Anda di halaman 1dari 2

Nama : muhammad fawaz fabio

Nim : 2020401024

Resume metodologi penelitian

ETNOGRAFI KOMUNIKASI
Pengantar: Etnografi komunikasi adalah suatu kajian mengenai pola-pola komunikasi sebuah komunitas budaya.
Secara makro kajian ini adalah bagian dari etnografi. Etnografi komunikasi (Ethnography of communication)
merupakan pengembangan dari Etnografi Berbahasa (Ethnography of sepaking), yang dikemukakan oleh Dell
Hymes pada tahun 1962 (Ibrahim, 1994). Pengkajian etnografi komunikasi ditujukan pada kajian peranan bahasa
dalam perilaku komunikatif suatu masyarakat, yaitu mengenai cara-cara bagaimana bahasa dipergunakan dalam
masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya.
Pada perkembanggannya, Hymes mengubahnya dari ethnography of speaking menjadi ethnography of
communication karena kerangka acuan yang digunakan bukan pada bahasa melainkan pada komu– nikasinya.
Bahasa tidak akan punya makna tanpa dikomunikasikan.
Dell Hymes sebagai pencetus teori etnografi komunikasi, memberikan batasan tegas antara linguistik dan
komunikasi. Kajian etnografi komunikasi bukanlah kajian linguistik namun merupakan kajian etnografi, serta
bukan pula mengenai bahasa, tetapi mengenai komunikasi. “… it is not linguistics, but ethnography, not language,
but communication, which must provide the frame of reference within which the place of language in culutre and
society is to be assessed” (…ini bukan linguistik, tapi etnografi, bukan bahasa, tapi komunikasi, yang harus
melengkapi kerangka pikir secara mendalam tempat bahasa dalam kebudayaan dan masyarakat ditetapkan)
(Hymes, 1971:4, dalam Alwasilah, 2003:61).
Pengertian Etnografi Komunikasi
Koentjaraningrat (2008), mengatakan bahwa etnografi komunikasi adalah “kajian bahasa dalam perilaku
komunikasi dan sosial dalam masyarakat (yang kemudian disebut masyarakat tutur), meliputi cara dan bagaimana
bahasa digunakan dalam masyarakat dan budaya yang berbeda-beda.” Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua
hal yang menjadi garis besar dalam kajian metode penelitian etnografi komunikasi, yaitu bahasa (linguistik) dan
budaya (antropologi).
Etnografi komunikasi adalah kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu masyarakat atau etnik, misalnya
tentang adat istiadat, kebiasaan, hukum, seni, religi, dan/atau bahasa. Etnografi hampir sama dengan etnologi,
yaitu ilmu tentang unsur atau masalah kebudayaan suku bangsa dan masyarakat penduduk suatu daerah di
seluruh dunia secara komparatif dengan tujuan mendapat pengertian tentang sejarah dan proses evolusi serta
penyebaran kebudayaan umat manusia di muka bumi.
Etnisitas merupakan objek kajian etnografi. Etnografi merupakan bagian dari cabang ilmu antroplogi budaya yang
mempelajari berbagai kebudayaan suatu masyarakat berupa aktivitas nyata masyarakat. Secara khusus etnografi
adalah ilmu yang mempelajari tentang pendeskripsian kebudayaan suku-suku bangsa (etnik) yang hidup tersebar
di muka bumi. Kemudian, etnografi komunikasi yaitu bidang ilmu etnolinguistik atau sosiolinguistik tentang
bahasa dalam hubungannya dengan semua variabel di luar bahasa. Yang dimaksud dengan variabel di luar bahasa
tersebut adalah kebudayaan etnisitas dan faktor sosial lainya. Faktor-faktor sosial itu, mencakupi status sosial,
tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin dan sebagainya. Selain itu bentuk bahasanya
dipengaruhi oleh faktor situasional, misalnya: siapa yang berbicara, bagaimana bentuk bahasanya, kepada siapa,
kapan, dimana, dan mengenai masalah apa.
Tujuan Etnografi Komunikasi
Sebagai ilmu yang relatif baru namun banyak digunakan sebagai metode penelitian, etnografi memiliki beberapa
tujuan yaitu:
1. Mengkaji bentuk dan fungsi bahasa yang tersedia dalam suatu budaya untuk berkomunikasi satu sama lain.
2. Melihat bagaimana bentuk dan fungsi bahasa tersebut menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang
berbeda-beda.
3. Mendapatkan analisa dari pola komunikasi suatu budaya sosial masyarakat dari aspek bahasa yang diterapkan
dan dikomunikasikan.
Selain itu, Hymes membagi ruang lingkup kajian bidang ilmu etnografi komunikasi ke dalam beberapa bagian,
yaitu:
1. Hakikat dan definisi mengenai apa itu masyarakat berbahasa/tutur.
2. Cara masyarakat dalam suatu budaya melakukan komunikasi.
3. Pola komunikasi yang digunakan dan apa fungsinya.
4. Komponen penting yang ada dalam keterampilan dan kompetensi komunikasi.
5. Hubungan antara pandanga dunia mengenai bahasa dan organisasi sosial masyarakat.
6. Kajian mengenai bahasa (linguistik), ketidaksetaraan, dan kehidupan sosial yang universal.
Objek Penelitian Etnografi Komunikasi
Beberapa konsep penting yang berkaitan dengan etnografi komunikasi yang juga merupakan objek penelitian dari
enografi komunikasi itu sendiri antara lain, sebagai berikut:
1. Tata cara bertutur
2. Guyup tutur
3. Situasi, Peristiwa dan Tindak Tutur
Komponen Tutur
Selain situasi, peristiwa, dan tindak tutur masih ada konsep lain yang cukup penting, yaitu komponen tutur.
Komponen tutur, meliputi kepanjangan dari kata SPEAKING yang dijelaskan berikut ini.
S = Situation (situasi), mencakup latar dan suasana. Latar berkaitan dengan lingkungan fisik komunikasi yang
berkaitan dengan waktu dan tempat. Sedangkan suasana akan berkaitan dengan suasana psikologis, misalnya
situasi formal atau santai
P = Participan (patisipan) mencakup tidak hanya penutur dan mitra tutur, tetapi juga adressor (juru bicara) yang
terkadang yang diwakili tidak berada di tempat. Dan audience. (pendengar)
E = End (tujuan), mencakup maksud dan hasil yang akan dipilah atas tujuan dari peristiwa tutur dipandang dari
sudut budaya (outcomes) dan tujuan dari masing-masing partisipan (goals)
A = Act sequence (urutan tindak), mencakup bentuk pesan (bagaimana pesan itu disampaikan dan isi pesan (apa
yang disampaikan).
K = Key (kunci) , yang mengacu pada bagaimana suatu tuturan disampaikan, misalnya serius, khidmat, lucu, sinis,
dan sebagainya.
I = Instrumentalities (peranti, perabotan), mencakup saluran (lisan, tulis, e-mail) dan bentuk tutur (misalnya
mengacu pada bahasa, dialek, kode, dan sebagainya)
N = Norms (norma), mencakup norma interaksi dan norma interpretasi. Misalnya bagaimana orang Jawa selalu
mematuhi sopan santun sebagai norma interaksi, meskipun hanya tuturan fatis
G = Genre, yang mengacu pada jenis-jenis wacana yang dipakai, misalnya puisi, khutbah, lawak, perkuliahan, dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai