ‘Maka aku ceritakan
kepadanya, lalu ia berkata, ‘Ya Allah, berilah keberkahan pada setiap transaksinya.” (HR.
Baihaqi).

Zaman dahulu, para pedagang menerapkan prinsip sedikit keuntungan, salah


satunya diterapkan oleh Abdurrahman bin Auf. Sebagai seorang pengusaha sukses,
Abdurrahman pernah ditanya mengenai rahasia kesuksesannya. Lalu, ia pun berkata,
“Aku mencukupkan diri dengan keuntungan minimal.” Ia tidak hanya mengambil
keuntungan secara materi dalam berjualan, tetapi juga mengharap keberkahan dalam
setia transaksi.

C1k. Transaksi Atas Dasar Suka Sama Suka

(QS. An-Nisa [4]: 29)

“Sesungguhnya, jual beli itu harus dilakukan dengan suka rela.” (HR. Ibnu Majah dan
Ibnu Hibban)

C1ka Tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari


C1kb Memunculkan keberkahan
“Dua orang yang melakukan transaksi jual beli boleh memilih, selama
mereka belum terpisah, jika mereka berdua jujur dan transparan,
maka jual beli mereka akan diberkahi. Adapun jika mereka tidak
berterus terang dan berdusta, maka hilanglah keberkahan atas
transaksi jual beli tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim).

C1l. Berikanlah Toleransi Pada Pelanggan

(QS. Al-An’aam [6]: 160)

“Allah Swt., mengasihi seseorang yang toleran ketika menjual, ketika membeli dan
ketika meminta haknya.” (HR. Bukhari)

C1la. melebihkan layanan dari kesepakatan


Dari Suwaid bin Qaisy, ia berkata “Aku dan Mahzamah al-Abdi
membawa pakaian dari Hajar. Kemudian, Rasulullah Saw.
mendatangi kami dan menawarkan celana Panjang. Lalu, Rasulullah
Saw. berkata pada tukang timbnag yang aku pekerjakan,
“Timbanglah dan lebihkan.” (HR. Tirmidzi dan Abu Daud).

“Sesungguhnya, Rasulullah Saw. membeli unta darinya, maka ketika


aku menimbnag aku melebihkannya.” (HR. Nawawi).

C1lb. toleransi dalam meminta hak (piutang)


(QS. Al-Baqarah [2]: 280)
“Barang siapa yang senang diselamatkan Allah Swt., dari kesusahan
kiamat, hendaklah ia memberi kemudahan kepada orang yang
mengalami kesulitan dalam membayar utangnya atau
membebaskannya sama sekali.” (HR. Muslim).

“Seorang laki-laki dari kaum sebelum kalian dihisab oleh Allah Swt.
dan tidak ada satu pun amal kebaikannya, kecuali hanya memberi
kemudahan kepada orang-orang yang berhutang kepadanya, ia selalu
memerintahkan kepada pegawainya untuk memaafkan orang-orang
yang mengalami kesulitan membayar utangnya. Allah Swt.,
berfirman, ‘kami lebih berhak darinya untuk memaafkan. Maafkan
ia!” (HR. Muslim).

“Barang siapa yang memberi tenggang waktu kepada orang yang


mengalami kesulitan untuk membayar utang atau membebaskannya
sama sekali, ia akan diberi naungan oleh Allah Swt. pada hari kiamat
dalam naungan Arsy-Nya, ketika tidak ada naungan selain naungan-
Nya.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).

C1lc. toleransi dalam memenuhi kewajiban (utang)


“Menunda utang bagi orang yang mampu membayarnya adalah
bentuk kezhaliman.” (HR. Bukhari dan Muslim).

C1m. Mengelompokkan Jenis Produk Yang Dijual

“Janganlah kalian membiarkan susu pada unta dan kambing tidak diperah agar
terlihat banyak produksi susunya, barang siapa membelinya setelah memerahnya,
ia boleh memilih antara mempertahankannya dan mengembalikannya kepada
pedagang bersama sha’kurma (sebagai pengganti susu yang telah diperah).” (HR.
Bukhari).

C1ma. mudah melakukan kalkulasi


C1mb. memudahkan pelanggan

C1n. Mempromosikan Dagangan Secara Kreatif

Kepribadian Rasulullah Saw. selalu menarik perhatian banyak orang. Sebab, beliau
selalu menjaga penampilannya, bahkan dihadapan istrinya sekalipun. Hal ini
sebagaimana riwayat yang disampaikan oleh Aisyah Ra. ia berjata, “Rasulullah Saw.
pernah keluar dengan memakai pakaian bulu yang dihiasi gambar pelana unta dari
rambut hitam.” (HR. Muslim).

Dalam riwayat lain, Anas bin Malik juga pernah menyampaikan bahwa dalam
berpenampilan, Rasulullah Saw. senantiasa ceria, keringatnya bagai kilau Mutiara.
Apabila beliau berjalan, langkahnya berayun. Sutra yang pernah aku sentuh tidak
ada yang lebih halus daripada tangan Rasulullah Saw. dan, minyak misik serta minyak
ambar yang pernah aku cium tidak ada yang melebihi bau wangi Rasulullah Saw.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Tidak hanya itu, Rasulullah Saw. juga pandai memilih pakaian, sehingga ia selalu
terlihat tampan. Perawakannya yang gagah dan berambut lebat diriwayatkan oleh
Al-Barra dalam suatu kesempatan. Ia berkata, “Rasulullah Saw. berperawakan
sednag, berpundak bidang, dan rambutnya lebat terurai ke bahu hingga kedua
cuping telinga. Beliau pernah menggunakan pakaian warna merah. Aku tidak pernah
sama sekali melihat orang lebih tampan daripada beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Manusia yang paling dicintai oleh Allah Swt. adalah yang paling memberikan
manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah
membuat muslim yang lain Bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain,
membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh, aku berjalan
bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada
beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” (HR. Tharbani).

C1o. Kuatkan Silaturahmi

(QS. An-Nisaa [4]: 1)

Dari Abdillah bin Salam Ra. ia berkata, “Ketika Nabi Muhammad Saw. tiba di
Madinah, orang berebut mendekat kepadanya. Aku termasuk yang berebut. Tatkala
tampak jelas kepadaku wajahnya, aku tahu bahwa wajahnya bukan wajah pendusta.
Dan, hal yang pertama aku dengar darinya, beliau bersabda, ‘Sebarluaskan salam,
bershadaqahlah dengan makanan, bersilaturahmilah, dan shalatlah di malam hari
saat orang lain lelap tidur. Kamu akan masuk surge dengan selamat,” (HR. Ahmad
dan Darimi).

“Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya, dan dipanjangkan umurnya


(kebaikannya), maka bersilaturahmilah.” (HR. Bukhari).

C1p. Berilmu dalam berbisnis


Umar bin Khatab telah berpesan, “Hendaknya tidaklah berdagang dipasar kita selain
orang yang telah paham (berilmu), bila tidak, niscaya ia akan memakan riba.”

Membangun Jaringan
(QS. Ali Imran [3]: 112)

C2. Hal-Hal Yang Harus Dihindari

C2a. Jangan Jual Produk Buruk


Anjuran menjual produk berkualitas bagus terdapat pada salah satu hadist dari Jabir
Ra. ia berkat, “Rasulullah Saw. melarang umatnya menjual buah-buahan sebelum
masak. Lalu, ada orang yang bertanya kepada beliau, ‘bagaimanakah buah yang
masak?’ Rasulullah Saw. menjawab, ‘kemerah-merahan, kekuning-kuningan, dan
dapat dimakan seketika.” (HR. Bukhari).
“Sesama muslim adalah saudara. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh menjual
barang yang ada cacatnya kepada saudaranya. Namun, ia tidak menjelaskan cacat
tersebut.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

“Tidak halal bagi seorang pedagang suatu barang dengan tidak menerangkan
(cacat) yang ada padanya, dan tidak halal bagi orang yang tahu (cacat) itu tapi tidak
menerangkannya.” (HR. Baihaqi).

“Pedagang dan pembeli keduanya bebas belum terikat selagi mereka belum
berpisah, jika benar dan keduanya jelas, maka jual beli itu diberkahi tetapi jika
menyembunyikan dan berdusta maka menghapus berkah jual beli itu.” (HR Bukhari
dan Muslim).

C2a1. Membuat pelanggan semakin setia


C2a2. Semakin istimewa, semakin dicari
C2a3. Tidak ada ruginya

C2b. Jangan Menjelekkan Produk Orang Lain


“Janganlah seseorang dari kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa
yang dijual orang lain.” (HR. Muttafaq alih).

(QS. Huud [11]:6)

(QS. At-Thalaaq [65]: 3)

“Allah telah meentapkan takdir semua makhluk sejak 50.000 tahun sebelum Dia
menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim).

DARI Umar bin Khathab Ra. ia berkata “saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda,
‘Jika kalian bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan
memberi rezeki kepada kalian seperti seekor burung. Sejak pagi, ia keluar dari
sarangnya dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.”
(HR. Ahmad dan Tirmidzi).

C2c. Jangan Menimbun Barang


“Barang siapa yang melakukan penimbunan terhadap makanan kaum muslimin,
Allah Swt. akan menimpakannya dengan kerugian atau akan terkena penyakit
lepra.” (HR. Ahmad).

“Barang siapa yang menimbun makanan, maka ia adalah orang yang berdosa.” (HR.
Muslim dan Abu Daud).

“Tidak akan menimbun, kecuali orang berbuat dosa.” (HR. Muslim).

(QS. Al-Qashash [28]: 8)


“Sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang suka menimbun, jika dia mendengar
harga murah, mereka merasa kecewa, dan jika mendengar harga naik mereka
merasa gembira.” (Hadist dibawakan oleh Razim)

“Barang siapa menimbun bahan makanan selama empat puluh malam, maka
sesungguhnya Allah Swt. tidak lagi perlu kepadanya.” (HR. Ahmad dan Hakim).

“Allah Swt. tidak akan berbelas kasih kepada orang yang tidak memiliki belas kasih
terhadap orang lain.” (HR. Bukhari).

“Saudagar itu diberi rezeki sedang yang menimbun dilaknat.” (HR. Ibnu Majah dan
Hakim).

C2d. Jangan Menipu Pelanggan


“Dua orang yang sedang melakukan jual beli dibolehkan tawar-menawar selama
belum berpisah, jika mereka itu berlaku jujur dan menjelaskan (ciri dagangannya),
maka mereka akan diberi berkah dalam perdagangannya itu, tetapi jika mereka
menyembunyikan (ciri dagangannya), berkah dagangannya itu dihapus.” (HR.
Bukhari).

“Tidak halal seseorang menjual suatu perdagangan melainkan dia harus


menjelaskan ciri perdagangannya itu, dan tidak halal seorang yang mengetahuinya
melainkan ia harus menjelaskannya.” (HR. Hakim dan Baihaqi).

“Apabila engkau jual beli, katakanlah tidak boleh ada penipuan.” (HR. Muslim).

C2e. Jangan Mempermainkan Harga


“Barang siapa melakukan campur tangan untuk menentukan harga barang-barang
kaum muslimin, sehingga akan memberatkan mereka, maka Allah Swt. akan
menempatkannya di neraka pada hari kiamat kelak.” (HR. Ahmad).

“Sesungguhnya hanya Allah-lah yang menentukan dan memberi rezeki.


Sesungguhnya, saya berharap akan bertemu Tuhanku dan tidak seorangpun
menuntutku akan kezhaliman, baik yang berkaitan dengan harta.” (HR. Tirmidzi dan
Ibnu Majah).

(QS. An-Nisaa’ [4]: 29)

“Janganlah kamu menjual menyaingi penjualan saudaranya.” (HR. Bukhari).

C2f. Jangan Jual Barang Haram Dan Terlarang

C2f1. Barang yang haram dimakan


(QS. Al-Baqarah [2]: 173)

(QS. An-Nahl: 115)


(QS. Al-An’aam: 145)

“Dan, sesungguhnya Allah apabila mengharamkan makan sesuatu kepada


suatu kaum, maka mengharamkan pulaharganya.” (HR. Ahmad).

C2f2. Minuman keras (Khamar)


“Sesungguhnya, Allah dan rasul-Nya telah mengharamkan jual-beli arak,
bangkai, babi dan patung-patung.” (Muttafaq’alih).

“Sesungguhnya, Allah Swt. yang mengharamkan meminumnya telah


mengharamkan pula menjualnya.” (HR. Muslim).

“Rasulullah Saw. melaknat di tentang khamar sepuluh (macam): pemerasnya,


yang menyuruh memeras, peminumnya, pembawanya, penampungnya,
pelayan yang menghidangkannya, penjualnya, yang memakan harganya,
pembelinya, dan yang menyuruh dibelikannya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu
Majah).

“Barang siapa membeli barang curian, sedang dia mengetahui bahwa barang
tersebut adalah cccurian, maka dia bersekutu dalam dosa yang cacat.” (HR.
Baihaqi).

C2f3. Banyak Risiko


C2f4. Merugikan orang lain

C2g. Jangan Menunjukkan Mimik Wajah Cemberut

(QS. Abasa [80]: 1-10)

C2h. Jangan Bersikap Sombong Kepada Pelanggan

(QS. Al-Israa [17]: 37)

(QS. Luqman [31]: 18)

“Sesungguhnya, seoramh pedagang apabila mempunyai empat sifat pedagang, maka


rezekinya akan lancer. Apabila ia membeli barang tidak mencela, apabila menjual
tidak memujinya dengan berlebihan, apabila menjual ia tidak menipu, dan apabila
menjual atau membelinya tidak bersumpah.” (HR. as-Shabani).

C2i. Jangan Lupa Ucapkan Terima Kasih

C2j. Jangan Membeda-Bedakan Pelanggan


(QS. Al-Hujuraat [49]: 13)

(QS. Al-Hujuraat [49]: 10)

C2k. Jangan Menjual Barang Curian Kepada Pelanggan


“Barang siapa membeli barang curian, sedang dia tahu bahwa barang itu adalah
barang curian, maka ia bersekutu dalam aib dan dosanya.” (HR. Hakim dan Baihaqi).

(QS. Al-Ma’idah [5]: 2)

“Wahai Rasulullah, seseorang telah mendatangiku lalu hendak membeli barang


dagangan yang tidak ada disisiku, kemudian aku membelikan untuknya di pasar.
Rasulullah Saw. menjawab, ‘Janganlah kamu menjual apa-apa yang tidak ada di
sisimu (bukan milikmu).” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)

C2l. Jangan Berlaku Curang


(QS. Al-Muthaffifiin [83]: 1-3)

“Wahai pemilik makanan, ini apa? Pemilik makanan menjawab, kehujanan ya


Rasulullah Saw. beliau bersabda, ‘Mengapa tidak engkau simpan paling atas sehingga
pembeli melihatnya? Barng siapa yang melkaukan penipuan, ia tidak termasuk ke
dalam golonganku.” (HR. Muslim).

C2m. Jangan Mengurangi Takaran


(QS. Al-Muthaffifiin [83]: 1-6)

(QS. Al-Israa’ [17]: 35)

C2n. Jangan Mengobral Sumpah


(QS. Ali Imran [3]: 77)

“Ada tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah Swt., tidak akan dilihat, dan
disucikan pada hari kiamat dan mereka akan mendapatka siksa yang pedih; orang
yang suka mencaci maki, orang yang suka mengungkit pemberiannya, dan orang yang
menjual barangnya dengan disertai sumpah palsu.” (HR. Muslim).

“Para pedagang adalah orang-orang yang berdosa. Seorang berkata, ‘mengapa


demikian, wahai Rasulullah Saw? Bukankah Allah Swt. telah menghalalkan jual beli?’
Rasulullah Saw. menjawab, ‘Mereka berbohong dalam ucapannya dan bersumpah
menyebut nama Allah Swt. untuk mendukung kebohongannya.” (HR. Ahmad).

“Hendaknya kalian tidak banyak bersumpah dalam jual beli. Sesungguhnya, ia


melancarkan prosesnya kemudian menghilangkan keberkahannya.” (HR. Muslim)

“Sumpah menambah daya tawar barang namun menghilangkan keberkahannya.”


(HR. Bukhari).

“Barang siapa mengambil hak seorang muslim dengan bersumpah, maka Allah Swt,
akan memasukkannya ke dalam neraka dan menjauhkannya dari surge. Seseorang
bertanya, ‘Walaupun hanya sedikit, ya Rasulullah Saw.’ beliau berkata walaupun
hanya berupa ranting tanaman.” (HR. Muslim).
“Dan janganlah kamu bersumpah dengan menyebut nama Allah, melainkan jika kamu
dalam keadaan benar.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).

C2o. Jangan Memakan Riba


(QS. Ali Imran [3]: 130)

(QS. Al-Baqarah [2]: 275-276)

(QS. Al-Baqarah [2]: 278)

“Rasulullah Saw. melaknat orang yang mengambil riba, orang yang memberi riba,
juru tulisnya dan kedua saksinya, Rasulullah Saw., bersabda, ‘Mereka sama-sama
berdosa.” (HR. Muslim)

“Aku semalam bermimpi didatangi dua orang lelaki yang membawaku ke suatu
tempat, hingga sampailah kami di sebuah sungai berdarah, ditengah sungai berdiri
seorang lelaki yang memegang batu di antara dua tangannya, kemudian ia menuju
laki-laki di pinggir sungai, ketika ia akan keluar dari sungai, lelaki yang lain melempar
mulutnya dengan batu. Sehingga membuat ia kembali ke tengah sungai. Demikianlah
seterusnya setiap kali akan keluar, yang lain melempar batu pada mulutnya, dan ia
kembali ketempat semula. Aku bertanya, ‘apa yang terjadi?’ salah satu dari dua orang
yang bersamaku berkata, ‘Yang engkau lihat dalam sungai adalah orang yang terlibat
dalam transaksi ribawi.” (HR. Bukhari).

D. Jadilah Saudagar yang Kaya Raya dan Dermawan

QS. Al-Baqarah [2]:275

“Berdaganglah, karena Sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu terdapat pada perdagangan.”
(HR. Nu’aim).

“Sesungguhnya, shadaqah akan memadamkan murka Allah.” (HR. Tirmidzi).

“Tidaklah seseorang mengeluarkan sedikit dari shadaqah hingga keluarlah 70 setan dari
kedua rahangnya.” (HR. Ahmad).

Anda mungkin juga menyukai