DOSEN PEMBIMBING
Ir. Heru Lumaksono, MT
i
TUGAS AKHIR (602502A)
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Heru Lumaksono, MT
i
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
iv
v
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT dan juga Shalawat serta
salam selalu untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena rahmat
dan karuniaNya-lah penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini
tepat pada waktunya dengan judul:
vii
8. Bapak Shukma Priya Admaja selaku pembimbing OJT yang
selalu memberi arahan, ilmu dan masukan.
9. Bapak Johansyah Eko selaku pembimbing OJT yang selalu
memberi arahan, ilmu dan masukan.
10. Pegawai PT. Daya Radar Utama unit Lamongan selaku
pembimbing OJT yang selalu memberi arahan, ilmu dan
masukan.
11. Teman-teman Teknik Bangunan Kapal angkatan 2016 yang
selalu menyemangati dan menemani.
12. Serta pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
Surabaya,
Penulis
viii
ANALISA KEBUTUHAN ROCKWOOL PADA INSULASI
RUANG AKOMODASI KM. PANGALENGAN
ABSTRAK
ix
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
x
ROCKWOOL NEEDS ANALYSIS IN THE ACCOMMODATION
ROOM INSULATION OF KM. PANGALENGAN
ABSTRACT
xi
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
ABSTRACT ............................................................................................................. xi
xiii
2.7. Proteksi kebakaran...............................................................................................15
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 17
LAMPIRAN .......................................................................................................... 59
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Integritas api dari bulkhead yang memisahkan ruang yang berdekatan
di tanker ...............................................................................................25
Tabel 4. 2 Integritas api dari dek yang memisahkan ruang yang berdekatan di
tanker ...................................................................................................25
Tabel 4. 3 Kebutuhan material rockwool ..............................................................50
Tabel 4. 4 Kebutuhan di lapangan ........................................................................54
xvii
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xix
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
xx
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1
digunakan sebagai material insulasi pada kapal.
Rockwool sendiri dipasang pada diding dan atap untuk keperluan insulasi
ruangan akomodasi kapal. Maka jumlah pemakain rockwool yang dibutuhkan tidak
sedikit dikarenakan jumah ruangan pada ruang akomodasi yang banyak. pada
pemasangan rockwool itu sendiri dibutuhkan banyak rockwool dengan tipe-tipe
berbeda sesuai kebutuhan setiap ruangan dan aturan pemasangan.Maka dari
permasalahan di atas penulis mengambi judul “Analisa Kebutuhan rockwool pada
insulasi ruangan akomondasi KM Pangalengan” untuk dijadikan tugas akhir.
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
2
2. Bagi perusahaan
3. Bagi pembaca
3
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
4
BAB 2
DASAR TEORI
5
2.2 Kapal tanker
Indonesia sebagai negara maritim memilliki posisi yang sangat strategis
dalam jalur pelayaran dunia. Hal ini membuat kebutuhan akan kapal semakin
banyak,salah satu diantaranya adalah kapal tanker karena kapal tanker memiliki
nilai ekonomis yang tinggi. Kapal tanker memiliki fungsi untuk
mendistribusikan bahan bakar minyak ke berbagai wilayah di Indonesia (CM &
Manik, 2013).
Kapal Tanker ialah kapal yang dirancang untuk mengangkut minyak atau
produk turunannya. Jenis utama kapal tanker termasuk mengangkut minyak,
LNG, LPG. Diantara berbagi jenis kapal tenker menurut kapasitas : ULCC (Ultra
large Crude Carrier) berkapasitas 500.000 Ton dan VLCC (Very Large Crude
Carrier) berkapasitas 300.000 Ton (Depdiknas, 2003).
Kapal tanker adalah kapal yang dirancang untuk mengangkut minyak
dan produk turunanya, kapal tanker di disain berbeda dengan kapal yang lainya
antara lain jumlah pipa yang begitu banyak. Kapal tanker juga di rancang dengan
sistem keselamatan yang tinggi dikarenakan muatan yang bersifat berbahaya.
Kapal tanker membawa muatan yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan,
maka dari itu pekerja yang berada di kapal tangker sangat di utamakan safety
nya dikarenakan bahaya yang begitu besar.
6
Penataan ruangan sangatlah penting untuk menjamin kenyamanan bagi
penumpang kapal dan ABK kapal. Pada perencanaan ruang sendiri perlu
diperhatikan keinginan pemakai, tujuan pemakai, fungsi dari perabotan, bahan
yang dipakai,konstruksi atau bentuk ruangan kapal.
7
Ruang akomodasi adalah ruangan di atas sarat air di kapal. Biasanya
ruanggan akomodasi memiliki tinggi 2 sampai 2,4 meter setian lantai atau
decknya. Ruangan akomodasi digunakan sebagai tempat bagi ABK
beraktivitas di kapal.
Gambar 2 1 Akomodasi
(https://vdocuments.mx/kelas-11-kapal-baja-2.html)
8
2.4.2 Poop Deck
Poop adalah bangunan yang terdapat dibagian buritan kapal dan
ruangan yang terdapat pada bangunan tersebut digunakan untuk kediaman
ABK kapal. Pada geladak kimbul terdiri atas beberapa ruangan yang
peletakannya disesuaikan kebutuhan dan pada geladak ini diorientasikan
untuk keperluan perwira dan beberapa awak kapal yang bertugas pada
bagian geladak (Krismanti, 2012).
.
Gambar 2 3 Poop deck
(https://media.neliti.com)
9
2.4.4 Bridge Deck
Pada bridge deck terdiri atas beberapa ruangan yang peletakannya
disesuaikan kebutuhan. dan pada geladak ini diorientasikan untuk keperluan
perwira tingkat tinggi dan merupakan deck ternyaman. Geladak yang
menutup sisi atas dari bangunan anjungan.ruang di bawah navigasi deck yang
biasanya terdapat ruang akomondasi untuk master kapal.Pada kebanyakan
kapal,ruang master kapal pada bagian star board dan di bagian port side
adalah kepala kamar mesin dan ruang pertemuan (Nalendro81, 2015).
10
Gambar 2 6 Navigasi
(http://marine-surveyor-indonesia.blogspot.com)
2.5 Insulasi
Insulasi adalah penggunaan material dengan nilai konduktan rendah untuk
mengurangi aliran energi melintas material tersebut. Untuk mereduksi aliran energi
tersebut material harus mempunyai nilai resistan yang tinggi.Secara umum udara
merupakan insulator yang bagus untuk menghambat panas, dengan syarat proses
konveksi dapat ditekan.Sebagian besar material mempunyai sifat insulasi namun
terdapat tiga bagian besar tipe insulasi yaitu Resistive insulation, merupakan
menghambat aliran panas dengan mengandalkan nilai resistan pada proses konduksi.
Reflective insulation adalah mereduksi aliran radiasi panas.kemampuan material
untuk menyerap atau meradiasikan kembali infra-red sangat tergantung dari bentuk
dan warnanya.
Penyerap paling bagus adalah material dengan warna hitam dan sebaliknya
warna putih merupakan paling bagus sifat reflektifnya.Capasitive insulation,
mempunyai karakteristik yang bermanfaat banyak jika fluktuasi temperatur
diantara dua permukaan sangat besar.Sehingga insulasi jenis ini tidak bekerja dalam
kondisi steady-state. Metode ini memanfaatkan penundaan aliran panas yang
tersimpan dalam material bangunan tersebut.Sehingga dapat memindahkan kondisi
puncak aliran panas pada waktu yang dibutuhkan. Meskipun insulasi dapat dibuat
dengan menggabungkan beberapa jenis materisl bangunan, namun secara fisik
dapat dibagi menjadi 5 jenis, yaitu : blankets, blown-in, loose-fill, rigid foam board,
reflective films.
Mempertahankan temperatur bangunan pada tingkat kenyamanan umumnya
menggunakan banyak energi karena konsumsi energi dipakai untuk pendinginan
11
atau pemanasan ruangan.Ketika bangunan diinsulasi dengan baik, manfaat yang
dapat diambil diantaranya lebih efisien dalam penggunaan energi.Menyediakan
temperatur yang cenderung seragam di dalam ruang. Perbedaan temperatur secara
horisontal maupun vertikal sangat kecil , menciptakan lingkungan yang nyaman
untuk ditinggali meski temperatur udara di luar sedang dalam keadaan panas
ataupun dingin. Tidak seperti alat pemanas atau pendingin, insulasi cenderung
permanen dan hampir tidak membutuhkan perawatan, penyimpanan ataupun
pengaturan. Beberapa jenis insulasi termal juga menyerap kebisingan dan getaran
yang datang dari dalam dan luar ruangan sehingga menciptakan kenyamanan dalam
bertempat tinggal. Insulasi pipa juga bermanfaat dalam bangunan untuk pipa yang
menyalurkan fluida panas ataupun dingin.Insulasi bangunan memiliki ruang
lingkup yangb luas untuk setiap objek dalam sebuah bangunan.
Insulasi digunakan sebagai isolasi untuk tujuan apapun sebagian besar
insulasi bangunan adalah insulasi akustik, insuasi api,insuasi impack.Inslasi
bertindak sebagi penghalang untuk penghiang panas dan mendapatkan
panas,terutama di atap dan dinding dan lantai.Insulasi panas merupakan faktor
penting untuk kenyamanan termal untuk penghuninya ada dua jenis utama insulasi
sebagai berikut (Pasca, 2013 ).
Isulasi adalah mengunakan material yang berfunsi mencegah atau
mengurangi berbagai bentuk perpindahan panas (konduksi, konveksi dan radiasi).
Insulator menolak perpindahan panas dari keluar ke dalam atau berlawanan arah
apakah lingkungan suhu tinggi atau rendah. Ada banyak keunggulan isolasi yaitu
Mengisolasi bangunan dari panas dan mengurangi konsumsi energi juga
sebagai biaya operasi pendingin udara. Juga, itu membuat suhu dalam ruangan
bangunan stabil dan tidak mudah menguap. Untuk mengurangi transmisi panas
bangunan harus diisolasi agar terlindung dari kehilangan panas di musim dingin dan
panasdidapat di musim panas Ditemukan bahwa sekitar 60% dari kehilangan panas
langsung terjadilangit-langit dan dinding bangunan dan sekitar 15% melalui kaca
dansekitar 25% dari panas masuk melalui celah, bukaan dan pintu. Untuk membuat
isolasi termal bangunan menjadi proses yang ekonomis, faktor-faktor berikut harus
dipilih dengan cermat (Salih, 2016).
Isulasi adalah mengunakan material yang berfungsi untuk mencegah atau
12
mengurangi berbagai bentuk perpindahan energi pada ruangan. Insulasi sendiri
sering di gunakan di industri untuk kebutuhan perlindungan pada banguna yang
membuat suatu ruangan menjadi lebih nyaman untuk di tinggali. Material yang
sering di gunakan untuk insulasi adalah rockwool, glass wool, aluminium
2.6. Rockwool
Rock wool adalah material insulasi, termasuk jenis insulasi termal dan
akustik.Terbuat dari bahan tambang fiber ringan Vengan inti berupa batu alam yang
dipadukan dengan damar panas.Bahan baku terdiri dari batu vulkanik atau basal,
yang tempat produsen dalam tungku.Batu-batu dan batu yang mencair sampai
bahan menjadi lava. Lava tersebut kemudian ditiupkan ke dalam ruang berputar,
yang menarik lava menjadi serat. Ini adalah jenis yang sama dari serat Anda akan
melihat di udara ketika mengunjungi gunung berapi. Pabrikan menambahkan
sejumlah kecil pengikat dan minyak untuk menjamin kualitas kompresi. Serat
tersebut kemudian dikumpulkan dan dikompresi menjadi tikar besar. Sebelum
memasuki oven perawatan curing, kepadatan dan struktur keseluruhan dari
rockwool disesuaikan dan disetujui. Ketika rockwool telah melalui oven perawatan
curing, wool dipotong menjadi lembaran dan kubus. Sementara beberapa isolasi
dipotong untuk isolasi pipa, jenis lainnya yang dipotong untuk keperluan
perumahan.Sebuah fitur unik dari rockwool produk wol batu sifat tahan api.Insulasi
rockwool terdiri dari setidaknya 95% wol batu dan memiliki titik leleh di atas
13
1.000º C. Karena non combustibilitynya tidak ada kontribusi terhadap beban api
dalam bangunan. Akibatnya menggunakan insulasi rockwool produk dalam
bangunan memungkinkan untuk meningkatkan keselamatan kebakaran.Karena
karakteristik tahan api, berbagai produk rockwool digunakan untuk
penanggulangan kebakaran misalnya instalasi industri dan kelautan.Adapun
berbagai macam tipe rockwool sebagai berikut (Maulana., 2017).
Rockwool atau poliuretan merupakan polimer termoset yang terbentuk dari
reaksi antara senyawa diisosianat dengan senyawa polifungsi yang mengandung
sejumlah gugus fungsi hidroksil (Poliol). Poliuretan memiliki banyak kegunaan
yakni sekitar 70% digunakan sebagai busa, selebihnya sebagai bahan elastomer,
lem, dan pelapis. Busa poliuretan yang elastis digunakan sebagai isolator,
termasuk laminat-laminat tekstil untuk pakaian musim dingin, kain pelapis,
sedangkan busa yang keras digunakan dalam panel-panel kontruksi terisolasi.
Dibawah ini diantara bahan poliuretan untuk kontruksi. Rockwool adalah produk
serat mineral ringan yang dirancang untuk meredam suara dan isolasi terhadap
panas.Rockwool juga tahan air, anti pembusukan dan jamur, termasuk
pertumbuhan berbagai jenis bakteri. Karena tahan air, rockwool tidak akan
melemah dan kendur, rockwool memiliki isi yang padat. Terdapat dua jenis
rockwool di pasaran Indonesia, yaitu rockwool tanpa brand dan rockwool impor
branded. Perbedaan harga antara rockwool branded dan tidak branded cukup
jauh. Rockwool tidak branded memiliki kualitas yang kurang baik untuk
dipakai pada proyek yang mensyaratkan keamanan dan kesehatan (Prasongko, R.
B., Pembimbing, D., Teknik, J., Kapal, B., Perkapalan, P., & Surabaya, 2018).
Rockwool adalah material yang digunakan untuk insulasi pada bangunan
yang sering digunakan untuk insulasi termal maupun akustik. Rockwool sebagai
pelindung dinding dan atap bertujuan untuk peminimalisir panas dan ketahanan api yang
bagus serta untuk pelindungan bila terjadi kebakaran. Karena dipercaya sebagai pelindung
api yang baik rockwool sering digunakan untuk perlindungan api pada bangunan
memungkinkan untuk meningkatkan keselamatan kebakaran pada penerapan insulasi
Rockwool dijual eceran dalam bentuk lembaran dalam kuantitas besar dalam bentuk roll
atau lembaran berkemasan plastik. Adapun berbagai macam produk rockwool sebagai
berikut:
1. SeaRock SL 436
14
2. SeaRock SL 470
3. SeaRock SL 480
4. SeaRock SL 620
5. SeaRock SL 640
6. SeaRock SL 660
7. SeaRox WM 620
8. SeaRox WM 640
9. SeaRox WM 660
10. SeaRox FM 6000 range
11. SeaRox FB 6000 range
Gambar 2 8 Rockwool
(PT. Daya radar utama unit Lamongan)
15
kebakaran, waktu dan biaya-biaya lain yang cukup besar bagi perusahaan, namun
hal ini dapat dijustifikasi dengan menperlihatkan bukti-bukti kerugian yang
diakibatkan oleh kebakaran. Investasi yang ditanamkan untuk program pencegahan
kebakaran sangatlah jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kerugian yang dapat
terjadi akibat kebakaran (Ismail. A, 2011).
Proteksi kebakaran adalah suatu bentuk pencegahan dan penanggulangan dari
bahaya kebakaran. Menurut Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan Peraturan Menteri Pekerja Umum No.
26/PRT/M/2008 Setiap bangunan harus di lengkapi dengan sarana jalan ke luar
yang dapat di gunakan oleh penghuni bangunan. Sehingga memilki waktu yang
cukup untuk menyelamatkan diri dengan aman tanpa terhambat hal-hal yang
diakibatkan oleh keadaan darurat (SUROTO, 2011).
Proteksi kebakaran adalah merupakan bentuk pencegahan kebakaran dalam
program perlindungan kebakaran. Perencanaan pencegahan kebakaran akan dapat
meninimalisir kerugian dan juga nyawa manusia akibat kebaran. Oleh sebab itu
proteksi kebakaran merupakan aspek utama dalam program perlindungan
kebakaran.
16
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Flow Chart
MULAI
Pengambilan data
Pengolahan data
Analisa
SELESAI
17
3.2. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dilapangan sebagai pengganti proses percobaan.
Proses ini dilakukan untuk memperoleh data yang diinginakan secara langsung
sesuai judul tugas akhir.
3.4. Analisa
Pada tahap ini dilakukan analisis dari semua hasil pengukuran dan
penggambaran dari data yang diperoleh dilapangan maupun data dari perencanaan.
Dari semua data yang telah diolah maka dianalisa dan dijelaskan hal-hal yang
berhubungan dengan penelitian. Sehingga dari analisa ini dapat diambil kesimpulan
dari seluruh penelitian.
18
3.6 Jadwal Pelaksanaan
Bulan Ke
No Kegiatan Capaian
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan 10%
Penentuan Topik, Objek, dan
Fokus Penelitian 15%
Survey Lapangan 20%
Studi Literatur 30%
2 Perumusan Masalah 50%
4 Kesimpulan 80%
19
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
20
BAB 4
HASIL PEMBAHASAN
Pada tugas akhir ini pembahasan difokuskan pada proses finishing yaitu
Analisa Kebutuhan rockwool pada insulasi ruangan akomondasi KM.
Pangalengan
21
4.2 Class Division
Class division merupakan sebuah sarana aturan dalam pembagian area di
kapal khususnya ruang akomodasi. Untuk penempatan fire protection pada
area di kapal dibagi sesuai dengan class division. Pada bembagian area itu
sendiri sesuai dengan aturan class yang dipakai sebagai acuan atau panduan
dalam pembagian area. KM. Pangalengan adalah kapal yang sedang di kerjakan
di PT. Daya Radat Utama unit Lamongan dan class yang digunakan adalah
class Bereur Veritas dan setiap class memiliki aturan sendiri menurut Bereur
Veritas class division di definisikan menjadi class A,B, dan C dijelaskan
sebagai berikut :
1. Sesuai dengan Bereau Veritas Part C. Fire Protection Ch. 4 Divisi kelas
"A" adalah divisi yang dibentuk oleh sekat dan geladak yang memenuhi
kriteria sebagai berikut:
e) Lembaga mensyaratkan uji coba sekat prototipe atau geladak sesuai dengan
Kode Prosedur Uji Kebakaran (lihat class BV fire protection Ch. 4 di 3.19)
22
untuk memastikan bahwa memenuhi persyaratan di atas untuk
peningkatan suhu dan integritas.
2. Divisi kelas"B" adalah divisi yang dibentuk oleh sekat, geladak , langit-
langit atau lapisan yang sesuai dengan kriteria berikut:
b. Material memiliki nilai isolasi sehingga suhu rata-rata sisi yang tidak
terpapar tidak akan naik lebih dari 140 ° C di atas suhu asli, suhu di
satu titik, termasuk sambungan apa pun, tidak akan naik lebih tinggi
dari 225 ° C di atas suhu asli, di dalam waktu yang tercantum di bawah
ini:
3. Divisi kelas “C” adalah divisi yang di bangun dari bahan yang tidak
mudah terbakar. Mereka tidak perlu memenuhi persyaratan relatif terhadap
asap dan nyala atau keterbatasan relatif terhadap kenaikan suhu. Veneer yang
mudah terbakar di izinkan asalkan memenuhi persyaratan.
23
4.3 Intergritas api pada sekat dan deck di kapal tanker
Untuk kapal tanker, hanya metode IC sebagaimana didefinisikan dalam
(class BV fire protection Ch. 4 di butir a. dari 1.4.1) harus digunakan.
Integritas api sekat dan geladak kapal tanker, Sebagai pengganti persyaratan
(class BV fire protection Ch. 4 di 1.4) dan selain mematuhi ketentuan khusus
untuk integritas api sekat dan dek tanker, api minimum integritas sekat dan
geladak harus seperti yang ditentukan. Batas eksterior bangunan atas dan
geladak melampirkan akomodasi dan termasuk setiap geladak yang
menggantung yang mendukung akomodasi tersebut terbuat dari baja dan
diisolasi dengan standar A-60 untuk seluruh bagian yang menghadap ke area
kargo dan pada sisi luar untuk jarak 3 m dari ujung batas menghadap area
kargo. Jarak 3 m harus diukur secara horizontal dan sejajar dengan garis
tengah kapal dari batas yang menghadap ke area kargo di setiap tingkat dek.
Dalam kasus sisi mereka superstruktur dan geladak, isolasi seperti itu harus
dibawa sampai ke bagian bawah geladak kapal jembatan navigasi. Windows
dan scuttle samping dalam batas-batas ini harus ada dari tipe tetap dan
dibangun dengan standar A-60.
24
judul setiap kategori dimaksudkan untuk menjadi tipikal bukan bersifat
membatasi.Nomor dalam tanda kurung sebelum masing-masing kategori
mengacu pada kolom atau baris yang berlaku dalam tabel.
Tabel 4. 1 Integritas api dari bulkhead yang memisahkan ruang yang berdekatan di tanker
(Bereur Veritas Pt C, Ch 4, Sec 5 hal 38)
Tabel 4. 2 Integritas api dari dek yang memisahkan ruang yang berdekatan di tanker
(Bereur Veritas Pt C, Ch 4, Sec 5 hal 38)
1. Stasiun control
Ruang yang mengandung sumber daya darurat dan
25
pencahayaan Ruang kemudi dan ruang grafik Ruang yang berisi
peralatan radio kapal Stasiun pengendalian kebakaran Ruang
kontrol untuk mesin penggerak saat terletak di luar ruang mesin.
2. Koridor
Koridor dan lobi
3. Ruang akomodasi
Spasi sebagaimana didefinisikan dalam aturan class BV
fire protection Bab 4, Bagian 1, [3.1], tidak termasuk koridor
4. Tangga
Tanga interior, lift, bagasi darurat dan eskalator (selain
semua yang terkandung dalam mesins) dan lampirannya. Dalam
hubungan ini tangga yang tertutup hanya pada satu tingkat akan
diangap sebagai dari ruangan dari mana ia tidak di pisahkan oleh
api.
26
8. Ruang pompa kargo
Ruang yang berisi pompa dan pintu masuk kargo dan
batang ke ruang seperti itu.
27
Gambar 4. 2 Ruang akomodasi
(PT. Daya Radar Utama unit lamongan)
1. Main deck
28
6. Panjang ruangan Foam room
= 3 m + 3,75 m = 6,75 m
7. Fire station = 1,8
8. Panjang dinding Gang way
= 1,2 m + 1,2 m = 2,4 m
9. Panjang ruangan GYM = 4,8 m
10. Panjang ruangan Valve room
= 3 m + 3,75 m + 6,75 m
11. Panjang ruangan DRY room = 1,8 m
12. Panjang ruangan Laundry
= 3,75 m + 4,8 m = 8,55 m
b. Dari lebar area pemasangan rockwool A-60 pada
setiap ruangan di main deck didapat dari tinggi
bangunan main deck pada gambar 4.2 yaitu : 3,40 m
L : 3,40 m
c. Luasan jendela pada ruangan Laundry, Foam room
yang pada area pemasangan rockwool A-60 di main
deck yaitu :
: P x L (m2)
= 0,65 X 0,5
= 0,3 m2
29
Gambar 4. 4 Rencana umum area main deck
(PT. Daya Radar Utama unit lamongan)
2. Poop deck
Penerapan perlindungan api pada area poop deck data yang di
peroleh dari PT. Daya Radar Utama unit lamongan tentang fire
protection. sesuai dengan aturan class yang dipakai Bereur Feritas
telah dijadikan paduan dalam penerapan perlindungan api di ruangan
yang berada pada area poop deck Ukuran ruangan pemasangan rock
wool class A-60 pada ruang akomodasi di bagian main deck kapal
tanker KM. Pangalengan diketahui sebagai berikut:
a. Panjang area pemasangan rockwool A-60 pada setiap
ruanga poop deck diperoleh dari Gambar 4.5 yaitu
sebagai berikut:
1. Panjang ruangan Office Meeting Room
= 3,75 m + 5,35 = 9,1 m
2. Panjang ruangan CCR Room
= 6,65 m + 2,6 m = 9,25 m
3. Panjang ruangan Man (Mess Boy) = 3,65 m
4. Panjang ruangan Officer’s Lounge
= 3,75 m + 3,55 m = 7,3 m
5. Panjang ruangan Emergency GEN Room
= 4,5 m + 4,5 + 3,3 m + 3,3 m = 15,6 m
6. Dinding Gang way
30
= 1,37 m + 1,37 m = 2,74 m
7. Panjang ruangan Deck store = 4,5 m
b. Dari lebar area pemasangan rockwool A-60 pada
setiap ruang poop deck diperoleh dari tinggi
bangunan poop deck pada gambar 4.2 yaitu : 2,75 m
L : 2,75 m
c. Luasan jendela pada ruangan Office Meeting Room,
CCR Room, Man (Mess Boy), Officer’s Lounge yang
pada area pemasangan rockwool A-60 di poop deck
yaitu
: P x L (m2)
= 0,65 X 0,5
= 0,3 m2
d. Luasan pintu pada ruangan Emergency GEN Room
yang pada area pemasangan rockwool A-60 di poop
deck yaitu
: P x L (m2)
= 1,5 X 0,85
= 1,2 m2
31
Gambar 4. 6 fire protection poop deck
(PT. Daya Radar Utama unit lamongan)
3. Boat deck
32
= 2,3 m + 3,75 m = 6,05
9. Panjang ruangan Dinding Gang way
= 1,292 m + 1,292 m = 2,584 m
b. Area Dari lebar area pemasangan rockwool A-60
pada setiap ruangan boat deck diperoleh dari tinggi
bangunan boat deck pada gambar 4.2 yaitu : 2,75 m
L : 2,75 m
c. Luasan jendela pada ruangan E/Cadet Room, Oiler
B Room, Oiler C Room, Sailor C Room, Sailor A
Room, Sailor B Room , QM/C Room, D/Cadet Room
yang pada area pemasangan rockwool A-60 di boat
deck yaitu
: P x L (m2)
= 0,65 X 0,5
= 0,3 m2
33
Gambar 4. 8 fire protection boat deck
(PT. Daya Radar Utama unit lamongan)
4. Bridge deck
34
6. Panjang ruangan Captain’s Bedroom
= 4,85 m + 3 m = 7 85 m
b. Area Dari lebar area pemasangan rockwool A-60
pada setiap ruangan bridge deck diperoleh dari tinggi
bangunan bridge deck pada gambar 4.2 yaitu
: 2,75 m
L : 2,75 m
c. Luasan jendela pada ruangan Chief Engineer
Bedroom, Chief Engineer Dayroom, Second
Engineer Room, Chief Officer Room, Captain’s
Dayroom, Captain’s Bedroom yang pada area
pemasangan rockwool A-60 di bridge deck yaitu
: P x L (m2)
= 0,65 X 0,5
= 0,3 m2
35
Gambar 4. 10 fire protection bridge deck
(PT. Daya Radar Utama unit lamongan)
5. Navigasi deck
36
samping dan depan pada area pemasangan rockwool
A-60 di bridge deck yaitu
Jendela samping : (P x L) X jumlah jendela (m2)
= ( 1,1 X 0,6 ) X 4
= 0,6 m2 X 4
= 2,4 m2
Jendela depan : (P x L) X jumlah jendela (m2)
= (1,7 X 1,1) X 7
= 1,8 m2 X 7
= 12,6 m2
37
Gambar 4. 12 Fire protection navigasi deck
(PT. Daya Radar Utama unit lamongan)
38
Gambar 4. 13 Penentuan area pemasangan rock wool
(PT PERTAMINA (PERSERO) – MARKETING & TRADING DIRECTORATE SHI PPING
INDONESI A – 2012)
39
Secara umum, langkah pemasangan bahan penyekat panas meliputi beberapa
tahap: Setelah diketahui sumber penyebab panas dan proses terjadinya rambatan
panas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perambatan panas dapat dicegah
dengan cara memberikan bahan pembatas /isolator agar tidak terjadi rambatan, Hal
ini dapat dilakukan dengan memakai bahan penyekat yang memiliki konduktifitas
termal yang kecil.
Cara / tahapan pemasangan bahan penyekat :
1. Pasang welding stud
2. Letakkan lapisan tahan panas ( Rock wool)
3. Rapikan
4. Tutup dengan lapisan terakhir, dapat berupa aluminium
foil/galvanised plat atau lembaran tahan api
Hal hal yang perlu diketahui dalam Pemasangan pelapisan tahan api / penyekat
panas:
1. insulasi panas yang akan dipasang, dipotong tanpa celah, atau ada
kerusakan menurut prosedur tempat kerja dan rekomendasi dari
industri pembuat
40
2. Interval Lubang atau kurva dipotong dengan tangan mesin untuk
membentuk dan ukuran untuk toleransi spesifik
Keterangan :
41
4. Welding stud (semacam paku yang di tempelkan ke dinding
dengan las)
5. Profil U (tempat untuk menempelkan galvanised plat)
6. Panel akomodasi (sisi dalam dari ruang akomdasi diberi plat
galvanis dengan ketebalan 1mm.
= 141,1
Kebutuhan Rockwool ruangan Engine casing = 141,1 lembar
luas bangunan−(luasan jendela X jumlah jendela)
2. Ruangan Laundry :
luas rock wool
32,9−( 0,3𝑋 2)
=
0,6
42
= 53,8
Kebutuhan Rockwool ruangan ruangan Laundry = 53,8 lembar
luas bangunan−luasan jendela
3. ruangan Foam RM : luas rock wool
22,7− 0,3
= 0,6
= 37,3
Kebutuhan Rockwool ruangan Foam RM = 37,3 lembar
4. ruangan DRY RM : luas bangunan
luas rock wool
6,1
= 0,6
=10,1
Kebutuhan Rockwool DRY RM = 10,1 lembar
5. ruangan Fire station : luas bangunan
luas rock wool
6,1
= 0,6
=10,1
Kebutuhan Rockwool Fire station = 10,1 lembar
6. ruangan Valve RM : luas bangunan
luas rock wool
22,7
= 0,6
= 37,8
Kebutuhan Rockwool ruangan Valve RM = 37,8 lembar
7. Luasan ruangan GYM : luas bangunan
luas rock wool
16,3
= 0,6
= 27,1
Kebutuhan Rockwool ruangan GYM = 27,1 lembar
8. Luasan ruangan Sefty equip LKR : luas bangunan
luas rock wool
17,8
= 0,6
= 29,6
Kebutuhan Rockwool ruangan Sefty equip LKR = 29,6 lembar
43
9. Luasan ruangan CO2 RM : luas bangunan
luas rock wool
18,3
= 0,6
= 30,5
Kebutuhan Rockwool ruangan CO2 RM = 30,5 lembar
10. Luasan dinding tangga : luas bangunan
luas rock wool
20,4
= 0,6
= 34
Kebutuhan Rockwool dinding tangga = 34 lembar
11. Luasan dinding Gang way : luas bangunan
luas rock wool
8,16
= 0,6
= 13,6
Kebutuhan Rockwool ruangan Gang way = 13,6lembar
Kebutuhan keseluruhan rockwool class A-60 pada area
main deck = 417,9 lembar. Ditambahkan 10 % dari jumlah kebutuhan
yaitu :
= 417,9 + (10% kebutuhan rockwool)
= 459,6 lembar
Kebutuhan keseluruhan rockwool class A-60 setelah ditambahkan
10% dari jumlah kebutuhan pada area main deck = 459,6 lembar
dibulatkan = 460 lembar
2. Perhitungan area poop deck pada ruang acomodasi yang di butuhkan
pemasangan rock wool class A-60
1. Ruangan Office Meting Room
luas bangunan−(luasan jendela X jumlah jendela)
: luas rock wool
25 − ( 0,3X 3)
=
0,6
= 40,1
Kebutuhan Rockwool ruangan Office Meting RM = 40,1 lembar
2. Ruangan CCR Room
44
luas bangunan−(luasan jendela X jumlah jendela)
: luas rock wool
25,4 − ( 0,3X 3)
=
0,6
= 40,8
Kebutuhan Rockwool ruangan CCR Room = 40,8 lembar
3. Ruangan MAN (Mess Boy)
luas bangunan−luasan jendela
: luas rock wool
10 − 0,3
=
0,6
=16,1
Kebutuhan Rockwool ruangan MAN (Mess Boy) = 16,1 lembar
4. Ruangan Officer’s Lounge
luas bangunan−(luasan jendela X jumlah jendela)
: luas rock wool
20 − ( 0,3X 2)
=
0,6
= 32,3
Kebutuhan Rockwool ruangan Officer’s Lounge = 32,3 lembar
5. Ruangan Emergency GEN Room
luas bangunan−luasan pintu
: luas rock wool
20 − 1,2
=
0,6
= 69,5
Kebutuhan Rockwool ruangan Emergency GEN = 69,5 lembar
6. Dinding Gang way
luas bangunan
: luas rock wool
7,5
=
0,6
= 12,5
Kebutuhan Rockwool Dinding Gang way =12,5 lembar
Kebutuhan keseluruhan rockwool class A-60 pada area
poop deck = 198,8 lembar. Ditambahkan 10 % dari jumlah kebutuhan
yaitu :
45
= 198,8 + (10% kebutuhan rockwool)
= 218,6 lembar
Kebutuhan keseluruhan rockwool class A-60 setelah ditambahkan
10% dari jumlah kebutuhan pada area poop deck = 218,6 lembar
dibulatkan = 219 lembar
3. Perhitungan area boat deck pada ruang acomodasi yang di butuhkan
pemasangan rock wool class A-60 :
1. Ruangan E/Cadet Room
luas bangunan−(luasan jendela X jumlah jendela)
: luas rock wool
16,7 − ( 0,3𝑋 2)
=
0,6
= 26,8
Kebutuhan Rockwool ruangan E/Cadet Room =26,8 lembar
2. Ruangan Oiler B Room
Luasan bangunan −luasan jendela
: 0,6
6,3 − 0,3
= 0,6
= 10
Kebutuhan Rockwool ruangan Oiler B Room = 10 lembar
3. Ruangan Oiler C Room
Luasan bangunan −luasan jendela
: 0,6
6,3 − 0,3
= 0,6
= 10
Kebutuhan Rockwool ruangan Oiler C Room = 10 lembar
4. Ruangan Sailor C Room
Luasan bangunan −luasan jendela
: 0,6
6,8 − 0,3
= 0,6
= 10,8
Kebutuhan Rockwool ruangan Sailor C Room = 10,8 lembar
5. Ruangan Sailor B Room
Luasan bangunan −luasan jendela
: 0,6
46
6,3 − 0,3
= 0,6
= 10
Kebutuhan Rockwool ruangan Sailor B Room = 10 lembar
6. Ruangan Sailor A Room
Luasan bangunan −luasan jendela
: 0,6
6,8 − 0,3
= 0,6
= 10,8
Kebutuhan Rockwool ruangan Sailor A Room = 10,8 lembar
7. Ruangan QM/C RM
Luasan bangunan −luasan jendela
: 0,6
6,3 − 0,3
= 0,6
= 10
Kebutuhan Rockwool ruangan QM/C RM = 10 lembar
8. Ruangan D/Cadet Room
luas bangunan−(luasan jendela X jumlah jendela)
: luas rock wool
16,6 − ( 0,3𝑋 2)
=
0,6
= 26,6
Kebutuhan Rockwool ruangan D/Cadet Room =26,6 lembar
9. Dinding Gang way
luas bangunan
: luas rock wool
6,8
=
0,6
= 11,3
Kebutuhan Rockwool Dinding Gang way =11,3lembar
Kebutuhan keseluruhan rockwool class A-60 pada area
boat deck = 126,3 lembar. Ditambahkan 10 % dari jumlah kebutuhan
yaitu :
= 126,3 + (10% kebutuhan rockwool)
= 138,9 lembar
47
Kebutuhan keseluruhan rockwool class A-60 setelah ditambahkan
10% dari jumlah kebutuhan pada area boat deck = 138,9 lembar
dibulatkan = 139 lembar
= 34,8
Kebutuhan Rockwool ruangan Chief ENG BRM = 34,8 lembar
2. Ruangan Chief Engineer Dayroom
Luasan bangunan −luasan jendela
: 0,6
6,6 − 0,3
= 0,6
= 10,5
Kebutuhan Rockwool ruangan Chief ENG DRM = 10,5 lembar
3. ruangan Second Engineer Room
= 18,1
Kebutuhan Rockwool ruangan Second ENG RM = 18,1 lembar
4. ruangan Chief Officer Room
= 18,1
Kebutuhan Rockwool ruangan Chief OFF Room = 18,1 lembar
5. ruangan Captain’s Dayroom
48
6,6 − 0,3
= 0,6
= 10,5
Kebutuhan Rockwool ruangan Captain’s DRM = 10,5 lembar
6. Ruangan Captain’s Dayroom
luas bangunan−(luasan jendela X jumlah jendela)
: luas rock wool
21,5 −( 0,3X 2)
= 0,6
= 34,8
Kebutuhan Rockwool ruangan Chief ENG DRM = 34,8 lembar
= 66,8 lembar
kebutuhan rockwool class A60 pada ruang Wheelhouse = 66,8
lembar
49
Kebutuhan keseluruhan rockwool class A-60 setelah ditambahkan
10% dari jumlah kebutuhan pada area navigasi deck = 73,4 lembar
dibulatkan = 73 lembar
Tabel 4. 3 Kebutuhan material rockwool
50
= 1 x 0,6
= 0,6 m2
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
Kebutuhan Rockwool = + (10% kebutuhan rockwool)
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑜𝑐𝑘 𝑤𝑜𝑜𝑙
268,6
Kebutuhan Rockwool = +(10%kebutuhan rockwool)
0,6
kebutuhan rock wool class A-60 pada ruang main deck = 492 lembar
diketahui :
Panjang area yang akan di pasang rock wool = 56 m.
lebar area yang akan di pasang rock wool = 2,75 m
panjang rock wool =1 m
lebar rock wool = 0,6 m
Toleransi = 10 %
Luas area main deck : P x L (m2)
= 56 X 2,75
= 154 m2
Luasan rockwool : P x L (m2)
= 1 x 0,6
= 0,6 m2
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
Kebutuhan Rockwool = + (10% kebutuhan rockwool)
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑜𝑐𝑘 𝑤𝑜𝑜𝑙
154
Kebutuhan Rockwool = + (10%kebutuhan rockwool)
0,6
= 282,2 lembar
Dibulatkan = 282 lembar
kebutuhan rock wool class A-60 pada ruang poop deck = 282 lembar
51
pemasangan rock wool class A-60
diketahui :
Panjang area yang akan di pasang rock wool = 29 m.
lebar area yang akan di pasang rock wool = 2,75 m
panjang rock wool =1 m
lebar rock wool = 0,6 m
Toleransi = 10 %
= 151,2 lembar
Dibulatkan = 151 lembar
kebutuhan rock wool class A-60 pada ruang boat deck = 151 lembar
diketahui :
Panjang area yang akan di pasang rock wool = 29 m.
lebar area yang akan di pasang rock wool = 2,75 m
panjang rock wool =1 m
lebar rock wool = 0,6 m
Toleransi = 10 %
52
= 82,5 m2
Luasan rockwool : P x L (m2)
= 1 x 0,6
= 0,6 m2
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
Kebutuhan Rockwool = + (10% kebutuhan rockwool)
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑜𝑐𝑘 𝑤𝑜𝑜𝑙
82,5
Kebutuhan Rockwool = + (10%kebutuhan rockwool)
0,6
= 151,2 lembar
= 105,8 lembar
Dibulatkan = 106
kebutuhan rock wool class A-60 pada ruang nav deck = 106 lembar
53
Tabel 4. 4 Perencanaan di lapangan
𝟏𝟏𝟖𝟐− 𝟏𝟎𝟏𝟎
= x 100%
𝟏𝟎𝟏𝟎
= 17 %
54
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan untuk kebutuhan
rockwool A-60 pada ruang akomodasi KM. Pangalengan di PT. Daya Radar
Utama unit Lamongan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kebutuhan material rockwool A-60 untuk insulasi pada ruang akomodasi
KM. Pangalengan di ruangan main deck, poop deck, boat deck, bridge
deck, navigasi deck membutuhkan 1010 lembar rockwool.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis menyarankan sebagai berikut:
55
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
56
DAFTAR PUSTAKA
Adjie, I. P. D. (2007). RENCANA UMUM. In panduan perencanaan. surabaya: 18
februari 2010.
Ching, D. K. (1995). Desain and Interior. Retrieved April 24, 2019, from
http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/buku/detail/ilustrasi
desaininterior francis-d-k-ching-alih-bahasa-paul-hanoto-adjie-17073.html.
CM, P., & Manik, P. (2013). PERANCANGAN KAPAL TANKER 4200 DWT
RUTE PELAYARAN “SINGAPURA-JAKARTA-BALIKPAPAN.” Jurnal
Teknik Perkapalan, 1. Retrieved from
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article/view/2258
Krismanti, S. R. (2012). Ngintip dunia perkapalan. Retrieved March 20, 2019, from
https://www.kompasiana.com/srirenny/551abdb5a333118f23b659db/ngintip-
dunia-perkapalan-yo
Maulana., M. H. (2017). engerjaan interior kapal. Retrieved April 10, 2019, from
http://harisinteriorkapal26.blogspot.com/2017/10/insulator-pada-kapal atau-
dalam-rumah.html
57
Prasongko, R. B., Pembimbing, D., Teknik, J., Kapal, B., Perkapalan, P., &
Surabaya, N. (2018). ESTIMASI PENAMBAHAN KARET PADA LINING &
CEILING YANG BERPENGARUH TERDAHAP REDUKSI.
Saputra, B., Mulyanto, I. P., & Amiruddin, W. (2017). Jurnal teknik perkapalan. 5.
Retrieved from https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article
Widyiastuti, T. (2014). Belajar rencana umum. Retrieved April 15, 2019, from
https://trianawidyiastuti.blogspot.com/2014/09/belajar-rencana umum.html
58
LAMPIRAN
59
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
60
Lampiran 2 Main Deck Fire Protection
61
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
62
Lampiran 3 Poop Deck Fire Protection
63
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
64
Lampiran 4 Boat Deck Fire Protection
65
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
66
Lampiran 5 Bridge Deck Fire Protection
67
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
68
Lampiran 6 Navigasi Deck Fire Protection
69
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
70
Lampiran 7 Kebutuhan Rockwool dilapangan
71
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
72
Lampiran 8 Sertifikat Rockwool SL 620
73
(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)
74
BIODATA PENULIS
Mobile : 082331002930
E-mail : yekaarmanto2@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
75