Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi Batuk

Batuk ditimbulkan oleh stimulasi reseptor sensorik yang terletak di seluruh laring dan
trakeobronkial. Batuk refleks (batuk tak terkendali) dikontrol oleh pusat kendali batuk di medulla
oblongata batang otak, sedangkan batuk volunter dikendalikan oleh reseptor korteks serebral di
laring dan saluran udara proksimal lebih sensitif terhadap stimulasi mekanik, sedangkan reseptor
pada laring lebih sensitif stimulasi kimia. Ambang batuk dapat dipengaruhi oleh jumlah saraf
eferen yang diaktifkan dan instensitas aktivasi. Dan adanya virus dapat meningkatkan sensitivitas
reseptor batuk. Batuk terdiri dari dari 3 fase yaitu inspirasi,tekanan dan ekspulsif. Batuk dimulai
dengan inspirasi yang mendalam diikuti oleh penutupan glottis dan kontraksi kuat dari dinding
dada, dinding perut dan otot-otot diafragma terhadap glottis yang tertutup. Tekanan di rongga
dada dapat mencapai 300mmHg dengan kecepatan ekspirasi udara hingga 500 mph. Lendir dan
benda asing akan didorong keluar dari sistem pernapasan saat glottis terbuka. Batuk
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu akut (durasi < 3 minggu), subakut (3-8 minggu) dan kronis ( > 8
minggu) dengan beragam gejala infeksi dan gangguan infeksi. Batuk akut paling sering
disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan dari virus (flu). Pada batuk subakut biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri sinusitis dan asma. Sedangkan penyebab batuk kronis terjadi
pada orang dewasa yang tidak merokok dengan sindorm saluran nafas bagian atas, asma dan
penyakit GERD. Pada anak-anak, batuk dapat merupakan gejala adanya infeksi virus atau bakteri
pada saluran pernafasan, penyakit jantung, aspirasi benda asing, aspirasi akibat koordinasi yang
buruk saat menghisap dan menelan atau gangguan motilitas kerongkongan (Berardi et al, 2009)

Etiologi Batuk
Refleks batuk pada 5 bagian bertanggung jawab terhadap munculnya batuk. Reseptor
utama terletak pada faring, laring, trakea dan bronkus yang dirangsang melalui mekanisme yang
mekanis, iritasi atau termal. Impuls saraf kemudian dibawa sepanjang jalur aferen saraf vagal
dan laring superior yang berakhir di pusat batuk medula. Serabut eferen dari saraf vagus dan
tulang belakang membawa aktivitas saraf ke otot diafragma, dinding dada dan perut. Kemudian
berkontraksi dan diikuti oleh pembukaan yang tiba-tiba dari glottis yang menyebabkan batuk
(Rutter, 2013).
Berardi, R., et al. 2009. Handbook of Nonprescription Drugs. Edisi VI. American
Pharmacist Assosiation
Rutter, Paul. 2013. Community Pharmacy Symptoms, Diagnosis and Treatment. Edisi III.
Churchill Livingstone Elsevier

Anda mungkin juga menyukai