Anda di halaman 1dari 12

TK4030 ELEKTOKIMIA INDUSTRIAL

SEMESTER I-2018/2019

Laporan Electrowinning dan Electrorefining

Oleh:

Kafi Adi Prasetya (13016020)


Tuah Kudrazat (12516021)
Rafi Farras (12515025)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
ELECTROWINNING & ELECTROREFINING TK 4030
Kafi Adi Prasetya – 13016020
Tuah Kudrazat – 12516021
Rafi Farras – 12515025

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 1


Tugas .......................................................................................................................................... 2
PROSES ELECTROWINNING DAN ELECTROREFINING CU .......................................... 3
1. Electrorefining Cu ............................................................................................................... 4
1.1 Reaksi Electrorefining Cu ........................................................................................... 4
1.2 Sel Electrorefining Cu ................................................................................................. 4
2. Electrowinning Cu .............................................................................................................. 6
2.1 Reaksi Electrowinning Cu ........................................................................................... 6
2.2 Sel Electrowinning Cu ................................................................................................. 6
3. Sistem Elektrolit.................................................................................................................. 7
4. Laju Produksi ...................................................................................................................... 7
5. Kebutuhan Listrik ............................................................................................................... 8
6. Limbah ................................................................................................................................ 9
7. Figures of Merit .................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

1
ELECTROWINNING & ELECTROREFINING TK 4030
Kafi Adi Prasetya – 13016020
Tuah Kudrazat – 12516021
Rafi Farras – 12515025

SPESIFIKASI TUGAS
Proses Electrowinning dan Electrorefining Cu

Petunjuk Pengerjaan
1. Tugas dikerjakan dalam kelompok yang terdiri dari 3
2. Pembagian kelompok dan parameter tugas diatur masing-masing dan tidak boleh
sama.
3. Tugas dikumpulkan dalam bentuk msword maksimal 10 lembar tidak termasuk
lampiran

Tugas
Buatlah presentasi mengenai proses pembentukan Cu dengan metode electrorefining dan
electrowinning yang berbasis komersial. Presentasi meliputi:
1. Block Flow Diagram
2. Process Flow Diagram
3. Process & Instrumentation Diagram
4. Neraca massa umum
5. Konsumsi energi proses elektrokimia tersebut
6. Space-time yield
7. Konfigurasi sel

2
ELECTROWINNING & ELECTROREFINING TK 4030
Kafi Adi Prasetya – 13016020
Tuah Kudrazat – 12516021
Rafi Farras – 12515025

PROSES ELECTROWINNING DAN ELECTROREFINING CU

Tembaga adalah salah satu base metal yang paling penting dan digunakan sebagai
konduktor listrik. Sekitar 80% produksi tembaga di dunia dilakukan dengan jalur
pirometalurgi dengan produk anoda tembaga yang dimurnikan dengan proses
electrorefining. Produksi lainnya dilakukan dengan proses hidrometalurgi, dimana pada
proses hidrometalurgi tersebut akan dilakukan electrowinning. Tembaga apabila ingin
digunakan harus memiliki kemurnian hingga 99,99%, apabila hanya 99% maka tingkat
pengaliran listriknya hanya setengah dari kemampuan maksimalnya. Oleh karenanya
diperlukan proses untuk meningkatkan kemurniannya, berikut akan dijelaskan secara
sederhana tentang proses pemurnian tembaga baik melalui electrorefining maupun
electrowinning.
Proses yang sering digunakan untuk menghasilkan Cu adalah electrorefining dan
electrowinning dibandingkan proses lain, yaitu sementasi. Sementasi adalah proses untuk
mengendapkan ion logam dari larutan menggunakan logam yang lebih elektronegatif.
Logam yang digunakan untuk mensementasi tembaga adalah serbuk besi. Pada sementasi
tembaga ada beberapa kendala, pertama konsumsi reagennya tinggi karena banyaknya
mineral pengotor yaitu Fe. Kendala kedua yaitu terlarutnya kembali logam Cu yang sudah
mengendap, kendala ketiga adalah terbentuknya presipitat logam lain. Kendala terakhir
adalah terbentuknya gas beracun AsH3.
Dari kendala-kendala yang dialami tersebut memberikan gambaran bahwa proses
sementasi memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut sangat terlihat, dimana proses
sementasi memisahkan berdasarkan hasil kali kelarutannya yang mana tiap-tiap mineral bisa
berdekatan nilai hasil kali kelarutannya. Memisahkan berdasarkan hasil kali kelarutan
kurang selektif dibandingkan dengan menggunakan beda potensial. Karena beda potensial
tiap-tiap logam atau mineral nilainya tertentu, sehingga hasil yang didapatkan bisa lebih
selektif. Karena pertimbangan-pertimbangan tersebutlah proses sementasi jarang digunakan
untuk menghasilkan Cu. Proses dengan electrorefining dan electrowinning lebih dipilih
karena kerjanya lebih selektif memisahkan logam-logamnya berdasarkan beda potensialnya
bukan berdasarkan hasil kali kelarutan.

3
ELECTROWINNING & ELECTROREFINING TK 4030
Kafi Adi Prasetya – 13016020
Tuah Kudrazat – 12516021
Rafi Farras – 12515025

Ore Preparation

Gambar 1. Diagram alir ekstraksi tembaga

1. Electrorefining Cu
1.1 Reaksi Electrorefining Cu
Pada proses electrorefining, terjadi reaksi sebagai berikut:
- Anoda: Cu(tidak murni) → Cu2+ + 2e Eo = -0,337 V
- Katoda: Cu2+ + 2e → Cu(murni) Eo = +0,337 V
Total: Cu(tidak murni) → Cu(murni) Eo = 0 V
Secara teoritis, tegangan sel adalah nol. Namun, karena terdapat overpotential, maka
tegangan sel dinaikkan berkisar antara 0,25 – 0,30 volt.

1.2 Sel Electrorefining Cu


Pada electrorefining tembaga reaktornya terbuat dari polymer concrete dengan dimensi
berturut-turut panjang lebar tebal yaitu 6 meter, 1,25 meter, dan 2 meter. Untuk dimensi
katodanya berturut-turut panjang lebar tebal yaitu 1 meter, 1 meter, dan 3 milimeter, dengan
katodanya berupa stainless steel 316 L. Untuk dimensi anodanya berturut-turut panjang
lebar tebal yaitu 1 m, 1 m, dan 5 cm, dengan anodanya berupa hasil dari smelter. Untuk bak
pada electrorefining berisikan anoda 59 dan katoda 58 tiap baknya, dengan jarak antar
elektroda 2,5 cm.

4
ELECTROWINNING & ELECTROREFINING TK 4030
Kafi Adi Prasetya – 13016020
Tuah Kudrazat – 12516021
Rafi Farras – 12515025

Gambar 1.1. Skema reaktor electrowinning dan electrorefining

Pada electrorefining tiap siklusnya 1 katoda mampu menghasilkan 100 kilogram tembaga.
Maka dari 1 bak di tiap siklusnya bisa menghasilkan 5,8 ton tembaga. Pada proses
electrorefining akan menghasilkan anode slime dimana anode slime ini akan jatuh ke dasar
bak, lalu akan keluar bersamaan dengan elektrolitnya. Dimana pada akhir proses akan
disaring anode slimenya dari elektrolit dan disimpan di suatu storage bin.

Gambar 1.2. Bak pada Proses Electrorefining Tembaga

5
ELECTROWINNING & ELECTROREFINING TK 4030
Kafi Adi Prasetya – 13016020
Tuah Kudrazat – 12516021
Rafi Farras – 12515025

2. Electrowinning Cu
Electrowinning merupakan proses leaching dan solvent extraction (SX) yang menghasilkan
logam yag
2.1 Reaksi Electrowinning Cu
Pada proses electrowinning, terjadi reaksi sebagai berikut:
- Anoda: 2H2O → 4H+ + O2 + 4e Eo = -0,123 V
- Katoda: Cu2+ + 2e → Cu(murni) Eo = +0,337 V
Katoda yang digunakan adalah stainless steel, sedangkan anoda yang digunakan adalah Pb-
Sn-Ca alloy.

2.2 Sel Electrowinning Cu


Pada electrowinning tembaga dimensi reaktor atau sel berturut-turut panjang, lebar,
tinggi/kedalaman, yaitu 6.5 m, 1,25 m, dan 1.5 m. Sel tersebut terbuat dari beton polimer
atau beton biasa yang dilapisi polimer. Untuk dimensi katodanya berturut-turut panjang,
lebar, dan tebal, yaitu 1.2 meter, 1 meter, dan 3 milimeter, dengan katodanya berupa
stainless steel tipe 316L. Untuk dimensi anodanya berturut-turut panjang, lebar, dan tebal,
yaitu 1.1 meter, 0.9 meter, dan 6 milimeter, dengan anodanya berupa alloy dari Pb-Sn-Ca
(umumnya dari rolling) dikarenakan kemampuan paduan tersebut baik kemampuan mekanik
maupun terkait korosinya. Untuk bak/sel pada electrowinning ini berisikan 37 katoda dan
38 anoda tiap baknya dengan jarak antar elektroda sekitar 5 cm. Pada electrowinning tiap
siklusnya 1 katoda tembaga mampu menghasilkan 41 kilogram tembaga dan dari bak/sel
tiap siklusnya bisa dihasilkan 1.5 ton tembaga. Namun jumlah elektroda tersebut sebenarnya
dapat divariasikan sesuai dengan kapasitas pabrik tersebut. Seperti di San Francisco, Chile
kapasitasnya meningkat jauh menjadi 2 kali lipat dibanding dengan PT. Batutua Tembaga
Raya dengan menjadikan jumlah katoda 63 sedangkan anodanya 64. Elektrolit pada tiap-
tiap bak ini mengalir dengan laju 15 m3/h. Untuk limbahnya, terutama timbal yang berasal
dari anoda akan larut dan jatuh ke dasar bak, kemudian akan menjadi anode sludge yang
tidak bisa larut di elektrolitnya. Limbah ini dibersihkan secara periodik dari bak dan
diteruskan ke fasilitas recycle untuk diambil timbal didalamnya. Sedangkan spent electrolyte
dikembalikan ke proses sebelumnya (tahap Solvent Extraction).

6
ELECTROWINNING & ELECTROREFINING TK 4030
Kafi Adi Prasetya – 13016020
Tuah Kudrazat – 12516021
Rafi Farras – 12515025

Gambar 2.1. Bak pada Proses Elektrowinning Tembaga

3. Sistem Elektrolit
Elektrolit yang digunakan pada electrorefining maupun electrowinning adalah CuSO4.
CuSO4 dipilih karena harganya relative murah dan mudah diregenerasi asamnya sehingga
apabila sudah jenuh hanya butuh sedikit H2SO4 yang perlu ditambahkan. Sistem elektrolit
berbasis kontinyu, dimana elektrolit ini selalu mengalir dengan arah aliran flow by, yaitu
arah aliran tegak lurus dengan arah arus. Hal ini menyesuaikan dengan reaktor yang
digunakan yaitu Parallel Plate Flow Cells yang dicirikan adanya elektroda yang banyak
dalam 1 bak. Elektrolit akan disirkulasikan kembali ke reaktor. Oleh karena itu, diperlukan
adanya proses pengambilan slime atau endapan-endapan logam yang terbentuk dan
mengendap pada dasar reaktor. Pada beberapa reaktor electrowinning atau electrowinning,
digunakan semacam bola inert yang dicelupkan ke dalam bak elektrolit. Hal tersebut
berfungsi untuk menjaga agar katoda dan anoda tidak bersentuhan dan terjadi hubungan arus
pendek.

4. Laju Produksi
Sistem produksi pada pabrik electrorefining maupun electrowinning Cu menggunakan
sistem semi batch. Untuk pabrik dengan kapasitas seperti PT Smelting Gresik yang
menggunakan teknologi electrorefining produksinya mencapai 300.000 ton katoda tembaga
setahunnya. Untuk pabrik dengan kapasitas seperti PT Batutua Tembaga Raya yang
menggunakan teknologi electrowinning produksinya mencapai 15.000 ton katoda tembaga
setahunnya.

7
ELECTROWINNING & ELECTROREFINING TK 4030
Kafi Adi Prasetya – 13016020
Tuah Kudrazat – 12516021
Rafi Farras – 12515025

5. Kebutuhan Listrik
Konsumsi energi untuk electrorefining sebesar 0,319kWh/kg tembaga, sedangkan konsumsi
energi untuk electrowinning sebesar 4,4kWh/kg tembaga. Untuk electrorefining 1 katoda
akan membutuhkan energi 319kWh tiap siklusnya. Untuk electrowinning 1 katoda akan
membutuhkan energi 80kWh tiap siklusnya. Secara kebutuhan listrik satu tahun
menggunakan asumsi produksi pabrik elektrorefining seperti PT Smelting Gresik dan pabrik
elektrowinning seperti PT Batutua Tembaga Raya. Maka kebutuhan listrik pabrik
elektrorefining selama satu tahun sebesar 2,7 x 1014 Joule, sedangkan pabrik elektrowinning
selama satu tahun sebesar 2,376 x 1014 Joule.

Gambar 4.1 Pemasangan Anoda-Katoda secara Skematik pada Bus Bar

Gambar 4.2 Pemasangan Anoda-Katoda secara real di Pabrik pada Bus Bar

8
ELECTROWINNING & ELECTROREFINING TK 4030
Kafi Adi Prasetya – 13016020
Tuah Kudrazat – 12516021
Rafi Farras – 12515025

6. Limbah
Limbah dari electrorefining berupa anode slime dimana anode slime mengandung logam-
logam pengotor yang berharga seperti Au, Ag, Pt, Pd, Pb, dkk. Anode slime ini diolah dengan
cara khusus sehingga bisa didapatkan kembali logam-logam berharganya. Limbah dari
electrowinning berupa spent electrolyte dan PbSO4, dimana PbSO4 ini diproses lebih lanjut
untuk mendapatkan logam Pbnya. Lalu spent electrolytenya bisa digunakan untuk stripping
melepaskan ion logam Cu2+ yang sebelumnya terikat dengan larutan organik.

7. Figures of Merit
Berikut adalah figures of merit dari proses electrorefining dan electrowinning:
Tabel 7.1 Tabel kondisi operasi electrorefining

Kondisi Operasi

Temperatur 65 oC

Rapat arus 200 A/m2

Efisiensi arus 92%

Space time 3 – 4 hari

Tegangan operasi 0,3 V

Kebutuhan energi 0,22-0,31 kWh/kgCu

Efisiensi energi 98,4%

9
ELECTROWINNING & ELECTROREFINING TK 4030
Kafi Adi Prasetya – 13016020
Tuah Kudrazat – 12516021
Rafi Farras – 12515025

Tabel 7.2 Tabel kondisi operasi electrowinning

Kondisi Operasi

Temperatur 25 – 45 oC

Umpan dari solvent extraction 45 g/l Cu,


157 g/l H2SO4

Rapat arus 200 – 350 A/m2

Efisiensi arus 80 – 90%

Space time 7 – 8 hari

Tegangan operasi 2 V,

Kebutuhan energi 4,4 kWh/kgCu

Efisiensi energi 82 – 86%

10
ELECTROWINNING & ELECTROREFINING TK 4030
Kafi Adi Prasetya – 13016020
Tuah Kudrazat – 12516021
Rafi Farras – 12515025

DAFTAR PUSTAKA

Davenport, William G. 2011. Extractive Metallurgy of Copper, Fifth Edition. Amsterdam:


Elsevier.
Habashi, Fathi. 1993. A Textbook of Hydrometallurgy. Quebec: Librarie des Presses de
l’Universite Laval.

11

Anda mungkin juga menyukai