Pendahuluan
Karbon nanodot (Carbon Nanodots; CNDs) adalah partikel karbon yang mempunyai
diameter dari 1 sampai 10 nm [1]. Ukuran nanodots karbon ini berada diantara ukuran molekul
klaster dan karbon bulk. Biasanya partikel CNDs terdiri dari 100 sampai 10.000 atom. CNDs
kadang-kadang disebut juga 'atom buatan' dan digunakan sebagai building blocks pada proses
bottom-up melalui proses self-assembly. CNDs ini mempunyai sifat yang unik bergantung
dengan ukurannya [2]. Konsep dasar dan keunikannya akan dijelaskan dibawah ini.
Seperti telah diketahui, pada bahan semikonduktor, penyerapan foton dapat memompa
elektron dari pita valensi ke pita konduksi dan secara spontan menghasilkan hole di pita valensi.
Elektron pada pita konduksi terikat ke hole lokal melalui gaya Coulomb (Coulomb Blockade)
membentuk eksiton. Jarak karakteristik antara elektron terikat dengan hole disebut dengan Jarijari Eksiton Bohr (Exciton Bohr Radius). Ketika dimensi partikel direduksi menjadi ukuran yang
dekat atau lebih kecil dari jari-jari eksiton Bohr, maka terjadi fenomena yang disebut
pengurungan kuantum (quantum confinement). Pada kondisi ini, eksiton berada dalam keadaan
keterikatan yang kuat. Sedangkan jika ukuran partikel lebih besar dari 3 sampai 10 kali jari-jari
Bohr eksiton, maka eksiton tersebut berada dalam keadaan keterikatan lemah.
Gambar 1(a) menunjukkan skema ilustrasi lebar celah pita antara karbon bulk dan CND.
Seperti ditunjukkan pada gambar, ketika ukuran karbon mengecil sampai ukuran CND, lebar
celah pita (band gap) nya menjadi lebih besar dibanding dengan keadaan saat bulknya. Hal ini
mengakibatkan pergeseran warna biru (blue shift) pada spektrum cahaya eksitasi dan emisi.
Selain itu, pita energi (valensi dan konduksi) pada karbon bulk yang awalnya kontinyu, ketika
ukuran partikelnya menjadi kecil seperti CND, pita energi tersebut akan menjadi diskrit
(terpisah-pisah). Hal ini juga menyebabkan spektrum eksitasi dan emisi CNDs juga menjadi
diskrit. Lebar celah pita energi untuk CNDs dapat dihitung secara aproksimasi dengan
menggunakan persamaan di bawah ini [3]:
2 2
(
)
(
)
E g CNDs E g bulk +
(1)
2
2 R
oleh:
1 1 1
= + (2)
me mh
(a)
(b)
Figure 1.(a) Skema ilustrasi lebar celah pita energi dari karbon bulk dan nanodots karbon
(CNDs), dan (b) warna emisi nanodots karbon (CND) bergantungan ukuran (1-10 nm).
Menurut persamaan (1), lebar celah pita dari CNDs sebanding dengan
1/ R2 . Dengan
demikian, lebar celah pita dapat diatur dengan mengatur besar ukuran partikel CND. CND
sendiri mempunyai sifat memendarkan (meng-emisi) cahaya ketika disinari oleh sinar UV,
dimana panjang gelombang emisi atau warna pendaran cahaya, akan bergantung pada lebar celah
pita CND. Atau dengan kata lain dengan mengatur besar ukuran partikel, kita akan mendapatkan
berbagai warna pendaran seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1(b).
Banyak metode eksperimen yang telah dieksplorasi untuk mensintesis nanodots karbon,
termasuk diantarannya adalah molecular beam epitaxy (MBE), metal organic-chemical-vapor
deposition (MOCVD), dan vapour-liquid-solid (VLS). Di antara metode ini, salah satu metode
kimia-fisika yang mudah adalah pemanasan menggunakan gelombang mikro (microwave
heating). Metoda pemanasan gelombang mikro telah banyak digunakan sebagai metoda yang
umum digunakan untuk mempersiapkan CNDs dengan distribusi ukuran dan morfologi partikel
yang dapat dikontrol [2-10].
Metode Eksperimental
Tugas awal
Jelaskan prinsip kerja dari pengukuran UV-Vis spectrometer untuk mendapatkan nilai
celah pita energi serta ketebalan lapisan tipis!
Prosedur keamanan
Kimia, secara umum bahan kimia itu berbahaya. Usahakan gunakan sesuai dengan
ketentuan, kelajiman dan takarannya.
Alat eksperimen dan Alat karakterisasi, ikuti semua manual safety alat tersebut. Hubungi
koordinator, asisten dan laboran untuk panduan dan bimbingan.
Langkah percobaan
Bahan: asam sitrat (citric acid, C6H8O7), urea ((NH2)2CO) dan pelarut air
Karakterisasi
o Amati warna pendaran dengan mata telanjang dan foto digital.
o Pengukuran UV-Vis spectrometer untuk menentukan spektrum absorbasi dan
transmitansi, dan ketebalan komposit CNDs-epoxy resin.
Perbandingan berat
Asam sitrat (g)
Urea (g)
1
3,0
0,5
3,0
0,125
3,0
0,075
3,0
0,035
3,0
0,015
3,0
0
3,0
Waktu (s)
Buatlah dokumentasi emisi warna yang dihasilkan oleh nanodots karbon pada setiap
parameter.
Tentukan lebar celah pita dan ketebalan lapisan tipis yang dihasilkan.
Diskusi
Bagaimana cara agar nanodots karbon dapat terdispersi secara merata di dalam polimer
epoxy resin, sehingga dihasilkan komposit CNDs-Epoxy resin yang homogen.
Model fisis seperti apakah yang cocok sehingga dapat menggambarkan proses emisi
cahaya yang dihasilkan oleh CNDs?
Berapakah nilai energi gap yang dimiliki oleh nanodots karbon yang dibuat?
Model fisis seperti apakah yang cocok sehingga dapat menggambarkan proses emisi
cahaya CNDs di dalam komposit? Parameter apa saja yang mempengaruhi absorpsi dan
transmisi cahaya pada komposit?
Nanodots karbon menerima energi tinggi dari sinar UV kemudian mengemisikan cahaya
energi lebih rendah di sekitar cahaya tampak, proses ini disebut down-conversion.
Dapatkan nanodots karbon menerima cahaya dengan energi lebih rendah kemudian
memancarkan cahaya lebih tinggi (up-conversion), misal menerima sinar Infra-Red untuk
memancarkan sinar cahaya tampak?
Menurut praktikan, aplikasi/teknologi apa saja yang mungkin dapat dikembangkan dari
nanodots karbon (selain untuk pencahayaan dan sel surya)?
Bahan Bacaan
1. H. O. Pierson. Handbook of carbon, graphite, diamond and fullerenes. Noyes Publication.
New Mexico, 1993.
2. H. Li, X. He, Z. Kang, H. Huang, Y. Liu, J. Liu, S. Lian, C. H. A. Tsang, X. Yang dan S.
T. Lee. Chem. Int. Ed. 49 (2010) 4430-4434.
3. W. F. Zhang, L. B. Tang, S. F. Yu dan S. P. Lau. Optical Material Express. 2(2012) 490495.
4. Q. Wang, X. Liu, L. Zhang dan Y. Lv. Analyst. 137(2012) 5392-5397.
5. S. N. Baker dan G. A. Baker. Angew. Chem. Lnt. 49(2010) 6726-6744.
6. P. C. Hsu, Z. Y. Shih, C. H. Lee dan H. T. Chang. Green Chem. 14(2012) 917-920.
7. E. J. Goh, K. S. Kim, Y. R. Kim, H. S. Jung, S. Beack, W. H. Kong, G. Scarcelli, S. H.
Yun dan S. K. Hahn. Biomacromolecules. 13(2012) 2554-2561.
8. B. Chen, F. Li, W. Weng, H. Guo, X. Zhang, Y. Chen, T. Huang, X. Hong, S. You, Y. Lin,
K. Zeng dan S. Chen. China, 2012.
9. D. P. Queiroz, M. N. de Pinho dan C. Dias. Macromolecules. 36(2003) 4195-4200.
10. S. H. Kim, J. H. Hong dan Y. B. Hahn. Korean J. Chem. Eng. 23(2006) 325-328.
Panduan eksperimen fisika 2 ini ditulis atas kerjasama antara Dr. Bebeh Wahid Nuryadin, M.Si,
dengan Lab. Fisika Lanjut UIN Sunan Gunung Djati Bandung.