Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer menurut Joyce Berdasarkan teori Joyce,
(2009:289) adalah sebagai berikut: Aunurrahman, dan Huda, maka
1. Tahap Pertama: Presentasi Advance Organizer peneliti menyimpulkan bahwa
a. Mengklarifikasi tujuan pelajaran sintaks model pembelajaran Advance
b. Menyajikan organizer Organizer, yaitu :
c. Mendorong kesadaran pengetahuan yang relevan dan 1) Presentasi Advance Organizer
pengalaman pembelajar. a) Guru menjelaskan tujuan
2. Tahap Kedua: Presentasi tugas atau materi pembelajaran pembelajaran
a. Menyajikan materi b) Guru menyajikan organizer
b. Membuat urutan materi pembelajaran yang logis dan jelas c) Guru memberi contoh
c. Menghubungkan materi dengan organizer d) Guru menyajikan konteks
3. Tahap Ketiga: Memperkuat susunan kognitif e) Guru mendorong
a. Menggunakan prinsip - prinsip rekonsiliasi integratif. pengetahuan dan
b. Menganjurkan pembelajaran resepsi aktif. pengalaman peserta didik
c. Membangkitkan pendekatan kritis (umpan balik) pada 2) Presentasi Tugas dan Materi
materi pelajaran Pembelajaran
d. Mengklarifikasi a) Guru menyajikan materi
pembelajaran
Aunurrahman (2014:159-160) menyatakan bahwa terdapat tiga b) Guru mengatur secara
tahap pada model pembelajaran Advance Organizer, yaitu : eksplisit tugas-tugas
1. Menjelaskan Panduan Pembelajaran 3) Penguatan terhadap Pengetahuan
Tahap ini terdapat beberapa kegiatan pokok yang dilakukan (Evaluasi)
guru, yaitu : a) Guru menggunakan prinsip
a) menjelaskan tujuan pembelajaran, rekonsiliasi integrative.
b) mempresentasikan panduan pembelajaran, Rekonsiliasi integratif yaitu
c) menumbuhkan kesadaran pengetahuan dan pengalaman pengetahuan baru yang
peserta didik yang relevan. dihubungkan dengan isi
2. Menjelaskan Materi dan Tugas-Tugas Pembelajaran materi pelajaran sebelumnya
Tahap ini terdiri dari: untuk mengatasi
a) menjelaskan materi pembelajaran, pertentangan kognitif. Guru
b) membangkitkan perhatian peserta didik, meminta siswa untuk
c) mengatur secara eksplisit tugas-tugas, mengaitkan konsep, prinsip,
d) menyusun susunan logis materi pembelajaran. dan aturan yang diperoleh
3. Memperkokoh Pengorganisasian Kognitif lewat penyajian materi
Tahap ini terdiri dari: pembelajaran dari konsep
a) menggunakan prinsip-prinsip secara terintegrasi, maupun prinsip yang
b) meningkatkan keaktifan aktivitas pembelajaran, diperolehnya melalui
c) mengembangkan pendekatan-pendekatan kritis guna penyajian materi awal.
memperjelas materi pembelajaran. b) Guru mengembangkan
Huda (2015:107) menyatakan bahwa sintaks model pembelajaran pendekatan kritis
Advance Organizer terdiri dari beberapa tahapan, yaitu sebagai c) Guru mengklarifikasi
berikut.
1) Tahap 1 (Presentasi Advance Organizer)
a) Guru mengklarifikasi pembelajaran
b) Guru menyajikan organizer
c) Guru mengidentifikasi karakteristik-karakteristik
konsklusif
d) Guru memberi contoh-contoh
e) Guru menyajikan konteks
f) Guru mereview penjelasannya
g) Guru mendorong kesadaran dan pengetahuan peserta didik
2) Tahap 2 (Presentasi Tugas dan Materi Pelajaran)
a) Guru menyajikan materi
b) Guru berusaha menjaga perhatian peserta didik
c) Guru memperjelas aturan materi pelajaran
3) Tahap 3 (Pengolahan Kognitif)
a) Guru menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi integrative
b) Guru menganjurkan pembelajaran resepsi aktif
c) Guru membangkitkan pendekatan kritis pada materi
pelajaran.
3 Kemampuan Berpikir Menurut Muhfahroyin (2009), berpikir kritis adalah suatu proses Berdasarkan beberapa pendapat para
Kritis
yang melibatkan operasi mental seperti deduksi induksi, klasifikasi, ahli tentang definisi berpikir kritis di
evaluasi, dan penalaran. atas, dapat dirumuskan bahwa
According to Halpern in Sani (2019:14) Critical thinking is the use berpikir kritis adalah proses mental
of those cognitive skills or strategies that increase the probability
untuk menganalisis atau
of a desired outcome. It is used to described thinking that is
purposeful, reasoned, and goal directed the kind of thinking mengevaluasi informasi. Informasi
involved in solving problems, formulating inferences, calculating
tersebut bisa didapatkan dari hasil
likelihoods, and making decisions, when the thinker is using skills
that are thoughtful and effective for the particular context and type pengamatan, pengalaman, proses
of thinking task.
deduksi induksi, atau komunikasi.
Menurut Halpern dalam Sani (2019 : 14), proses berpikir kritis
Kemampuan berpikir kritis
diperlukan dalam menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.
merupakan suatu kemampan untuk
Pemikiran kritis mencakup tentang ingatan, pemikiran dan bahasa,
menganalisis situasi, masalah, dan
menalar secara deduktif, analisis argumen, menguji hipotesis,
argumen kemudian mampu memilih
kemiripan dan ketidakpastian, pengambilan keputusan,
pola investigasi untuk menghasilkan
penyelesaian masalah, dan berpikir kreatif.
jawaban yang tepat.
Fisher (2011:11), Critical thinking is skilled and active
interpretation and evaluation of observations and communications,
information and argumentation.
Fisher (2011:11) mendefinisikan berpikir kritis sebagai
kemampuan untuk menginterpretasikan, menganalisis, dan
mengevaluasi ide dan argumen.
Elaine (2009: 185) mengatakan bahwa tujuan berpikir kritis adalah Tujuan berpikir kritis adalah untuk
untuk mencapai pemahaman yang mendalam. mencapai pemahaman yang
Fahruddin (2012:2) mengemukakan bahwa tujuan berpikir kritis mendalam tentang suatu materi atau
sederhana yaitu untuk menjamin sejauh mungkin, bahwa pemikiran konsep sehingga dapat menjamin
kita valid dan benar. bahwa pemikiran siswa terhadap
suatu konsep tersebut adalah valid
dan benar.
Sumarmo (2012) memaparkan bahwa kemampuan berpikir kritis Berdasarkan beberapa pendapat di
meliputi kemampuan untuk : atas, aspek berpikir kritis yang
1. menganalisis dan mengevaluasi argumen dan bukti, digunakan dalam penelitian ini yaitu
2. menyusun klarifikasi, :
3. membuat pertimbangan yang bernilai, a. Interpretasi
4. menyusun penjelasan berdasarkan data yang relevan dan tidak b. Analisis
relevan, serta c. Inferensi
5. mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi. d. Evaluasi
Menurut Ennis (2011) terdapat dua belas indikator berpikir kritis e. Regulasi diri (self regulation)
yang dikelompokkan dalam lima aspek :
1. Klarifikasi dasar, memiliki indikator :
a. Memfokuskan pertanyaan
b. Menganalisis pertanyaan
c. Menanyakan dan menjawab pertanyaan
2. Membangun keterampilan dasar, memiliki indikator :
a. Menilai kredibilitas sumber (mempertimbangkan
kepercayaan sumber)
b. Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan hasil
observasi
3. Menyimpulkan, memiliki indikator :
a. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
b. Menginduksi dan mempertimbangkan induksi
c. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan
(mengevaluasi)
4. Memberikan klarifikasi lanjutan, memiliki indikator :
a. Mendefinisikan istilah menggunakan kriteria yang sesuai
dalam tiga dimensi
b. Mengidentifikasi asumsi
5. Dugaan dan keterpaduan
a. Menduga
b. Memadukan
Menurut Sani (2019:140) mengemukakan bahwa indikator
kemampuan berpikir kritis meliputi :
a. Menginterpretasi (interpretation) yang terdiri :
mengelompokkan, menafsirkan kalimat, menjelaskan arti
b. Menganalisis (analysis), yang terdiri dari: menguji gagasan,
mengenali pendapat, menganalisis pendapat;
c. Mengevaluasi (evaluation), yang terdiri dari: menilai bantahan,
menilai pendapat;
d. Menyimpulkan (inference), yang terdiri dari: meragukan bukti,
memunculkan alternatif penyelesaian, menarik kesimpulan;
e. Menjelaskan (explanation), yang terdiri dari: mengemukakan
hasil, memberikan alasan atas prosedur yang digunakan,
mempresentasikan pendapat; dan
f. Regulasi diri (self regulation), yang terdiri dari: memeriksa dan
mengoreksi kembali.
Menurut Curriculum Development Centre Ministry of Education
Malaysia (2002:5-6), indikator berpikir kritis peserta didik
dikelompokkan menjadi:
a. Menghubungkan (Attributting) yaitu mengidentifikasi kriteria
seperti karakteristik, ciri-ciri, kualitas, dan elemen dari konsep
atau objek.
b. Membandingkan dan Kontras (Comparing and Contrasting)
yaitu menemukan persamaan dan perbedaan berdasarkan
kriteria seperti karakteristik, ciri-ciri, kualitas, dan unsur suatu
konsep atau peristiwa.
c. Pengelompokan dan Klasifikasi (Grouping and Classifying)
yaitu memisahkan dan mengelompokkan benda atau fenomena
dalam kategori didasarkan pada kriteria tertentu seperti
karakteristik atau ciri-ciri umum.
d. Mengurutkan (Sequencing) yaitu mengatur objek dan informasi
berdasarkan kualitas dan kuantitas, karakteristik atau ciri-ciri
umum seperti ukuran, waktu, bentuk, dan bilangan.
e. Prioritas (Prioritising) yaitu mengatur objek dan informasi
berdasarkan pada pentingnya atau prioritasnya.
f. Analisis (Analysing) yaitu menguji informasi secara detail
dengan memecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk
menemukan makna dan hubungan di dalamnya.
g. Mendeteksi kerancuan/bias (Detecting bias) yaitu
mengidentifikasi pandangan atau ide-ide yang cenderung
mendukung atau menentang sesuatu cara yang tidak jelas atau
menyimpang.
h. Evaluasi (Evaluating) yaitu membuat penilaian pada kualitas
atau nilai sesuatu berdasarkan alasan atau bukti valid.
i. Membuat simpulan (Making conclusion) yaitu membuat
pernyataan tentang hasil penyelidikan berdasarkan suatu
hipotesis.
Facione (2015:9) menyatakan aspek kemampuan berpikir kritis
antara lain:
1. Interpretasi, memahami atau mengungkapkan arti atau
mengerucutkan berbagai pengalaman, situasi, data, kejadian,
penilaian, prosedur, atau kriteria. Memiliki sub aspek yaitu:
a. Kategorisasi
b. Klarifikasi
2. Analisis, mengidentifikasi hubungan dari pernyataan,
pertanyaan, konsep, deskripsi, atau bentuk representasi yang
tergagas dalam bentuk kepercayaan, pendapat, penilaian, atau
alasan. Memiliki sub aspek yaitu :
a. Menguji ide
b. Identifikasi
c. Argumen
d. Identifikasi alasan
3. Inferensi, mengidentifikasi dan memperoleh unsur yang
diperlukan untukmenarik kesimpulan yang dapat diterima dari
berbagai hipotesis untuk memperoleh informasi yang relevan
dan valid. Sub aspeknya yaitu:
a. Mengumpulkan bukti
b. Membuat hipotesis
c. Menarik kesimpulan
4. Evaluasi, menilai kredibilitas dari pernyataan berdasarkan
persepsi, pengalaman, situasi, penilaian, kepercayaan, atau
pendapat seseorang. Selain itu juga menilai hubungan antara
berbagai pernyataan, deskripsi, pertanyaan, atau bentuk
representasi lain. Memiliki sub aspek antara lain :
a. Menilai kredibilitas pernyataan
b. Menilai kualitas argumen
5. Eksplanasi, menyatakan atau mengungkapkan alasan dari
berbagai konsep, metodologi, kategori untuk memperoleh
alasan yang paling meyakinkan. Sub aspeknya adalah :
a. Menyatakan hasil
b. Menilai prosedur
c. Mengungkapkan alasan
6. Pengaturan diri, memonitoring diri pada setiap aktivitas
kognitif, unsur-unsur yang diperlukan pada setiap aktivitas, dan
mampu menghasilkan suatu produk yang mendidik. Sub
aspeknya adalah :
a. Monitoring diri
b. Penilaian diri
Daftar Pustaka
Elaine B. Johnson. 2009. Contextual Teaching And Learning (Edisi Terjemahan Ibnu Setiawan). Bandung: MLC.
Ennis R H. 2011. The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking Dispositions and Abilities. University of Illinois. Online at
http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCriticalThinking_51 11_00.pdf
Fahrudin Faiz. 2012. Thinking Skills Pengantar Menuju Berpikir Kritis. Yogyakarta: Suka Press.
Fisher, Alec. 2011. Critical Thinking An Introduction Second Edition. United Kingdom : Cambridge University Press.
Hudson Shihusa dan Fred N Keraro. 2009. Using Advance Organizers to Enhance Students’ Motivation in Learning Biology. Eurasia Journal of
Joyce, Bruce.dkk. 2009. Models of Teaching (Model-model Pengajaran) Edisi Delapan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Muhfahroyin. 2009. Memberdayakan kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran konstruktivik. Jurnal Pendidikan & Pembelajaran 16
(1): 88-93.
Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills). Kota Tangerang : Tira Smart.
Sumarmo, Utari, dkk. 2012. Kemampuan Disposisi Berpikir Logis, Kritis, dan Kreatif Matematika (Eksperimen terhadap Siswa SMA Menggunakan
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Strategi Think Talk Write). Jurnal Pengajaran MIPA, 17(1), 17-33.
Zulfiani, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sainsi. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta. H.117