Anda di halaman 1dari 15

MODUL III KEHILANGAN TINGGI TEKAN

Pernahkah Anda membuka kran air dan mendapat air yang keluar sangat kecil?
Padahal Anda yakin bak penampung air terisi penuh dan ketika Anda mencoba
membuka kran lain dari penampungan air yang sama, air yang keluar cukup deras.
Mengapa hal ini dapat terjadi?

Dalam modul ini akan dipelajari hilangnya kemampuan kerja (kehilangan tinggi tekan) aliran fluida karena gesekan
serta sebab-sebab lainnya saat melalui suatu jaringan tata pipa.

3.1. Pendahuluan
3.1.1. Latar Belakang
Kehilangan tinggi tekan suatu fluida dalam pipa dapat terjadi karena faktor gesekan (major losses) atau akibat
faktor perubahan bentuk geometri pipa (minor losses). Kehilangan tinggi tekan yang akan dipelajari pada modul
I ini adalah kehilangan tinggi tekan akbat:
a. Faktor gesekan pipa lurus
b. Kontraksi tiba-tiba
c. Ekspansi tiba-tiba
d. Tikungan pada pipa katup (valve)
Dalam analisis perhitungan percobaan aliran pada pipa ini, digunakan berbagai acuan dasar rumus yang diambil
dari:
1. Persamaan Kontinuitas (continuity equation)
2. Persamaan Bernoulli
3. Persamaan Darcy-Weisbach
4. Persamaan Blassius
5. Bilangan Reynolds (Reynolds series )

3.1.2. Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah
1. Mempelajari pengaruh koefisien gesekan pada pipa.
2. Menghitung besarnya kehilangan tinggi tekan akibat :
a. Gesekan pada pipa lurus,
b. Ekspansi tiba-tiba,
c. Kontraksi tiba-tiba,
d. Tikungan.

12
3.2. Landasan Teori

3.2.1. Kehilangan Tinggi Tekan pada Pipa Lurus

Suatu pipa lurus dengan diameter (D) yang tetap, akan mempunyai kehilangan tinggi tekan akibat gesekan
sepanjang pipa (L) sebesar:

2
= 2 (3.1)

dimana:
hL = kehilangan tinggi tekan akibat gesekan (m)
f = koefisien gesek (tidak berdimensi)
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran (m/detik)
g = percepatan gravitasi (m/detik2 )
Persamaan di atas dikenal sebagai persamaan Darcy-Weisbach dengan f sebagai konstanta tidak berdimensi
yang merupakan fungsi dari bilangan Reynolds dari aliran dan kekasaran permukaan pipa

3.2.2. Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Ekspansi Tiba-tiba

a. Tanpa kehilangan tinggi tekan

Gambar 3.1 Ekspansi tanpa Kehilangan Tinggi Tekan

Persamaannya adalah:

(3.2)

13
b. Dengan Kehilangan Tinggi Tekan

Gambar 3.2 Ekspansi dengan Kehilangan Tinggi Tekan

Persamaannya adalah:

(1 2 ) 1 2 2 4
= [(1 ) (1 ) ] (3.3)
2 2

3.2.3. Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Kontraksi Tiba-tiba

a. Tanpa kehilangan tinggi tekan

Gambar 3.3 Kontraksi tanpa Kehilangan Tinggi Tekan

Persamaannya adalah:

(1 2 ) 2 2 4
= [1 (2 ) ] (3.4)
2 1

14
b. Dengan kehilangan tinggi tekan

Gambar 3.4 Kontraksi dengan Kehilangan Tinggi Tekan

Persamaannya adalah:

(1 2 ) 2 2 2 4 1 2
= [1 ( ) ( 1) ] (3.5)
2 1 4

Keterangan:

Pi : Tekanan pada titik tinjau 1


P : Tekanan pada titik tinjau 2
2

V : Kecepatan fluida pada titik tinjau 1


1

V : Kecepatan fluida pada titik tinjau 2


2

Z : Ketinggian titik tinjau 1 dari datum


Z2 : Ketinggian titik tinjau 2 dari datum
: pg
p : Massa jenis fluida
g : Percepatan grafitasi

3.2.4. Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Adanya Katup

Kehilangan Tinggi Tekan Akibat katup (hL) adalah

(1 2 )
=

15
= 12,6

Koefisien kehilangan energi K dan Kkoreksi adalah

2
= ( 2 )

2
= ( 2 )

3.2.5. Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Tikungan Pada Pipa

Keterangan
------------- = Panjang lintasan
^----------^ = Panjang yang diketahui

Rumus umum kehilangan tinggi tekan pada pipa:

2
=
2

dimana:

hL = kehilangan energi akibat tikungan

K = koefisien kehilangan tinggi tekan

Kehilangan tinggi tekan di dalam pipa di tikungan dan sepanjang yang diamati (h T)
= +

Kehilangan tinggi tekan pada tikungan dibedakan atas dua macam:


1. Akibat perubahan geometri (hLB) dengan koefisien tinggi tekan KB
2. Akibat geometri dan gesekan pada tikungan % lingkaran (hLL) dengan koefisien kehilangan tinggi tekan KL
a. Akibat Perubahan Geometri Pipa

16
( )2
= (3.6)
2

b. Akibat Gesekan Pipa


2
= ( [1 ] ) (3.7)
2 2

dimana:
g = percepatan gravitasi
R = jari-jari tikungan
L = panjang lintasan
hT = kehilangan tinggi tekan pada tikungan
hT = kehilangan tinggi tekan pada pipa lurus

17
3.3. Alat-Alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Suatu jaringan/sirkuit pipa, yang terdiri dari dua buah
sirkuit yang terpisah, masing-masing terdiri dari komponen pipa yang dilengkapi selang piezometer. Dua sirkuit
pipa itu adalah sirkuit biru dan sirkuit abu-abu.

Gambar 3.6 Jaringan/Sirkuit Pipa

3.4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja percobaan ini adalah


1. Memeriksa tabung-tabung piezometer sehingga tidak ada udara yang terjebak di dalamnya. Prosedur ini
dilakukan dengan jalan memompakan udara ke dalam tabung piezometer untuk menurunkan permukaan air
di dalam tabung hingga didapat suatu ketinggian yang sama hingga memudahkan pengamatan.
2. Sirkuit biru dalam keadaan tertutup, sirkuit abu-abu dibuka semaksimal mungkin guna mendapatkan aliran
yang maksimum di sepanjang pipa.
3. Membaca dan mencatat angka pada piezometer pipa 3 dan 4 untuk gesekan pipa lurus, piezometer pipa 7
dan 8 untuk ekspansi, pipa 9 dan 10 untuk kontraksi.
4. Catat debit yang dihasilkan dengan prinsip kerja bangku hidrolik.
5. Mengubah besar debit air dengan jalan mengatur kran pengatur masuk air pada sistem pipa dan catat

18
ketinggian tabung dan debit. Lakukan untuk beberapa pengamatan.
6. Setelah selesai pada sirkuit abu-abu ganti ke sirkuit biru dengan jalan menutup kran pada sirkuit abu-abu
dan buka kran pada sirkuit biru. Ikuti prosedur 2 sampai 4 untuk beberapa pengamatan.

Secara umum, prosedur kerja tersebut dapat terangkum dalam diagram alir sebagai berikut:

Gambar 3.7 Diagram alir prosedur kerja praktikum kehilangan tinggi tekan pada aliran melalui pipa

19
3.5. Pengambilan Data

Data yang diperlukan dalam percobaan ini adalah debit yang dihasilkan dengan prinsip kerja bangku hidrolik dan
bacaan pada piezometer. Untuk lebih jelasnya dalam pengambilan data, gunakan formulir pengamatan yang terdapat
pada bagian akhir modul dan gunakan panduan tabel di bawah ini:

Tabel 3. 1 Spesifikasi Data yang Diambil Selama Percobaan

Jumlah Data
No. Lembar Data Data yang Diambil Simbol Sat. Keterangan
Total
Temperatur pada saat
praktikum berlangsung
Temperatur T C 1 digunakan pada seluruh
perhitungan yang
Tabel debit
membutuhkan data
(Modul I dan
Waktu pengisian air t detik 1x perubahan Baca peringatan pada
temperatur
1 Modul II)
debit = 8 flowchart
Beban untuk bangku
Berat beban W kg 1 hidrolik disamakan untuk
seluruh pengukuran debit
Tinggi air pada pipa 1 mm
tikungan standar 2 mm
Tinggi air pada 5 mm
TabelBacaan tikungan siku tajam 6 mm
Piezometer Tinggi air pada 11 mm
1x perubahan
2 Modul IAliran
Pada : KTT tikungan, R = 100 mm mm
12 debit = 8
Melalui Belokan
Tinggi air pada 13 mm
tikungan, R = 150 mm 14 mm

Tinggi air pada 15 mm


tikungan, R = 50 mm 16 mm
TabelBacaan Tinggi air pada pipa 3 mm
Piezometer lurus sirkuit biru 4 mm
Modul II : Tinggi air pada pipa 8 mm
KTT Pada Aliran lurus sirkuit abu-abu 9 mm 1x perubahan
3 Melalui Pipa Tinggi air pada 7 mm debit = 8
Lurus, ekspansi sirkuit abu- abu 8 mm
Pelebaran,
dan Tinggi air pada 9 mm
Penyempitan kontraksi sirkuit abu-abu 10 mm

20
3.6. Pengolahan Data

Tabel 3.2 Langkah-langkah Pengolahan Data

No Langkah Formulir Keterangan Nama


Pengamatan Gambar/Grafik
.
1 Acuan
Menghitung besar Debit (Q) Tabel data pada lihat lampiran
dengan prinsip bangku lembar 1 dan 2 prinsip bangku
2 hidrolis.
Menghitung Lembar 2 Data Untuk hidraulik.
kehilangan a. Gunakan Grafik 1.1 log h vs f

tinggi tekan akibat gesekan ke empat grafik rumus 1.1. log Q pipa biru
pada pipa lurus : Grafik 1.2 f vs Re
a. Hitung h . L pipa biru
b. Hitung besarnya bilangan Grafik 1.3 log h vs f

Reynolds (Re) log Q pipa abu-abu


c. Hitung besarnya koefisien Grafik 1.4 log f vs
gesekan menurut Blassius Re pipa abu- abu
d.3 Hitung besarnya kehilangan
Menghitung koefisien Lembar 2 Data a. Gunakan Grafik 1.5
gesekan
tinggi tekanmenurut Darcy- Untuk Membuat
akibat ekspansi Persamaan Hperhitungan vs

Weisbach Grafik Hperhitungan vs


tiba-tiba: Kontinuita Hpengukuran akibat

a. Hitung kecepatan pada titik Hpengukuran s


ekspansi
tinjau 1 (V1). akibat ekspansi dengan
b. Hitung perbedaan tinggi memasukka
tekan hasil pengukuran. n nilai Q dan
c. Hitung perbedaan tinggi D yang telah
tekan hasil perhitungan diketahui.
dengan adanya kehilngan b. Berdasarkan
4 tinggi tekan ( hekehilangan
Menghitung * 0 ). Lembar 2 Data a. Gunakan
Hasil Grafik 1.6
d. Hitung perbedaan
tinggi tekan tinggi Untuk Membuat
akibat konstraksi Persamaan
Pengamata Hperhitungan vs

tekan hasil perhitungan tanpa Grafik Hperhitungan vs


tiba-tiba: Kontinuita
n. Hpengukuran akibat

a. adanya kecepatan
Hitung kehilangan titik Hpengukuran
padatinggi s
c. Gunakan kontraksi
tekan 2
tinjau ( he
(V2=) 0 ). akibat kontraksi dengan 1.3.
rumus
b. Hitung perbedaan tinggi memasukka
d. Gunakan
tekan hasil pengukuran. n nilai Q1.2
dan
rumus .
c. Cari harga koefisien kontraksi D yang telah
Cc. diketahui.
d. Hitung perbedaan tinggitekan b. Berdasarkan
hasil perhitungan dengan Hasil
adanya kehilangan tinggi Pengamata
5 tekan ( he * 0 ).
Menghitung kehilangan Lembar 1 Data a. -n. Grafik 1.7 K vs
e. Hitungtekan
tinggi perbedaan
akibat tikungan
tinggi: Untuk Membuat b. - R/D
c. -
tekan
a. hasilkecepatan
Hitung perhitungan tanpa Grafik K vs R/D
aliran c. -
d. Gunakan
adanya kehilangan tinggi
rumus 1.5.
tekan ( he = 0 ).
e. Gunakan
rumus 1.4.

21
No. Langkah Formulir Keterangan Nama
Pengamatan Gambar/Grafik

(V) pada tikungan Acuan d. -


b. Hitung besarnya bilangan e. Gunakan
Reynolds (Re) rumus 1.6.
c. Hitung koefisien gesekan (f) f. Gunakan
menurut Blassius rumus 1.7.
d. Hitung kehilangan tinggi tekan
total hT (dari selisih piezometer
untuk tikungan), menghitung
kehilangan tinggitekan akibat
gesekan (hf).
e. Hitung kehilangan tinggi tekan
akibat perubahan geometri
3.7. Analisis Data
(tikungan), yaitu hLB.,
menghitung besarnya KB.
Darif.hasil perhitungan
Hitung sebelumnya,
besarnya K L. lihatlah kembali grafik-grafik yang telah dibuat dan lakukanlah analisis
sebagai berikut:

Tabel 3.3 Grafik dan Analisis

No. Grafik Hal-hal yang Perlu Dianalisis


1 Grafik 1.1 log hf Vs Log Q untuk pipa Tujuan pembuatan grafik tersebut.
lurus
Hubunganlog h dan logQ
f

Grafik 1.2 fblasisus dan fdarcy-weisbach


2 Tujuan pembuatan grafik tersebut.
vs Re untuk pipa lurus Hubunganfdengan Re
Hubungan/perbedaan nilai fblasisus dan fdarcy-weisbach
3 Grafik 1.3 Hperhitungan vs Hpengukuran Tujuan pembuatan grafik tersebut.

untuk ekspansi tiba-tiba Hubungan/perbedaan Hperhitungan dan Hpengukuran


4 Grafik 1.4 Hperhitungan vs Hpengukuran Tujuan pembuatan grafik tersebut.

untuk kontraksi tiba-tiba Hubungan/perbedaan nilai Hperhitungan dan Hpengukuran


5 Grafik 1.5 K vs R/D pada tikungan Tujuan pembuatan grafik tersebut.

Hubungan/perbedaan nilai K dan K B L

3.8. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan yang mengacu pada tujuan praktikum dan saran untuk perbaikan di masa mendatang.

3.9. Daftar Pustaka


Streeter, Victor L., and Wylie, Benjamin E. 1975. Fluid Mechanics. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.

22
FORMULIR PENGAMATAN
Modul II: KEHILANGAN TEKAN PADA ALIRAN MELALUI BELOKAN
DALAM SALURAN TERTUTUP
Praktikan: Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil

No. Kelompok: Lembar -1/2

No Nama NIM Paraf TANGGAL PRAKTIKUM


1
2 Asisten :
3
4
5
TANGGALTERAKHIR PEMASUKAN LAPORAN : ( ................................ )

Data alat
Diameter pipa sirkuit biru = 13.6 mm
Diameter pipa sirkuit abu-abu = 26.2 mm

Jam Jam
Pengukuran Debit dan Temperatur Pengukuran Debit dan Temperatur
No. No.
Per- Per-
Waktu Berat Debit Suhu Waktu Berat Debit Suhu
coba- coba-
t W Q T T W Q T
an an
(detik) (kg) (l/dt) (o) (detik) (kg) (l/dt) (o)

1 5
2 6
3 7
4 8

No.
Perco- Jam Bacaan Piezometer
baan
1 Standar, (l) = .................... mm Siku tajam, (l) = ..................... mm
1 2 Ah 5 6 Ah

R : 100 mm, (l) = ....................... mm R : 150 mm, (l) = ..................... mm


11 12 Ah 13 14 Ah

R : 50 mm, (l) = ..................... mm R....... Mm, (l) = ................... mm


15 16 Ah Ah

2 Standar, (l) = .................... mm Siku tajam, (l) = ..................... mm


1 2 Ah 5 6 Ah

R : 100 mm, (l) = ....................... mm R : 150 mm, (l) = ..................... mm


11 12 Ah 13 14 Ah

R : 50 mm, (l) = ..................... mm R....... mm, (l) = ....................mm


15 16 Ah Ah

3 Standar, (l) = .................... mm Siku tajam, (l) = ..................... mm


1 2 Ah 5 6 Ah

R : 100 mm, (l) = ..................... mm R : 150 mm, (l) = ..................... mm


11 12 Ah 13 14 Ah

R 50 mm, (l) = ......................... mm R mm, (l) = ............................mm


15 16 Ah Ah

23
No.
Jam Bacaan Piezometer
Perco
baan
4 Standar, (l) = .................... mm Siku tajam, (l) = ..................... mm
1 2 Ah 5 6 Ah

R 100 mm, (l) = ....................... mm R 150 mm, (l) = ....................... mm


11 12 Ah 13 14 Ah

R 50 mm, (l) = ....................... mm R ....... mm, (l) = ....................mm


15 16 Ah Ah

5 Standar, (l) = .................... mm Siku tajam, (l) = ..................... mm


1 2 Ah 5 6 Ah

R 100 mm, (l) = ....................... mm R 150 mm, (l) = ....................... mm


11 12 Ah 13 14 Ah

R 50 mm, (l) = ....................... mm R ....... mm, (l) = ....................mm


15 16 Ah Ah

6 Standar, (l) = .................... mm Siku tajam, (l) = ..................... mm


1 2 Ah 5 6 Ah

R 100 mm, (l) = ....................... mm R 150 mm, (l) = ....................... mm


11 12 Ah 13 14 Ah

R 50 mm, (l) = ....................... mm R ....... mm, (l) = ....................mm


15 16 Ah Ah

7 Standar, (l) = .................... mm Siku tajam, (l) = ..................... mm


1 2 Ah 5 6 Ah

R 100 mm, (l) = ....................... mm R 150 mm, (l) = ....................... mm


11 12 Ah 13 14 Ah

R 50 mm, (l) = ....................... mm R ....... mm, (l) = ....................mm


15 16 Ah Ah

8 Standar, (l) = .................... mm Siku tajam, (l) = ..................... mm


1 2 Ah 5 6 Ah

R 100 mm, (l) = ....................... mm R 150 mm, (l) = ....................... mm


11 12 Ah 13 14 Ah

R 50 mm, (l) = ....................... mm R ....... mm, (l) = ....................mm


15 16 Ah Ah

24
FORMULIR PENGAMATAN
Modul II: KEHILANGAN TEKAN PADA ALIRAN MELALUI
PIPA LURUS, PELEBARAN DAN PENYEMPITAN
Praktikan: Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil
No. Kelompok: .................................................................................................................................. Lembar - 2/2
No Nama NIM Paraf TANGGAL PRAKTIKUM
1
2 Asisten :
3
4
5
TANGGALTERAKHIR PEMASUKANLAPORAN : (.......................... )

Data alat
Diameter pipa sirkuit biru = 13.6 mm
Jarak antara titik 3 dan titik 4 = 914.4 mm
Diameter pipa sirkuit abu-abu = 26.2 mm
Jarak antara titik 8 dan titik 9 = 914.4 mm

Jam Pengukuran Debit & Temperatur Jam Pengukuran Debit & Temperatur
No. No.
Per- Waktu Berat Debit Suhu Per- Waktu Berat Debit Suhu

coba t W Q T coba- t W Q T
an (detik) (kg) (l/dt) o
() an (detik) (kg) (l/dt) (o)

1 5
2 6
3 7
4 8
No.
Jam Bacaan Piezometer
Perco-
baan
1 Pipa lurus sirkuit biru Pipa lurus sirkuit abu-abu
3 4 Ah 8 9 Ah

Pelebaran sirkuit abu-abu Penyempitan sirkuit abu-abu


7 8 Ah 9 10 Ah

2 Pipa lurus sirkuit biru Pipa lurus sirkuit abu-abu


3 4 Ah 8 9 Ah

Pelebaran sirkuit abu-abu Penyempitan sirkuit abu-abu


7 8 Ah 9 10 Ah

3 Pipa lurus sirkuit biru Pipa lurus sirkuit abu-abu


3 4 Ah 8 9 Ah

Pelebaran sirkuit abu-abu Penyempitan sirkuit abu-abu


7 8 Ah 9 10 Ah

25
No.
Jam Bacaan Piezometer
Perco
Baan
4 Pipa lurus sirkuit biru Pipa lurus sirkuit abu-abu
3 4 Ah 8 9 Ah

Pelebaran sirkuit abu-abu Penyempitan sirkuit abu-abu


7 8 Ah 9 10 Ah

5 Pipa lurus sirkuit biru Pipa lurus sirkuit abu-abu


3 4 Ah 8 9 Ah

Pelebaran sirkuit abu-abu Penyempitan sirkuit abu-abu


7 8 Ah 9 10 Ah

6 Pipa lurus sirkuit biru Pipa lurus sirkuit abu-abu


3 4 Ah 8 9 Ah

Pelebaran sirkuit abu-abu Penyempitan sirkuit abu-abu


7 8 Ah 9 10 Ah

7 Pipa lurus sirkuit biru Pipa lurus sirkuit abu-abu


3 4 Ah 8 9 Ah

Pelebaran sirkuit abu-abu Penyempitan sirkuit abu-abu


7 8 Ah 9 10 Ah

8 Pipa lurus sirkuit biru Pipa lurus sirkuit abu-abu


3 4 Ah 8 9 Ah

Pelebaran sirkuit abu-abu Penyempitan sirkuit abu-abu


7 8 Ah 9 10 Ah

26

Anda mungkin juga menyukai