Anda di halaman 1dari 18

BASIC OF STORAGE TANK

Content:

I. Berbagai Macam Bentuk Tangki Penyimpan dan Aplikasinya


II. Pressure Protection pada Tangki Bertekanan Tinggi
III. Pressure Protection pada Tangki Bertekanan Rendah/ Atmosferik
A. Tipe 1, dengan Oksigen
B. Tipe 2, tanpa Oksigen
1. Pressure Control Valve (PCV)
2. Pressure Vacuum Relief Valve (PVRV)
3. Pressure Safety Element (PSE)
IV. Level Measurement pada Tangki Penyimpan
V. Menentukan Volume dan Level dari Storage Tank
A. Penghitungan Retention/ Holding Time
B. Penghitungan Volume Parsial

https://process-engineers.blogspot.co.id/
I. Berbagai Macam Bentuk Tangki Penyimpan dan Aplikasinya

Tangki penyimpan atau biasa disebut Storage merupakan sebuah tangki yang
dipergunakan sebagai media penyimpan sementara suatu fluida sebelum nantinya ia
ditransfer untuk melewati proses selanjutnya. Dengan demikian, proses dapat
dilakukan secara kontinu. Tiap tangki penyimpan didesain untuk bisa menahan
sejumlah fluida dalam volume dan waktu tahan tertentu sesuai dengan kebutuhan
proses dengan mempertimbangkan laju alir fluida masuk dan keluar tangki
penyimpan.

Dalam sebuah plant, bisa didapati tangki yang didesain pada kondisi atmosferik dan
juga tangki penyimpan yang didesain untuk dipergunakan pada tekanan medium
hingga tinggi

Tangki penyimpan bertekanan atmosferik Tangki penyimpan bertekanan tinggi

Tangki penyimpan berbentuk silinder pada sebelah kiri biasa digunakan untuk
menampung minyak mentah, bekerja pada tekanan atmosferik 1 hingga 2 kPag dan
pada suhu ambient hingga 75 C, sedangkan tangki yang berbentuk
spherical merupakan sebuah tangki bertekanan yang digunakan untuk
menampung propane. Adapun kondisi operasi tangki tersebut adalah pada tekanan 11
barg dan suhu ambient hingga 49 C.

Berdasarkan hal tersebut, bisa disimpulkan bentuk tangki dibuat sedemikian rupa
untuk mengakomodir jenis cairan yang ditangani. Tangki penyimpan propane
dibuat berbentuk bola dan bertekanan karena cairan propane adalah cairan yang lebih
mudah menguap dan mudah terbakar. Bentuk bola dipilih karena dengan bentuk bola,
tekanan dari propane bisa didistribusikan secara merata dan permukaan bola memiliki
luas permukaan minimum jika dibandingkan dengan jumlah volume yang bisa
disimpan.

Selain itu, ada juga tangki bertekanan yang berbentuk seperti peluru, yakni berupa
silinder horizontal dengan sisi kanan-kiri yang cembung, seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah:

https://process-engineers.blogspot.co.id/
Tangki yang biasa digunakan untuk menampung LPG

II. Pressure Protection pada Tangki Bertekanan Tinggi

Sistem pelindung tangki penyimpan bertekanan tinggi tentu saja berbeda jika
dibandingkan dengan yang bertekanan rendah. Pada tangki bertekanan, untuk
perlindungan terhadap tekanan, misalkan overpressure, biasanya digunakan PSV
(pressure safety valve). Sedangkan, pada tangki yang bertekanan rendah/ atmosferik,
kita menggunakan PCV (pressure control valve) sebagai pengendali pertama untuk
mengontrol tekanan.

Ditinjau dari prinsip kerja, PCV memang berfungsi untuk meregulasi tekanan sesuai
dengan set pressure, sedangkan pada PSV berfungsi untuk membuang tekanan
berlebih yang dialami oleh suatu sistem. Cara PSV bekerja bisa dilihat pada gambar
dibawah:

PSV biasa dipakai untuk tangki penyimpan bertekanan

https://process-engineers.blogspot.co.id/
Bagian inlet akan terhubung dengan tangki penyimpan. Jika tangki penyimpan
mengalami tekanan berlebih melebihi setting PSV, ia akan menekan disk.
Selanjutnya, pegas akan terangkat dan gas akan keluar menuju outlet. Biasanya outlet
ini akan terhubung ke header untuk diarahkan menuju flare.

Bagaimana untuk pressure protection terhadap kondisi vakum pada tangki


penyimpan bertekanan tinggi?

Pressure protection pada tangki bertekanan tinggi tidak menggunakan instrumentasi


seperti pada tangki bertekanan rendah. Biasanya untuk mencegah adanya tekanan
rendah akan digunakan sistem interlock yang menyebabkan terpicunya kondisi
emergency dan pada akhirnya akan menyebabkan sistem shutdown dan mengambil
langkah otomatis seperti penutupan outlet shutdown valve secara otomatis. Kondisi
tekanan yang rendah pada tangki bertekanan tinggi berhubungan dengan kondisi
transfer. Jika tekanan terlalu rendah, transfer dari satu tempat ke tempat yang lain
tidak akan mungkin bisa terjadi.

III. Pressure Protection pada Tangki Bertekanan Rendah/ Atmosferik

Tangki bertekanan rendah/ atmosferik dibentuk dari plat-plat logam yang disambung
dengan las. Oleh karena itu, kekuatan untuk menahan tekanan tangki penyimpan ini
juga tidak terlalu tinggi sehingga sangat rentan terjadi kerusakan jika tidak
dioperasikan dengan bagus.

Tangki penyimpan harus dihindarkan baik dalam kondisi vakum maupun over-
pressure. Istilah yang perlu kita ketahui mengenai pressure protection untuk tangki
bertekanan rendah adalah proses inbreathing dan juga outbreathing.
• Inbreathing, sesuai istilah, in = masuk, breathing = pernapasan, artinya tangki
membutuhkan supply gas untuk mempertahankan tekanan dalam tangki. Hal ini
bisa terjadi, salah satunya dikarenakan adanya penurunan level cairan,
• Outbreathing, kebalikan dari inbreathing, adalah proses untuk mengeluarkan
kelebihan gas yang ada dalam tangki. Hal ini bisa terjadi karena adanya kenaikan
level cairan.

Jenis aksesoris untuk menjaga tekanan dalam tangki penyimpan bertekanan rendah
bermacam-macam jenisnya, tergantung daripada isi dari tangki penyimpan itu sendiri.

https://process-engineers.blogspot.co.id/
A. Tipe 1, Dengan Oksigen

Jika oksigen diperkenankan masuk ke dalam tangki, contohnya: Fire water tank.
Maka, untuk proses pernapasan tangki bisa digunakan venting yang berbentuk
gooseneck.

Gooseneck vent
Tempat udara keluar masuk biasanya dipasang bugscreen yang biasanya adalah
wiremesh untuk mencegah binatang, misalkan burung atau serangga masuk ke dalam
tangki melalui saluran tersebut.

Yang harus dipastikan adalah tidak ada benda-benda yang menghalangi bugscreen
tersebut, misalkan kertas atau plastik. Hal ini bisa menghambat sirkulasi udara dalam
tangki dan bisa berujung hal yang tidak diinginkan.

B. Tipe 2, Tanpa Oksigen

Tipe kedua untuk tangki penyimpan dimana oksigen tak diijinkan untuk masuk ke
dalam tangki, misalkan demin water storage ataupun tangki kondensat. O2 tidak
diijinkan ada dikarenakan ia bisa menyebabkan peristiwa korosi. Selain itu, O2 juga
tidak diperbolehkan ada dalam bahan kimia tertentu, misalkan amine, karena sifatnya
yang bisa mendegradasi bahan kimia tersebut. Hal yang lain lagi, tidak diperbolehkan
adanya O2, jika tangki tersebut berisi fluida yang mudah terbakar, misalkan minyak
ataupun kondensat.

Banyak hal seperti diatas mengakibatkan kita tidak diperbolehkan untuk


menggunakan gooseneck. Alternatif yang digunakan sebagai pressure protection
adalah dengan menggunakan nitrogen.

Untuk perlindungan pada tipe tangki ini, biasanya digunakan lebih dari satu jenis
aksesoris, gunanya adalah saling memback-up antar satu sama lain. Jika salah satu alat

https://process-engineers.blogspot.co.id/
fails, maka masih ada alat pelindung lain yang bekerja. Berikut akan dikupas, sesuai
urutan mana yang akan berfungsi terlebih dahulu.

1. PCV (Pressure Control Valve)

Pressure Control Valve


PCV ini adalah aksesoris pressure protection pertama yang akan bertindak untuk
menjaga tekanan dalam tangki. Seperti digambarkan pada skematik diatas, tangki
dihubungkan dengan dua buah unit PCV, satu berasal dari nitrogen supply dan yang
satunya menuju ke atmosfer.

Ketika proses inbreathing, maka tekanan turun, PCV yang berasal dari nitrogen
supply akan membuka untuk menjaga tekanan dalam tangki. Jika melihat dari gambar,
PCV di set pada 0.65 kPag. Artinya, aliran nitrogen menuju tangki akan terhenti
ketika pressure sudah mencapai 0.65 kPag. Sedangkan, pada waktu outbreathing,
tekanan naik, PCV yang menuju ke atmosfer akan terbuka dan akan membuahng
tekanan berlebih ke atmosfer. Pada skematik diatas, ditunjukkan bahwa PCV akan
terbuka ketika tekanan dalam tangki melebihi 1 kPag Untuk mengetahui apakah PCV
tersebut bekerja dengan baik, maka dipasang pressure gauge guna memantau tekanan.
Bisa disimpulkan dua PCV tersebut akan menjaga tangki pada kondisi 0.65 – 1 kPag.

2. PVRV (Pressure Vacuum Relief Valve) atau Breather Valve

Jika PCV yang bertindak sebagai first acting protection terhadap tekanan di luar range
operasi masih belum cukup mampu untuk mengimbangi proses inbreathing dan juga
outbreathing tangki. Maka aksesoris yang kedua berikut digunakan sebagai back-up
aksesoris yang pertama.

https://process-engineers.blogspot.co.id/
Breather Valve
Animasinya bisa dilihat di https://www.youtube.com/watch?v=YA3XUEIcXA0
Intinya, jika terjadi overpressure, pressure pallet akan membuka. Namun, jika terjadi
low pressure, vaccum pallet yang akan membuka dan menghisap udara dari atmosfer
untuk mempertahankan tekanan dalam tangki

3. PSE (Pressure Safety Element)

PSE ini adalah alat pelindung terakhir jika PCV dan Breather Valve telah gagal dalam
menjalankan tugasnya. Salah satu contoh PSE adalah rupture disc.

Di dalam rupture disc, terdapat membran yang menjadi sacrificial part, atau bagian
yang dikorbankan. Membran ini akan merespon terhadap perubahan tekanan, baik
dalam kejadian overpressure atau kondisi vakum. Jika salah satu dari kondisi tersebut
terpenuhi, maka membran tersebut akan rusak/robek dan harus diganti. Skematik
diagram disajikan dibawah.

Rupture Disk

Selain Rupture disk, jenis PSE yang lain adalah emergency vent. Alat ini prinsipnya
sama dengan breather valve, namun memiliki kapasitas yang lebih besar dan sesuai
namanya, digunakan dalam keadaan darurat misalkan, terjadi kebakaran disekitar

https://process-engineers.blogspot.co.id/
tangki atau ketika breather valve telah gagal bekerja. Video cara kerja emergency vent
bisa dilihat di link youtube berikut https://www.youtube.com/watch?v=1cJ9n8KaHgY

Perlu diingat bahwa memang kegunaan PSE ini ada yang cuma bekerja untuk
mengatasi keadaan overpressure saja dan ada yang bekerja baik itu untuk kondisi
vakum dan juga untuk kelebihan tekanan.

Left : Only overpressure protection Right : Overpressure and vaccum protection

IV. Level Measurement pada Tangki Penyimpan

Pengukuran terhadap level suatu storage berguna untuk mengetahui jumlah fluida
dalam tangki. Level ini sangat berpengaruh terhadap kinerja pompa transfer karena ia
memberikan suatu gaya hidrostatis yang digunakan untuk membentuk tekanan suction
pompa. Tanpa memiliki NPSH yang cukup, pompa tidak akan bisa dijalankan dengan
kondisi yang optimal. Perubahan terhadap level juga mengindikasikan seberapa
banyak operator mentransfer fluida sesuai dengan kebutuhan operasi. Hal ini akan
memberikan informasi berupa holding time yang dimiliki oleh tangki yang berarti
seberapa lama tangki bisa digunakan untuk proses loading ataupun unloading suatu
fluida bisa dilakukan.

Untuk mempermudah, kita ambil contoh misalkan adalah tangki penyimpan seperti
tergambar pada skematik dibawah:

https://process-engineers.blogspot.co.id/
Instrumentasi pada Tangki Penyimpan

Gambar skematik di atas adalah sebuah tangki diesel. Sesuai dengan penomoran,
• No (1) adalah level safety transmitter (LZT). LZT ini berfungsi untuk
memantau level dan juga dapat mengaktifkan fungsi Emergency Shutdown
(ESD).

Level Transmitter type DP


LZT ini akan mengaktifkan interlock jika kondisinya terpenuhi, misalkan pada
kasus seperti pada tangki diesel di atas, interlock akan aktif jika level dideteksi
mencapai kondisi LLLL atau HHLL. Tanda logic ESD pada skematik diatas

https://process-engineers.blogspot.co.id/
terletak pada poin 1b (symbol berbentuk diamond). Selain LZT, skematik
gambar diatas juga mencantumkan level transmitter (LT).
• Pada No (2) adalah LT. LT berfungsi sama dengan LZT sebagai pembaca level
digital, namun ia tidak akan mengatifkan ESD. Dalam skematik diatas, Hasil
pembacaan LT dan LZT akan dibandingkan dengan fungsi LDA. Biasanya, jika
perbedaannya terlalu tinggi, ia akan memberikan alarm untuk mengingatkan
operator bahwa perlu dilakukan pengecekan terhadap level transmitter.
• Pada No (3) adalah pembaca level manual yaitu level gauge (LG) yang hanya
bisa dibaca di lapangan. Fungsinya adalah untuk memberitahu level tangki
dengan cara yang lebih mudah untuk dibaca oleh operator di lapangan. Hal ini
dikarenakan LG biasanya menggunakan tampilan yang mudah dibaca oleh
operator lapangan dari kejauhan.

Ada berbagai macam jenis level transmitter, tipe seperti diatas adalah differential
pressure (DP). Artinya, dia akan mengkonversi unit tekanan yang ditimbulkan oleh
gaya hidrostatis fluida dalam tangki menjadi dalam satuan bacaan ketinggian (m).
Selain DP, jenis level transmitter yang lain adalah radar.

LT tipe Radar

Level transmitter berjenis radar. LT jenis ini biasanya dipasang diatas tangki atau
diatas tabung khusus yang nozzlenya mengambil dari LG. Cara kerjanya adalah
dengan memproduksi membuat gelombang, kemudian pantulan gelombangnya
diterima oleh receiver. Waktu yang dibutuhkan agar gelombang bisa mencapai
receiver inilah yang menjadi ukuran ketinggian.

Masih dengan aksesoris untuk mengukur ketinggian, yang terakhir adalah level gauge
(LG). Level gauge adalah alat ukur manual yang hanya bisa dibaca di lapangan. Tipe
LG juga sangat bermacam-macam. Ada yang menggunakan magnet, ada yang

https://process-engineers.blogspot.co.id/
menggunakan lampu dan ada yang polos (tidak menggunakan keduanya). LG ini
merupakan sebuah tabung berskala yang bisa dibaca dan ujungnya berhubungan
dengan tangki. LG yang banyak digunakan dalam dunia industri adalah magnetic LG.
Hal ini karena LG tipe ini sangat mudah untuk dibaca baik dalam kondisi siang
maupun malam karena adanya penunjuk level yang terbuat dari logam dan tidak
menggunakan listrik.

LG type Magnetis
Cara kerja LG magnetis adalah sebagaimana berikut: Di dalam tabung LG terdapat
kapsul yang berisi magnet. Kapsul tersebut mengapung jika ada cairan yang
mendorongnya. Magnet yang ada dalam kapsul ini akan menginduksi logam yang
menjadi penunjuk level, magnetized metal wafers, sehingga ia berputar dari yang
mulanya transparan menjadi berwarna merah untuk menunjukkan level. Yang menjadi
kelemahan LG magnetis adalah apabila float magnet yang terdapat dalam LG
magnetis tersebut terjebak di dalam tabung.

V. Menentukan Volume dan Level dari Storage Tank


Sebagaimana diketahui, fungsi daripada storage tank adalah sebagai media
penyimpan sementara suatu cairan agar operasi bisa berjalan secara kontinu. Kali ini
akan sedikit dibicarakan mengenai volume atau isi dari sebuah storage tank dan
hubungannya dengan level. Berikut adalah gambar skematik dari tangki berbentuk
tabung untuk menjelaskan mengenai volume dan level dari sebuah tangki penyimpan:

https://process-engineers.blogspot.co.id/
Gambar skematik mengenai volume dan tinggi tangki

Pada sebuah tangki penyimpan, perlu diingat bahwa titik mula-mula untuk indikasi
level bukanlah berada pada bagian dasar tangki. Namun, sesuai gambar di atas, berada
pada Minimum fill level. Kadang kita melupakan hal tersebut, terutama pada proses
pengisian pertama kali. Hal ini menyebabkan, sering dianggap bahwa level transmitter
perlu dikalibrasi karena tidak menunjukkan adanya kenaikan ketinggian yang terbaca
setelah dilakukan pengisian setelah sekian lama. Padahal, cairan masih dalam proses
untuk mengisi bagian dalam tangki hingga mencapai volume minimum tangki.
Ketinggian tangki hingga mencapai minimum fill level inilah disebut sebagai tank
dead height.

Titik nol pada tangki penyimpan berada pada nozzle dimana instrumentasi untuk
menandakan ketinggian itu dipasang dan titik maksimum pembacaan atau 100%
biasanya berada pada titik overflow, dimana adanya kenaikan level melewati titik ini,
maka cairan akan tumpah.

Untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan misalnya cairan tumpah atau level
yang terlalu rendah sehingga menyebabkan kavitasi pompa, beberapa pengendalian
diperlukan. Misalnya dengan penggunaan alarm dan sistem ESD yag menyebabkan
interlock.

https://process-engineers.blogspot.co.id/
Dari gambar di atas, kita bisa mengetahui ada empat jenis alarm yang digunakan pada
tangki penyimpan, yakni :

• LLLL (Low-low level liquid)


• LLL (Low level liquid)
• HLL (High level liquid)
• HHLL (High-high level liquid)

Khusus untuk LLLL dan HHLL, akan disertai interlock untuk menjaga agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalkan pada kondisi LLLL, pompa yang
digunakan untuk memompa air dari tangki akan otomatis mati. Sebab, jika kondisi ini
dibiarkan, pompa akan mengalami kavitasi karena masuknya gas ke dalam pompa
diakibatkan level tangki yang rendah.

Ada dua cara untuk menyatakan volume dari tangki penyimpan:

• Nominal capacity: biasanya merupakan volume tangki penyimpan dari dasar


tangki hingga mencapai batas antara dinding dengan roof (top of shell
height). Bisa dikatakan pada gambar skematik yakni volume tabungnya saja.
• Maximum Capacity: Merupakan jumlah maksimum volume fluida yang bisa
ditampung oleh tangki yakni dari mulai dasar tangki hingga nozzle overflow
tangki
• Working capacity: sesuai namanya, biasanya merupakan volume cairan yang
bisa dipindahkan dalam tangki, yakni mulai dari range 0-100% pada instrument
level. Istilah net working capacity, digunakan ketika proses pengisian hanya
sampai normal fill level, yakni hingga mencapai HLL.

Analisa Volume Partial Tangki Penyimpan :

A. Penghitungan Retention/ Holding Time

Berikut disajikan ilustrasi mengenai penggunaan istilah holding time untuk tangki
penyimpan dalam segi operasional di lapangan:

Sebagaimana diketahui, pengolahan air untuk dipergunakan sebagai air umpan boiler
mengalami beberapa tahap pemurnian supaya didapatkan kualitas yang memenuhi
syarat, seperti konduktifitas, pH, jumlah O2 terlarut, dsb. Berikut disajikan urutan
pengolahan air sehingga didapatkan kualitas yang dipersyaratkan diatas:

https://process-engineers.blogspot.co.id/
Proses pengolahan air untuk umpan boiler
Filtered Water mengalami proses reverse osmosis sehingga menjadi permeate water.
Permeate water masuk ke dalam mixed bed resin sehingga didapatkan demin water.
Demin water diteruskan ke dalam deaerator sehingga didapatkan air umpan boiler/
boiler feed water.

Tiap proses memiliki tangki penyimpan sendiri untuk menjaga agar proses
berlangsung secara kontinyu dengan waktu holding time sebesar empat jam. Artinya,
tangki penyimpan tersebut mampu menyuplai air ke distribusi selama kurun waktu
empat jam tanpa perlu diisi ulang dari ketinggian pada volume working capacity.
Bagaimana cara kita menentukan retention time untuk ketinggian tertentu?

Retention time dihitung dari net working available volume dibagi dengan flow rate
dari pompa distribusi yang digunakan. Misalkan dalam suatu operasi pabrik, tiba-tiba
tangki demin water tidak bisa diisi dikarenakan mixed bed resin baik A maupun B
mengalami suatu masalah dan harus segera dilakukan regenerasi untuk bisa digunakan
kembali dan itu membutuhkan waktu. Sedangkan, demin water selalu terpakai karena
digunakan untuk menyuplai boiler. Dalam keadaan seperti ini, tangki demin water
levelnya akan terus berkurang. Berdasarkan hal ini, berapa lama tangki demin water
bisa bertahan untuk menyuplai air ke deaerator sebelum mengalami LLL?

Menjawab pertanyaan diatas, secara sederhana untuk menghitung berapa lama waktu
yang tersisa agar suatu tangki masih bisa menyuplai air meskipun tidak ada proses
pengisian ke tangki tersebut, bisa digunakan cara yang cukup sederhana, seperti
dibawah:

1. Catat waktu dan volume awal tangki dari level transmitter


2. Tunggu lima menit
3. Catat volume akhir tangki.
4. Lakukan Penghitungan
Kurangi volume awal dengan akhir, maka didapat penurunan volume tangki tiap lima
menit. Misal, volume awal 70 %, setelah lima menit turun 68 %, maka 2 % per lima
menit. Misalkan, kondisi low level alarm adalah 4 %. Waktu tangki bisa bertahan
untuk menyuplai air tanpa ada pengisian: (68%-4%) =64%. 64% ini adalah jumlah
fluida yang bisa ditransfer dari dalam tangki. 64%/2% x 5 menit = 32 x 5 = 70 menit.

https://process-engineers.blogspot.co.id/
Maka, didapatkan, tangki penyimpan hanya bisa menyuplai dalam 70 menit tanpa
adanya proses feeding ke tangki.

Peristiwa ini sering terjadi terutama diawal-awal operasi dikarenakan peralatan masih
baru saja digunakan dan terkadang masih diperlukan adjustment tertentu agar proses
bisa berjalan dengan stabil.

B. Penghitungan Volume Parsial

Tangki demin water merupakan tangki penyimpan bertekanan rendah sehingga


berbentuk silinder vertikal, maka ia memiliki kehilangan volume yang sama untuk
tiap ketinggian. Hal ini berbeda dengan tangki silinder horizontal yang biasanya
berbentuk peluru/ vessel karena ujungnya yang membulat. Mari simak ilustrasi
gambar di bawah:

Contoh dua buah tangki penyimpan dengan bentuk berbeda, kiri : tangki demin, kanan : deaerator vessel

Bisa dilihat untuk tangki silinder vertikal, jika fluida dalam tangki diambil oleh
pompa yang memiliki flow rate yang konstan, maka nilai penurunan ketinggian tangki
(dh) akan konstan dari waktu ke waktu. Sedangkan untuk tangki silinder horizontal,
nilai penurunan ketinggian tangki (dh) tidak akan tetap. Hal ini terjadi karena luas
penampang horizontal untuk tangki silinder horizontal tidaklah sama pada tiap
ketinggian yang berbeda. Luas penampang terbesar terletak pada bagian tengah tangki
silinder horizontal. Tangki berbentuk silinder horizontal biasa digunakan pada
deaerator dan banyak pada tangki bertekanan medium dan tinggi.

Bagaimana menghitung volume parsial untuk tangki penyimpan yang berbentuk


silinder, bola dan lain sebagainya yang tentu saja hubungan antara volume parsial
dengan tingginya tidak linier?

https://process-engineers.blogspot.co.id/
Hal ini telah dijelaskan dalam buku “Gas Processors Suppliers Association” GPSA
Engineering Data Book”, dalam bab enam.

Berikut adalah cuplikan yang diambil dari buku tersebut untuk penghitungan silinder
horizontal yang bentuknya seperti peluru:

Rumus menghitung volume parsial tanki silinder horizontal dari GPSA


Jika dibuat sebuah penghitungan untuk membuktikan hubungan antara ketinggian
dengan volume antara silinder vertikal beralas datar dengan silinder horizontal dengan
bentuk ujung elips, dengan diketahui parameter-parameternya adalah sebagai berikut:

https://process-engineers.blogspot.co.id/
Untuk menghitung volume silinder vertical, cukup digunakan rumus volume silinder,
didapatkan hubungan antara tinggi dengan volume adalah sebagaimana berikut,

Grafik tinggi vs volume untuk tangki silinder vertikal

Sedangkan untuk menghitung volume silinder horizontal, digunakan rumus yang


tersaji pada cuplikan buku GPSA diatas, maka didapatkan hasil sebagaimana berikut:

Grafik tinggi vs volume untuk tangki silinder horizontal

Maka disini dapat dibuktikan hubungan antara tinggi dengan volume untuk dua buah
kasus diatas dalam penentuan ketinggian, yakni yang memiliki luas permukaan
horizontal konstan dan yang tidak untuk tiap ketinggian yang berbeda. Hasil
untuk silinder vertikal (luas permukaan horizontal tetap) menunjukkan grafik
hubungan yang linier antara hubungan tinggi dengan volume, ditunjukkan dengan
persamaan garis lurus, y = mx. Hal berbeda ditunjukkan pada kasus

https://process-engineers.blogspot.co.id/
silinder horizontal (luas permukaan horizontal berubah), dimana nilai persamaan
garis yang menunjukkan hubungan antara tinggi dengan volume
merupakan persamaan kuadrat.

Excel untuk contoh diatas bisa diambil disini.

https://process-engineers.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai