AmiinB Al-Hafid Abu Izza Abdul Mughist bin Harb Al-Baghdadi dan
yang lainnya berkata ” Kita biasa hadir di majelis Syeh Abdul Qodir di
Syauki, yang konon merupakan salah seorang Rijal Ghaib ….dan lain
2|Manaqib Syech ‘Abdul Qodir Al-Jaelani
sebagainya. Dalam kondisi Spiritual sang Syaikh berkata “Kakiku ini ada
di punggung setiap Wali”. Begitu mendengar tersebut Syeh Ali ASl-Hiti
pundaknya untuk melaksanakan hal tersebut. Syeh Ali bin Abi Barakat
Shakr bin Shakr meriwayatkan bahwa ia pernah mendengar ayhnya
pernah berkata “Aku penah berkata kepada pamanku Syeh Uday bin
Musafir ‘Sepanjang pengetahuan anda selain Syeh Abdul Qodir Al-
Jailani adakah para ulama terdahulu yang berkata ‘Kedua kakiku ini
ada di pungggung setiap Wali Allah ?’ “Tidak” jawabnya. ‘Jika memang
Berkenaan dengan itu Syeh Ibrahim dan Syeh Abi Hasan Ali Arrifa’i al-
Bathiahi mwriwayatkan bahwa ayahnya pernah bertanya kepada
ini maka ia lebih sempurna daripada yang lain. Ditambah lagi apa yang
dinyatakan fdi atas merupakan karakter dari Rosulullohi SAW . Diantara
yang datang adalah Syeh Abdul Qodir yang pada waktu itu masih
seorang pemuda. Beliau mohon ijin untuk masuk namun Syeh Abu
Wafa’ tidak mengijinkannya masuk. Saat itu aku melihat Syeh Abu
Wafa’ berjalan hilir mudik dalam zawiyah dengan gelisah. Setelah itu
beberapa lama seraya berkata ‘Abdul Qodir‘ demi Yang Maha Agung
aku tidak mengijinkanmu masuk pertama kali bukan karena keinginan
zalim terhadap hakmu akan tetapi karena takut terhadap dirimu. Akan
tetapi setelah aku ketahui bahwa engkau ingin belajar kepadaku dan
Wafa’ beliau berkata kepad para muridnya ‘ Berdiri dan smbutlah Wali
Allah’-Pernyataan ini mungkin terjadi pada saat Syeh Abdul Qodir
saatnya nanti pemuda ini akan menjadi sandaran baik golongan khas
maupun awam. Aku seakan akan melihatnya seang berbicara di depan
Dan akn muncul di sini (Iraq) seorang pemuda ‘ajam yang mulia
bernama Abdul Qodir Akan tampak dari beliau beberapa Karomah
yang luar biasa . Beliau adalah Qutb waktunya dan Ghauts Zamannya.
Baliau akn berkata di hadapan orang-orang “Kedua telapak kakiku ini
ada di punggung setiap Wali Allah”, dan para Wali akan merendahkan
punggungnya kepada beliau. Allah akan memberikan manfaat darinya
Kemudian untuk yang ke tiga kalinya Syeh Abdul Qodir kembali masuk
ke pengajian tersebut. Kali ini Syaikh Abu Wafa’ turun dari kursinya
Qadir, masa sekarang milik kami,dan kelak akan menjadi milikmu. Aku
6|Manaqib Syech ‘Abdul Qodir Al-Jaelani
tersebut selesai, Taajul ‘arifiin Syaikh Abu Wafa’ turun dan duduk di
akhir tangga tempatnya mencapaikan ceramah seraya menggenggam
tangan Syeh Abdul Qodir dan berkata, ‘sekarang adalah waktumu.’ Jika
beliau datang aku selalu teringat akan kisah ini dan kemuliaan beliau’.
anda ?’Aku adalah salah seorang murid Syeh Abdul Qodir ‘ Jawabku.
Mendengar jawabanku bekliau berkata ‘Bagus, Qutb-Al arda (bumi)
dikatakan oleh Syeh Uday saat itu dan beliau berkata “sungguh tepat
apa yang disampaikan beliau (Syeh Uday). Syaikh Majid Al Kurdi
bertanya kepada Syaikh Abdullah bin Sayyidina Syeh Abdul Qodir Al-
Jailani ,’apakah engkau menghadiri majlis saat ayahmu berkata ,’kedua
telapak kakiku ini berada di punggung setiap wali Allah , ‘ya’ jawabnya.
Kemudian ia berkata,’ yang hadir pada saat itu sekitar 50 orang syaikh’.
beliau dan jubah otoritas total atas segala yang wujud/eksis , untuk
mengangkatnya menjadi Wali atau menurunkannya sesuai syariat dan
hakikat. Dan aku mendengar eliau berkata ,”kedua telapak kakiku ini
berada di punggung setiap Wali Allah yang akan menundukkan kepala
“ketika Syeh Abdul Qodir mengatakan ‘kedua telapak kakiku ini ada di
setiap punggung Wali Allah’ , Allah Tajalli dalam jiwa beliau. Kemudian
kehadiran mereka. Dan semua Wali yang ada di muka bumi ini
menundukkan kepala untuk beliau”. Syeikh Kholifah Al Akbar bercerita
“Saat aku bertemu dengan Rosululloh SAW dalam mimpi aku bertanya
kepad beliau ,’ Yaa Rosululloh Syeh Abdul Qodir trlah berkata ‘Kedua
telapak kakiku ini ada di punggung setiap Wali Allah ‘ Beliau menjawab
‘Yang diucapkan leh beliu adalah benar. Bagaimana mungkin tidak
benar apabila dia adalah Qutb (para wali) dan aku (Rosululloh SAW
yang emngawasinya. Di hari Jum’at 3 Ramadan 599 H. seorang pria
dirimu talah terdapat tanda selain aku’ kata beliau kepadanya. orang
itu berkata, ‘benar aku pernah bertemu Syeh Abdul Qodir namun tidak
Wali menurut tingkatan mereka. Suatu saat Syeh Lulu Al Armani ketika
9|Manaqib Syech ‘Abdul Qodir Al-Jaelani
mengucapkan hal tersebut tercatat 313 Wali Allah dari segala penjuru
dunia menundukkan kepala meeka , 17 orang berada di Haramain , 60
Jazuli, Musa Al Harani, Abu MUhammad bin ‘Abd, Abu Umar, Ustman
bin Marzuq , Abu Al-Karam , Majid Al Kurdi , Suwaid Annajari, Ruslan
dunia ini ada orang yang memiliki ciri seperti itu ?’ tanya seseorang
kepada beliau’Ada, dan Syeh Abdul Qodir pemimpin mereka’jawab
‘benar dan aku salah seorang dari mereka. Yaa Allah aku bersaksi
kepadaMu dan kepada para MalaikatMu bahwa aku mendengar dan
perintah Sang Maha Pengasih, pewaris kitab Allah dan wakil RasuluLlah
SAW, yang dianugerahi langit dan bumi, yang menjadikan seluruh
Gaib pada setiap shaf, yang ditelapak tangannya tertulis bahwa dia
tidak akan mendapat makar dari Allah, dan di umurnya yang ke dua
memegang tongkat. Saat itu aku berharap aku dapat melihat karamah
yang keluar dari tongkat tersebut. Beliau kemudian memandang ke
dapat melihat salah seorang dari rijal Al-Ghaib. Pada suatu malam aku
bermimpi bertemu dengan seorang pria saat sedang menziarahi
makam Imam Ahmad bin Hambal. Terbetik dalam hatiku bahwa beliau
adalah salah seoraang rijal Al-Ghaib. Akupun terbangun dan sengan
dialah seorang wali yang bermazhab Hanafi di muka bumi ini’. Suatu
saat beliau naik ke atas kursi tempat beliau mengajar, tidak berbicara
hati, “apa ini ?”. beliau berkata, “seorang muridku datang dengan satu
langkah dari baitul Muqaddas kemari untk bertaubat dan semua yang
hadir pada saat ini dianggap sebagai tuan rumahnya. “dalam hatinya
orang tersebut berkata, “jadi siapa yang mengalami kondisi seperti ini
Aku adalah sandaran kalian dan wakil RasuluLlah SAW di muka bumi”.
Syaikh Abdul Qadir berkata, “Setiap wali berada di bawah telapak kaki
para Nabi dan aku berada di bawah telapak kaki kakekku RasuluLlah
SAW. Semua tempat yang aku injak maka bekasnya akan emnjadi
telapak kaki Nabi.” Syaikh Abdul Qadir berkata, “Aku adalah Syaikh
bagi para manusia dan jin.” Di lain kesempatan beliau berkata, “jika
baju yang tergantung di rumah. Baju manasaja yang engkau pilih akan
aku pakaikan kepadamu. Hendaknya kalian menyampaikan salam atau
yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia. Yang masih
hidup dengan fisik mereka sedangkan yang sudah meninggal dunia
kalian lalu aku pindahkan kakiku dari jalan hawa kalian. Di lain riwayat,
Abu Ridho bercerita, “suatu hari ebliau menjelaskan tentang cinta.
Tiba-tiba beliau bangkit dan diam. Lalu beliau berkata, ‘Aku tidak akan
berbicara kecuali dengan 100 dinar.’ Orang-oranagpun menyerahkan
penyanyi bagus yang dikenal banyak orang. Tetapi setelah aku tua,
tidak ada seorangpun yang memperhatikan aku. Aku pergi dari
Baghdad dan berkata dalam hati, “aku tidak akan menyanyi kecuali
untuk yang mati”. Saat aku mengelilingi kuburan ini, aku duduk di
salah satu kuburan yang ternyata telah terbelah dan nampak kepala
mayat yang ada di dalamnya. Mayat tersebut berkata kepadaku,
kepada beliau. Beliau hanya mengambil dari satu oraang, dan setelah
orang ini bertaubat, sisa dari uang pemberian tersebut beliau bagikan
Saat itu aku mengenakan jubah sufi dan di lenganku terdapat sebuah
jubah lagi yang membuatku harus mengangkatnya agar tidak basah.
Aku kemudian keluar dari air dan memeras jubah tersebut dan
menyusul mereka dalam kondisi kedinginan hingga menusuk ke
beliau memakai dua sandal dari emas. Tapi tangan kanannya hilang.
‘Ada apa dengan lengan ini ?’ tanya ku kepada beliau. Beliau
itu ?’ ‘Ya’ jawabku. ‘jika demikian’ kata beliau, ‘mohonkan kepada Allah
agar Dia mengembalikan lenganku seperti sedia kala’. Akupun
memohonkan kepada Allah untuk itu dan pada saat itu 5000 wali turut
memohon kepada Allah, mendukungku dari kubur mereka. Aku terus
mereka saat itu. Kemudian beliau berkata kepada mereka, “Kalian pilih
dua orang. Insya Allah melalui mereka berdua akan jelas apa yang aku
Syaikh Abdul Qadir dan katakan pada para Syaikh yang hadir bahwa
apa yang dikatakan oleh Syaikh Abdul Qadir adalah benar adanya’.
‘Demi hak-Ku atas dirimu, makan’. Aku juga tidak minum sampai Allah
berkata kepadaku, ‘Demi hak-Ku atas dirimu, minum’. Dan aku tidak
untuk tidur. Kami telah hidupkan engkau maka jangan lupakan Kami’”.
Syaikh Abu Naja Al-Baghdadi, pelayan Syaikh Abdul Qadir
yang tidak aku kenal dan masuk tanpa ijin lalu duduk dihadapan sang
Syaikh. Dia mengeluarkan uang seraya berkata, “ini adalah pembayar
Abu Naja- ketika aku menanyakan siapa orang tersebut, sang Syaikh
berkata, “Dia adalah yang berjalan menurut Al-Qadar”. “Siapa yang
berhenti, tidak ada satu tetespun air yang turun di majlis tersebut
sedangkan di luar madrasah hujan tetap lebat”. Syaikh AbdulLah Al-
engkau telah lepas dari sifat ujub’”. Syaikh orang-orang sufi, Syaikh
Syihabuddin Umar As-Sahrawardi berkata, “Dulu saat aku masih muda,
dadaku dan berkata, ‘Kitab apa saja yang telah engkau hafal ?’.
Akupun menjawab dengan menyebutkan berbagai kitab yang telah
aku hafal. Demi Allah, saat beliau mengangkat tangannya dari dadaku,
tidak ada satu katapun dari kitab-kitab, yang sebelumnya aku hafal di
luar kepala, yang masih aku ingat. Saat itu juga Alah Ta’ala telah
melupakan aku tentang berbagai masalahnya dan menanamkan
yang muncul dari Syaikh Abdul Qadir Al Jailani ra. Yang tidak dapat
aku terima. Akan tetapi karena itulah aku ingin sekali bertemu dengan
beliau. Suatu saat, aku pergi ke Bab Al-Azij untuk suatu keperluan.
Ketika pulang aku melewati madrasahnya dan tepat pada saat itu
Saat itu aku lupa bahwa aku belum berwudhu dan langsung shalat.
22 | M a n a q i b S y e c h ‘ A b d u l Q o d i r A l - J a e l a n i
dari manusia dan menyibukkan diri beribadah. Saat shalat Ashar, aku
berjama’ah bersama Syaikh Abdul Qadir. Selesai shalat beliau melihat
bangga atas apa yang engkau miliki. Tapi ketika ada masalah agama
yang engkau tidak ketahui, engkau akan keluar dari zawiyahmu dan
Syaikh berkata, “Aku tidak membutuhkan ahrta ini”. Namun sang Imam
berkeraas agar Syaikh Abdul Qadir menerimanya. Syaikh Abdul Qadir
engkau malu kepada Allah ?’. sang khalifahpun pigsan mendengar hal
tersebut. Kemudian sang Syaikh emlanjutkan, ‘Kalau buan karena rasa
Abu Hasan Ali Al-Quraisy berkata, “saat aku menghadiri salah satu
majlis sang Syaikh tahun 559 H datanglah rombongan golongnan
berkata, “keranjang ini berisi anak yang sehat dan tidak cacat’. Ketiak
24 | M a n a q i b S y e c h ‘ A b d u l Q o d i r A l - J a e l a n i
suatu malam di bulan Shafar tahun 553 H, aku melihat beliau keluar
dari ruangannya. Akupun menyodorkan tempat air untuk berwudhu
Kami terus berjalan, namun tak berapa lama tibalah kami di suatu
25 | M a n a q i b S y e c h ‘ A b d u l Q o d i r A l - J a e l a n i
tempat semacam ribath yang sama sekali tidak aku ketahui. Di dalam
ribath tersebut terdapat 6 orang yang sedang duduk, dan ketika
wali abdal dan suara dengungan yang engkau dengar adalah wali
26 | M a n a q i b S y e c h ‘ A b d u l Q o d i r A l - J a e l a n i
yang ke tujuh. Dia sedang sakit dan aku hadir di sana untuk
melayatinya. Adapun orang yang aku ambil syahadatnya adalah
untuk tidak membuka rahasia ini selama aku masih hidup”. Abu Sa’id
AbdulLah bin Ahmad bin Ali Al-Baghdadi Al-Azji bercerita, “Pada
Nanti ketika hari mulai gelap akan banyak jin yang melewatimu.
Mereka tidak akan dapat menyakitimu. Pada waktu sahur, raja raja
Tidak ada satu jinpun yang mengakuinya. Lalu datanglah seorang jin
bersama anakku. Sang raja berkata, ‘ini adalah pembangkang dari