Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Hukum Kenaikan Hasil Yang Semakin Berkurang

Pada prinsipnya “hasil” merupakan terjemahan dari kata yield, yaitu keluaran (output) yang diperoleh
dari pengelolaan input produksi (sarana produksi/biasa juga disebut masukan) dari suatu usaha tani.
Dalam proses produksi dikenal hukum kenaikan hasil berkurang (law of the minishing returns) di singkat
dengan LDR jadi yang dimaksud dengan “kenaikan hasil berkurang” itu adalah marginal produknya. Jadi
arti terminology “kenaikan hasil berkurang” ini jangan disalah mengerti, jangan diartikan hasil naik tapi
berkurang, disini kenaikannya yang berkurang.

Konsep Dan Teori

Dalam proses produksi dikenal hukum kenaikan hasil berkurang (law of the minishing returns) di singkat
dengan LDR. LDR berlaku disektor pertanian dan diluar pertanian. LDR berbunyi sebagai berikut:

1. TP (total produck) atau produksi total yaitu jumlah produksi pada level pemberian input
tertentu. Input adalah faktor produksi atau bagian/unsure faktor produksi, misalnya input pupuk adalah
bagian dari faktor produksi modal, luas lahan adalah bagian dari faktor produksi alam.

2. AP (average product) hasil rata-rata atau produksi rata-rata yaitu jumlah hasil dibagi dengan
jumlah input yang dipakai. Kalau AP tenaga kerja (labor) disingkat dengan APC (Average product of
capital).

3. MP (marginal product) atau produk marginal yaitu kenaikan hasil yang disebabkan oleh kenaikan
atau pertambahan satu unit input. MP labor disingkat dengan MPL (marginal product of labor) dan MP
capital disingkat dengan MPC (Marginal produck of capital), dan sebagainya.

LDR dapat dijelaskan bila satuan input dan output dalam satu produksi adalah kuantitatif, bila satuannya
kualitatif sulit diterangkan, walaupun dalam proses produksi itu LDR berlaku. Kuantitatif artinya dapat
diukur dengan satuan tertentu, misalnya jumlah output dan input dalam satuan Kg, liter, hektar dan
sebagainya. Kalau satuan hasil (output) maupun satuan input tidak secara kuantitatif, misalnya produksi
sangat baik atau kurang baik, satuan input misalnya sangat banyak, agak krang, maka LDR tidak dapat
menjelaskannya. Ingat bahwa LDR berlaku jika hanya satu input yang berubah atau bertambah atau
berkurang, misalnya hanya jumlah pupuk yang bertambah dari 400 kg perhektar menjadi 500 kg per
hektar, jenis pupuknya adalah sama, faktor-faktor lainnya adalah tetap. Faktor-faktor lain itu misalnya
penyiangan tanaman, penyemprotan hama (dalam fisik dan biayanya atau modal) dan lain-lain.

Kalau jumlah labor dan modal sama-sama berubah maka LDR tidak dapat berfungsi. Suatu percobaan
pemupukan pada tanaman padi dengan keteranganya adalah:

1) Luas tanaman adalah 1 hektar.

2) 2) Diberikan pupuk urea 500 kg, belum termasuk pupuk yang lain

3) Produksinya adalah tanaman padi, satuannya adalah kg.

Formulasi Hukum Kenaikan Hasil Yang semakin Berkurang

Hukum hasil lebih yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari
teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan sifat pokok dari hubungan di antara tingkat produksi dan
tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut. Hukum hasil lebih yang semakin
berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus
menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak
pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin
berkurang dan akhirnya mencapai nilai negative. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan
pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan
kemudian menurun. Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang
menyatakan bahwa hubungan diantara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat
dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:

The Law of Diminishing Marginal Return terjadi dalam tiga tahapan sebagai berikut:

Tahap I Jika suatu perusahaan memiliki dua buah input produksi yaitu modal dan tenaga kerja.
Perusahaan tersebut merasa dengan modal yang dimiliki sekarang, mereka bisa menambah tenaga kerja
untuk meningkatkan produk outputnya. Ketika pekerja ditambah satu-persatu sementara modal tetap,
maka akan terjadi peningkatan produk output. Hal ini menghasilkan peningkatan produktivitas
perusahaan dan pada saat inilah perusahaan beroperasi pada tingkat optimal.
Tahap II Disadur dari Investopedia, setelah perusahaan berada di titik optimal, menambahkan pekerja
tambahan di luar tingkat optimal akan menghasilkan hasil yang kurang efisien Misalkan perusahaan yang
telah optimal tersebut terus menambahkan tenaga kerja tanpa menambahkan modal. Pada tingkat ini,
penambahan tenaga kerja menambah total output namun menurunkan output marjinal perusahaan.
Perusahaan yang awalnya menghasilkan outpun maksimum, perlahan-perlahan mengalami penurunan.
Di mana output yang dihasilkan masing-masing pegawai akan berkurang karena lahan kerja yang tetap
tatapi pekerja semakin banyak.

Tahap II Jika pegawai terus ditambahkan dengan harapan meningkatkan produktivitas, maka
perusahaan akan memasukin tahapan ketiga. Yaitu, tahapan pengembalian negatif. Di mana output
marjinal bukan hanya menurun, namun bernilai negatif. Pada saat inilah perusahaan mengalami
kerugian diakibatkan ketidakseimbangan faktor-faktor produksi. Sederhananya The Law of Diminishing
Marginal Return dapat digambarkan dengan suatu lapanan bola yang harus dicabuti rumputnya. Jika
pekerjaan dilakukan oleh lima orang, maka akan selesai dalam 2 jam dengan masing-masing orang
mencabut sekarung rumput. Tenaga kerja kemudian ditambah menjadi sepuluh orang. Sehingga
pekerjaan menjadi lebih cepat yaitu selesai hanya dalam satu jam. Namun, ternyata masing-masing
orang hanya mencabut setengah karung rumput. Jika tenaga kerja ditambah lagi menjadi dua puluh
orang, pekerjaan memang akan selesai dengan sangat cepat. Namun, tidak efektif karena tiap
pekerjanya hanya mencabut seperempat karung saja. Sehingga modal yang dikeluarkan untuk
membayar pekerja tidak sesuai dengan kinerja yang didapatkan. Dilansir dari Economics Discussion, The
Law of Diminishing Marginal Return membantu manajer untuk menentukan tenaga kerja optimal yang
dibutuhkan untuk menghasilkan output maksimum. Sehingga The Law of Diminishing Marginal Return
dibutuhkan sebagai penjaga keseimbangan input dan outpun suatu perusahaan

Teori produksi ini dikemukakan David Ricardo yang tertulis di dalam bukunya yang berjudul “Principle of
Political Economic and Taxation”. Di dalam Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang tersebut,
dijelaskan mengenai sifat pokok dari hubungan antara tingkat poduksi dan tenaga kerja yang digunakan
utnuk mewujudkan produksi tersebut.

Teori Produksi Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang ini menyatakan “Apabila faktor produksi
yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya
produksi total akan semakin banyak pertambahannya. Akan tetapi sesudah mencapai suatu tingkat
tertentu, maka produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif.”

Dalam teori produksinya ini, David Ricardo menyatakan bahwa ketika kita menambah terus menerus
salah satu unit input dalam jumlah yang sama, sementara input yang lain tetap maka mula -mula akan
terjadi tambahan output yang lebih dari proporsional (increasing returns). Akan tetapi, di titik tertentu,
hasil yang kita peroleh justru akan semakin berkurang (diminishing returns).

Dalam suatu proses produksi apabila secara berturut-turut ditambahkan satu satuan faktor produksi
variabel pada faktor produksi tetap, pada tahap awal, produksi total akan bertambah dengan
pertambahan yang makin besar, tetapi sampai pada tingkat tertentu pertambahannya akan semakin
berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif, dan ini mengakibatkan pertambahan produksi total
semakin kecil sampai mencapai produksi maksimal dan kemudian produksi total menurun.

Sifat dari The Law of Diminishing Return:

• Penambahan terus menerus faktor produksi menyebabkan produk total meningkat sampai
tingkat tertentu (x=8 dan Y=240)

• Mula-mula terjadi kenaikan hasil bertambah, produk marjinal semakin besar (naik).

• Pada saat fungsi produksi total mencapai titik balik (inflection point), produk marjinal mencapai
titik maksimum (x=4 dan MP=50)

• Sesudah titik balik terjadi kenaikan hasil yang semakin berkurang (produk marjinal menurun).

• Pada tingkat produksi total maksimum, produk marjinal sama dengan nol (0).

• Sesudah produk total maksimum, produk marjinal mempunyai nilai negative

Berlakunya Hukum Kenaikan Hasil yang Semakin Berkurang ini disebabkan :


1. kelangkaan faktor produksi yang berkualitas

2 laju kejenuhan/keausan faktor produksi yang bersifat tetap

3. meningkatnya kesulitan koordinasi gerak dan waktu seiring dengan pertambahan faktor produksi.

Untuk menghindari dampak dari hukum ini :

1. Perbaikan teknologi yang digunakan dalam proses produksi

2 membagi waktu produksi dan atau memisahkan lokasi produksi

Selain menggunakan analisa satu input variabel, dalam produksi dapat menggunakan semua

input variabel dalam menganalisanya. Dalam keadaan semua input yang bersifat variabel maka

perusahaan dapat menggunakan berbagai kombinasi perbandingan input untuk menghasilkan jumlah

output yang sama

Anda mungkin juga menyukai