Anda di halaman 1dari 10

AKSARA ZAHRA

Malampun -berkata

Petikan doa seirama dengan denting jam


Merenda serat-serat hidup yang suram

Tertuang pada gelapnya suasana malam


Inilah duniaku: akar dari lelakon kejam

Kupandangi tasbih; ku mainkan sejenak


Barangkali, tasbih itu enggan beranak-pinak

Lalu aku tersenyum sembari memutar otak


Kembali melafadzkan doa yang terdengar serak

Tak terasa, air mata ikut melafadzkan doa


Melandai dan menginjak helaian mukena

Lalu, malam ikut berkata sedemikian rupa:


“duniamu terlalu sengsara, bagimu anak belia.”
Suara

Amarah …..
Tangisan…..
Kesedihan …..

Layaknya ditelan bumi


Luapan itu tak pernah keluar
Tak pernah terdengar

Dibalik senyuman
Ia bersembunyi
Semakin dalam
Semakin terpendam

Dalam ruang yang gelap


Namun…..
Entah
12-2017

Pada susatu malam

Angin membelai pohon-pohon


Daun daun kering berguguran

Angin memainkan orkestra alam merdu dan syahdu


Bintang bintang bergemerlap dalam gelap
Rembulan menyepi di balik awan kelabu
dan aku merinduimu

Pada langit malam kutitipkan rindu


Berharap jumpa walau tanpa sepatah kata

Sebelum akhirnya matamu tertimbun malam


Dapatkah kita saling jumpa?

Sebelum akhirnya kau terbuai mimpi


Dapatkah ku kecup sumpah pemuda di bibirmu?

Dapatkah angin malam membawa rinduku


Kepelukanmu dengan cara seksama
dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya?

Anda mungkin juga menyukai