Anda di halaman 1dari 32

MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH

Minhajus Sunnah

Abdullah bin Amr bin Ash


Beliau adalah Abdullah bin amr bin ash, ada yang mengatakan bahwa namanya adalah Al Ash. Ketika beliau masuk
Islam Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam merubah nama beliau dengan Abdullah. Gelar beliau adalah
Abu Muhammad atau ada pula yang mengatakan Abdurrahman atau Abu Nushair Al Qurays As Sahmi.

Beliau adalah sosok mujahid yang tangguh, tinggi, gemuk dan berwajah kemerah-merahan putih rambut dan
jenggotnya. Ketika usianya telah lanjut kedua mata beliau buta. Abdullah bin Amr adalah orang yang alim, shalih,
kuat dan bersemangat dalam beribadah. Beliau adalerah sahabat rasulullah, demikian pula Bapaknya, bahkan beliau
lebih dahulu masuk islam sebelum bapaknya. Beliau dikenal sangat rajin membaca Al quran, tiada punya rasa bosan.
Abdullah memang dikenal sangat rajin beribadah, baik sholat, puasa membaca Al Quran maupun shalat malam,
sampai beliau berlebihan dalam menjalankannya. Rasulullah pun memanggil Abdullah dan diperintahkan agar tidak
terlalu berlebihan dalam beribadah. Dan beliau bersabda :
"Aku puasa dan berbuka, bangun shalat malam dan tidur juga menikahi wanita, maka yang tidak suka sunahku
tidaklah termasuk golonganku"

Abdullah bin amr ini semenjak masuk Islam pertama-tama yang menjadi pusat perhatiannya adalah Al Quran yang
diturunkan secara berangsur-angsur. Setiap turun ayat maka dihafalkan dan diusahakan untuk memahaminya, hingga
setelah semuanya selesai dan sempurna beliaupun telah hafal keseluruhannya. Dan beliau menghafalkan itu
bukanlah hanya sekedar mengingat akan tetapi dihafalkan dengan tujuan dapat dipergunakan untuk memupuk
jiwanya, dan kemudian menjadi hamba Allah yang taat.

Abdullah pernah berkata: "Kami telah mengumpulkan Al Quran kemudian kami membaca keseluruhannnya dalam
waktu semalam". Memang beliau dikaruniakan akal yang sempurna , cerdas, semangat dalam mencari ilmu dari
Nabi, rajin dan tekun mencatat. Ia pun memiliki ilmu dan amal yang mapan.
Abu hurairah pernah berkata "Tidak ada seorang pun dari sahabat Rasulullah yang lebih banyak haditsnya
daripada kami kecuali Abdullah bin Amr, karena beliau menulis dan kami tidak menulis."

Diantara keistimewaan beliau adalah bahwa beliau sebaik-baik ahlu bait. Dan ketika berada di rumah rasulullah ,
rasul bertanya "Tahukah kamu siapa yang bersama kami di rumah ?", Kami berkata: "siapa ya rasulullah". Beliau
menjawab Jibril. Kami berkata "Assalamualaika yaa jibril warahmatullah". Kemudian rasulullah bersabda
"Sesungguhnya Jibril telah menjawab salam kamu" (HR Tabrani).

Beliau wafat pada malam hari di usianya yang ke 72 tahun bertepatan dengan tahun 65 atau 63 hijriah. Beliau
dimakamkan di rumah beliau sendiri, karena terjadinya kerusuhan di waktu itu.

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Abdullah Ibnu Abbas


Seorang Sahabat yang Kaya dan Ahli Tafsir
Abdullah ibnu Abbas adalah pemimpin umat, ahli fikih di masa itu, dan imam dalam hal tafsir. Beliau adalah sahabat
rasulullah, juga anak laki-laki paman rosulullah, yaitu Abbas bin Abdul Mutholib. Pada waktu ia berumur 15 tahun,
rosulullah meninggal dunia.
Beliau orang yang elok rupa, berkulit putih, ganteng, tinggi badannya, gagah, cerah roman mukanya, bagaikan
rembulan. Ibnu Abbas adalah shohabat Nabi yang kaya raya tetapi ia bersikap dermawan.
Diriwayatkan bahwa Abu Ayyub Al-Anshori datang kepada Mu'awiyyah, ia melaporkan apa yang menjadi beban
hutangnya namun ia tidak mendapatkan seperti apa yang ia inginkan. Kemudian ia pergi ke Bashrah, menuju rumah
Ibnu Abbas. Sesampainya disana ia curahkan isi hatinya, "Sungguh saya perlu denganmu sebagaimana engkau perlu
kepada Rosulullah, kemudian Ibnu Abbas berkata, 'Berapa tanggungan hutangmu?' Abu Ayyub Al-Anshari
menjawab, dua puluh ribu ." Kemudian Ibnu Abbas memberinya empat puluh ribu, dua puluh budak dan lainnya
yang ada di rumahnya.
Shahabat Rasulullah yang terkenal banyak ilmunya adalah Abdullah bin Abbas, sehingga beliau dijuluki al-
bahr(lautan) karena luas dan banyaknya ilmu. Beliau menguasai dengan baik ilmu fiqih sampai kepada ilmu tafsir
al-qur'an. Dan yang paling terkenal dari beliau adalah bidang tafsir.

Keistimewaan yang dimiliki Ibnu Abbas banyak sekali, diantaranya :

1. Ia pernah didekap Rosulullah seraya beliau mendo'akan kepada Ibnu Abbas :


"Ya Allah, ajarkan kepadanya hikmah, yang dimaksud hikmah adalah pemahaman terhadap alqur'an." (HR.
at-tirmidzi)
Ibnu Abbas pernah melihat Malaikat Jibril dalam dua kesempatan :

i. Ibnu Abbas berkata : "Aku bersama bapakku di sisi Rosulullah, dan disamping Rosulullah ada
seorang laki-laki yang membisikinya. Maka beliau seakan-akan berpaling dari bapakku.
Kemudian kami beranjak dari sisi Rosulullah seraya bapakku berkata : 'Wahai anakku, tahukah
engkau kenapa anak laki-laki pamanmu (rosulullah) seperti berpaling (menghindar) dariku?
Maka aku menjawab, 'Wahai bapakku sesungguhnya disisi Rosulullah ada seorang laki-laki yang
membisikinya. Ibnu Abbas berkata, 'Kemudian kami kembali menghadap Rosullah lantas bapakku
berkata, 'Yang Rosulullah, aku berkata kepada Abdullah begini dan begitu, kemudian Abdullah
menceritakan kepadaku ada seorang laki-laki di sampingmu yang berbisik-bisik kepadamu.
Apakah benar memang ada seseorang di sisimu?. ' Rasulullah balik bertanya, 'apakah engkau
melihatnya Ya Abdullah ? ' Kami menjawab, 'Ya'. Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya ia adalah
Jibril alaihissalam. Dialah yang menyibukkanku dari kamu sekalian'." (HR. Ahmad)

ii. Abbas mengutus Abdullah kepada Rosulullah dalam suatu hajat (keperluan), dan Abdullah
menjumpai seorang laki-laki bersama Rosulullah. Maka tatkala ia kembali dan tidak berbicara
kepada Rosulullah, maka Rosulullah bersabda, "Engkau melihatnya?" Abdullah menjawab, "Ya,"
Nabi bersabda, "Ia adalah Jibril. Ingatlah sesungguhnya ia tidak akan mati sehingga hilang
pandangannya (buta) dan diberi (didatangkan) ilmu"
(HR. At-thobroni)

2. Nabi mendo'akannya dua kali, yaitu pertama memberikan hikmah atau mengajarkan kitab - ketika
Rasulullah mendekap dadanya. Kedua mendoakan dengan mengajarkan kepandaian dalam ilmu agama.
Yaitu ketika ia melayani Rasulullah dengan mengambil air wudlu. Warqa' bin Umar Al-Yasykari berkata:
2

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

"Kami mendengar Ubaidillah bin Abi Yazid menceritakan tentang Ibnu Abbas, bahwa nabi di dalam kamar
kecil -dan kami meletakkan air wudhu' untuk beliau, maka tatkala keluar Rosulullah bertanya, "Siapakah
yang menyiapkan air wudhu ini ? Mereka menjawab, "Ibnu Abbas," kemudian Nabi mendo'akannya,
" Ya Allah, fahamkanlah(fakihkanlah) ia" (HR. Muslim)
Ibnu Abbas berkata, "Rosulullah mendo'akan kepadaku agar Allah memberikan kepadaku ilmu hikmah itu
dua kali (yang dimaksud hikmah disini adalah ilmu, fiqih qodho' (hukum) dengan adil (dzahir maknanya
adalah, pemahaman terhadap alqur'an) (Tirmidzi). Umar pernah berkata kepada Ibnu Abbas,
"Sesungguhnya pada suatu hari kami melihat Rosulullah mendo'akanmu kemudian mengusap kepalamu
lantas berdo'a : "Ya Allah, fakihkanlah ia didalam masalah agama dan berilah pengetahuan didalam
masalah ta'wil (tafsir)"

Ibnu Abbas wafat di Thoif pada tahun 68H. Di lain riwayat pada tahun 78 H. Pada usia 75 tahun, di lain riwayat
dalam usia 81 tahun. Yang mensholati beliau dan yang menjadi imam adalah Muhammad bin Al-Hanifah
(Hunaifah), dan beliau juga yang memasukkan kedalam kubur.

Ibnu jubair meriwayatkan, bahwa ibnu Abbas wafat di Thoif. Kami menyaksikan jenazahnya, maka saat itu tiba-tiba
kami melihat burung putih datang yang tidak diketahui bentuk wujudnya. Kemudian masuk ke dalam keranda mayat
Ibnu Abbas. Kami memandang (keranda itu) dan berfikir apakah burung tersebut akan keluar. Ternyata burung
tersebut tidak diketahui keluarnya dari keranda mayat itu. Dan ketika mayat telah dimakamkan tiba-tiba di tepi
kuburan Ibnu Abbas terdengar suara bacaan ayat Alqur'an :

"Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Masuklah kedalam
jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surga-Ku." (QS Al-Fajr : 27-30)
Suara itu tidak diketahui siapa pembacanya. Allahu A'lam

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Abu Dzar Al Ghifari


(Tokoh Gerakan Hidup Sederhana)

Ia datang ke Mekah terhuyung-huyung letih tetapi matanya bersinar bahagia…..Memang, sulitnya perjalanan dan
panasnya telah menyengat badannya dengan rasa sakit udara padang pasir dan lelah, tetapi tujuan yang hendak
dicapainya telah meringankan penderitaan dan meniupkan semangat serta rasa gembira dalam jiwanya. Ia memasuki
kota dengan menyamar seolah-olah ia seorang yang hendak melakukan thawaf keliling berhala-berhala besar di
Ka'bah atau seolah-olah musafir yang sesat dalam perjalanan atau lebih tepat orang yang telah menempuh jarak amat
jauh, yang memerlukan istirahat dan manambah perbekalan. Padahal seandainya orang-orang Mekah mengetahui
babwa kedatangannya itu untuk menemui Muhammad shallallahu alaihi wasalam dan mendengar keterangannya,
pastilah mereka akan membunuhnya! Tetapi ia tak perduli akan dibunuh asal saja setelah melintasi padang pasir
luas, ia dapat menjumpai laki-laki yang dicarinya dan menyatakan iman kepadanya. Kebenaran dan da'wah yang
diberikan Muhammad shallallahu alaihi wasalam dapat memuaskan hatinya.
Ia terus melangkah sambil memasang telinga, dan setiap didengarnya orang memperkatakan Muhammad shallallahu
alaihi wasalam , ia pun mendekat dan menyimak dengan hati-hati; hingga dari cerita yang tersebar di sana-sini,
diperolehnya petunjuk yang dapat menunjukkan tempat persembunyian Muhammad shallallahu alaihi wasalam , dan
mempertemukannya dengan beliau.

Di pagi suatu hari ia pergi ke tempat itu, didapatinya Muhammad shallallahu alaihi wasalam sedang duduk seorang
diri. Didekatinya Rasulullah, katanya: "Selamat pagi wahai kawan sebangsa!" "Alaikum salam, wahai shahabat",
ujar Rasulullah. Kata Abu Dzar: "Bacakanlah kepadaku hasil gubahan anda!" "Ia bukan sya'ir hingga dapat
digubah, tetapi adalah Quran yang mulia!", Ujar Rasulullah. dibacakanlah oleh Rasulullah, sedang Abu Dzar
mendengarkan dengan penuh perhatian, hingga tidak berselang lama iapun berseru: "Asyhadu alla ilaha illallah wa
asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh". "Anda dari mana, saudara sebangsa?", tanya rasulullah. "Dari
Ghitar'', ujarnya. Maka terbukalah senyum lebar di kedua bibir Rasulullah, sementara wajahnya diliputi rasa kagum
dan ta'jub. Abu dzar tersenyum pula, karena ia mengetahui rasa terpendam di balik rasa kagum Rasulullah demi
mendengar bahwa orang yang telah mengaku Islam di hadapannya secara terus terang itu, seorang laki-laki dari
Ghifar.

Ghifar adalah suatu kabilah atau suku yang tak ada taranya dalam soal menempuh jarak. Mereka jadi tamsil
perbandingan dalam melakukan perjalanan yang luar biasa. Malam yang kelam dan gelap gulita tak jadi soal bagi
mereka, dan celakalah orang yang kesasar atau jatuh ke tangan kaum Ghifar di waktu malam! Sekarang, dikala
agama Islam yang baru saja lahir dan berjalan sembunyi-sembunyi, mungkinkah ada diantara orang-orang Ghifar itu
seorang yang sengaja datang untuk masuk Islam? Berkatalah Abu Dzar dalam menceritakan sendiri kisah itu: Maka
pandangan Rasulullah pun turun naik, tak putus ta'jub memikirkan tabi'at orang-orang Ghifar, lalu sabdanya :
"Sesungguhnya Allah memberi petunjuk kepada yang disukainya…!" Benar, Allah menunjuki, siapa yang Ia
kehendaki ! Abu dzar salah seorang yang, dikehendaki Allah beroleh petunjuk , orang yang dipilihNya akan
mendapat kebaikan Dan memang, Abu Dzar ini seorang yang tajam pengamatannya tentang kebenaran.
Menurut riwayat, ia termasuk salah seorang yang menentang pemujaan berhala di zaman jahiliyah, mempunyai
kepercayaan akan Ketuhanan serta iman kepada Tuhan Yang Maha Esa lagi Perkasa, maka iapun menyiapkan bekal
dan segera mengayunkan langkahnya. Abu Dzar telah masuk Islam tanpa ditunda-tunda lagi….! urutannya
dikalangan Muslimin adalah yang kelima atau keenam. Jadi ia telah memeluk agam itu pada hari-hari pertama,
bahkan pada saat-saat pertama agama Islam, hingga keIslamannya termasuk dalam barisan terdepan.
Ketika ia masuk Islam, Rasulullah masih menyampaikan da'wahnya secara berbisik-bisik. Dibisikkannya kepada
Abu Dzar begitupun kepada lima orang lainya yang telah iman kepadanya. Dan bagi Abu Dzar, tak ada yang dapat
dilakukannya sekarang selain memendam keimanan itu dalam dada, lalu meninggalkan kota Mekah secara diam-

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

diam dan kembali kepada kaumnya. Tetapi Abu Dzar yang nama aslinya Jundub bin Janadah, seorang radikal dan
revolusioner. Telah menjadi watak dan tabi'atnya menentang kebathilan dimanapun ia berada. Dan sekarang
kebathilan itu berada dihadapannya serta disaksikannya dengan kedua matanya sendiri….Batu-batu yang ditembok,
yang dibentuk oleh para pemujanya, disembah oleh orang-orang yang menundukkan kepala dan merendahkan akal
mereka, dan diseru mereka dengan ucapan yang muluk : Inilah kami , kami datang demi mengikuti titahmu!
memang, ia melihat Rasulullah memilih cara bisik-bisik pada hari-hari tersebut, tetapi tidak dapat tidak harus ada
suatu teriakan keras yang akan dikumandangkan pemberontak ulung ini sebelum ia pergi.

Baru saja masuk Islam, ia telah menghadapkan pertanyaan kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, apa yang saya
kerjakan menurut anda?" "Kembalillah kepada kaummu sampai ada perintahku nanti!", ujar Rasulullah. "Demi
Tuhan yang menguasai nyawaku", kata Abu Dzar pula, "saya takkan kembali sebelum meneriakkan Islam dalam
masjid!" Bukankah telah saya katakan kepada kalian…..? Jiwa yang radikal dan revolusioner! Apakah Abu Dzar
pada saat terbukanya alam baru secara gamblang, yang jelas terlukis pada Rasulullah yang diimaninya, sertada'wah
yang uraiannya disampaikan dengan lisannya…, apakah pada saat seperti itu ia mampu kembali kepada keluarganya
dalam keadaan membisu seribu bahasa ? Sunguh, hal itu diluar kesanggupan dan kemampuannya! Abu Dzar pergi
menuju masjidil haram dan menyerukan dengan sekeras-kerasnya suaranya: "Asyhadu Alla ilaaha illallah, wa
asyhadu anna Muhammadar rasulullah". Setahu kita, teriakan ini merupakan teriakan pertama tentang Agama Islam
yang menentang kesombongan orang-orang Quraisy dan memekakkan telinga mereka…., diserukan oleh seorang
perantau asing yang di Mekkah tidak mempunyai bangsa, sanak keluarga maupun pembela. Dan sebagai akibatnya,
ia mendapat perlakuan dari mereka yang sebetulnya telah dimaklumi akan ditemuinya…. Orang-orang musyrik
mengepung dan memukulnya hingga rubuh.

Berita mengenai peristiwa yang dialami Abu Dzar itu akhirnya sampai juga kepada paman Nabi, Abbas. Ia segera
mendatangi tempat terjadinya peristiwa tersebut, tapi dirasanya ia tidak dapat melepaskan Abu Dzar dari
cengkeraman mereka kecuali dengan menggunakan diplomasi halus, maka katanya kepada mereka : "Wahai kaum
Quraisy! Anda semua adalah bangsa pedagang yang mau tak mau akan lewat dikampung Bani Ghifar. Dan orang
ini salah seorang warganya, bila ia bertindak akan dapat menghasut kaumnya untuk merampok kafilah-kafilahmu
nanti!" merekapun sama menyadari hal itu, lalu pergi meniggalkannya. Tetapi Abu Dzar yang telah mengenyam
manisnya penderitaan dalam membela Agama Allah, tak hendak meninggalkan Mekkah sebelum beroleh tambahan
dari darma baktinya.

Demikianlah pada hari berikutnya, tampak olehnya dua orang wanita sedang thawaf keliling berhala-berhala Usaf
dan Na-ilah sambil memohon padanya. Abu Dzar segera berdiri menghadangnya, lalu dihadapan mereka berhala-
berhala itu dihina sejadi-jadinya. Kedua wanita itu memekik berteriak, hingga orang-orang gempar dan berdatangan
laksana belalang, lalu menghujani Abu Dzar dengan pukulan hingga tak sadarkan diri. Ketika ia siuman, maka yang
diserunya tiada lain hanyalah "bahwa tiada Tuhan yang haq diibadahi melainkan Allah, dan bahwa Muhammad itu
utusan Allah". Maklumlah sudah Rasulullah shallallahu alaihi wasalam akan watak dan tabi'at murid barunya yang
ulung ini serta keberaniannya yang menakjubkan dalam melawan kebathilan. Hanya sayang saatnya belum lagi tiba,
maka diulanginyalah perintah agar dia pulang, sampai bila telah didengarnya nanti Islam lahir terang-terangan ia
dapat kembali dan turut mengambil bagian dalam percaturan dan aneka peristiwanya……

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Ahmad bin Hambal


Imam Ahli Sunnah
Nama dan Nasabnya
Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hambal As Syaibuni Al Marwazi

Kelahirannya
Pada tahun 164 H
Murid-Muridnya
Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud, Abu Zur'ah, anaknya Abdullah, Abul Qosim Al Baghawi dan lainnya

Guru-gurunya
Hisyam Ibrohim bin Said, Sufyan bin Uyainah, Ibad bin Ibad, Yahya bin Abi Zaidah

Murid-miridnya
IIa memiliki murid yang banyak antara lain : Syaihabuddin Abu Syammah al Maqdisi (665 h) Zakaddin Abu
Muhammad al Mundzirin (656 h).

Penilaian Ulama
 Abdullah bin Ahmad berkata: saya mendengar Abu Zur'ah berkata: "Ayahmu hafal 1.000.000 hadits".
 Berkata Ibrohim Al Harbi: saya melihat Ahmad seakan-akan Allah telah mengumpulkan kepadanya ilmu
dari generasi pertama hingga terakhir.
 Berkata Syafi'I: aku keluar dari Baghdad dan tidak aku ketahui orang yang paling mulia, mengetahui dan
faqih dari Ahmad bin Hambal.
 Berkata Ali bin Al Madini: sesungguhnya Allah menguatkan agama ini dengan Abu Bakar Ash Shidiq pada
hari riddah (murtad) dan dengan Ahmad bin Hambal pada hari fitnah (yaitu pemahaman bahwa Al Quran
itu makhluq.
 Berkata Abu Bakar Al Atsrom: aku pernah berdebat dengan seorang kemudian berkata kepadaku siapa yang
berkata tentang masalah ini, saya jawab: yaitu orang yang tidak ada tandingannya antara timur dan barat.

Perkataan-perkataan beliau yaitu antara lain:


 Termasuk Sunnah adalah mencari isnad yang tinggi.
 Dunia adalah penyakit, penguasa adalah penyakit sedangkan alim adalah dokter maka jika engkau melihat
seorang dokter yang terdapat penyakit dalam dirinya maka jauhilah.
 Janganlah engkau taqlid kepadaku dan jangan pula taqlid kepada Malik, Syafi'i, Auza'i dan Tsauri, ambillah
dari mana mereka mengambil.
 Pendapatku sama dengan pendapat Al Auza'i, Malik dan Abi Hanifah, adapun hujjah terdapat pada atsar
atau hadits.

Karangannya
Al Musnad, Tafsir, Nasikh Mansukh, Tarikh, Al Muqoddam, Al Munakhor dalam Al Quran, Jawabat dalam Al
Quran, Al Manasik, Al Kabir dan Ash Shoqir serta lainnya.

Wafatnya
Wafat beliau pada hari Jum'at 12 Rabiul Awal tahun 241 H pada umur 77 tahun

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Ibnu Hasan bin Manshur at Thobani Al


Laalikai
Nama dan Kun'yah
Hibatullah bin Al Hasan bin Manshur Ar Rozi At Thobani Al Laalikai, Kunyahnya Abul Qosim.

Negeri dan perkembangannya


Al Khotib dan Ibnu Jauzi menjelaskan bahwa asal Thobani di nisbatkan ke negeri Thobanistan. Adapun Ar Rozi
dinisbatkan ke kota besar yaitu Ar Roy. Kemudian beliau singgah di Baghdad dan bermukim di Baghdad. Jadi beliau
pernah singgah di 3 tempat
1. Thobanistan negeri aslinya.
2. Rihlah ke Ar Roy untuk menuntut ilmu.
3. Baghdad.
Penisbatan beliau hanya ke Thobanistan dan Ar Roy tidak ada penisbatan ke Baghdad karena beliau hanya
bermukim sebentar di Baghdad.

Guru-guru beliau.
1. Abu Hamid Ahmad bin Muhammad bin Ahmad Al Isfiroyini Imam Madhab Syafi'I pada zamannya (w. 406
h).
2. Ibrohim bin Muhammad bin Ubaid Abu Mas'ud Ad Dimasyqi.
3. Al Hasan bin Utsman (w. 405 h).
4. Muhammad bin Abdurrohman Al Abbasi Al Mukhlish.
5. Isa bin Ali bin Isa Al Wazir.
6. Ubaidillah bin Muhammad bin Ahmad bin Abu Ahmad Al Farodhi (w. 406 h).
7. Muhammad bin Al Hasan Al Farisi (w. 386 h)
8. Abdurrohman bin Umar Abu Husain Al Mu'dil (w. 397 h)
9. Abdullah bin Muslim bin Yahya (w. 397 h)
10. Muhammad bin Ali bin Nadhor (w. 396 h)

Murid-murid beliau
1. Abu Bakar Ahmad bin Ali Al Khotib Al Baghdadi (w. 463 h)
2. Abu Hasan Ali bin Al Husain Al 'Abari (w. 468 h)
3. Abu Bakar Muhammad bin Hibatullah bin Al Hasan At Thobani Al Lalikai
4. Ahmad bin Ali bin Zakaria At Thoni Tsitsi Syaikh sufi di Khurasan (w. 497 h)

Karangan-karangan beliau.
1. Karomatu Auliyallah
2. Asmau Rijalush Shohihain
3. Fawaidu fikhtiari Abi Qosim
4. Syarhu kitabi 'Umar bin Khoththob.
5. Dan lain-lain.

Pujian para ulama terhadap beliau.


1. Al Hafid Al Khotib Al Bagdadi : beliau belajar fiqh As Syafi'I kepada Abi Al Isfiroyini.
2. Al Hafidz Adz Dzahabi : beliau mufidu bagdad pada zamannya.
3. Ibnu Atsir : beliau mendengar dan belajar hadits kepada Abi Hamid.
7

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Wafatnya
Beliau wafat di kota Dimur hari selasa bulan Romadhon tehun 418 h. Ali bin Al Hasan bin Jada Al 'Akbarni
berkata : "Aku bermimpi bertemu dengan Abi Qosim At Thobuni, lalu saya bertanya kepadanya: "Apa yang Allah
lakukan pada mu ?", beliau menjawab; Allah telah mengampuniku, lalu saya berkata: "Dengan apa ?", beliau
menjawab; dengan kalimat yang samar (dengan sunnah).

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Ibnu Qudamah al Maqdisi


Nama dan Nasabnya
Muaffiquddin Abdullah bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah bin Muqdam bin Nashr bin
Abdullah al Maqdisi.

Kelahirannya
Ia lahir pada bulan Sya'ban tahun 145 H di desa Jamma'ail di sekitar gunung Nabalis.

Perkembangannya
Ibnu Qudamah besar bersama orang tuanya hingga umur 12 tahun selama itu ia belajar al Qur'an dan menghafal
Mukhtashar al Khariqi. Kemudian ia ke Baghdad tinggal di rumah anak pamannya bernama Khafid Abdul Ghami
pada tahun 561. Di Baghdad ia banyak belajar dengan para masyaikh di sana.

Guru-gurunya
Gurunya banyak sekali antara lain yang terkenal adalah Syaikh Abu Muhammad Abdullah al Ghami al Maqdisi (612
h), kemudian Syaikh Aba al Fathi Nashr bin Fatyan asy Syahir.

Murid-miridnya
IIa memiliki murid yang banyak antara lain : Syaihabuddin Abu Syammah al Maqdisi (665 h) Zakaddin Abu
Muhammad al Mundzirin (656 h).

Penilaian Ulama
Abu Amri bin Shahih : " saya tidak melihat yang sebanding dengan Syaikh Muaffiq"
Ibnu Taimiyah : "tidak ada yang lebih faqih -setelah al Auzai'- dari pada Syaikh Muaffiq di syam."
Ibnu Katsir : "Syaikhul islam, imam yang 'alim, mahir, tidak ada yang seperti ia di zamannya, tidak juga pada
masa sebelumnya yang lebih faqih darinya".

Hasil Karya beliau


Ia banyak mengarang dan menulis di berbagai bidang. Karangannya baik-baik dan di gunakan banyak ulama. Ibnu
Rajab berkata : " karangan Syaikh Muaffiq sangat banyak dan baik-bagus di bidang madhab secara furu' dan ushul,
di bidang hadits, bahasa, kezuhudan, budi pekerti, dan karangan-karangannya di bidang ushuluddin yang bagus.
Sebagian besar karangannya menggunakan metode ahlul hadits dan atsar-atsar serta isnad. Sebagaimana metode
penulisan Imam Ahmad dan ahli-ahli hadits lainnya."

Karangannya antara lain :


 lum'atul I'tiqad,
 al Qadar.
 Dan lain sebagainya.

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Ibnu Taimiyah
Nama
syeikhul islam taqiyuddin abul abbas ahmad bin abdul halim bin abdus salam bin abdullah al harani adimasqi al
hambali

Kelahiran
lahir di haran tahun 661 H.

Hijrahnya
Beliau pindah ke negeri damaskus karena daerah haran diserang oleh tar-tar, beliau tinggal di damaskus mulai tahun
667 H.

Belajarnya
Beliau mendengar hadis dari iman-iman di negeri damaskus , mendengar musnad imam ahmad berkali-kali.
Mempelajari hadis dan tekun membaca buku-buku. Belajar dengan para ulama untuk mendengar ilmu daari mereka
selama beberapa tahun, menulis, meringkas, belajar ilmu tulisan, berhitung, sibuk dengan ilmu menghafal alqur'an,
belajar fikih, belajar bahasa arab pada abdul quwa.Belajar buku karangan sibawaeh dan memahaminya, sangat
faham dengan nahwu, memperoleh ilmu tafsir keseluruhannya sehingga melampaui para pendahulunya, paham
hukum-hukum dan usul fiqih pada usia belasan tahun.Orang-orang sangat takjub dengan kecerdasan, kekuatan
hafalan, ketajaman otak dan kecepatan dalam pemahaman.

Akhlaq beliau
Sederhana dalam makanan dan pakaian, berbakti kepada orang tua, taqwa, ahli ibadah rajin puasa sholat malam
berdzikir kepada Allah dalam setiap urusan dan keadaan, selalu berharap kepada Allah dalam setiap kondisi,
menjaga batasan-batasan Allah dab memerintahkan yang makruf, mencegah yang mungkar.

Kehidupan ilmiah Beliau adalah ulama' yang agung dijamannya bahkan yang terbesar dijamannya. Hampir-hampir
beliau tidak pernah kenyang dengan ilmu, selalu meneliti, tidak pernah lepas dari kesibukan dan membahas ilmu..
Tidak lah beliau memasuki sebuah cabang ilmu kecuali terbuka baginya banyak cabang-canbang pintu ilmu dan
beliau memperoleh ilmu tersebut dari orang yang spesialis dibidangnya. Beliau hadir dalam majelis-majelis kajian di
usia muda beliau dan berdialog bersama-sama dengan orang tua dan mengunjungi berbagai negeri.
Beliau adalah orang yang paling fakih diantara yang lain ketika bermajelis orang-orang akan memperoleh manfaat
dari beliau dalam madhab mereka yang sebelumnya tidak mereka ketahui. Tidaklah beliau berbicara dalam masalah
keilmuan baik ilmu syar'I maupun yang selainnya kecuali beliau adalah orang yang paling pandai dalam masalah
tersebut. Beliau memiliki tulisan-tulisan yang bagus penuh dengan ungkapan-ungkapan yang runtut dan gamblang.
Beliau sangat alim terhadap perbedaan pendapat para ulama, alim tentang masalah pokok dan masalah cabang dalam
agama. Kepemimpinan dalam ilmu amalan kesederhanaan keberanian tawadhu', keagungan, kejujuran, amanah,
kebaikan, kehendak, ikhlas, senantiasa merasa dekat dengan Allah seakan-akan terkumpul pada beliau.

Wafat
beliau wafat di damaskus tahunm 728 H. dan jenazah beliau dimakamkan dengan diikuti oleh seluruh penduduk
damaskus !

10

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Imam Al Ghozali
Abu Hamid Al Ghozali

Dilahirkan di Thusi pada tahun 450 H. Beliau adalah seorang alim yang banyak menghabiskan masa hidupnya untuk
menuntut ilmu dan mendakwahkan islam, tetapi sangat disayangkan dalam perjalanannya dalam menuntut ilmu
beliau banyak terpengaruh ilmu-ilmu filsafat dan ilmu-ilmu kalam. Beliau pernah bercerita tentang dirinya bahwa
"bekal pengetahuan saya tentang hadits sangat sedikit". Ibnu Taimiyah dalam hal ini berkomentar Abu Hamid (Al
Ghozali) kurang begitu pengalaman dengan atsar-atsar Rasulullah dan orang-orang salaf (para sahabat) sebagaimana
orang-orang yang menguasai dalam masalah tersebut, yaitu orang-orang yang dapat membedakan sohih dan
dhoifnya sebuah hadits. Oleh karena itu beliau banyak menyebutkan dalam kitab-kitabnya hadits-hadits yang lemah
bahkan hadits yang dusta. Seandainya beliau mengetahui tentang ilmu hadits niscaya beliau tidak akan
menyebutkannya.

Salah satu dari karya terbesar Al Ghozali adalah kitab Ihya Ulumiddin yang terkenal di kalangan masyarakat umum
dan golongan teterntu. Ada sebagian kelompok mengambilnya kemudian mencela isinya secara mutlak dan sebagian
yang lain mengambilnya kemudian memuji secara berlebihan. Kedua kelompok ini kurang adil dalam memberikan
penilaian. Adapun sikap yang harus diambil adalah sikap Inshof (pertengahan) adalah menyebutkan kebaikan-
kebaikannya disertai dengan menyebutkan kesalahannya.

Syaikhul Islam berkomentar tentang kitab Al Ihya' ini "adapun apa yang terdapat dalam kitab Al Ihya' ada beberapa
isinya yang menyesatkan seperti pada masalah-masalah sombong, ujub, riya' dan dengki kebanyakan isi dari kitab
Ihya' tersebut menukil dari Harits Al Muhasibi dalam kitab Al Ri'ayah. Dari ucapan-ucapan ini ada yang bisa
diterima atau sebaliknya ditolak serta ada juga yang di dalamnya pertentangan-pertentangan".

Di kitab Al Ihya' sendiri ada faedah-faedah yang banyak tetapi tidak sedikit materi-materi yang tercela dan merusak
berupa ucapan-ucapan filsafat yang berkenaan dengan tauhid, kenabian, bahkan urusan akhirat. Telah dinukilkan
dari biografi beliau bahwa di akhir hayatnya beliau mendalami hadits dan belajar bersama orang yang menguasai
ilmu hadits serta mendalami kitab sohih Bukhori Muslim. Seandainya beliau masih hidup tentunya sejak saat itu
lebih mengutamkan ilmu hadits. Berkata Shidiq Hasan K. "dikisahkan oleh Ali Al Qori bahwa ketika Al Ghozali
meninggal kitab bukhori sedang berada di atas dadanya".

Demikian biografi singkat Imam Al Ghozali yang banyak membawa pemahaman filsafat walaupun di akhir
hayatnya kembali ke pahaman sahabat (salaf), tetapi sayang buku filsafatnya sudah terlanjur tersebar di seluruh
dunia dan tidak ada yang mampu mencegahnya.
Semoga Allah mema'afkan dan mengampuni kekhilafannya.

11

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Imam Bukhari
Beliau dilahirkan pada bulan syawal tahun 194 H di negeri bukhara, yang sekarang di kenal sebagai bagian dari
negeri soviet. Beliau adalahseorang yang sangat alim di bidang hadits. Beliau menyusun sebuah kitab yang
kesahihannya telah disepakati oleh umat islam dari jaman dahulu hingga sekarang.

Imam bukhari pernah ditanya oleh seseorang:' Bagaimana mulanya engkau berkecimpung dalam bidang hadits ini?
Maka beliau mengatakan : saya diilhami untuk menghafal hadits ketika saya bersama dengan para penulis hadits.
Berapa usiamu pada waktu itu? Dia menjawab 10 tahun, atau kurang. Saya lalu keluar dari kelompok para penulis
itu dan selanjutnya saya selau menemani ad dakhili dan ulama lainnya. Ketika saya telah berkecimpung di bidang ini
saya telah hafal ibnul mubarak dan waqi'. Saya lalu pergi ke Mekkah bersama ibu dan saudaraku , sesudah selesai
berhaji , saudaraku lalu mengantarkan ibuku pulang, sedangkan saya memperdalam dan mematangkan diri dalam
bidang hadits.

Imam bukahari selanjutnya berkelana ke berbagai daerah seperit nisabur, baghdad, bashrah, kufah, mekkah,
madinah, syam dan mesir untuk mendapatkan hadits dari sejumlah ulama.
Beliau menulis kitabnya yang bernama tarikh di masjid nabawi, sejumlah buku yang memuat nama-nama rijal
( Orang).

Imam bukhari pada waktu kecil pernah mendatangi para ulama yang sedang bersama para muridnya, karena beliau
masih kecil beliau malu memberi salam pada mereka. Suatu ketika beliau ditanya oleh seorang alim: berapa hadits
yang sudah kau tulis hari ini? Imam bukhari menjawab: Dua" orang-orang yang ada di sekitarnya
mentertawakannya. Alim itu pun berkata" kalian jangan mentertawakannya, boleh jadi suatu hari kalian akan
ditertawakannya.

Beliau berkata: suatu kali saya bersama ishak ibnu rahawaih, lalu ada sejumlah temanku yang berkata kepadaku "
alangkah baiknya kalau sekiranya engkau kumpulkan sunnah nabi sholallohu alaihi wasalam dalam sebuh kitab
yang singkat. Hal tersebut mengena dalam hatiku , maka saya mulai mengumpulkannya dalam kitab ini (Kitab sahih
Bukhari).

Beliau berkata : kitab ini saya pilihkan dari 600 ribu hadits. beliau juga berkata : tidaklah aku tulis satu hadits dalam
kitab ini kecuali saya wudlu/mandi dan sholat dua rekaat.
Imam bukari berkata: saya menulis hadits dari 1000 orang alim atau lebih. Tidak ada satu pun hadits yang ada
padaku kecuali kusebutkan isnadnya.

Imam bukhari meninggal pada tahun 256 H pada malam hari raya idhul fitri pada usia 62 tahun. Kubur beliau
terletak di bikharnatk dekat dengan samarkand.

12

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Imam Syafi'I
Nama dan Nasab
Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin Safi'I dan bertemu nasabnya dengan nabi Muhammad
dengan Abdul Manaf

Kelahiran
Lahir pada tahun 150 H di Ghozah dan ibunya membawa beliau ke Mekkah setelah beliau berusia 2 tahun dan dari
ibunya tersebut beliau belajar al qur'an

Guru-guru
Diantara guru-guru beliau adalah paman beliau sendiri Muhammad bin Ali kemudian abdul Aziz bin Majisun dan
kepada imam Malik beliau belajar Al Muwatho'

Kehidupan ilmiah
Pada usia 10 tahun beliau belajar bahasa dan syair hingga mantab. Kemudian belajar fiqih , hadis dan al qur'an
kepada ismail bin qostantin, kemudian menghafal muwatho' dan mengujikannya kepada imam Malik. Imam Muslim
bin Kholid mengijinkan beliau berfatwa ketika beliau berusia 10 tahun atau kurang. Menulis dari Muhammad bin
Hasan ilmu fiqih. Imam Malik melihat kekuatan dan kecerdasan beliau sehingga memuliakan dan menjadikan
Syafi'i sebagai orang dekatnya

Murid-murid
Diantara murid beliau adalah imam Ahmad, Khumaidi, Abu Ubaid, Al Buthi, Abu Staur dan masih banyak yang lain.

Peranan dalam membela sunnah


Beliau memeliki kedudukan tersendiri yang membedakan diantara ahlul hadis yang lain. Beliaulah yang meletakkan
kaidah-kaidah riwayat pembelaan terhadap sunnah dan memiliki beberapa pendapat yang berbeda dengan imam
Malik dan Abu Hanifah, yaitu bahwa sebuah hadis apabila sahih maka wajib mengamalkannya walaupun tidak
dilakukan oleh ahlul madinah (seperti yang disyararatkan oleh imam Malik dan Abu Hanifah). Dengan ini beliau
dijuluki nasirussunnah (penolong sunnah) dan tidaklah dapat diingkari oleh setiap yang menulis mustholah hadis
dan pembahasan sunnah serta kitab ussul bahwa mereka mengikuti apa yang ditulis oleh safi'i.

Pokok pendapat beliau


Pokok pendapat beliau sebagaimana pendapat imam yang lain adalah beramal dengan kitab dan sunnah serta ijma'.
Kelebihan beliau adalah beramal dengan kitab dan sunnah seta ijma' lebih luas dari pada imam Malik dan Abu
Hanifah karena beliau menerima hadis ahad

Perkataan ulama' tentang beliau


Para ulama' ahlul hadis dijaman ini apabila berkata maka mereka berkata menggunakan perkataan imam Syafi'i.
Imam Ahmad berkata, 'tidaklah ada orang yang menyentuh pena dan tinta kecuali Syafi'i. Dan tidaklah kita
mengetahui sesuatu yang global dari tafsir dan nasih mansuh dari hadis kecuali setelah duduk bersama imam
Syafi'i."
Ahmad bin hambal pernah berkata pada ishaq bin rokhuyah "kemarilah aku tunjukkan kepadamu seorang laki-laki
yang engkau belum pernah melihat yang semisalnya maka dia membawaku kepada imam syafi'i."

Perkataan imam syafi'i

13

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

1. tidaklah saya berdebat dengan seseorang kecuali agar ia tepat , benar dan tertolong dan ia mendaptkan
penjagaan serta pengawasan Allah dan tidaklah saya berdebat dengan seseorang kecuali saya tidak perduli
apakah Allah akan menjelaskan kebenaran dari mulutmu atau mulut dia.
2. amalan yang paling hebat ialah dermawan dalam kondisi sempit, menjaga diri ketika sendirian dan
mengucapkan kalimat yang benar dihadapan orang yang berharap dan yang takut
3. bantulah dalam berkata dengan diam dan mengambil hukum dengan berfikir
4. barang siapa belajar al qur'an maka ia akan agung dipandangan manusia, barang siapa yang belajar hadis
akan kuat hujjahnya , barang siapa yang belajar nahwu maka dia akan dicari, barang siapa yang belajar
bahasa arab akan lembut tabiatnya, barang siapa yang belajar ilmu hitung akan banyak fikirannya, barang
siapa belajar fiqih akan tinggi kedudukannya, barang siapa yang tidak mampu menahan dirinya maka tidak
bermanfaat ilmunya dan inti dari itu semua adalah taqwa.

Wafat beliau
Wafat pada tahun 204 H. setelah memenuhi dunia dengan ilmu dan ijtihad beliau dan memenuhi hati-hati manusia
dengan cinta pengagungan dan kecondongan paada beliau.

14

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Imam Malik
Nama dan Nasabnya
Abu Abdillah Malik bin Anas al Ashbahi, Imam darul Hijroh.

Kelahirannya
Beliau lahir di Madinah al Munawwaroh tahun 93 h dan tumbuh besar di Madinah

Guru-gurunya
Nafi' al Muqbiri, Na'imul Majmar, az Zuhri, Amir bin abdillah bin az Zubair, Ibnul Mungkadir, Abdullah bin Dinar
dan lain-lain.

Murid-miridnya
Ibnul Mubarak, al Qothon, Ibnu Mahdi, Ibnu wahb, Ibnu Qosim, al Qo'nabi, Abdullah bin Yusuf, Said bin Manshur,
Yahya bin Yahya, an Naisaburi, Yahya bin Yahya al Andalusi, Yahya bin Bakir, Qutaibah abu Mus'ab, az Aubairi dan
Abu Hudzafah as Sahmi.

Pujian-pujian ulama
 Berkata imam Syafi'I : jika disebut (nama-nama) ulama, maka Imam Malik adalah bintangnya.
 Beliau juga berkata : kalau bukan karena (perantara) Malik dan Uyaimah niscaya hilang ilmu yang ada di
Hijaz.
 Ibnu Wahb berkata : kalau bukan karena (perantara)Malik dan Al Laih niscaya kita akan sesat
 Berkata Abdurrahman bin Waqid : aku melihat pitu Malik di Madinah seperti pintu amir.
 Berkata al La'nabi : ketika aku bersama Uyainah (telah sampai kepadanya berita kematian Malik) dalam
keadaan sedih beliau berkata : tidak ada seorangpun di muka bumi seperti beliau.
 Berkata Syu'bah : saya datang ke Madinah setahun setelah kematian Nafi' (ternyata sudah) ada halaqoh
Malik
 Berkata Syafi'I : tidak ada kitab ilmu di bumi yang paling banyak benarnya dari pada kitab Muwathah
Imam Malik.

Perkataan-perkataan beliau :
 Allah ada di langit dan mengetahui setiap tempat
 Istiwa (bersemayam) itu ma'lum (diketahui) Kaifiyah (bagaimana bersemayamnya Allah) itu majhul (tidak
di ketahui).
 Beriman (bahwa Allah bersemayam) adalah wajib
 Bertanya bagaimana Allah bersemayam hukumnya bid'ah
 Aku tidak akan berfatwa sehingga ada 70 saksi yang mempersaksikan bahwa aku ahli (mengetahui)
masalah tersebut.
 Tidak ada seorangpun setelah Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam yang berhak diambil dan di tinggalkan
perkataannya kecuali Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam .

Wafatnya
Beliau wafat pada 10 rabiul awal tahun 177 H.

15

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Imam Nawawi
Imam nawawi lahir di desa Nawa di daerah khauran sebelah selatan kota Damsyik pada bulan Muharram 131 H.
Beliau hidup di kelurga yang sangat menghargai ilmu dien. Allah memberikan kepada beliau kecintaan kepada ilmu
dan hafalan Al quran. Dengan dukungan ayah beliau , imam nawawi memperoleh kemulian besar dalam kehidupan
ilmiah.

Tsaqofah
Imam Nawawi pindah ke Damsyik, tinggal di madrasah untuk menuntut ilmu. Beliau sangat tekun menuntut ilmu,
hafal 'at tanbih' dalam waktu 4,5 bulan, di bulan sisanya di tahun itu beliau menghafal rab'ul muhadzdzab. Beliau
belajar ilmu terus menerus hingga menjadi ulama besar dalam fiqh madzhab syafi'i, dalam bidang hadits dan bahasa.

Akhlaq
Imam Nawawi dikenal sebagai seorang alim rabbani, zuhud dalam dunia, wara' dan beliau hampir tidak pernah
berpaling dari ketaatan, kuat dalam amar ma'ruf nahi munkar, menasehati penguasa, tidak takut celaan orang karena
Allah Ta'ala.

Kedudukan beliau
Imam memiliki kedudukan yang tinggi yang dikenal oleh ulama di jamannya. Berkaitan dengan ini syaikh ibn farh
menyatakan bahwa imam nawawi memiliki tiga derajat yang satu derajatnya saja sangat berat dicapai oleh orang
lain, yaitu ilmu, zuhud dan amar ma'ruf nahi mungkar.

Wafat beliau
Nawawi meninggal pada tanggal 14 rajab 176 H di Nawa. Umur Imam Nawawi memang tidak panjang, tidak lebih
dari 45 tahun, meskipun demikian usia yang tidak panjang itu penuh barakah. Umur yang tidak panjang itu, beliau
habiskan untuk ibadah, ketaatan, mengajar dan menulis.

Karya Imam Nawawi


Beliau mewariskan peninggallan yang berharga dalam beragam ilmu-ilmu agama, yang dapat dibaca oleh para
penelaah, dan pembaca. Disaat beliau diberi kekuatan pemahaman dalam memahami nash, ilmu fiqh, ushul fiqh,
mustholah, bahasa dan bidang ilmu yang lain. Diantara karangan beliau adalah
1. Minhaj fi syarah shahih Muslim
2. taahdzibul asma' waal lughoh
3. Minhajuj tholibin
4. ad daqoiq
5. Tashhihul tanbih fi fiqhil asy syafi'iyah
6. Taqrib wa tahsin fi mushtolah al hadits
7. Riyadhus shalihin min kalamisayidil mursalin
Dan tulisan-tulisan lain yang masih banyak.

16

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Muawiyah bin Abu Sofyan


Beliau bernama Muawiyah bin Abu Sofyan, seorang lelaki yang gagah rupawan dan berkulit putih, beliau dikenal
sebagai lelaki yang memiliki jiwa kepemimpinan yang hebat beliau masuk islam pada waktu pembebesan kota
mekkah yang disebut dengan tahun keputusan. Ketika bertemu dengan Nabi beliau sudah masuk islam, namun
masih menyembunyikan keislamannya, beliau sempat berperang bersama nabi pada perang hunain. Kemudian
dimasa pemerintahan umar beliau dipercayai sebagai gubernur syam menggatikan saudaranya yazid bin abu sofyan

Pernyataan para pemimpin islam tentang mu'awiyah :


 Rasulullah pernah bersabda "yaa Allah ajarkan kepada muawiyah ilmu dan berhitung serta peliharalah
dirinya dari siksa-Mu"
 Rasulullah juga pernah bersabda "yaa Allah jadikanlah dia seorang penuntun yang terhidayahi dan
hidayahilah manusia dengannya"
 Umar bin khottob berkata,"inilah dia muawiyah kisrah Arab apakah kalian juga masih menyebut kisrah
dan kaisar sedangkan disisi kalian ada muawiyah"
 Ali pernah berkata, "wahai manusia sekalian janganlah kalian membenci kepemimpinan muawiyah,
sesungguhnya seandainya kalian kehilangan dirinya akan bermunculan kepala-kepala yang
bergelantungan diatas pundak-pundaknya (banyak peperangan)"
 Said bin al musayyab berkata, "barang siapa yang mati dalam keadaan mencintai abu bakar, umar, ustman
dan ali mengakui sepuluh orang sahabat yang direkomendasikan rasulullah sebagai ahli surga serta
menyayangi muawiyah niscaya Allah tak akan menyulitkannya dalam hisab (perhitungan di yaumil akhir)"

Wafat Muawiyah
Beliau wafat pada hari kamis bulan rajab tahun 61 H. di Damaskus ketika berusia 78 tahun setelah banyak
menorehkan catatan sejarah yang mengagumkan bagi kaum muslimin

17

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Syaikh Abdul Aziz bin Baz


Beliau adalah seorang imam salafi, hujjah atsari, mujtahid, faqih, tsabat, da'i besar. Syaikh Abdul Aziz Abdullah bin
Abdurrahman Aali Baz, dilahirkan di kota Riyadh pada bulan Dzulhijjah tahun 1330 H. Beliau menderita sakit mata
sehingga lemah penglihatannya pada tahun 1346 H. Kemudian matanya menjadi buta pada tahun 1350 h. Tetapi
Allah menggantinya dengan kepandaian yang luas dalanm agama serta kesempurnaan rasa ridha dan kepasrahan
kepada rabb semesta alam.

Sudah dimaklumi oleh setiap orang yang memperhatikan, bahwa syaikh Abdul Aziz bin Baz adalah seorang yang
luas ilmunya, penuh kebijaksanaan, banyak karya-karyanya, penuh kegiatannya, sangat tekun, tidak lemah, tidak
lesu dan tidak bosan. Selalu berdzikir kepada Allah, baik akhlaknya, tawadhu', sangat takut kepada Allah, banyak
memerintahkan kebaikan dan banyak melarang kemungkaran. Berda'wah kepada Allah dengan ilmu, tegas terhadap
ahli bid'ah, sangat ingin memurnikan tauhid, tidak meninggalkan suatu kesempatan pemurnian tauhid kecuali
dipergunakannya dengan memerangi syirik dengan berbagai macamnya. Tidak menjumpai celaan orang yang
mencela agama dan sunnah kecuali beliau segera cepat membantahnya dan menyangkal dengan menggunakan ilmu
dan hikmah, bukan sekadar dengan semangat dan emosi. Oleh karena itu hati-hati telah bersatu untuk mencintainya
dan akal sehat telah berkumpul untuk menghormatinya dan memuliakannya .

Beliau mulai belajar dan mencari ilmu sejak kecil, telah hafal al-Qur'an sebelum baligh, mengambil ilmu-ilmu
agama dan bahasa arab sejak kecil dari sejumlah ulam-ulama besar Nejed dan lain-lain. Diantaranya Syeikh Abdul
Aziz Aali, Syaikh Sa'ad bin Hamad bin Atiq, Hakim di kota Riyah, Syaikh Hamad bin Faris, Syaikh Muhammad bin
Ibrahim Aali, dan yang terakhir ini adalah guru beliau yang utama dan yang terbesar.

JABATAN-JABATAN YANG PERNAH DIDUDUKINYA


Syaikh Abdul Aziz bin Baz pernah menduduki jabatan-jabatan ilmiyah yang tinggi diantaranya:
1. Jabatan qadhi di kota Kharj tahun 1357 H.
2. Diangkat sebagai guru di Ma'had Ilmi di Riyadh tahun 1372 H dan guru di kuliyah Syari'ah tahun 1373 H.
3. Diangkat sebagai na'ib rais (wakil rektor) Jami'ah Islamiyah di Medinah pada tahun 1381 H.
4. Diangkat sebagai rektor Jami'ah Islamiyah dpada tahun 1390 h.
5. Diangkat sebagai mufti umum di Kerajaan Arab Saudi .
Disamping jabatan-jabatan tersebut beliau juga menjadi:
1. Anggota Haiatu Kibari al-Ulama di Kerajaan Arab Saudi.
2. Pimpinan tertinggi Lembaga Masjid Sedunia.
3. Pimpinan al-Majma al-Fiqhi al-Islami yang bernaung di bawah Rabithah al-'Alami l-Islami.
Serta masih ada lagi jabatan lain yang beliau pegang.

KARYA-KARYA BELIAU
Beliau banyak menulis buku-buku yang bermanfaat,demikian pula dengan ceramah-ceramah dan pembicaraan-
pembicaraanya melalui surat-surat kabar dan media siaran lainnya. Karya-karya beliau yang masyhur diantaranya:
1. At-Tahqiqu wal-Idhahu li Katsirin min masaili al-Hajji wa az-Ziarah.
2. At-Tahdziru min al-Bida'.
3. Risalatani fi az-Zakat wa ash-Shiyam.
4. Al-qidatu ash-Shahihah wa ma Yudhaadduha
5. Wujubul-'Amali bi Sunnatir-Rasul wa Kufru man Ankaraha.
6. Al-Fawaid al-Jaliyyah min al-Mabahits al-Fardhiyah.
7. Ad-Da'wah ilallah wa Akhlak ad-Du'at.
8. Wujubu Tahkimi Syar'illah wa nabdzu ma Yukhalifuhu.
18

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

9. Hukmu as-Sufur wa al-Hijab wa Nikah asy-Syighar.


10. Naqdhul-Qaumiyyah al-Arabiyyah.
11. Al-Jawabul Mufid fi Hukmit-Tashfir.
12. Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab : Da'watuhu wa Shiratuhu.
13. Tsalatu ar-Rosail fish-Sholat.
14. Hukmu Islam fiman Thaa'ana fi al-Qur'an, wa fi rosulillah.
15. Hasyiyah 'ala Ajzai min Kitab : Fathil Bari Syarah al-Bukhari.
16. Iqamatil barahin 'ala Hukmi man Istaghatsa bi Ghairillah au Shaddaqa al-Kahanata wal-'Arraafin.
17. Al-Jihad fi Sabilillah.
18. Al-Durus al-Muhimmah li-'Aammatil -Ummah.
19. Majmu' al-Fatawa hingga sekarang telah terbit delapan jilid.

19

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab


Beliau adalah al imam Asy Syaikh Muhammad Bin Abdul wahhab Bin sulaiman bin ali bin Muhammad bin rasyid
bin buraid bin Muhammad musyrif bin Sumar salah seorang keturunan Bani Tamim yang dermawan. Beliau
dilahirkan di negeri al unaiyah pada tahun 1115 H dalam kediaman yang penuh dalam ilmu, kemulyaan dan agama.
Ayah beliau adalah seorang alim besar, sedangkan kakeknya adalah alim negeri najed pada zamannya.

Beliau telah hafal alquran sebelum umur sepuluh tahun, lalu mempelajari ilmu fikih sampai mendalam. Orang
tuanya sangat kagum kepada beliau karena kekuatan hafalan beliau. Beliau banyak membaca kitab-kitab tafsir dan
hadits dan selalu terlihat menuntut ilmu baik siang atau malam hari. Menghafal matan -matan berbagai disiplin ilmu.
Beliau pergi mencari ilmu di berbagai wilayah nejed dan makkah serta berguru kepada para ulamanya. Diantara
mereka adalah al allamah Ahlul Sunnah syaikh abdullah bin ibrahim As syammiri. Beliau juga berguru kepada putra
syaikh abdullah bin ibrahim yang terkenal sebagai ahli ilmu faraidh yaitu ibrahim ay syammiri, pengarang kitab al
adhbul faidh fi syarhi alfiyatil faraidh. Kedua syaikh tersebut lalu memperkenalkannya kepada seorang ahli hadits
terkemuka yaitu Muhammad Hayat As sindy. Beliau kemudian berguru kepadanya dalam hal hadits dan
rijalnya(periwayat hadits). Lalu beliau memberi ijazah (rekomendasi) dalam kitab-kitab induk hadits.
Syaikh muhammad bin abdul wahhab dikaruniai pemahaman yang tajam dan kecerdasan yang luar biasa. Beliau
tekun membca, meneliti dan mengarang, selalu meneliti hal-hal yang penting dari buku yang dibaca dan penelitian
yang dilakukan, serta tidak pernah bosan menulis. Beliau banyak memberikan catatan dalam banyak buku karya
ibnu taimiyah dan ibnu qoyyim rahimahumAllah. Beberapa tulisan tangan yang beliau tulis dengan penanya yang
lancar hingga kini masih banyak tersimpan di museum.

Sepeninggal ayahandanya, beliau secara terang-terangan berdakwah kepada tauhid, mengingkari kemungkaran dan
menyerang para penyembah kubur. Dakwah beliau didukung oleh para penguasa dari keluarga su'ud sehingga
menjadi kuat dan cepat tersebar beritanya.

Beliau memiliki banyak karya yang bermanfaat diantaranya


 Kitab yang agung dan amat berfaedah "kitab tauhid". Kitab ini telah dicetak oleh beberapa percetakan,
setiap kali cetakannya habis ia langsung dicetak ulang kembali.
 Kitab Kasyfusy Syubuhaat
 Al Kabair
 Mukhtasharul Inshaaf
 Asy syarhul Kabiir
 Mukhtashar Zaadul Maad
 dan lain-lain

Beliau juga memiliki fatwa-fatwa dan berbagai makalah yang dihimpun dalam sebuah kitab yang diberi judul
majmu'atu mu'allaatil imam Muhammad bin abin abdul wahhab, diterbitkan oleh universitas Islam imam
muhammad binsaud. Beliau meninggal pada tahun 1206 H. Mudah-mudahan Allah memberi beliau rahmat yang
seluas-lusanya serta mendapat balasan yang sebaik-baiknya atas jasanya kepada Islam dan umat Islam.

20

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani


Abdullah
Nama beliau adalah Abu abdi rahman muhammad Nashiruddin bin Nuh al-Al Bani. Dilahirkan pada tahun 1333 H
di kota Ashqodar ibu kota albani yang lampau. Beliau dibesarkan di tengah keluarga yang tak berpunya, lantaran
kecintaan terhadap ilmu dan ahli ilmu.

Ayah albani yaitu Al Haj Nuh adalah lulusan lembaga pendidikan ilmu-ilmu syari'at di ibukota negara dinasti
Utsmaniyah (kini Istambul), yang ketika Raja Ahmad zagho naik tahta di albania dan mengubah sistem
pemerintahan menjadi pemerintah sekuler, maka Syeikh Nuh amat mengkhawatirkan dirinya dan diri keluarganya.
Akhirnya beliau memutuskan untuk berhijrah ke Syam dalam rangka menyelamatkan agamanya dan karena takut
terkena fitnah. Beliau sekeluargapun menuju Damaskus.

Setiba di Damaskus, Syeikh al-Albani kecil mulai aktif mempelajari bahasa arab. Beliau masuk sekolah pada
madrasah yang dikelola oleh Jum'iyah al-Is'af al-Khairiyah. Beliau terus belajar di sekolah tersebut tersebut hingga
kelas terakhir tingkat Ibtida'iyah. Selanjutnya beliau meneruskan belajarnya langsung kepada para Syeikh. Beliau
mempelajari al-Qur'an dari ayahnya sampai selesai, disamping itu mempelajari pula sebagian fiqih madzab Hanafi
dari ayahnya.

Syeikh al-Albani juga mempelajari keterampilan memperbaiki jam dari ayahnya sampai mahir betul, sehingga
beliau menjadi seorang ahli yang mahsyur. Ketrampilan ini kemudian menjadi salah satu mata pencahariannya.
Pada umur 20 tahun, pemuda al-Albani ini mulai mengkonsentrasi diri pada ilmu hadits lantaran terkesan dengan
pembahasan-pembahsan yang ada dalam majalah al-Manar, sebuah majalah yang diterbitkan oleh Syeikh
Muhammad Rasyid Ridha. Kegiatan pertama di bidang ini ialah menyalin sebuah kitab berjudul "al-Mughni'an
Hamli al-Asfar fi Takhrij ma fi al-Ishabah min al-Akhbar". Sebuah kitab karya al-Iraqi, berupa takhrij terhadap
hadits-hadits yang terdapat pada Ihya' Ulumuddin al-Ghazali. Kegiatan Syeikh al-Albani dalam bidang hadits ini
ditentang oleh ayahnya seraya berkomentar. "Sesungguhnya ilmu hadits adalah pekerjaan orang-orang
pailit(bangkrut)".

Namun Syeikh al-Albani justru semakin cinta terhadap dunia hadits. Pada perkembangan berikutnya, Syeikh al-
Albani tidak memiliki cukup uang untuk membeli kitab-kitab. Karenanya, beliau memanfaatkan Perpustakaan adh-
Dhahiriyah di sana (Damaskus). Di samping juga meminjam buku-buku dari beberapa perpustakaan khusus.
Begitulah, hadits menjadi kesibukan rutinnya, sampai-sampai beliau menutup kios reparasi jamnya. Beliau lebih
betah berlama-lama dalam perpustakaan adh-Dhahiriyah, sehingga setiap harinya mencapai 12 jam. Tidak pernah
istirahat mentelaah kitab-kitab hadits, kecuali jika waktu sholat tiba. Untuk makannya, seringkali hanya sedikit
makanan yang dibawanya ke perpustakaan.

Akhirnya kepala kantor perpustakaan memberikan sebuah ruangan khusus di perpustakaan untuk beliau. Bahkan
kemudiaan beliau diberi wewenang untuk membawa kunci perpustakaan. Dengan demikian, beliau menjadi leluasa
dan terbiasa datang sebelum yang lainnya datang. Begitu pula pulangnya ketika orang lain pulang pada waktu
dhuhur, beliau justru pulang setelah sholat isya. Hal ini dijalaninya sampai bertahun-tahun.

Pengalaman Penjara
Syeikh al-Albani pernah dipenjara dua kali. Kali pertama selama satu bulan dan kali kedua selama enam bulan. Itu
tidak lain karena gigihnya beliau berdakwah kepada sunnah dan memerangi bid'ah sehingga orang-orang yang
dengki kepadanya menebarkan fitnah.
21

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Beberapa Tugas yang Pernah Diemban


Syeikh al-Albani Beliau pernah mengajar di Jamiyah Islamiyah (Universitas Islam Madinah) selama tiga tahun,
sejak tahun 1381-1383 H, mengajar tentang hadits dan ilmu-ilmu hadits. Setelah itu beliau pindah ke Yordania. Pada
tahun 1388 H, Departemen Pendidikan meminta kepada Syeikh al-Albani untuk menjadi ketua jurusan Dirasah
Islamiyah pada Fakultas Pasca Sarjana di sebuah Perguruan Tinggi di kerajaan Yordania. Tetapi situasi dan kondisi
saat itu tidak memungkinkan beliau memenuhi permintaan itu. Pada tahun 1395 H hingga 1398 H beliau kembali ke
Madinah untuk bertugas sebagai anggota Majelis Tinggi Jam'iyah Islamiyah di sana. Mandapat penghargaan
tertinggi dari kerajaan Saudi Arabia berupa King Faisal Fundation tanggal 14 Dzulkaidah 1419 H.

Beberapa Karya Beliau


Karya-karya beliau amat banyak, diantaranya ada yang sudah dicetak, ada yang masih berupa manuskrip dan ada
yang mafqud (hilang), semua berjumlah 218 judul. Beberapa Contoh Karya Beliau adalah :
 Adabaz-Zifat fi As-Sunnah al-Muthahharah
 Al-Ajwibah an-Nafi'ah 'ala as'ilah masjid al-Jami'ah
 Silisilah al-Ahadits ash Shahihah
 Silisilah al-Ahadits adh-Dhariyah wal mandhu'ah
 At-Tawasul wa anwa'uhu
 Ahkam Al-Jana'iz wabida'uha

Di samping itu, beliau juga memiliki kaset ceramah, kaset-kaset bantahan terhadap berbagai pemikiran sesat dan
kaset-kaset berisi jawaban-jawaban tentang pelbagai masalah yang bermanfaat.
Selanjutnya Syeikh al-Albani berwasiat agar perpustakaan pribadinya, baik berupa buku-buku yang sudah dicetak,
buku-buku foto copyan, manuskrip-manuskrip (yang ditulis oleh beliau sendiri ataupun orang lain) semuanya
diserahkan ke perpustakaan Jami'ah tersebut dalam kaitannya dengan dakwah menuju al-Kitab was Sunnah, sesuai
dengan manhaj salafush Shalih (sahabat nabi radhiyallahu anhum), pada saat beliau menjadi pengajar disana.

Wafatnya
Beliau wafat pada hari Jum'at malam Sabtu tanggal 21 Jumada Tsaniyah 1420 H atau bertepatan dengan tanggal 1
Oktober 1999 di Yoradania. Rahimallah asy-Syaikh al-Albani rahmatan wasi'ah wa jazahullahu'an al-Islam wal
muslimiina khaira wa adkhalahu fi an-Na'im al-Muqim.

22

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Syaikh Shalih Al-Utsaimin


Nasabnya:
Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin shalih bin Muhammad bin Utsaimin Al Wahibi At Tamimi.

Kelahirannya:
Beliau dilahirkan di kota Unaizah pada tanggal 27 bulan ramadhan tahun 1347 H.

Pertumbuhannya:
Beliau belajar Al Quran kepada kakeknya dari jalan ibu, Abdurrahman bin sulaiman Ali Damigh rahimahullah.
Kemudian beliau menuntut ilmu, belajar menulis , berhitung, dan ilmu sastra. Syaikh Abdurrahman as sa'di
menempatkan 2 muridnya di kediamannya untuk mengajar murid-murid yunior, yang seorang bernama syaikh Ali
Ash Shalihi dan seorang lagi syaikh Muhammad bin Abdul azizi Al Muthawi, yang kepadanya beliau belajar
mukhtasar aqidah wasithiyah tulisan syaikh Abdur rahman as sa'di dan minhajus salikin fil fiqhi tulisan syaikh
abdurrahman juga, jurumiyah dan alfiyah. Beliau belajar faraidh dan fikih kepada syaikh abdurrahman bin ali bin
audan.

Beliau belajar kepada syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa'di yang beliau anggap sebagai syaikhnya yang pertama.
Karena beliau belajar kepada beliau tentang tauhid, tafsir, hadits, fikih, ushul fikih, faraidh, musthalah hadits, nahwu
dan sharaf. Beliau mempunyai kedudukan khusus di sisi gurunya . Ketika ayah beliau syaikh Muhammad
rahimahullah pindah ke riyadh pada masa awal remaja beliau, beliau ingin ikut pindah bersama orang tuanya. Maka
syaikh Abdur rahman As sa'di menulis surat kepada ayah beliau "Sungguh ini tidak mungkin, kami ingin agar
Muhammad tetap di sini supaya bisa terus belajar". Beliau berkata "Saya banyak terpengaruh oleh gaya syaikh
Abdurrahman dalam mengajar, memaparkan ilmu, dan memberikan pendekatan kepada siswa melalui contoh-contoh
dan ilustrasi. Saya juga terpengaruh oleh akhlaq beliau karena beliau memiliki keluasan ilmu dan ibadah. Beliau
biasa mencandai anak-anak, tertawa dengan orang yang besar dan berakhlaq yang paling baik diantara orang-orang
yang pernah saya lihat.

Beliau belajar kepada syaikh bin baz yang merupakan syaikh beliau yang kedua. Beliau belajar dari syaikh bin baz
tentang sahih bukhari, beberapa risalah syaikhul islam ibnu taimiyah dan beberapa kitab fikih. Beliau berkata :"
Saya terpengaruh oleh syaikh bin baz dari segi perhatian terhadap hadits. Saya juga terpengaruh oleh beliau dalam
segi akhlaq dan sikap lapang dada beliau terhadap manusia.

Pada tahun 1317, beliau mulai mengajar di masjid jami' . Ketika beberapa ma'had ilmi dibuka di kota riyadh, beliau
memasukinya pada tahun 1372 H. Beliau berkata : "Saya memasuki ma'had ilmi mulai tahun kedua. Saya
memasukinya dengan persetujuan syaikh ali ash shalihi dan telah meminta ijin kepada syaikh abdurrahman as sa'di.
Mahad ilmi pada masa itu dibagi 2 bagian, yaitu bagian umum dan khusus. Saya berada di bagian khusus. Pada
masa itu, siapa yang menginginkan melompat artinya belajar di kelasnya sesuai ijazah terakhirnya, kemudian diuji
pada awal tahun pelajaran kedua. Jika ia lulus maka ia bisa mengikuti kelas atasnya. Dengan demikian, masa belajar
menjadi lebih pendek. Dua tahun kemudian beliau lulus dan ditetapkan sebagai pengajar di ma'had unaizah al ilmi
sambil melanjutkan kuliah jarak jauh di fakultas syariah dan belajar kepada syaikh abdur rahman as sa'di.

Ketika syaikh abdur rahman as sa'di wafat, beliau diserahi kedudukan imam masjid jami' al kabir unaizaih dan
mengajar di perpustakaan nasional unaizah di samping mengajar di fakultas syariah dan fakultas ushuluddin di
cabang Universitas Islam Imam Muhammad bin saud di Qasim, hingga sekarang dan menjadi anggota majelis ulama
besar di kerajaan saudi. Syaikh mempunyai aktivitas besar dalam dakwah dan pembimbingan para da'i di berbagai
tempat. Pernah syaikh Muhammad bin ibrahim menawari bahkan mendesak beliau untuk menduduki jabatan sebagai
23

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

hakim, bahkan mengeluarkan keputusan yang menetapkan beliau untuk menjabat sebagai pimpinan pengadilan
agama di ihsa'. Namun beliau memohon dibebaskan dari tugas tersebut. Dan setelah memberikan berbagai
pertimbangan dan mengadakan hubungan pribadi dengan syaikh Muhammad bin ibrahim, syaikh muhammad
dibebaskan dari jabatan tersebut. Syaikh Muhammad bin shalih al utsaimin mempunyai banyak karya tulis, sampai
sekitar 40 buah, diantaranya berupa buku dan berupa makalah.

Wafatnya:
Beliau wafat pada tanggal 15 syawal 1421 H/10 januari 2001, Syeikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin meninggal
dunia waktu ashar di jeddah, saudi arabia, beliau mengidap penyakit kanker.

24

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Syaikh Sholeh bin Ibrahim Al-Balihi


Riwayat singkat kehidupan fadilatus sheik Sholeh bin Ibrahim Al-Balihi Rahimahumullah

Nasab, kelahiran dan perkembangan


Dia adalah syeikh sholeh bin ibrahim bin muhammad bin manik bin muhammad bin abdillah al balihi dari kabilah
dawasir yang terkenal dengan al wadha'in wad dawasir dinisbahkan kepada dausir dan nasab dausir sampai kepada
qohton sebagimana disebutkan oleh ulama' nasab
Dia dilahirkan di negeri syamasiah salah satu tempat di qoshim pada tahun 1331 H. kemudian dia pindah bersama
kedua orang tuaanya dari syamasah ke kota buroidah pada tahun 1338 H. kemudian dia belajar al-qur'an dengan
salah satu madrasah di kota buraidah kemudian setelah dia lulus sibuk dagang bersama orang tuanya sambil terus
menuntut ilmu dien

Guru-guru beliau dan murid-muridnya


1. fadilatus sheikh al 'alamah umar bin muhammad bin salim rahimahullah
2. fadilatus sheikh al 'alamah abdul aziz bin ibrahim al ibadi rahimahullah
3. fadilatus sheikh abdullah arrasyid al farj rahimahullah
4. fadilatus sheikh muhammad bin abdurahman al balihi hafidahullah
5. fadilatus sheikh abdullah bin muhammad bin humaid rahimahullah

Murid-muridnya
1. fadilatus sheikh abdul azis bin sholeh al'aql waffaqohullah
2. fadilatus sheikh abdullah bin muhammad ad duweis rahimahullah
3. fadilatus sheikh abdullah bin ibrahim al qor 'awi hafidahullah
4. fadilatus sheikh salman bin fa hd al 'audah hafidahullah
5. fadilatus sheikh sholeh al wanyan hafidahullah

Karangannya
1. as salsabil fi ma'rifatil ad dalil
2. al huda wal bayan fi asma'il qur'an
3. aqidatul muslimin war raddu alal mulhidina wal mubtadi'ina
4. yaa fataatul al islam iqro'I hatta la tahdi'I
5. ar ba'un kalimat mufidah

Perangai
Adalah seikh ini seperti ulama-ulama yang lain yang terdidik atas qur'an dan sunnah, beliau rahimahullah mengajak
pada ma'ruf dan mencegah dari kemungkaran, tawadu' cinta kepada kebaikan dan fuqoro' dan masaqin

Wafatnya
Beliau wafat pada hari jum'at tanggal 3 bulan jumadil awwal tahun 1410 H.

25

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Imam Muslim
Penghimpun dan Penyusun Hadits Terbaik Kedua Setelah Imam
Bukhari
Penghimpun dan penyusun hadits terbaik kedua setelah Imam Bukhari adalah Imam Muslim. Nama lengkapnya
ialah Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Ia juga
mengarang kitab As-Sahih (terkenal dengan Sahih Muslim). Ia salah seorang ulama terkemuka yang namanya tetap
dikenal hingga kini. Ia dilahirkan di Naisabur pada tahun 206 H. menurut pendapat yang sahih sebagaimana
dikemukakan oleh al-Hakim Abu Abdullah dalam kitabnya 'Ulama'ul-Amsar.

Kehidupan dan Lawatannya untuk Mencari Ilmu


Ia belajar hadits sejak masih dalam usia dini, yaitu mulaii tahun 218 H. Ia pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan
negara-negara lainnya.
Dalam lawatannya Imam Muslim banyak mengunjungi ulama-ulama kenamaan untuk berguru hadits kepada
mereka. Di Khurasan, ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih; di Ray ia berguru kepada
Muhammad bin Mahran dan Abu 'Ansan. Di Irak ia belajar hadits kepada Ahmad bin Hambal dan Abdullah bin
Maslamah; di Hijaz belajar kepada Sa'id bin Mansur dan Abu Mas'Abuzar; di Mesir berguru kepada 'Amr bin Sawad
dan Harmalah bin Yahya, dan kepada ulama ahli hadits yang lain.
Muslim berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadits, dan kunjungannya yang
terakhir pada 259 H. di waktu Imam Bukhari dating ke Naisabur, Muslim sering dating kepadanya untuk berguru,
sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan ketika terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan Az-Zihli, ia
bergabung kepada Bukhari, sehingga hal ini menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-Zihli. Muslim dalam
Sahihnya maupun dalam kitab lainnya, tidak memasukkan hadits-hadits yang diterima dari Az-Zihli padahal ia
adalah gurunya. Hal serupa ia lakukan terhadap Bukhari. Ia tidak meriwayatkan hadits dalam Sahihnya, yang
diterimanya dari Bukhari, padahal iapun sebagai gurunya. Nampaknya pada hemat Muslim, yang lebih baik adalah
tidak memasukkan ke dalan Sahihnya hadits-hadits yang diterima dari kedua gurunya itu, dengan tetap mengakui
mereka sebagai guru.

Wafatnya
Imam Muslim wafat pada Minggu sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur,
pada hari Senin, 25 Rajab 261 H. dalam usia 55 tahun.

Guru-gurunya
Selain yang telah disebutkan di atas, Muslim masih mempunyai banyak ulama yang menjadi gurunya. Di antaranya :
Usman dan Abu Bakar, keduanya putra Abu Syaibah; Syaiban bin Farwakh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harb,
Amr an-Naqid, Muhammad bin al-Musanna, Muhammad bin Yassar, Harun bin Sa'id al-Ayli, Qutaibah bin Sa'id dan
lain sebagainya.

Keahlian dalam Hadits


Apabila Imam Bukhari merupakan ulama terkemuka di bidang hadits sahih, berpengetahuan luas mengenai ilat-ilat
dan seluk beluk hadits, serta tajam kritiknya, maka Imam Muslim adalah orang kedua setelah Imam Bukhari, baik
dalam ilmu dan pengetahuannya maupun dalam keutamaan dan kedudukannya.
Imam Muslim banyak menerima pujian dan pengakuan dari para ulama ahli hadits maupun ulama lainnya. Al-
Khatib al-Baghdadi berketa, "Muslim telah mengikuti jejak Bukhari, memperhatikan ilmunya dan menempuh
jalan yang dilaluinya." Pernyataan ini tidak berarti bahwa Muslim hanyalah seorang pengekor. Sebab, ia
mempunyai cirri khas dan karakteristik tersendiri dalam menyusun kitab, serta etode baru yang belum pernah
diperkenalkan orang sebelumnya.
26

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Abu Quraisy al-Hafiz menyatakan bahwa di dunia ini orang yang benar-benar ahli di bidang hadits hanya empat
orang; salah satu di antaranya adalah Muslim (Tazkiratul Huffaz, jilid 2, hal. 150). Maksud perkataan tersebut adalah
ahli-ahli hadits terkemuka yang hidup di masa Abu Quraisy, sebab ahli hadits itu cukup banyak jumlahnya.

Karya-karya Imam Muslim


Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya :
1. Al-Jami' as-Sahih (Sahih Muslim).
2. Al-Musnadul Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadits).
3. Kitabul-Asma' wal-Kuna.
4. Kitab al-'Ilal.
5. Kitabul-Aqran.
6. Kitabu Su'alatihi Ahmad bin Hambal.
7. Kitabul-Intifa' bi Uhubis-Siba'.
8. Kitabul-Muhadramin.
9. Kitabu man Laisa lahu illa Rawin Wahid.
10. Kitab Auladis-Sahabah.
11. Kitab Awhamil-Muhadditsin.

Kitab Sahih Muslim


Di antara kitab-kitab di atas yang paling agung dan sangat bermanfat luas, serta masih tetap beredar hingga kini
ialah Al-Jami' as-Sahih, terkenal dengan Sahih Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang
paling sahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua kitab Sahih ini diterima baik oleh segenap umat Islam.
Imam Muslim telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi,
menyaring hadits-hadits yang diriwayatkan, membandingkan riwayat-riwayat itu satu sama lain. Muslim sangat teliti
dan hati-hati dalam menggunakan lafaz-lafaz, dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbedaan antara lafaz-
lafaz itu. Dengan usaha yang sedeemikian rupa, maka lahirlah kitab Sahihnya.
Bukti kongkrit mengenai keagungan kitab itu ialah suatu kenyataan, di mana Muslim menyaring isi kitabnya dari
ribuan riwayat yang pernah didengarnya. Diceritakan, bahwa ia pernah berkata: "Aku susun kitab Sahih ini yang
disaring dari 300.000 hadits."
Diriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, yang berkata : "Aku menulis bersama Muslim untuk menyusun kitab
Sahihnya itu selama 15 tahun. Kitab itu berisi 12.000 buah hadits.
Dalam pada itu, Ibn Salah menyebutkan dari Abi Quraisy al-Hafiz, bahwa jumlah hadits Sahih Muslim itu sebanyak
4.000 buah hadits. Kedua pendapat tersebut dapat kita kompromikan, yaitu bahwa perhitungan pertama
memasukkan hadits-hadits yang berulang-ulang penyebutannya, sedangkan perhitungan kedua hanya menghitung
hadits-hadits yang tidak disebutkan berulang.
Imam Muslim berkata di dalam Sahihnya: "Tidak setiap hadits yang sahih menurutku, aku cantumkan di sini,
yakni dalam Sahihnya. Aku hanya mencantumkan hadits-hadits yang telah disepakati oleh para ulama
hadits."
Imam Muslim pernah berkata, sebagai ungkapan gembira atas karunia Tuhan yang diterimanya: "Apabila
penduduk bumi ini menulis hadits selama 200 tahun, maka usaha mereka hanya akan berputar-putar di
sekitar kitab musnad ini."
Ketelitian dan kehati-hatian Muslim terhadap hadits yang diriwayatkan dalam Sahihnya dapat dilihat dari
perkataannya sebagai berikut : "Tidaklah aku mencantumkan sesuatu hadits dalam kitabku ini, melainkan
dengan alasan; juga tiada aku menggugurkan sesuatu hadits daripadanya melainkan dengan alas an pula."
Imam Muslim di dalam penulisan Sahihnya tidak membuat judul setiap bab secara terperinci. Adapun judul-judul
kitab dan bab yang kita dapati pada sebagian naskah Sahih Muslim yang sudah dicetak, sebenarnya dibuat oleh para
pengulas yang datang kemudian. Di antara pengulas yang paling baik membuatkan judul-judul bab dan sistematika
babnya adalah Imam Nawawi dalam Syarahnya.
Sumber: Kitab Hadis Sahih yang Enam, Muhammad Muhammad Abu Syuhbah

27

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Imam Abu Dawud


Setelah Imam Bukhari dan Imam Muslim, kini giliran Imam Abu Dawud yang juga merupakan tokoh kenamaan ahli
hadits pada jamannya. Kealiman, kesalihan dan kemuliaannya semerbak mewangi hingga kini.

Nama Lengkap dan Tahun Kelahirannya:Abu Dawud nama lengkapnya ialah Sulaiman bin al-Asy'as bin Ishaq
bin Basyir bin Syidad bin 'Amr al-Azdi as-Sijistani, seorang imam ahli hadits yang sangat teliti, tokoh terkemuka
para ahli hadits setelah dua imam hadits Bukhari dan Muslim serta pengarang kitab Sunan. Ia dilahirkan pada tahun
202 H/817 M di Sijistan.

Perkembangan dan Perlawatannya


Sejak kecilnya Abu Dawud sudah mencintai ilmu dan para ulama, bergaul dengan mereka untuk dapat mereguk dan
menimba ilmunya. Belum lagi mencapai usia dewasa, ia telah mempersiapkan dirinya untuk mengadakan
perlawatan, mengelilingi berbagai negeri. Ia belajar hadits dari para ulama yang tidak sedikit jumlahnya, yang
dijumpainya di Hijaz, Syam, Mesir, Irak, Jazirah, Sagar, Khurasan dan negeri-negeri lain. Perlawatannya ke
berbagai negeri ini membantu dia untuk memperoleh pengetahuan luas tentang hadits, kemudian hadits-hadits yang
diperolehnya itu disaring dan hasil penyaringannya dituangkan dalam kitab As-Sunan. Abu Dawud mengunjungi
Baghdad berkali-kali. Di sana ia mengajarkan hadits dan fiqh kepada para penduduk dengan memakai kitab Sunan
sebagai pegangannya. Kitab Sunan karyanya itu diperlihatkannya kepada tokoh ulama hadits, Ahmad bin Hanbal.
Dengan bangga Imam Ahmad memujinya sebagai kitab yang sangat indah dan baik.
Kemudian Abu Dawud menetap di Basrah atas permintaan gubernur setempat yang menghendaki supaya Basrah
menjadi "Ka'bah" bagi para ilmuwan dan peminat hadits.

Guru-gurunya
Para ulama yang menjadi guru Imam Abu Dawud banyak jumlahnya. Di antaranya guru-guru yang paling terkemuka
ialah Ahmad bin Hanbal, al-Qa'nabi, Abu 'Amr ad-Darir, Muslim bin Ibrahim, Abdullah bin Raja', Abu'l
Walid at-Tayalisi dan lain-lain. Sebagian gurunya ada pula yang menjadi guru Imam Bukhari dan Imam Muslim,
seperti Ahmad bin Hanbal, Usman bin Abi Syaibah dan Qutaibah bin Sa'id.

Murid-muridnya (Para Ulama yang Mewarisi Haditsnya)


Ulama-ulama yang mewarisi haditsnya dan mengambil ilmunya, antara lain Abu 'Isa at-Tirmizi, Abu Abdur Rahman
an-Nasa'i, putranya sendiri Abu Bakar bin Abu Dawud, Abu Awanah, Abu Sa'id al-A'rabi, Abu Ali al-Lu'lu'i, Abu
Bakar bin Dassah, Abu Salim Muhammad bin Sa'id al-Jaldawi dan lain-lain.
Cukuplah sebagai bukti pentingnya Abu Dawud, bahwa salah seorang gurunya, Ahmad bin Hanbal pernah
meriwayatkan dan menulis sebuah hadits yang diterima dari padanya. Hadits tersebut ialah hadits yang diriwayatkan
oleh Abu Dawud, dari Hammad bin Salamah dari Abu Ma'syar ad-Darami, dari ayahnya, sebagai berikut:
"Rasulullah SAW. ditanya tentang 'atirah, maka ia menilainya baik."

Akhlak dan Sifat-sifatnya yang Terpuji


Abu Dawud adalah salah seorang ulama yang mengamalkan ilmunya dan mencapai derajat tinggi dalam ibadah,
kesucian diri, wara' dan kesalehannya. Ia adalah seorang sosok manusia utama yang patut diteladani perilaku,
ketenangan jiwa dan kepribadiannya. Sifat-sifat Abu Dawud ini telah diungkapkan oleh sebagian ulama yang
menyatakan: Abu Dawud menyerupai Ahmad bin Hanbal dalam perilakunya, ketenangan jiwa dan kebagusan
pandangannya serta kepribadiannya. Ahmad dalam sifat-sifat ini menyerupai Waki', Waki menyerupai Sufyan as-
Sauri, Sufyan menyerupai Mansur, Mansur menyerupai Ibrahim an-Nakha'i, Ibrahim menyerupai 'Alqamah dan ia
menyerupai Ibn Mas'ud. Sedangkan Ibn Mas'ud sendiri menyerupai Nabi SAW. dalam sifat-sifat tersebut. Sifat dan
kepribadian yang mulia seperti ini menunjukkan aatas kesempurnaan keberagamaan, tingkah laku dan akhlak.
28

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Abu Dawud mempunyai pandangan dan falsafah sendiri dalam cara berpakaian. Salah satu lengan bajunya lebar
namun yang satunya lebih kecil dan sempit. Seseorang yang melihatnya bertanya tentang kenyentrikan ini, ia
menjawab: "Lengan baju yang lebar ini digunakan untuk membawa kitab-kitab, sedang yang satunya lagi tidak
diperlukan. Jadi, kalau dibuat lebar, hanyalah berlebih-lebihan.

Pujian Para Ulama Kepadanya


Abu Dawud adalah juga merupakan "bendera Islam" dan seorang hafiz yang sempurna, ahli fiqh dan
berpengetahuan luas terhadap hadits dan ilat-ilatnya. Ia memperoleh penghargaan dan pujian dari para ulama,
terutama dari gurunya sendiri, Ahmad bin Hanbal. Al-Hafiz Musa bin Harun berkata mengenai Abu Dawud: "Abu
Dawud diciptakan di dunia hanya untuk hadits, dan di akhirat untuk surga. Aku tidak melihat orang yang lebih
utama melebihi dia." Sahal bin Abdullah At-Tistari, seorang yang alim mengunjungi Abu Dawud. Lalu dikatakan
kepadanya: "Ini adalah Sahal, dating berkunjung kepada tuan." Abu Dawud pun menyambutnya dengan hormat dan
mempersilahkan duduk. Kemudian Sahal berkata: "Wahai Abu Dawud, saya ada keperluan keadamu." Ia bertanya:
"Keperluan apa?" "Ya, akan saya utarakan nanti, asalkan engkau berjanji akan memenuhinya sedapat mungkin,"
jawab Sahal. "Ya, aku penuhi maksudmu selama aku mampu," tandan Abu Dawud. Lalu Sahal berkata: "Jujurkanlah
lidahmu yang engkau pergunakan untuk meriwayatkan hadits dari Rasulullah SAW. sehingga aku dapat
menciumnya." Abu Dawud pun lalu menjulurkan lidahnya yang kemudian dicium oleh Sahal.
Ketika Abu Dawud menyusun kitab Sunan, Ibrahim al-Harbi, seorang ulama ahli hadits berkata: "Hadits telah
dilunakkan bagi Abu Dawud, sebagaimana besi dilunakkan bagi Nabi Dawud." Ungkapan ini adalah kata-kata
simbolik dan perumpamaan yang menunjukkan atas keutamaan dan keunggulan seseorang di bidang penyusunan
hadits. Ia telah mempermudah yang sulit, mendekatkan yang jauh dan memudahkan yang masih rumit dan pelik.
Abu Bakar al-Khallal, ahli hadits dan fiqh terkemuka yang bermadzhab Hanbali, menggambarkan Abu Dawud
sebagai berikut; Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy'as, imam terkemuka pada jamannya adalah seorang tokoh yang
telah menggali beberapa bidang ilmu dan mengetahui tempat-tempatnya, dan tiada seorang pun pada masanya yang
dapat mendahului atau menandinginya. Abu Bakar al-Asbihani dan Abu Bakar bin Sadaqah senantiasa
menyinggung-nyingung Abu Dawud karena ketinggian derajatnya, dan selalu menyebut-nyebutnya dengan pujian
yang tidak pernah mereka berikan kepada siapa pun pada masanya.

Madzhab Fiqh Abu Dawud


Syaikh Abu Ishaq asy-Syairazi dalam asy-Syairazi dalam Tabaqatul-Fuqaha-nya menggolongkan Abu Dawud ke
dalam kelompok murid-murid Imam Ahmad. Demikian juga Qadi Abu'l-Husain Muhammad bin al-Qadi Abu Ya'la
(wafat 526 H) dalam Tabaqatul-Hanabilah-nya. Penilaian ini nampaknya disebabkan oleh Imam Ahmad merupakan
gurunya yang istimewa. Menurut satu pendapat, Abu Dawud adalah bermadzhab Syafi'i.
Menurut pendapat yang lain, ia adalah seorang mujtahid sebagaimana dapat dilihat pada gaya susunan dan
sistematika Sunan-nya. Terlebih lagi bahwa kemampuan berijtihad merupakan salah satu sifat khas para imam hadits
pada masa-masa awal.

Memandang Tinggi Kedudukan Ilmu dan Ulama


Sikap Abu Dawud yang memandang tinggi terhadap kedudukan ilmu dan ulama ini dapat dilihat pada kisah berikut
sebagaimana dituturkan, dengan sanad lengkap, oleh Imam al-Khattabi, dari Abu Bakar bin Jabir, pembantu Abu
Dawud. Ia berkata: "Aku bersama Abu Dawud tinggi di Baghdad. Pada suatu waktu, ketika kami selesai
menunaikan shalat Maghrib, tiba-tiba pintu rumah diketuk orang, lalu pintu aku buka dan seorang pelayan
melaporkan bahwa Amir Abu Ahmad al-Muwaffaq mohon ijin untuk masuk. Kemudian aku melapor kepada Abu
Dawud tentang tamu ini, dan ia pun mengijinkan. Sang Amir pun masuk, lalu duduk. Tak lama kemudian Abu
Dawud menemuinya seraya berkata: "Gerangan apakah yang membawamu datang ke sini pada saat seperti ini?"
"Tiga kepentingan," jawab Amir. "Kepentingan apa?" tanyanya. Amir menjelaskan, "Hendaknya tuan berpindah ke
Basrah dan menetap di sana, supaya para penuntut ilmu dari berbagai penjuru dunia dating belajar kepada tuan;
dengan demikian Basrah akan makmur kembali. Ini mengingat bahwa Basrah telah hancur dan ditinggalkan orang
akibat tragedy Zenji." Abu Dawud berkata: "Itu yang pertama, sebutkan yang kedua!" "Hendaknya tuan berkenan

29

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

mengajarkan kitab Sunan kepada putra-putraku," kata Amir. "Ya, ketiga?" Tanya Abu Dawud kembali. Amir
menerangkan: "Hendaknya tuan mengadakan majelis tersendiri untuk mengajarkan hadits kepada putra-putra
khalifah, sebab mereka tidak mau duduk bersama-sama dengan orang umum." Abu Dawud menjawab: "Permintaan
ketiga tidak dapat aku penuhi; sebab manusia itu baik pejabat terhormat maupun rakyat melarat, dalam bidang
ilmu sama." Ibn Jabir menjelaskan: "Maka sejak itu putra-putra khalifah hadir dan duduk bersama di majelis taklim;
hanya saja di antara mereka dengan orang umum di pasang tirai, dengan demikian mereka dapat belajar bersama-
sama."
Maka hendaknya para ulama tidak mendatangi para raja dan penguasa, tetapi merekalah yang harus dating kepada
para ulama. Dan kesamaan derajat dalam ilmu dan pengetahuan ini, hendaklah dikembangkan apa yang telah
dilakukan Abu Dawud tersebut.

Tanggal Wafatnya
Setelah mengalami kehidupan penuh berkat yang diisi dengan aktivitas ilmia, menghimpun dan menyebarluaskan
hadits, Abu Dawud meninggal dunia di Basrah yang dijadikannya sebagai tempat tinggal atas permintaan Amir
sebagaimana telah diceritakan. Ia wafat pada tanggal 16 Syawwal 275 H/889M. Semoga Allah senantiasa
melimpahkan rahmat dan ridha-Nya kepadanya.

Karya-karyanya
1. Imam Abu Dawud banyak memiliki karya, antara lain:
2. Kitab AS-Sunnan (Sunan Abu Dawud).
3. Kitab Al-Marasil.
4. Kitab Al-Qadar.
5. An-Nasikh wal-Mansukh.
6. Fada'il al-A'mal.
7. Kitab Az-Zuhd.
8. Dala'il an-Nubuwah.
9. Ibtida' al-Wahyu.
10. Ahbar al-Khawarij.
Di antara karya-karya tersebut yang paling bernilai tinggi dan masih tetap beredar adalah kitab Amerika Serikat-
Sunnan, yang kemudian terkenal dengan nama Sunan Abi Dawud.

Kitab Sunan Karya Abu Dawud


Metode Abu Dawud dalam Penyusunan Sunan-nya
Karya-karya di bidang hadits, kitab-kitab Jami' Musnad dan sebagainya disamping berisi hadits-hadits hokum, juga
memuat hadits-hadits yang berkenaan dengan amal-amal yang terpuji (fada'il a'mal) kisah-kisah, nasehat-nasehat
(mawa'iz), adab dan tafsir. Cara demikian tetap berlangsung sampai datang Abu Dawud. Maka Abu Dawud
menyusun kitabnya, khusus hanya memuat hadits-hadits hukum dan sunnah-sunnah yang menyangkut hukum.
Ketika selesai menyusun kitabnya itu kepada Imam Ahmad bin Hanbal, dan Ibn Hanbal memujinya sebagai kitab
yang indah dan baik.
Abu Dawud dalam sunannya tidak hanya mencantumkan hadits-hadits sahih semata sebagaimana yang telah
dilakukan Imam Bukhari dan Imam Muslim, tetapi ia memasukkan pula kedalamnya hadits sahih, hadits hasan,
hadits dha'if yang tidak terlalu lemah dan hadits yang tidak disepakati oleh para imam untuk ditinggalkannya.
Hadits-hadits yang sangat lemah, ia jelaskan kelemahannya.
Cara yang ditempuh dalam kitabnya itu dapat diketahui dari suratnya yang ia kirimkan kepada penduduk Makkah
sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan mereka mengenai kitab Sunannya. Abu Dawud menulis sbb:
"Aku mendengar dan menulis hadits Rasulullah SAW sebanyak 500.000 buah. Dari jumlah itu, aku seleksi
sebanyak 4.800 hadits yang kemudian aku tuangkan dalam kitab Sunan ini. Dalam kitab tersebut aku
himpun hadits-hadits sahih, semi sahih dan yang mendekati sahih. Dalam kitab itu aku tidak mencantumkan
sebuah hadits pun yang telah disepakati oleh orang banyak untuk ditinggalkan. Segala hadits yang

30

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

mengandung kelemahan yang sangat kujelaskan, sebagai hadits macam ini ada hadits yang tidak sahih
sanadnya. Adapun hadits yang tidak kami beri penjelasan sedikit pun, maka hadits tersebut bernilai salih
(bias dipakai alasan, dalil), dan sebagian dari hadits yang sahih ini ada yang lebih sahih daripada yang lain.
Kami tidak mengetahui sebuah kitab, sesudah Qur'an, yang harus dipelajari selain daripada kitab ini.
Empat buah hadits saja dari kitab ini sudah cukup menjadi pegangan bagi keberagaman tiap orang. Hadits
tersebut adalah, yang artinya:

Pertama:
"Segala amal itu hanyalah menurut niatnya, dan tiap-tiap or memperoleh apa yang ia niatkan. Karena itu maka
barang siapa berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya pula. Dan
barang siapa hijrahnya karena untuk mendapatkan dunia atau karena perempuan yang ingin dikawininya,
maka hijrahnya hanyalah kepada apa yang dia hijrah kepadanya itu."

Kedua:
"Termasuk kebaikan Islam seseorang ialah meninggalkan apa yang tidak berguna baginya."

Ketiga:
"Tidaklah seseorang beriman menjadi mukmin sejati sebelum ia merelakan untuk saudaranya apa-apa yang ia
rela untuk dirinya."

Keempat:
"Yang halal itu sudah jelas, dan yang harampun telah jelas pula. Di antara keduanya terdapat hal-hal syubhat
(atau samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Barang siapa menghindari syubhat, maka ia telah
membersihkan agama dan kehormatan dirinya; dan barang siapa terjerumus ke dalam syubhat, maka ia telah
terjerumus ke dalam perbuatan haram, ibarat penggembala yang menggembalakan ternaknya di dekat tempat
terlarang.
Ketahuilah, sesungguhnya setiap penguasa itu mempunyai larangan. Ketahuilah, sesungguhnya larangan Allah
adalah segala yang diharamkan-Nya. Ingatlah, di dalam rumah ini terdapat sepotong daging, jika ia baik, maka
baik pulalah semua tubuh dan jika rusak maka rusak pula seluruh tubuh. Ingatlah, ia itu hati."

Demikianlah penegasan Abu Dawud dalam suratnya. Perkataan Abu Dawud itu dapat dijelaskan sebagai berikut:

Hadits pertama adalah ajaran tentang niat dan keikhlasan yang merupakan asas utama bagi semua amal perbuatan
diniah dan duniawiah.

Hadits kedua merupakan tuntunan dan dorongan bagi ummat Islam agar selalu melakukan setiap yang bermanfaat
bagi agama dan dunia.

Hadits ketiga, mengatur tentang hak-hak keluarga dan tetangga, berlaku baik dalam pergaulan dengan orang lain,
meninggalkan sifat-sifat egoistis, dan membuang sifat iri, dengki dan benci, dari hati masing-masing.

Hadits keempat merupakan dasar utama bagi pengetahuan tentang halal haram, serta cara memperoleh atau
mencapai sifat wara', yaitu dengan cara menjauhi hal-hal musykil yang samar dan masih dipertentangkan status
hukumnya oleh para ulama, karena untuk menganggap enteng melakukan haram.
Dengan hadits ini nyatalah bahwa keempat hadits di atas, secara umum, telah cukup untuk membawa dan
menciptakan kebahagiaan.

Komentar Para Ulama Mengenai Kedudukan Kitab Sunan Abu Dawud

31

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/
MAJELIS TA’LIM ISLAM ILMIYYAH
Minhajus Sunnah

Tidak sedikit ulama yang memuji kitab Sunan ini. Hujatul Islam, Imam Abu Hamid al-Ghazali berkata: "Sunan Abu
Dawud sudah cukup bagi para mujtahid untuk mengetahui hadits-hadits ahkam." Demikian juga dua imam besar,
An-Nawawi dan Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah memberikan pujian terhadap kitab Sunan ini bahkan beliau menjadikan
kitab ini sebagai pegangan utama di dalam pengambilan hokum.

Hadits-hadits Sunan Abu Dawud yang Dikritik


Imam Al-Hafiz Ibnul Jauzi telah mengkritik beberapa hadits yang dicantumkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya
dan memandangnya sebagai hadits-hadits maudu' (palsu). Jumlah hadits tersebut sebanyak 9 buah hadits. Walaupun
demikian, disamping Ibnul Jauzi itu dikenal sebagai ulama yang terlalu mudah memvonis "palsu", namun kritik-
kritik telah ditanggapi dan sekaligus dibantah oleh sebagian ahli hadits, seperti Jalaluddin AS-Suyuti. Dan andaikata
kita menerima kritik yang dilontarkan Ibnul Jauzi tersebut, maka sebenarnya hadits-hadits yang dikritiknya itu
sedikit sekali jumlahnya, dan hampir tidak ada pengaruhnya terhadap ribuan hadits yang terkandung di dalam kitab
Sunan tersebut. Karena itu kami melihat bahwa hadits-hadits yang dikritik tersebut tidak mengurangi sedikit pun
juga nilai kitab Sunan sebagai referensi utama yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahanya.

Jumlah Hadits Sunan Abu Dawud


Di atas telah disebutkan bahwa isi Sunan Abu Dawud itu memuat hadits sebanyak 4.800 buah hadits. Namun
sebagian ulama ada yang menghitungnya sebanyak 5.274 buah hadits. Perbedaan jumlah ini disebabkan bahwa
sebagian orang yang menghitungnya memandang sebuah hadits yang diulang-ulang sebagai satu hadits,
namun yang lain menganggapnya sebagai dua hadits atau lebih. Dua jalan periwayatan hadits atau lebih ini
telah dikenal di kalangan ahli hadits.
Abu Dawud membagi kitab Sunannya menjadi beberapa kitab, dan tiap-tiap kitab dibagi pula ke dalam beberapa
bab. Jumlah kitab sebanyak 35 buah, di antaranya ada 3 kitab yang tidak dibagi ke dalam bab-bab. Sedangkan
jumlah bab sebanyak 1.871 buah bab.

Sumber: Kitab Hadis Sahih yang Enam, Muhammad Muhammad Abu Syuhbah
Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

32

Owner Muhammad Eldi Mukmin bin Ismil Ibrahim bin Ibrahim, Medan Indonesia dicetak: 8 July 2002
Email account : eldi@divre1.telkom.co.id ,  062-061-4564461 , 4573702, Hp 0812-6517261
Source : http://www.al-madina.s5.com/Kisah/

Anda mungkin juga menyukai