Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM I

KIMIA ANALISIS INSTRUMEN OPTIK

“PEMBUATAN LARUTAN STANDAR ERITROSIN DAN PENENTUAN


KONSENTRASI ERITROSIN DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-
VIS”

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Aprilinka Eiren Pitoi - 20101101014
Alexander Sohuat - 20101101012
Ervi Tandi Sangbara - 20101101020
Miza Sumaleke – 20101101001

LABORATORIUM TERPADU
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2022
A. JUDUL
Pembuatan Larutan Standar Eritrosin dan Penentuan Konsentrasi Eritrosin dengan
Spektrofotometer Uv-Vis
B. TUJUAN
Tujuan praktikum ini antara lain:
1. Membuat larutan standar eritrosin
2. Menentukan konsentrasi eritrosin pada larutan eritrosin komersial dengan
Spektrofotometer UV-Vis
3. Menentukan konsentrasi suatu larutan dengan spektrofotometer UV-Vis

C. TINJAUAN PUSTAKA

D. PROSEDUR PERCOBAAN
 Alat dan Bahan
- Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu timbangan analitik, labu ukur
100 mL, gelas ukur 100 mL, mikropipet, Erlenmeyer, aluminium foil, gelas ukur,
Spektrofotometer UV-Vis.
- Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu eritrosin (C20H6I4Na2O5),
eritrosin komersial, akuades, larutan A, B, C, D, E, F, G, dan H.
 Prosedur Praktikum
1. Pembuatan Larutan Induk Eritrosin 50 ppm
Eritrosin ditimbang sebanyak 0,005 g dalam Erlenmeyer yang telah dibungkus
aluminium foil dan dilarutkan dengan 100 mL akuades hingga homogen dan
diperoleh konsentrasi 50 ppm.
2. Pembuatan Larutan Kurva Standar
Larutan eritrosin 50 ppm dipipet ke dalam labu ukur 100 mL yang telah
dibungkus aluminium foil masing-masing sebanyak 1, 3, 5, dan 7 mL. Kemudian
ditambahkan akuades hingga tanda batas dan dihomogenkan sehingga diperoleh
larutan dengan konsentrasi 1, 3, 5, dan 7 ppm.
3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan Eritrosin
Larutan konsentrasi 3 ppm diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet dan
diukur pada panjang gelombang 200-400 nm dengan menggunakan blanko
akuades.
4. Pengukuran Larutan Kurva Standar
Masing-masing larutan 1,3,5, dan 7 ppm dimasukkan ke dalam kuvet dan
diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh.
Kemudian, dibuat kurva standar dan dihitung persamaan regresi linear dari data
yang diperoleh.
5. Penentuan Konsentrasi Eritrosin pada Larutan Eritrosin Komersial
- Pembuatan Larutan Induk Eritrosin Komersial 50 ppm
Eritrosin komersial ditimbang sebanyak 0,005 g dalam Erlenmeyer
yang telah dibungkus aluminium foil dan dilarutkan dengan 100 mL akuades
hingga homogen dan diperoleh konsentrasi 50 ppm.
- Pembuatan Larutan Eritrosin Komersial Konsentrasi 1, 3, 5, 7, 9 ppm
Larutan eritrosin 50 ppm dipipet ke dalam labu ukur 100 mL yang
telah dibungkus aluminium foil masing-masing sebanyak 1, 3, 5, 7, dan 9 mL.
Kemudian ditambahkan akuades hingga tanda batas dan dihomogenkan
sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1, 3, 5, 7, dan 9 ppm.
- Pengukuran Larutan Eritrosin Komersial
Masing-masing larutan 1,3,5, 7 dan 9 ppm dimasukkan ke dalam kuvet
dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang
diperoleh. Kemudian, catat absorbansi yang diperoleh
- Penentuan Konsentrasi Eritrosin pada Larutan Eritrosin Komersial
Absorbansi yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus regresi linear
dan dihitung sehingga diketahui konsentrasi eritrosin pada larutan eritrosin
komersial.
6. Penentuan Konsentrasi Suatu Larutan
Praktikum dilakukan dengan mekanisme pembagian 4 kali putaran per
kelompok. Masing-masing kelompok akan mendapatkan 4 larutan berbeda secara
acak. Kemudian, larutan dibaca pada panjang gelombang 200-400 nm lalu di scan
dan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 526.4 nm.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. HASIL
 Pengukuran spektofotometer

Konsentrasi (ppm) Abs

1 0,038

3 0,225

5 0,422

7 0,533

 Kurva yang terbentuk berdasarkan nilai absorbansi yang diperoleh dari


pengukuran eritrosin
Gambar 1.1 kurva eritrosin

2. PEMBAHASAN
Hasil perhitungan dengan kurva standard untuk menentukan konsentrasi
a) Konsentrasi Eritrosin 1 ppm
y = 0.0841x - 0.0319
(0.038) = 0.0841x - 0.0319
0.038 + 0.0319 = 0.0841x
0.0699 = 0.0841x
x = 0.8311
b) Konsentrasi Eritrosin 3 ppm
y = 0.0841x - 0.0319
(0.225) = 0.0841x - 0.0319
0.225 + 0.0319 = 0.0841x
0.2569 = 0.0841x
x = 3.052
c) Konsentrasi Eritrosin 5 ppm
y = 0.0841x - 0.0319
(0.422) = 0.0841x - 0.0319
0.422 + 0.0319 = 0.0841x
0.4539 = 0.0841x
x =5.397
d) Konsentrasi Eritrosin 7 ppm
y = 0.0841x - 0.0319
(0.533) = 0.0841x - 0.0319
0.533 + 0.0319 = 0.0841x
0.5649 = 0.0841x
x = 6.717

 Pada pengukukuran larutan 1 ppm pada panjang gelombang 562.30 diperoleh nilai
absorbansi sebesar 0.038, kemudian pengukukuran berikutnya pada larutan 3 ppm pada
panjang gelombang 526.20 diperoleh nilai absorbansi 0.225, pada pengukukuran larutan 5
ppm pada panjang gelombang 536.80 diperoleh nilai absorbansi 0.422, dan pada
pengukukuran larutan 7 ppm pada panjang gelombang 526.20 diperoleh nilai absorbansi
0.533. Setelah dihitung menggunakan kurva standard eritrosin diperoleh nilai konsentrasi
tiap larutan ialah sebesar 3.052, 5.397, dan 6.717 konsentrasi tersebut mengindikasikan
bahwa eritrosin yang digunakan dalam pengukuran ini adalah murni.

F. KESIMPULAN
G. DAFTAR PUSTAKA
H. LAMPIRAN (KALO ADA)

Anda mungkin juga menyukai