Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS ARTIKEL

Sol-gel assisted synthesis of CuCr2O4 nanoparticles: An


efficient visible-light driven photocatalyst for the
degradation of water pollutions

Reza Peymanfarb, Hamed Ramezanalizadeha

Disusun untuk Memenuhi Tugas mata kuliah Teknologi Nano


Dosen Pengampu: Dr. Fitria Rahmawati, S.Si., M.Si

Oleh
Hena Dian Ayu
NIM: T851808007

PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2018

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 1


1. Identitas Jurnal

Sol-gel assisted synthesis of CuCr2O4 nanoparticles: An


Judul efficient visible-light driven photocatalyst for the degradation
of water pollutions
OPTIK International Journal for Light and Electron Optics
Nama Jurnal
(Q2)
Volume dan Halaman Volume 169 Halaman 1-432
Tahun September 2018
Author Reza Peymanfarb, Hamed Ramezanalizadeha
Young Researchers and Elites Club, Roodsar Branch, Islamic
a

Azad University, Roodsar, Iran


b
Depatment of Industrial Chemistry, Fakhr Razi Institute of
Higher Education, Saveh, Iran
Visible-light, photocatalyst, CuCr2O4, Capped-CuCr2O4
Keyword
Sol-gel, Nanoparticles
Homepage www.elsevier.com/locate/ijleo
Reviewer Hena Dian Ayu

2. Hasil Review
Review Uraian
Latar Belakang  Tingginya pencemaran air dari pollution agents organik
beracun dan mengandung banyak bahan anorganik termasuk
warna, padat (bahan alkali) dan kontaminan organik.
 Upaya melakukan dekontaminasi air limbah dapat dilakukan
dengan menggunakan bantuan fotokatalis sinar UV.
Fotokatalisis cahaya tampak menjadi pilihan efektif dengan
menggunakan spektrum matahari.
 CuCr2O4 memiliki sifat yang tidak beracun dan murah
Tujuan Membuat template baru untuk membantu sintesis nanopartikel
CuCr2O4.

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 2


Metode  Metode Sol Gel
 Karakterisasi nanopartikel CuCr2O4 yang terbentuk dilakukan
dengan; FE SEM, X-ray diffraction (XRD), Transformasi
Fourier infrared (FT-IR) dan Diffuse reflectance spectroscopy
(DRS)
Langkah-langkah  Nanopartikel CuCr2O4 disiapkan dengan metode sintesis
Sol-gel. Prosedur typical synthesis untuk sintesis nanopartikel
CuCr2O4 jumlah stoikiometri Cu(NO3).3H2O dan
Cr(NO3)3.9H2O dilarutkan dalam 50ml air suling. Untuk
mencapai larutan yang terdispersi dan homogen, dilakukan
pengadukan selama 1 jam
 Percobaan dilakukan pada bejana reaksi 50ml dengan iradiasi
cahaya LED (λ = 440nm). Semua tes fotokatalitik dilakukan
pada fotoreaktor yang berisi 50 ml larutan MB dan MO dan
0,03 g katalis. Fotokatalitik dilakukan dengan bantuan lampu
5W LED. Selama periode fotodegradasi, sejumlah campuran
reaksi dikumpulkan untuk dianalisis lebih lanjut. Setelah
pemisahan katalis, kemudian dianalisis dengan menggunakan
spektrofotometer UV-vis.
Hasil Penelitian  Template nanopartikel CuCr2O4 menunjukkan peningkatan
fotokatalis
 Keuntungan dari penelitian ini adalah recombination of
electron-holes yang lebih rendah, prosedur pengerjaan yang
mudah, ketahanan dan karakteristik dapat digunakan kembali
dan waktu yang tepat dari proses degradasi fotokatalitik.
 Sifat kemampuan daya serap nanopartikel
 Nanopartikel CuCr2O4 yang disintesis berprilaku sebagai
katalis yang heterogen dan bermanfaat untuk industri
 Struktur nanopartikel CuCr2O4, digunakan untuk
mendegenerasi kontaminan organik methylene blue (MB) dan
methylene orange (MO)
Kesimpulan  Telah dikembangkan pendekatan sintetik baru dari CuCr2O4
sebagai fotokatalis oleh cahaya tampak.

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 3


 Telah dikembangkan berbagai metode karakterisasi
nanopartikel CuCr2O4 seperti SEM, XRD, FT-IR dan DRS.
 Capping agent memiliki efek positif pada sifat fotokatalitik
sintetis CuCr2O4 .
Kekuatan  Kekuatan dari penelitian ini adalah recombination of
Penelitian
electron-holes yang lebih rendah
 Prosedur pengerjaan yang mudah
 Ketahanan dan karakteristik dapat digunakan kembali dan
waktu yang tepat dari proses degradasi fotokatalitik.
Rekomendasi  Perlu menggunakan metode flame spray yaitu mensintesis
komposit fotokatalis nanopartikel dengan cara penguapan dan
nukleasi dari material yang mengenai flame yang kemudian
dikondensasikan. Metode ini menghasilkan nanopartikel yang
baik dibandingkan metode sol-gel.

3. Pembahasan Jurnal Secara Umum


Introduction
 Beberapa penelitian lain juga menunjukkan memang limbah cair terutama industri
tekstil mengandung senyawa oganik dan anorganik dengan konsentrasi yang
cukup tinggi pada hampir setiap unit prosesnya. Akibatnya, kualitas air menurun
karena tercampur dengan limbah cair tersebut. (Li dkk, 2014; Song dkk, 2016;
Khumar dkk, 2016).
 Fotokatalitik dari pencemaran organisme memiliki tingkat efektifivitas yang
tinggi. Katalis adalah bahan yang dapat diperoleh kembali dan dapat didaur ulang
dan tanpa mengurangi fungsi fotokatalitik. Dari perbandingan dengan beberapa
penelitan lain, penggunaan fotokatalis merupakan salah satu cara yang sangat
efektif dalam pengolahan limbah cair, biaya yang dibutuhkanpun lebih murah
karena sumber tenaganya berasal dari alam yaitu sinar matahari. Fotokalalis
dengan cahaya tampak lebih banyak ketersediaannya di alam yaitu 95%
dibandingkan menggunakan sinar UV yang hanya 5%.
 Fotokatalis adalah bahan yang dapat meningkatkan laju reaksi oksidasi dan
reduksi yang diinduksikan oleh cahaya. Penggunaan fotokatalis dianggap sebagai
metode yang efisien memisahkan senyawa polutan. fotokatalis pengolahan
limbah yang efisien dengan berbagai metode sintesis fotokatalis nanopartikel

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 4


yang menyebabkan permukaan komposit tersebut lebih luas sehingga dapat lebih
efisien dalam mendegradasi senyawa organik (polutan). Fotokatalis mengubah
energi cahaya menjadi energi kimia dan dalam prosesnya akan menghasilkan
radikal hidroksil yang akan bereaksi redoks dengan senyawa organik (polutan),
sehingga air akan kembali jernih karena terpisahkan dari limbah cair. Polutan ini
diubah menjadi O2 dan H2 yang lebih ramah lingkungan
 Beberapa jenis fotokatalis lain yang digunakan untuk proses fotokatalitik seperti
TiO2, CdS, ZnO, GaP, SiC, WO3, dan Fe2O3 (Bayu dkk, 2017). CuCr2O4 adalah
bahan yang paling cocok dan efisien diaplikasikan pada catalysis area,
photocatalysis, produksi photocatalytic H2, dan dalam pelapisan permukaan Cr
digunakan sebagai promotor karena sifatnya yang mampu mengontrol stabilitas
katalis.
 Metode persiapan untuk sintesis CuCr2O4 pada penelitian ini adalah metode
sol-gel. Metode sol gel lebih umum digunakan dalam sintesis nanopartikel karena
memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut: berdasarkan produk yang
dihasilkan dengan proses sol-gel diperoleh homogenitas yang lebih baik,
kemurnian tinggi dan proses pembentukan kristalinitas cepat. Berdasarkan energi
yang digunakan, teknik sol-gel dapat berlangsung pada suhu rendah (Ningsih,
2017). Oleh karena reaksi berlangsung pada suhu rendah, fasa pemisahan dan
proses pembentukan kristal lebih cepat maka dari segi biaya operasional pada
proses sol-gel cukup ekonomis. Dari segi lingungan proses sol gel termasuk
ramah lingkungan karena limbah yang dihasilkan cukup rendah. Metode sol gel
juga dapat membuat suatu partikel berukuran nano, seragam, tidak menggumpal,
murni, homogen, dan dapat mengontrol distribusi massa (Sonal dkk, 2012).
 Penelitian ini mendegradasi kontaminan methylene blue (MB) dan methylene
orange (MO), sedangkan beberapa penelitian lain hanya mendegradasi
kontaminan MO. Penelitian ini menggunakan empat metode untuk
mengkarakterisasi CuCr2O4 dan capped CuCr2O4, yaitu FESEM, X-ray diffraction
(XRD), Transformasi Fourier infrared (FT-IR) dan Diffuse reflectance
spectroscopy (DRS). Sedangkan beberapa penelitian lain rata-rata hanya
menggunakan dua atau tiga metode karakterisasi. Beberapa penelitian lain
menggunakan metode SPR saja (Fathi dkk, 2018).

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 5


Experimental
2.1. Material
 Tembaga nitrat trihidrat (99%), Chromium nitrat nonahidrat (98%), sukrosa, air
suling dan natrium hidroksida
 Tembaga nitrat trihidrat (Kupri nitrat trihidrat) memiliki rumus kimia
Cu(NO3).3H2O berbentuk kristal, berwarna biru dan bersifat larut.
 Chromium nitrat nonahidrat memiliki rumus kimia Cr(NO3)3.9H2O berbentuk
monoklin, berwarna merah lembayung dan bersifat larut.
 Natrium hidroksida memiliki rumus kimia NaOH berbentuk bongkahan putih dan
bersifat basa.
 Sukrosa memiliki rumus kimia C12H22O11 berbentuk kristal dan berwarna putih.

2.2. Persiapan Nanopartikel CuCr2O4


 Nanopartikel CuCr2O4 disiapkan dengan metode sintesis Sol-gel. Metoda sol gel
merupakan proses pembentukan senyawa anorganik melalui reaksi kimia dalam
larutan pada suhu rendah, dalam proses tersebut terjadi perubahan fasa dari
suspensi koloid (sol) membentuk fasa cair kontinyu. Sintesis komposit fotokatalis
menggunakan metode sol-gel dilakukaan dengan cara ditambahkan asam yang
kemudian dipanaskan pada suhu tertentu.
 Dalam prosedur typical synthesis untuk sintesis nanopartikel CuCr2O4 jumlah
stoikiometri Cu(NO3).3H2O dan Cr(NO3)3.9H2O dilarutkan dalam 50ml air
suling.
 Untuk mencapai larutan yang terdispersi dan homogen, dilakukan pengadukan
selama 1 jam. Pada saat pengadukan terjadi gaya sentrifugal. Gaya inilah yang
menyebabkan atom- atom terdistribusi secara homogen. Atom- atom Cu adalah
jenis atom yang reaktif terhadap oksigen, sehingga pada saat pengadukan,
atom-atom Cu mengikat oksigen menjadi molekul oksida. Terbentuknya oksida
ini adalah awal mula terjadinya proses nukleasi (pengintian) di seluruh titik
secara merata, sehingga terbentuk ukuran partikel yang hampir
seragam.(Mergoramadhayenty M, 2011.)
 Untuk menyesuaikan pH larutan, ditambahakan natrium hidroksida dengan
berbagai konsentrasi. Natrium hidroksida dipilih karena sifatnya yang basa
 Setelah endapan gelap diperoleh, endapan yang dihasilkan dicuci beberapa kali

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 6


dengan berbagai pelarut dan diaktifkan dalam oven vakum untuk aplikasi target.
Endapan sol yang dihasilkan dikeringkan dengan cara dioven vakum untuk
menghilangkan pelarut

2.3. Karakterisasi Nanopartikel yang Disiapkan


 Untuk memahami morfologi, ukuran, tingkat monodispersitas dan agregasi atau
aglomerasi struktur nanopartikel yang disiapkan, digunakan teknik karakterisasi
SEM yang diperoleh melalui LEO1455VP.
 Untuk mengevaluasi fase kristal, kemurnian dan komposisi struktur dari bahan
nano yang disiapkan kami menggunakan pola difraksi sinar X. Alat yang
digunakan adalah X-ray diffraction (XRD) direkam oleh sumber radiasi Cu (λ =
1/5406) pada sistem STOE powder diffraction.
 Transformasi Fourier infrared (FT-IR) terdeteksi dengan menggunakan
spektrofotometer shimadzu FTIR-8400S menggunakan palet KBr untuk
mempersiapkan sampel.
 Diffuse reflectance spectroscopy (DRS) dari bahan as-synthesized dilakukan
dengan bantuan spektrofotometer Shimadzu (MPC-2200). Dengan menggunakan
metode ini material yang telah disintesis dapat diketahui besarnya energi celah
pita.
2.4. Percobaan Fotodegradasi
 Aktivitas fotokatalitik dari nanopartikel dievaluasi kemampuannya mendegradasi
kontaminan organik MB dan MO. MO dan MB dipilih sebagai kontaminan yang
akan didegradasi karena merupakan kontaminan organik yang bersifat
karsinogenik dan banyak terdapat pada limbah.
 Percobaan dilakukan pada bejana reaksi 50ml dengan iradiasi cahaya LED (λ =
440nm). Semua tes fotokatalitik dilakukan pada fotoreaktor yang berisi 50 ml
larutan MB dan MO dan 0,03 g katalis.
 Fotokatalitik dilakukan dengan bantuan lampu 5W LED.
 Selama periode fotodegradasi, sejumlah campuran reaksi dikumpulkan untuk
dianalisis lebih lanjut. Setelah pemisahan katalis, kemudian dianalisis dengan
menggunakan spektrofotometer UV-vis.

Results and Discussion

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 7


3.1. Gambar FESEM

 Teknik karakterisasi FESEM digunakan untuk menguji efek capping agent pada
morfologi permukaan partikel yang disintesis, ukuran nanopartikel dan
membedakan antara amourph dan fase kristal atau tingkat kristalisasi
 Nanopartikel CuCr2O4 tanpa pemanfaatan capping agent memiliki morfologi
seperti semi spherical dengan tingkat aglomerasi dan agregasi dengan derajat
monodispersitas yang lebih rendah. Sukrosa sebagai capping agent hijau mono
dispersitas.
 Berdasarkan tampilan FESEM, tampak bahwa nanopartikel memiliki
keseragaman yang tinggi tanpa bahan asing atau ko-kristal telah disintesis melalui
proses sol-gel. Tampak pula Aglomerasi nanopartikel yang menurun secara
signifikan, menunjukkan capping agent berperan penting untuk meningkatkan
mono dispersitas, mengurangi ukuran partikel dan menurunkan agregasi
nanopartikel (Tan dkk, 2019)
.

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 8


3.2. Pola X-ray Diffraction (XRD)

 Kurva hasil pengukuran XRD berupa puncak puncak difraksi pada posisi 2 yang
mewakili bidang-bidang difraksi pada arah tertentu. Puncak-puncak karakteristik
CuCr2O4 semakin tajam yang ditandai dengan naiknya intensitas dan tinggi
puncak, menunjukkan bahwa kristalinitas padatan campuran oksida Cu dan
oksida Cr ini yang paling baik dan sudah terbentuk fasa CuCr2O4 yang terdispersi
secara sempurna. ketajaman warna yang berbeda pada padatan dan menimbulkan
intensitas yang berbeda pada saat analisis difraksi sinar X.
 Menurut nomor kartu JCPDS (05-0657) puncak pada 2Ө nilai 31 °, 35 °, 38 °,
65 ° dan 56 ° dapat diindeks ke bidang kristal (112), (211), (202) , (224) dan
(303), masing-masing. Perlu dicatat bahwa tidak ada puncak pengotor pengotor
lainnya yang diamati, menunjukkan tingkat kristalinitas untuk nanopartikel
CuCr2O4 yang dibuat. Menurut pola difraksi CuCr2O4, jenis spinel CuCr2O4 dapat
dilihat (JCPDS 87-0432).

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 9


3.3. Analisis FT-IR

 Metode karakterisasi FTIR. Digunakan untuk mengidentifikasi formasi ikatan


kimia dan mengeksplorasi functional groups dari nanopartikel yang disiapkan.
 Teramati bahwa CuCr2O4 dan capped CuCr2O4 tidak menunjukkan perbedaan
yang luar biasa dalam pita absorpsi.
 Pita serapan yang muncul pada 740 cm − 1 dianggap berasal dari vibrasi
peregangan CrO dari gugus kromat, Selain itu, pita serapan dalam 500 cm − 1
sesuai dengan ikatan CuO. Penyerapan puncak pada 607 cm − 1 dirujuk ke gugus
CuCr2O4
3.4. Spektrum DRS dari struktur yang disiapkan

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 10


 Teknik karakterisasi DRS digunakan untuk mengevaluasi optical property dan
struktur pita energi dari nanopartikel CuCr2O4 dan capped CuCr2O4. Absorbansi
cahaya memainkan peran penting dalam kinerja fotokatalitik dari katalis. Untuk
memperkirakan band gaps sampel dari hasil DRS, kami menggunakan hubungan
Taucs. (αhʋ) n = k (hʋ-Eg) (1), Dimana α adalah koefisien absorpsi, k adalah
parameter yang terkait dengan massa efektif yang terkait dengan pita valensi dan
konduksi, n adalah 1/2 untuk transisi langsung, h adalah energi absorpsi dan Eg
adalah energi bandgap. Ekstrapolasi bagian linier dari plot (αhʋ) (2) terhadap hʋ
memberikan intersep ekstrapolasi yang berhubungan dengan nilai Eg. Nilai-nilai
Eg dihitung dari CuCr2O4 dan capped CuCr2O4 ditemukan masing-masing
menjadi 2,4 dan 2,5eV. Hal ini berarti CuCr2O4 sangat berperan sebagai
fotokatalis cahaya tampak. Besarnya bandgap bergantung pada banyaknya
elektron membentuk sebuah kelompok pada suatu senyawa atau atom. Selain
sifatnya yang semikonduktor, ukuran yang dibuat nano pun menjadi salah satu
faktor efisiensi fotokatalis dalam pengolahan limbah cair (Sivakumar dkk. 2015;
Neumann-Spallart dkk. 2007; Yuan dkk. 2015).
 Setiap fotokatalis memiliki karakteristik bandgap yang berbeda, Bandgap ini
merupakan energi antara pita konduksi dengan pita valensi yang menghasilkan
pembawa arus, pita valensi merupakan tingkat energi yang terisi elektron dengan
keadaan energi yang rendah. Sedangkan, pita konduksi merupakan tingkat energi
yang tidak terisi oleh elektron atau yang disebut holes, tetapi elektron dapat
tereksitasi ke dalamnya sehingga diperoleh konduktivitas akibat dari perpindahan
elektron yang mengisi holes dan menghasilkan arus ketika potensial elektrodanya
tercukupi (Scaife dkk. 2005; Koppenol dkk. 2010). Potensial elektroda ini
merupakan kuantitas bagaimana suatu senyawa mengalami oksidasi maupun
reduksi (Koppenol dkk. 2010; Oller dkk. 2011).
3.5. Degradasi fotokatalitik dari kontaminan MB dan MO
 Untuk mengevaluasi dan mengatasi sifat fotokatalitik dari struktur nano CuCr2O4
dan Capped CuCr2O4, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap parameter
fundamental yang penting termasuk jenis kromit tembaga, kondisi iradiasi cahaya
gelap dan tampak, jumlah katalis, waktu iluminasi dan waktu polutan organik.
Fotokatalis mampu mendegradasi senyawa organik yang prosesnya akan semakin
cepat ketika ditambahkan ozon dan diradiasi oleh sinar UV.

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 11


Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 12
 Fungsi fotokatalitik dari struktur nano CuCr2O4 dan capped CuCr2O4 terbukti
berpengaruh pada fotodegradasi dari pencemaran organik MB dan MO.
Degradasi fotokatalitik pewarna organik MB dan MO selama proses iluminasi
diukur dengan memanfaatkan spektrum UV / ViS. Meningkatnya waktu iluminasi
cahaya tampak sebanding dengan meningkatnya degradasi kontaminan MB dan
MO. Sedangkan puncak penyerapan utama dari MB dan MO secara signifikan
menurun setelah iradiasi selama 90 dan 100 menit, masing-masing. Untuk
mengatasi perilaku fotokatalitik dari struktur nano CuCr2O4 dan capped CuCr2O4,
dilakukan tes di bawah cahaya iluminasi untuk melihat warna gelap yang terlihat
dari pewarna organik MB dan MO.
 Menurut hasil yang diperoleh dalam kedua kondisi degradasi fotokatalitik ada
kecenderungan yg menunjukkan bahwa CuCr2O4 yang disintesis dan struktur
capped CuCr2O4 yang disintesis adalah bahan fotokatalis bukan adsorben.
Penurunan fotodegradasi CuCr2O4 dan capped CuCr2O4 ditemukan
masing-masing pewarna MB dan MO menjadi 98 dan 87%. Capped CuCr2O4
yang disiapkan menunjukkan lebih efisien dalam degradasi fotokatalitik. Hal ini
menunjukkan bahwa capping agent memiliki efek positif pada kemampuan
fotodegenerasi dan mengarah ke fungsi fotokatalitik yang lebih baik. Selain itu
regenerasi electron-hole pairs dalam capped CuCr2O4 lebih rendah dari CuCr2O4.
Ketika CuCr2O4 bertemu dengan elektron cahaya cahaya tampak dari VB, maka
akan terjadi migrasi ke CB dari CuCr2O4.

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 13


 Doping kation dengan menggunakan ion logam transisi dapat memperkecil energi
band gap, namun memiliki kelemahan, di antaranya relatif kurang stabil secara
termal dan meningkatkan peluang terjadinya rekombinasi muatan negatif (eCB-)
dan positif (hVB+) yang berhubungan dengan penurunan aktivitas fotokatalitik.
(Huang et al., 2007). Elektron yang dihasilkan mampu mengurangi molecular
oxygen menjadi radikal superoksida di VB CuCr2O4 dan lubang photogenerated
mengoksidasi molekul H2O menjadi radikal hidroksil. Radikal hidroksil dan
superoksida yang diturunkan mampu menghancurkan MB dan MO hingga produk
akhir yang terdegradasi.
 Stabilitas katalis adalah faktor kunci untuk aplikasi praktisnya. Oleh karena itu,
dilakukan tes reusabilitas untuk fotokatalis CuCr2O4. Karena sifatnya yang
heterogen dan potensial CuCr2O4 yang sesuai dapat digunakan kembali 5 kali
tanpa kehilangan aktivitas. Hasil eksperimen secara umum meunjukkan yang
diperoleh menunjukkan bahwa nanopartikel CuCr2O4 dan capped CuCr2O4 sangat
menguntungkan dan dapat digunakan untuk aplikasi industri.
Conclusion
 Telah dikembangkan pendekatan sintetik baru dari CuCr2O4 sebagai fotokatalis
oleh cahaya tampak.
 Telah dikembangkan berbagai metode karakterisasi nanopartikel CuCr2O4 seperti
SEM, XRD, FT-IR dan DRS.
 Capping agent memiliki efek positif pada sifat fotokatalitik sintetis CuCr2O4 .
 Keuntungan dari penelitian ini adalah recombination of electron-holes yang lebih
rendah, prosedur pengerjaan yang mudah, ketahanan dan karakteristik dapat
digunakan kembali dan waktu yang tepat dari proses degradasi fotokatalitik.

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 14


References
[1] K.M. Lee, C.W. Lai, K.S. Ngai, J.C. Juan, Water Res. 88 (2016) 428–448.
[2] S. Dong, J. Feng, M. Fan, Y. Pi, L. Hu, X. Han, M. Liu, J. Sun, J. Sun, RSC Adv. 5 (2015)
14610–14630.
[3] K. Li, X. An, K.H. Park, M. Khraisheh, J. Tang, Catal. Today 224 (2014) 3–12.
[4] S.Q. Song, B. Cheng, N.S. Wu, A.Y. Meng, S.W. Cao, J.G. Yu, Appl. Catal. B 181 (2016)
71–78.
[5] A. Henglein, Top. Curr. Chem. 143 (1988) 113–180.
[6] P.R. Chowdhury, K.G. Bhattacharyya, Dalton Trans. 44 (2015) 6809–6824.
[7] C. Yu, W. Zhou, H. Liu, Y. Liu, D.D. Dionysiou, Chem. Eng. J. 287 (2016) 117–129.
[8] P.A. Kumar. Reddy, P.V. Laxma Reddy, E. Kwon, K.-H. Kim, T. Akter, S. Kalagara,
Environ. Int. 91 (2016) 94–103.
[9] C. Yu, W. Zhou, H. Liu, Y. Liu, D.D. Dionysiou, Chem. Eng. J. 287 (2016) 117–129.
[10] Y. Cao, X. Li, Z. Bian, A. Fuhr, D. Zhang, J. Zhu, Appl. Catal. B: Environ. 180 (2016)
551–558.
[11] H. Ramezanalizadeh, F. Manteghi, J. Photochem. Photobiol. A Chem. 346 (2017)
89–104.
[12] H. Ramezanalizadeh, F. Manteghi, J. Clean. Prod. 172 (2018) 2655–2666.
[13] H. Ramezanalizadeh, F. Manteghi, J. Photochem. Photobiol. 338 (2017) 60–71. [14] C.
Pan, Y. Zhu, Environ. Sci. Technol. 14 (2010) 5570–5574.
[15] Chen, S.S. Mao, Chem. Rev. 107 (7) (2007) 2891–2959.
[16] K. Tadanaga, T. Owan, J. Morinaga, S. Urbanek, T. Minami, J. Sol Gel Sci. Technol. 19
(1) (2000) 791–794.
[17] P. Chowdhury, J. Moreira, H. Gomaa, A.K. Ray, Ind. Eng. Chem. Res. 12 (2012)
4523–4532.
[18] Z. Ma, Z. Xiao, J.A. van Bokhoven, C. Liang, J. Mater. Chem. 20 (2010) 755. [19] A.
Fujishima, K. Honda, Nature 238 (1972) 37–38.
[20] S. Saadi, A. Bouguelia, M. Trari, Renewable Energy 31 (2006) 2245–2256.
[21] Q. Geng, X. Zhao, X. Gao, S. Yang, G. Liu, J. Sol-Gel Sci. Technol. 61 (2011) 281–288.
[22] K. George, S. Sugunan, Catal. Commun. 9 (2008) 2149–2153.
[23] B. Delmon, J. Therm. Anal. Calorim. 90 (2007) 49–65.
[24] J. Arboleda, A. Echavarria, L. Amparo Palacio, Powder Diffr. 24 (2014) 244–246.
[25] C.J. Brinker, G.W. Scherer, Sol–Gel Sci.: Phys. Chem. Sol-Gel Process. 3 (10) (1990)
522.
[26] J. Tauc, R. Grigorovici, A. Vancu, Phys. Status Solidi B 15 (1966) 627–637.
[27] Xu,C., Kim,M., Chun,J., Kim,D. (2005). “Growth of Ga-doped ZnO nanowires

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 15


by two-step vapor phase method”. Applied physics letters 86, 133107
[28] Fernandez, B. R. 2012. Sintesis Nanopartikel SiO2 Menggunakan Metoda sol-gel
Dan Aplikasinya Terhadap Aktifitas Sitotoksik Sel Dalam Review Jurnal
Nanoteknologi. Review Jurnal Nanoteknologi. Padang: Jurusan Kimia, Program
Pascasarjana Universitas Andalas
[29] M Abdullah & Khairurijal. 2010. Karakterisasi Nanomaterial Teori, Penerapan,
dan Pengolahan Data. Bandung: CV. Rezeki Putera Bandung.
[30] Sookman, C., Paisan, K, & Waraporn, T. 2005. The Effect of Calcined
Temperature On The Property Of Nickel Oxide Catalyst Synthesized By Sol-Gel
Method. International Symposium Eco-Energy and Material Science And
Engineering Symposium. Chiangmai, Thailand.
[31] Ningsih, S K W. 2016. Sintesis Anorganik. Padang : UNP Press
[32] Fernandes D.M., Silva R., Hechenleitner A.A.W., Radovanovic E., Melo
M.A.C., Pineda E.A.G., 2009.
[33] Yulianti, Cicik Herlina. 2012. ‘’Sintesis Dan Karakterisasi Kristal Nano ZnO’’.
Jurnal Teknika Vol. 4 No. 2 September 2012.

Tekhnologi Nano - Hena Dian Ayu 16

Anda mungkin juga menyukai