Anda di halaman 1dari 16

USULAN JUDUL TUGAS AKHIR

JURUSAN TEKNOKIMIA NUKLIR


PROGRAM TEKNOKIMIA NUKLIR

1. Nama : Cindy Anggrilita


2. NIM : 011500403
Jalan Timo Terusan Gang Langgar RT.011 RW.003
3. Alamat :
No. 36, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
4. Nomor HP : 0896 8943 5231 / 0822 3554 5363
5. Dosen Wali : Ir. Noor Anis Kundari, M.T
6. Unit/Instansi Asal : STTN-BATAN Yogyakarta
Penelitian Eksperimen “Proses Kimia dan Sintesis
7. Jenis TA yang diusulkan :
Silika Mesopori”
Sintesis dan Karakterisasi CuO/MCM-48 dengan
8. Judul yang diusulkan : Metode Radiolytic Reduction sebagai Kandidat
Katalis Esterifikasi
9. 1.1. Latar Belakang
Krisis energi yang sedang terjadi di Indonesia saat ini merupakan masalah
yang harus segera ditanggulangi. Saat ini, 80% kebutuhan energi global
dihasilkan dari bahan bakar fosil, akan tetapi penggunaan bahan bakar fosil
yang sangat besar ini menimbulkan masalah pencemaran lingkungan,
perubahan iklim global dan masalah kesehatan. Kebutuhan bahan bakar minyak
untuk aktivitas masyarakat terus mengalami peningkatan sebesar 6% pertahun
dan diperkirakan akan terus meningkat pada setiap tahunnya sementara
cadangan dan produksi bahan bakar minyak (BBM) semakin terbatas
(Mahardika, 2017). Biodiesel merupakan bahan baku alternatif yang bersifat
ramah lingkungan karena dapat terurai di alam, biodegradable, non toksik,
memiliki efisiensi tinggi, emisi buang kecil, serta kandungan sulfur dan
aromatik rendah (Pintoa et al., 2006). Biodiesel adalah suatu metil ester sebagai
bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati, baik minyak
baru maupun minyak bekas penggorengan dan dibuat melalui proses
transesterifikasi, esterifikasi, atau proses esterifikasi-transesterifikasi
(Mahardika, 2017).
Metode umum yang banyak digunakan untuk mengkonversi minyak
menjadi metil ester adalah metode transesterifikasi. Reaksi transesterifikasi
adalah reaksi setimbang dan transformasinya terjadi kerena adanya
pencampuran reaktan (Mahardika, 2017). Proses transesterifikasi
membutuhkan suatu katalis, baik itu katalis homogen maupun katalis heterogen
untuk mempercepat terjadinya konversi metil ester. Katalis homogen sangat
efisien untuk berbagai macam reaksi, akan tetapi katalis homogen memiliki
beberapa kelemahan yaitu dapat menyebabkan korosi, sulit dipisahkan dari
produk sehingga tidak dapat dipakai ulang dan menyebabkan masalah
lingkungan akibat dari akumulasi logam transisi yang bersifat racun (Emdeniz,
Rahmat and Syukri, 2012).
Pada reaksi transesterifikasi, katalis homogen sulit digunakan kembali dan
menimbulkan permasalahan pada pemurnian produk (Mahardika, 2017). Oleh
karena itu perlu dilakukan usaha alternatif terkait nilai ekonomi dan isu
lingkungan tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan mengamobilisasi suatu katalis homogen pada suatu material support
sehingga dihasilkan suatu katalis yang heterogen. Katalis heterogen memiliki
beberapa keuntungan seperti meminimalkan proses yaitu tidak membutuhkan
pemurnian yang kompleks pada biodiesel yang dihasilkan dan katalisnya dapat
digunakan kembali (Mahardika, 2017). Material support yang dapat digunakan
adalah support organik, seperti poli(4-vinilpiridin), dan support anorganik
seperti zeolit, silika, silika modifikasi, magnesia, MCM-41, MCM-48 dan
alumina. Katalis ion logam transisi yang diamobilisasi pada material support
menjadikan katalis tidak larut sehingga memiliki keuntungan yang
menggabungkan keunggulan sistem homogen dan heterogen. Support yang
sering digunakan adalah material berpori (Emdeniz, Rahmat and Syukri, 2012).
Salah satu material mesopori yang berkembang dengan baik adalah silika.
Silika menarik karena memiliki sifat yang stabil secara termal, tidak berbahaya
dan murah (Nandiyanto et al., 2009). Penelitian dan pengembangan tentang
material silikat mesopori telah banyak dilakukan sejak tahun 1990-an karena
telah banyak memberikan banyak keuntungan (Beck et al., 1992; Mahardika,
2017). Sejak saat itu terjadi peningkatan signifikan pada kontrol morfologi,
penyesuaian ukuran pori, variasi komposisi dan aplikasinya (Huirache-Acuña
et al., 2013).
Pada dasarnya silika sudah merupakan katalis heterogen karena memiliki
pori besar dan dapat digunakan sebagai katalis untuk reaksi organik. Akan
tetapi, jenis situs aktif pada silika hanya berupa gugus silanol (-Si-O-H) dan
siloksan (Si-O-Si). Gugus silanol ini memiliki sifat keasaman yang rendah,
disamping memiliki oksigen sebagai atom donor yang sifatnya lemah. Oleh
karena itu, katalis silika murni tidak memiliki keasaman yang cukup untuk
digunakan secara langsung sebagai katalis. Selain memiliki kandungan sisi
asam Lewis lemah, silika murni juga tidak memiliki sisi asam Bronsted,
sehingga masalah tersebut perlu diatasi dengan cara mengamobilisasi suatu
logam atau non logam pada kerangka silika mesopori untuk memperoleh atau
menciptakan sisi asam yang diharapkan. Sisi asam Lewis akan meningkat jika
kerangka struktur mesopori (support) dimasukkan atau dimodifikasi dengan
logam transisi seperti Zn, Ti, V, Cr, Fe, Co, Ni, Mn, Cu, La dan Ru sehingga
kinerja aktivitas katalitik dan fenomena adsorpsi dapat ditingkatkan serta katalis
dapat digunakan untuk beberapa kali reaksi sehingga sangat efektif digunakan
dalam industri (Putri, Syukri and Zulhajri, 2012).
Teknik modifikasi permukaan silika mesopori yang umum digunakan oleh
peneliti adalah post synthesis grafting procedures yang dapat dilakukan dengan
cara covalent grafting, metode impregnasi atau penjerapan fisik dan teknik co-
condensation functionality reactions yang dilakukan bersamaan dengan proses
hidrotermal pada tahap sintesis material mesopori (Prihatiningsih, 2011). Akan
tetapi, metode-metode tersebut memiliki beberapa kelemahan diantaranya
membutuhkan suhu tinggi, senyawa kimia tambahan sebagai agen pereduksi
dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Saat ini, terdapat teknik modifikasi baru menggunakan metode radiolytic
reduction yang dipercaya lebih efektif dibandingkan metode-metode
sebelumnya karena waktu yang dibutuhkan relatif cepat dan tidak menggunakan
senyawa kimia tambahan sebagai agen pereduksi. Pada metode ini, agen
pereduksi yang digunakan adalah eaq- yang dihasilkan dari proses radiolisis air
(Abedini et al., 2014).
Sebelumnya telah banyak dilakukan modifikasi MCM-48 dengan
menggunakan logam transisi oleh beberapa peneliti, diantaranya Zhao et al
yang memodifikasi MCM-48 menggunakan logam Fe (Zhao et al., 2001), Chen
dan Liu berhasil mensintesis MCM-48 termodifikasi Cu dan telah melakukan
uji kapasitas adsorpsi terhadap pemisahan ethylene-ethane (Chen and Liu,
2008) dan Longloilert et al memodifikasi MCM-48 dengan Ce (Longloilert et
al., 2012). Namun dalam penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, belum
pernah ada peneliti yang melakukan modifikasi MCM-48 dengan logam transisi
menggunakan teknik radiolytic reduction. Dari topik tersebut, muncul ide untuk
membuat material MCM-48 termodifikasi CuO menggunakan metode
radiolytic reduction.
Dalam penelitian ini metal precursor yang digunakan adalah tembaga
karena memiliki biaya yang rendah, memiliki sifat optik yang baik, merupakan
konduktor kuat dan memiliki sifat katalis yang menguntungkan untuk berbagai
kelas reaksi (Hadjiivanov et al., 2003). Tembaga yang digunakan adalah
tembaga dalam bentuk logam oksida (CuO) karena memiliki kelebihan berupa
sifatnya yang tidak korosif dan memiliki basisitas yang tinggi dari golongan
alkali dan alkali tanah sebagai spesies aktif dari katalis oksida basa (Mahardika,
2017). Modifikasi tembaga oksida (CuO) dilakukan pada permukaan MCM-48
karena MCM-48 memiliki kelebihan dengan adanya saluran tiga dimensi yang
memudahkan partikel masuk ke dalam interior material karena pori-porinya
tidak berbatas pada satu arah, sehingga masalah yang ditimbulkan oleh adanya
pemblokiran pori dapat dihindari (Taba, 2001). MCM-48 yang telah
difungsionalisasikan dengan tembaga oksida ini diharapkan dapat memberi
peranan penting dalam aktivitas katalitik, adsorpsi dan pemisahan (Nanda,
Pradhan and Parida, 2016).
Dalam penelitian ini dilakukan variasi dosis iradiasi dan persen massa dari
CuO. Kedua variasi ini berpengaruh pada karakteristik produk CuO/MCM-48
dan nantinya akan didapatkan kondisi optimum untuk memperoleh produk yang
baik. Penelitian ini belum pernah dilakukan sehingga diharapkan penelitian ini
dapat menjadi referensi untuk teknik modifikasi permukaan silika dengan
logam alkali menggunakan sumber iradiasi gamma (radiolytic reduction).
1.2. Keaslian Tugas Akhir
Penelitian mengenai sintesis dan karakterisasi CuO/MCM-48 ini telah
banyak dilakukan, perbedaan yang cukup signifikan dalam penelitian ini
terletak pada teknik modifikasi yang digunakan yaitu metode radiolytic
reduction. Keaslian penelitian dijabarkan dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian Tugas Akhir


Nama
No. Judul Penelitian Hasil Perbedaan
Penulis
1. Victoria Liquid phase Dalam penelitian ini Pada penelitian ini
Gutierrez et hydrogenation telah berhasil MCM-48 akan
al of dilakukan sintesis dimodifikasi
(2012) crotonaldehyde Cu-MCM-48 dengan dengan tembaga
over copper metode hidrotermal oksida (CuO)
incorporated in dan wet menggunakan
MCM-48 impregnation. metode Radiolytic
(Gutierrez et al., Hasil penelitian Reduction yang
2012) menunjukkan bahwa kemudian
Cu-MCM-48 yang diaplikasikan untuk
dihasilkan dapat transesterifikasi.
digunakan untuk Dilakukan variasi
hidrogenasi dosis iradiasi
crotonaldehyde. gamma dan
konsentrasi metal
precursor.
2. Tatsuro Synthesis of Cu Dalam penelitian ini Pada penelitian ini
Hori et al nanoparticles telah berhasil MCM-48 akan
(2014) using gamma- dilakukan sintesis dimodifikasi
ray irradiation CuNPs dengan tembaga
reduction menggunakan oksida (CuO)
method metode gamma-ray menggunakan
(Hori et al., irradiation metode Radiolytic
2014) reduction. Reduction.
3. Chen Le π-Complexation Dalam penelitian ini Pada penelitian ini
dan Liu Mesoporous MCM-48 telah MCM-48 akan
Xiaoqin Adsorbents Cu- berhasil disintesis disintesis
(2008) MCM-48 for menggunakan menggunakan
Ethylene-Ethane metode hidrothermal metode
Separation yang kemudian hidrothermal.
(Chen and Liu, MCM-48 tersebut Kemudian MCM-
2008) dimodifikasi 48 dimodifikasi
menggunakan dengan tembaga
tembaga dengan oksida (CuO)
teknik co- menggunakan
condensation metode radiolytic
functionality reduction.
reactions. Diperoleh Pengujian yang
material Cu-MCM- dilakukan pada
48 yang paling penelitian ini
selektif terhadap adalah uji katalitik
Ethylene pada rasio transesterifikasi.
Cu/Si 10%wt.
4. Michał Enhanced Dalam penelitian ini Pada penelitian ini
Nischk et al photocatalytic, modifikasi terhadap MCM-48 akan
(2016) electrochemical TiO2 NT dengan Cu, dimodifikasi
and AgCu dan Bi dengan tembaga
photoelectroche nanopartikel oksida (CuO)
mical properties dilakukan pada dosis dengan melakukan
of TiO2 iradiasi gamma variasi dosis
nanotubes sebesar 15 kGy. iradiasi gamma
arrays Modifikasi material sebesar 5 kGy, 10
modified with TiO2 nanotubes kGy, 15 kGy, 20
Cu, AgCu and Bi dengan Cu, AgCu kGy, dan 25 kGy
nanoparticles dan Bi meningkatkan untuk melihat
obtained via aktivitas bagaimana
fotokatalitik, pengaruh dosis
radiolytic elektrokimia, dan iradiasi terhadap
reduction sifat proses modifikasi
(Nischk et al., photoelectrochemica CuO/MCM-48
2016) l material tersebut. yang kemudian
berpengaruh pada
aktivitas katalitik
dari CuO/MCM-48
yang dihasilkan.
5. Kumar et al MCM-41, MCM- Dalam penelitian ini Pada penelitian ini
(2001) 48 and related telah berhasil MCM-48 yang
mesoporous dilakukan sintesis telah disintesis
adsorbents : MCM-41 dan MCM- menggunakan
their synthesis 48 menggunakan metode
and metode room- hidtrothermal akan
characterisation temperature dimodifikasi
(Kumar et al., synthesis. menggunakan
2001) tembaga oksida
(CuO) dengan
beberapa variasi
konsentrasi.
6. I. B. Putra Sintesis Dalam penelitian ini Pada penelitian ini
Mahardika CaO/MCM41 CaO/MCM41 MCM-48 akan
(2017) dari Lumpur disintesis dimodifikasi
Lapindo dengan menggunakan dengan tembaga
Metode metode sonokimia oksida (CuO)
Sonokimia menghasilkan menggunakan
Untuk Katalis material dengan metode Radiolytic
dalam struktur heksagonal Reduction.
Transesterifikasi teratur dan bentuk Prekursor silika
Minyak Goreng pori seragam. yang digunakan
Bekas Prekursor silika yang adalah TEOS.
(Mahardika, digunakan adalah
2017) lumpur lapindo
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh rasio Si/CuO terhadap luas permukaan, ukuran pori
dan ketebalan dinding pori (wall thickness) serta keteraturan kristal mesopori
CuO/MCM-48?
2. Bagaimana pengaruh dosis iradiasi gamma terhadap proses modifikasi
MCM-48 dengan tembaga oksida (CuO)?
3. Apakah rasio Si/CuO mempengaruhi aktivitas katalitik dari material
CuO/MCM-48 yang dihasilkan?

1.4. Hipotesis
Berdasarkan penelitian sebelumnya, rasio penambahan CuO ke dalam
kerangka MCM-48 tidak bisa lebih besar dari 20% (Cu/Si) karena akan
mengakibatkan partial collapse pada sebagian fase kubik MCM-48 yang akan
berpengaruh pada struktur pori yang diinginkan (Gutierrez et al., 2012),
kemudian penambahan CuO lebih dari 5% ke dalam kerangka MCM-48 dapat
menghancurkan sebagian struktur mesopori selama langkah pertama sintesis
yang akan berakibat terhadap tidak stabilnya struktur mesopori (Chen and Liu,
2008). Dalam rasio Cu/SiO tertentu (tidak terlalu tinggi) penambahan CuO ke
dalam kerangka MCM-48 dapat memperkecil diameter pori, memperbesar luas
permukaan dan meningkatkan keteraturan kristal mesopori (Chen and Liu,
2008).
Besar dosis iradiasi gamma tentu akan mempengaruhi proses modifikasi
MCM-48 karena semakin besar dosis radiasi, maka akan semakin banyak pula
radikal yang terbentuk sehingga probabilitas reduksi semakin besar dan CuO
yang mendeposisi permukaan silika pun akan semakin banyak. CuO yang
terlalu banyak mendeposisi permukaan silika MCM-48 akan menyebabkan
penyumbatan saluran yang akan berakibat pada turunnya aktivitas katalitik dan
kapasitas adsorpsi (Chen and Liu, 2008).
Berdasarkan teori diatas maka didapatlah hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Rasio Si/CuO akan berpengaruh terhadap sifat katalis material CuO/MCM-
48 yang dihasilkan.
2. Penambahan tembaga oksida (CuO) ke dalam kerangka MCM-48 akan
mengaktifkan gugus silanol MCM-48.
3. Seiring dengan meningkatnya dosis iradiasi yang digunakan, maka CuO
yang mendeposisi material mesopori MCM-48 akan semakin meningkat
(berbanding lurus).

1.5. Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini adalah
1. Metode sintesis MCM-48 yang digunakan adalah metode hidrothermal.
2. Metode modifikasi yang digunakan adalah metode radiolytic reduction.
3. Silika mesopori yang digunakan adalah MCM-48.
4. Metal precursor yang ditambahkan ke dalam kerangka silika mesopori
adalah tembaga oksida (CuO).
5. Tidak dilakukan variasi terhadap waktu iradiasi gamma.
6. Sintesis dilakukan dengan rasio Cu/SiO sebesar (1, 3, 5, 10, 20) %wt.
7. Variasi dosis iradiasi yang digunakan adalah sebesar (5, 10, 15, 20, 25) kGy.

1.6. Tujuan Tugas Akhir


Tujuan tugas akhir ini adalah sebagai berikut
1. Memodifikasi MCM-48 dengan tembaga oksida (CuO) dengan metode
radiolytic reduction.
2. Menentukan pengaruh rasio Si/CuO terhadap struktur dan aktivitas katalitik
CuO/MCM-48 yang dihasilkan.
3. Menentukan pengaruh dosis iradiasi gamma terhadap proses modifikasi
MCM-48 dengan tembaga oksida (CuO).
1.7. Manfaat Tugas Akhir
Manfaat yang diperoleh dari penelitian tugas akhir ini adalah
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam modifikasi silika
mesopori MCM-48 dengan CuO menggunakan metode radiolytic reduction.
2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah alternatif dalam menangani
krisis energi dengan melakukan pembuatan biodiesel menggunakan minyak
nabati dalam bentuk minyak bekas goreng maupun minyak baru
menggunakan metode transesterifikasi dengan material CuO/MCM-48.
3. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas inovasi dan teknologi
pada riset terapan berbasis sumber daya alam yang menciptakan kemandirian
bangsa

1.8. Metode Tugas Akhir


1.8.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2019 sampai dengan
April 2019 di laboratorium aktif STTN-BATAN Yogyakarta.

1.8.2. Bahan (Chen and Liu, 2008; Gaudin et al., 2015)


Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah tetraethyl
orthosilicate (TEOS), cetyltrimethylammonium bromide (CTAB),
natrium hidroksida (NaOH), Cu(NO3)2.3H2O, methanol, dan butanol.

1.8.3. Alat (Chen and Liu, 2008; Gaudin et al., 2015)


Peralatan utama digunakan dalam penelitian ini adalah irradiator
gamma, seperangkat beaker/teflon, magnetic stirrer, thermometer,
sendok sungu, neraca analitik, furnace, oven, XRD, BET, FESEM-
EDX, GC-MS dan FTIR.
1.8.4. Prosedur Penelitian
a. Pembuatan Larutan Template (CHEN and LIU, 2008; Kumar et
al., 2001)
1. Sejumlah tertentu CTAB (perhitungan jumlah berdasarkan rasio
1,00 SiO2 : 0,56 CTAB : 0,24 Na2O : 60 H2O) dilarutkan dalam
air dan dimasukkan ke wadah teflon.
2. NaOH kemudian ditambahkan berdasarkan rasio yang telah
ditentukan.
3. Dilakukan pemanasan dengan suhu 35oC.
4. Setelah tercampur sempurna, ditambahkan sebanyak 9,1 gram
butanol ke dalam campuran CTAB dan NaOH kemudian diaduk
selama 1 jam pada suhu 35oC.

b. Sintesis MCM-48 (Chen and Liu, 2008)


1. Ke dalam larutan template tersebut ditambahkan tetes demi tetes
larutan prekursor silika (TEOS) kemudian diaduk selama 30
menit pada suhu kamar.
2. Setelah itu, larutan tersebut dimasukkan ke dalam teflon untuk
kemudian dipanaskan selama 3 hari pada suhu 110oC.
3. Produk padatan yang diperoleh dicuci dengan aquadest
kemudian dikalsinasi pada suhu 550oC selama 6 jam untuk
menghilangkan kandungan organik.

c. Proses Modifikasi CuO/MCM-48 (Gaudin et al., 2015)


1. Sejumlah tertentu Cu(NO3)2.3H2O sesuai dengan variasi rasio
Si/CuO yang ditentukan dilarutkan ke dalam 20 mL methanol.
(larutan a)
2. 1 (satu) gram MCM-48 dimasukkan ke dalam larutan (a)
kemudian diaduk pada suhu kamar selama 2 jam. (campuran 1)
3. Campuran (1) kemudian dimasukkan ke dalam irradiator gamma
dengan variasi dosis sebesar (5, 10, 15, 20, 25) kGy.
4. Padatan yang diperoleh kemudian dikeringkan pada suhu 90oC
selama 1 (satu) malam dan dikalsinasi pada suhu 550oC selama
6 jam (laju pemanasan 1oC/menit) untuk menguraikan
kandungan nitrat menjadi logam oksida.
5. Produk akhir yang kemudian diperoleh adalah 1CuO/MCM-48,
3CuO/MCM-48, 5CuO/MCM-48, 10CuO/MCM-48 dan
20CuO/MCM-48 (1, 3, 5, 10 dan 20 mengindikasikan nominal
persen (%) massa tembaga oksida di dalam kerangka mesopori
MCM-48).

d. Uji Pendahuluan Aktivitas Katalitik Katalis yang Dihasilkan


dalam Reaksi Transesterifikasi
1. 0,16 gram katalis yang telah dimodifikasi dilarutkan ke dalam 80
mL methanol, kemudian distirrer dan direfluks selama 15 menit
dengan kecepatan 400 rpm pada suhu 60oC.
2. Selanjutnya 16 gram minyak nabati dimasukkan ke dalam
campuran methanol dan katalis kemudian direfluks dan diaduk
selama 3 jam pada suhu 60oC, dengan kecepatan pengadukan
400 rpm.
3. Hasil refluks dipindahkan dalam corong pisah dan didiamkan
selama 8 jam, sehingga terbentuk dua lapisan.
4. Masing-masing lapisan disaring untuk mendapatkan katalis
kembali. Lapisan atas yang mengandung metil ester dianalisis
dengan GC-MS.

1.9. Daftar Pustaka


Abedini, A. et al. (2014) ‘Radiolytic Formation of Fe3O4 Nanoparticles :
Influence of Radiation Dose on Structure and Magnetic Properties’,
9(3). doi: 10.1371/journal.pone.0090055.
Beck, J. S. et al. (1992) ‘A New Family of Mesoporous Molecular Sieves
Prepared with Liquid Crystal Templates’, Journal of the American
Chemical Society, 114(27), pp. 10834–10843. doi:
10.1021/ja00053a020.
Chen, L. and Liu, X. (2008) ‘π-Complexation Mesoporous Adsorbents Cu-
MCM-48 for Ethylene-Ethane Separation’, Chinese Journal of
Chemical Engineering, pp. 570–574. doi: 10.1016/S1004-
9541(08)60123-8.
Emdeniz, F., Rahmat and Syukri (2012) ‘Optimasi Aktifitas Katalitik Co(II)
Asetonitril yang Diamobilisasi pada Silika Modifikasi dalam Reaksi
Transesterifikasi.’, 1(2303).
Gaudin, P. et al. (2015) ‘Synthesis of Cu-Ce/KIT-6 materials for SOx removal’,
Applied Catalysis A: General, 504, pp. 110–118. doi:
10.1016/j.apcata.2014.11.024.
Gutierrez, V. et al. (2012) ‘Applied Catalysis A : General Liquid phase
hydrogenation of crotonaldehyde over copper incorporated in MCM-
48’, ‘Applied Catalysis A, General’. Elsevier B.V., 437–438, pp. 72–
78. doi: 10.1016/j.apcata.2012.06.011.
Hadjiivanov, K. et al. (2003) ‘Characterization of Cu / MCM-41 and Cu / MCM-
48 mesoporous catalysts by FTIR spectroscopy of adsorbed CO’, 241,
pp. 331–340.
Hori, T. et al. (2014) ‘Synthesis of Cu nanoparticles using gamma-ray irradiation
reduction method’, Japanese Journal of Applied Physics, 53(5 SPEC.
ISSUE 1), pp. 2–6. doi: 10.7567/JJAP.53.05FC05.
Huirache-Acuña, R. et al. (2013) ‘SBA-15 Mesoporous Silica as Catalytic
Support for Hydrodesulfurization Catalysts—Review’, Materials, 6(9),
pp. 4139–4167. doi: 10.3390/ma6094139.
Kumar, D. et al. (2001) ‘MCM-41, MCM-48 and related mesoporous
adsorbents: their synthesis and characterisation’, Colloids and Surfaces
A: Physicochemical and Engineering Aspects, 187–188, pp. 109–116.
doi: 10.1016/S0927-7757(01)00638-0.
Longloilert, R. et al. (2012) ‘Synthesis and characterization of M-MCM-48 (M
= Cr, Ce) from silatrane via sol-gel process’, Journal of Sol-Gel Science
and Technology, 61(1), pp. 133–143. doi: 10.1007/s10971-011-2602-
9.
Mahardika, I. B. P. (2017) ‘SINTESIS CaO/MCM41 DARI LUMPUR
LAPINDO DENGAN METODE SONOKIMIA UNTUK KATALIS
DALAM TRANSESTERIFIKASI MINYAK GORENG BEKAS’.
Nanda, B., Pradhan, A. C. and Parida, K. M. (2016) ‘A comparative study on
adsorption and photocatalytic dye degradation under visible light
irradiation by mesoporous MnO2 modified MCM-41 nanocomposite’,
Microporous and Mesoporous Materials. Elsevier Ltd, 226, pp. 229–
242. doi: 10.1016/j.micromeso.2015.12.027.
Nandiyanto, A. B. D. et al. (2009) ‘Synthesis of spherical mesoporous silica
nanoparticles with nanometer-size controllable pores and outer
diameters’, Microporous and Mesoporous Materials. Elsevier Inc.,
120(3), pp. 447–453. doi: 10.1016/j.micromeso.2008.12.019.
Nischk, M. et al. (2016) ‘Enhanced photocatalytic, electrochemical and
photoelectrochemical properties of TiO2 nanotubes arrays modified
with Cu, AgCu and Bi nanoparticles obtained via radiolytic reduction’,
Applied Surface Science. Elsevier B.V., 387, pp. 89–102. doi:
10.1016/j.apsusc.2016.06.066.
Pintoa, A. C. et al. (2006) ‘Biodiesel : An Overview’, Journal of Daqing
Petroleum Institute (Daqing Shiyou Xueyuan Xuebao), 30(1), pp. 39-
42,126-127. doi: 10.1590/S0103-50532005000800003.
Prihatiningsih, M. C. (2011) ‘Pembuatan MCM-48 Tercangkok Gugus Amine
dari Silika Limbah Padat Geotermal untuk Penjerap CO2’, p. 98765.
Putri, G. E., Syukri, S. and Zulhajri, Z. (2012) ‘Uji Aktivitas Katalitik Dalam
Reaksi Transesterifikasi Minyak Sintesis Dan Karakterisasi Katalis
Kobal Dan Tembaga Yang Di Amobilisasi Pada Silika Mesopori Dan
Sawit’, (Ii), p. 10.
Taba, P. (2001) ‘Mesoporous Solids as Adsorbents’, p. 2001.
Zhao, W. et al. (2001) ‘Synthesis of Fe-MCM-48 and its catalytic performance
in phenol hydroxylation’, Catalysis Letters, 73(2–4), pp. 199–202. doi:
10.1023/A:1016674605967.

Usulan pembimbing dari 1. Maria Christina P, S.ST, M.Eng


10. :
STTN 2. Nilats Tsurayya, S.Pd, M.Sc
Usulan pembimbing dari
11. : -
luar STTN
12. Rencana tempat kegiatan : Laboratorium Aktif STTN-BATAN Yogyakarta
Jl. Babarsari POB 6101 YKBB Yogyakarta,
13. Alamat tempat kegiatan :
Indonesia 55281
Proses sintesis akan dikerjakan sepenuhnya di
Informasi lain yang perlu
laboratorium aktif STTN-BATAN Yogyakarta dan
14. diketahui tim :
karakterisasi akan dilakukan di luar kampus
pengkaji/jurusan
dikarenakan keterbatasan alat di dalam kampus.

Yang Mengusulkan,

Cindy Anggrilita
NIM.011500403

Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Maria Christina P, S.ST, M.Eng Nilats Tsurayya, S.Pd, M.Sc


NIP. 19661005 198803 2 003

Menyetujui,
Reviewer 1 Reviewer 2

NIP. NIP.
Ketua Jurusan TKN

Kartini Megasari,S.ST, M.Eng.


NIP. 19831228 200604 2 003

Anda mungkin juga menyukai