DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK I ( SATU)
KRISNADES (A25120038)
KRISTINA D (A25120046)
Kelurahan Poboya merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Palu
Timur Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah yang berada di bagian timur dari wilayah kecamatan
tersebut. Kelurahan ini terletak sekitar ± 7 km dari pusat kecamatan.
Wilayah Poboya dari segi topografi merupakan dataran tinggi, suhu udara rata-rata 30 -
32 ºC dan curah hujan 150 mm/tahun dengan ketinggian dari permukaan laut ± 200 m. Lalu
keadaan tanah dilihat dari jenis tumbuhan yang tumbuh memiliki tingkat kesuburan tanah yang
baik.
Kini Poboya telah menjadi area aktifitas pertambangan emas yang tak terkendali. Poboya
yang dahulunya merupakan kawasan pertanian dengan hamparan sawa, ladang dan kebun-kebun
masyartakat, kini dipenuhi dengan mesin-mesin tromol pengolah emas dan lubang-lubang
menganga bekas galian para penambang. Ironisnya, beberapa diantaranya adalah milik sejumlah
oknum aparat keamanan dan elit perusahan.
Sesungguhnya kandungan emas Poboya telah diketahui sejak lama, namun model
penambangan tradisional dengan cara mendulang saat itu tidak memberikan pengharapan yang
berlebihan bagi para pendulang lokal. Geger emas poboya berawal dari masuknya beberapa
penambang yang berasal dari luar kota Palu dengan membawa serta teknologi dan pengetahuan
yang mereka gunakan di beberapa lokasi penambangan emas dengan menggunakan Mesin
Tromol. Mesin ini memang menjadikan proses penambangan jauh lebih cepat, akibatnya proses
penambangan emas Poboya berlangsung dengan sangat massif dan kian tak terkendali.
Aktifitas penambangan yang tidak terkontrol tersebut, telah mengundang kekhawatiran
banyak pihak, satu persatu persoalan mulai timbul sebagai akibat dari aktifitas tersebut.
Kerusakan dan pencemaran lingkungan merupakan masalah terdepan yang muncul, kerusakan
areal hutan dan sungai akibat penggalian, serta penggunaan bahan kimia berbahaya seperti
sianida.
A. Peraturan Pemerintah
1. Tambang Rakyat
Adapun tahap awal pembuatan emas, yaitu dengan mengambil bahan utama yang
terletak di tambang masyarakat adapun proses penggalian batu menggunakan dua metode
penggalian manual ( menggunakan palu,pahat, dan sekop ) dan penggalian dengan menggunakan
eksafator. Adapun pekerja-pekerja yang masih menggunakan alat manual ( palu dan pahat ) di
bagi dalam beberapa lokasi yang terdiri dari 2-3 orang di dalamnya,adapun penjualan bahan
utama sekitar lima ribu rupiah per kubik yang membuat para pekerja harus lembur untuk dapat
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bahan utama yang telah di kumpulkan di angkut
menggunakan truk .
Material-material mas yang telah angkut di bawa di lahan kosong dan bentuk seperti
gundukan, setelah itu material-material tersebut di taburi kapur, lalu di sirami dengan larutan
H2O dan di diamkan selama 3 X 24 jam.
Adapun proses pembuatan emas di atas ,berupa bagian dari proses Proses
Pirometalurgi. Metode penambangan emas modern selanjutnya disebut dengan proses
Pirometalurgi. Kali ini pengolahan emas dilakukan dengan memfokuskan pada pemberian suhu
panas dari proses pembakaran. Terdapat 5 tahapan yang dijalankan pada proses Pirometalurgi,
yaitu tahapan pengeringan, kalsinasi, pemanggangan, peleburan dan yang terakhir pemurnian.
• Tahap pengeringan
Dilakukan dengan memasukkan batuan campuran emas ke dalam alat yang bersuhu 120
derajat selsius, dengan tujuan untuk menghilangkan kandungan air yang maish tersimpan.
• Tahap kalsinasi
Dikerjakan menggunakan tungku khusus, yang bertujuan untuk melakukan dekomposisi
atas panas batuan campuran emas yang telah diproses sebelumnya.
• Tahap pemanggangan
Pemanggangan dilakukan dengan bantuan senyawa kimia. Pada tahapan ini suhu
pemanggangan disesuaikan dengan titik didih emas, sebab suhu harus berada di bawah
titik didih material terkait agar tidak merusak kondisinya.
• Tahap peleburan
Proses ini bertujuan untuk melelehkan semua jenis batuan yang telah diproses
sebelumnya. Pada saat peleburan suhu justru harus berada di atas titik didih material, agar
bisa dilelehkan dengan sempurna.
• Tahap pemurnian
Disinilah emas murni dan batuan yang dianggap pengotor dipisahkan secara sempurna.
Sebagai catatan, proses pemurnian ini tak menggunakan tenaga manual ya, melainkan
masih berbasis temperatur panas.
REFERENSI :
• https://www.academia.edu/6735176/ILMU_LINGKUNGAN
• https://id.scribd.com/document/386158535/Laporan-Xplorasi-poboya
• https://duniatambang.co.id/Berita/Read/824/Mengintip-Proses-Pemisahan-Emas-
Dari-Batuan-Asalnya.
• Ruslan dan Khairuddin. (2010). Studi Potensi Pencemaran Lingkungan dari
KegiatanPertambangan Emas Rakyat Poboya Kota Palu. Indonesia Chimica Acta,
3(1): 27 & 30
LAMPIRAN