Kemampuan
Akhir yang
Diharapkan
Mahasiswa
mampu
merumuskan
karakteristik
dinamik sistem
pengukuran
Materi
Pembelajaran
Bentuk
Pembelajaran
Karakteristik
dinamik sistem
pengukuran:
Instrumen
Orde Nol
Instrumen
Orde Satu
Instrumen
Orde Dua
Eror Dinamik
Sistem
Pengukuran
Latihan soal
menghitung
kesalahan
dinamik dan
praktikum
Ketepatan
menghitung
kesalahan dinamik
Prakti
kum
5%
ETS
10%
(2.20)
d nO
d n 1O
dO
+
a
+ + a1
+ a0O = b0 I
n 1
n
n 1
dt
dt
dt
(2.21)
b0 I
= KI
a0
(2.22)
dengan K adalah konstanta yang diketahui sebagai sensitivitas instrumen seperti yang
dijelaskan pada bagian karakteristik statik.
Sembarang instrumen yang memiliki perilaku berhubungan dengan persamaan
(2.22) dikatakan instrumen jenis orde nol. Saat terdapat perubahan step pada besaran
yang diukur pada waktu t, output instrumen bergerak secara tiba-tiba ke nilai baru
pada waktu sesaat yang sama t, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.12.
dO
+ a0O = b0 I
dt
(2.23)
O
K
=
I 1 + s
(2.24)
Termometer air raksa merupakan contoh dari instrumen orde satu. Saat
termometer pada temperatur ruang dicelupkan ke air mendidih, nilai pembacaan tidak
langsung naik secara tiba-tiba ke 100C, melainkan mendekati nilai pembacaan
100C dengan pola yang sama dengan Gambar 2.13.
Banyak instrumen lain yang merupakan instrumen orde satu: hal ini menjadi
perhatian pada sistem kontrol dimana adanya keterlambatan waktu (time lag) antara
perubahan nilai besaran yang diukur dengan indikasi alat ukur, perlu ditangani.
Untungnya, konstanta waktu dari banyak instrumen orde satu relatif kecil terhadap
dinamika proses yang diukur, dan tidak ada masalah serius yang terjadi.
3.3 Instrumen Orde Dua
Jika semua koefisien a3, ... , an selain a0, a1 dan a2 pada persamaan (2.21)
diasumsikan nol, maka:
a2
d 2O
dO
+ a1
+ a0O = b0 I
2
dt
dt
(2.25)
dengan
O
K
= 2
s
2s
I
+
+1
2
(2.26)
Jika persamaan (2.26) diselesaikan secara analitis, bentuk respon step besaran
output O yang diperoleh bergantung pada nilai parameter rasio redaman. Respon step
output dari instrumen orde dua untuk nilai parameter rasio redaman yang berbeda
ditunjukkan pada Gambar 2.14. Untuk kasus (A) dimana = 0, tidak ada redaman
dan output instrumen nampak berosilasi dengan amplitudo tetap.
Untuk redaman ringan = 0,2, kasus (B), respon terhadap perubahan step input
masih berosilasi namun secara perlahan osilasi tersebut menghilang. Penambahan
nilai rasio redaman dapat mengurangi osilasi namun overshoot masih tetap ada,
seperti yang ditunjukkan pada kurva (C) dan (D). Respon menjadi overdamped
(sangat teredam) seperti yang ditunjukkan pada kurva (E) dimana pembacaan output
bergerak naik secara lambat ke pembacaan yang mantap. Jelas respon pada kasus (A)
dan (E) tidak diinginkan. Jika sebuah instrumen hanya dipengaruhi input step, maka
strategi desain akan bertujuan menghasilkan rasio redaman 0,707, yang memberikan
respon teredam secara kritis (kasus C). Sayangnya, hampir seluruh besaran fisik yang
diukur tidak berubah nilainya dalam bentuk step, namun dalam bentuk ramp dengan
kemiringan yang bervariasi. Jika bentuk variabel input berubah, nilai terbaik untuk
juga berubah, dan pemilihan menjadi satu kompromi diantara nilai-nilai yang
terbaik untuk setiap perilaku variabel input. Instrumen orde dua secara komersial,
seperti accelerometer, umumnya dirancang untuk memiliki rasio redaman pada range
0,6 - 0,8.
Selain ketiga parameter yang ditunjukkan pada fungsi transfer orde (persamaan
(2.26)), terdapat beberapa parameter respon output yang dikenal, beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut:
d = n 1 2
(2.27)
n 1 2
(2.28)
(2.29)
2
1
(2.30)
(2.31)
Modul Praktikum
PENENTUAN KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami karakteristik dinamik dari suatu alat ukur.
2. Menentukan hubungan input dan output sebagai fungsi waktu.
B.
DASAR TEORI
Karakteristik dinamik dari sebuah alat ukur menggambarkan perilakunya
antara waktu yang terukur dengan perubahan nilai output untuk mencapai
nilai stabil. Seperti dengan karakteristik statis, nilai-nilai untuk karakteristik
dinamis dikutip dalam lembaran instrumen data hanya berlaku pada saat
instrumen yang digunakan dalam kondisi lingkungan tertentu.
Model sebuah elemen sistem pengukuran dapat dinyatakan dalam
persamaan diferensial sebagai berikut:
d nO
d n 1O
dO
an n + an 1 n 1 + + a1
+ a0O = b0 I
dt
dt
dt
Penyederhanaan lebih lanjut dapat dilakukan dengan mengambil kasus-kasus
khusus tertentu dari persamaan di atas, yang secara kolektif berlaku untuk
hampir semua sistem pengukuran.
Instrument Orde Nol
Instrumen orde nol memiliki perilaku respon step output sesuai dengan input
step yang diterapkan ke instrumen. Saat ada perubahan input pengukuran,
output segera bergerak ke nilai baru secara sangat cepat sehingga mendekati
respon step, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Sebagai contoh, sebuah
potensiometer yang mengukur gerak, di mana perubahan tegangan output
10
11
Termometer raksa
Termometer Digital
Heater/pemanas air
Air
Stop watch/Timer
12
D. LANGKAH PERCOBAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
13
Temperatur (0C)
Eror dinamik
Suhu ruang
20
40
60
..
Dst.
6
7
8
E. ANALISIS PERCOBAAN
14
15