Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH ETIKA FARMASI

PELANGGARAN ETIKA FARMASI


DI RUMAH SAKIT

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika merupakan kata yang
sudah familiar dengan
kehidupan kita sehari-hari.
Dimana pun kita berada
pasti tidak bisa lepas dari
etika. Baik di keluarga
maupun
di masyarakat etika
akan selalu menyertai
i
kehidupan kita.
Begitupun dalam
profesi, etika tidak bisa
dilepaskan dari profesi.
Tiap-tiap profesi pasti
mempunyai
etikanya masing-masing.
Mengapa etika ada dalam
suatu profesi? Hal ini pasti
karena etika mempunyai
peranan yang sangat
penting dalam suatu
profesi. Dalam
mengemban suatu

ii
profesi, kita tidak bisa
hanya mengandalkan
keahlian dan kecakapan
kita tanpa
memperhatikan etika
dalam bekerja. Sudah
banyak contoh dari orang-
orang pintar
yang mumpuni di
bidangnya hancur
disebabkan tidak
mempunyai etika yang
baik
(moralitas). Di samping
itu, belakangan ini isu-isu
iii
seputar pelanggaran etika
atau
kode etik banyak terjadi.
Oleh karena itu, etika harus
dipahami dan diterapkan
dalam sebuah profesi.
Berdasarkan hal-hal
tersebut, kami akan
membahas permasalahan
etika,
peranannya, urgensi etika,
serta sanksi-sanksi karena
pelanggaran etika.
1.2 Rumusan Masalah

iv
1. Apa yang dimaksud
dengan etika profesi
2. Apa yang dimaksud
dengan kode etik profesi
3. Apa tujuan adanya kode
etik profesi
4. Apa urgensi adanya
etika profesi
5. Apa prinsip-prinsip dari
etika profesi.
6. Apa saja peranan etika
dalam profesi.
7. Apa penyebab
pelanggaran kode etik
profesi.
v
8. Bagaimana sistem
penilaian etika
1

DISUSUN OLEH:
Ilham Deswan Lendi
(2021023)

DOSEN PENGAMPU:
apt. Vivaldi Ersil, M.farm

vi
STIKES RANAH MINANG
2023/2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alla Swt. Atas segala Rahmat,
Hidayah, dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Mata
Kuliah Etika Farmasi tentang Pelanggaran Etika Farmasi di Rumah Sakit.

Makalah Etika Farmasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau


informasi mengenai Pelanggaran Etika Farmasi di Rumah Sakit, baik Contoh
kasusnya beserta pembahasannya.

Kami mengharapkan agar makalah yang kami buat ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Juli 2023

Penyusun

vii
Ilham deswan lendi

viii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................... 2

C. Tujuan Penulisan .................................................... 2

D. Manfaat Penulisan .................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................ 3

A. Definisi Etika ........................................................... 3

B. Contoh Etika ............................................................ 4

C. Definisi Profesi ......................................................... 5

D. Pengertian Profesi dan Profesional ....................... 7

E. Ciri-Ciri Profesi ....................................................... 8

F. Peranan Etika Dalam Profesi .................................. 8

G. Etika Profesi .............................................................. 10

H. Prinsip - Prinsip Etika Profesi ............................... 11

ii
BAB III KASUS .................................................................. 12

A. Kasus 1 ..................................................................... 12

B. Kasus 2 ...................................................................... 12

BAB IV PEMBAHASAN ................................................... 14

A. Kajian Pelanggaran Etika oleh Apoteker ............... 14

B. Solusi .......................................................................... 15

BAB V PENUTUP ............................................................... 16

A. Kesimpulan ............................................................... 16

B. Saran ......................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang
tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral
(mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh
mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara
kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan
jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan
penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-
norma yang dikaitkan dengan etika.
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk
pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan
memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang
bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat,
menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi
mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa
perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat.
Seiring dengan perkembangan zaman semakin banyak pelanggaran
kode etik oleh sebagian besar profesi terutama profesi kesehatan. Dan
karena adanya perubahan Globalisasi yang sering bisa membuat Profesi
menjadi tidak berjalan semestinya sebab kalau seorang Profesi tidak
mengikuti perkembangan Globalisasi maka dia akan tidak percaya diri
untuk menjalankan Profesinya tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
1. Definisi Etika
2. Contoh Etika
3. Definisi Profesi
4. Pengertian Profesi dan Profesional
5. Ciri-Ciri Profesi
6. Peranan Etika Dalam Profesi
7. Etika Profesi
8. Prinsip - Prinsip Etika Profesi

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah
satu tugas kuliah etika profesi dan untuk mengkaji studi-studi kasus
pelanggaran oleh profesi kesehatan.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat memberi
informasi mengenai pelanggaran-pelanggaran studi kasus dalam dunia
kesehatan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Etika
1. Defenisi Etika Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (1998) merumuskan pengertian etika dalam tiga arti
sebagai berikut:
a. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban
moral.
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut di masyarakat.
Dari asul-usul katanya, etika berasal dari bahasa
Yunani "ethos" yang berarti adat istiadat atau kebiasaan yang
baik.Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang
merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Bertolak dari kata tersebut,
akhirnyaetika berkembang menjadi studi tentang kebiasaan manusia
berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: usila (Sanskerta), lebih
menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang
lebih baik (su). Dan yang kedua adalah Akhlak (Arab), berarti moral,
dan etika berarti ilmu akhlak.
2. Definisi Etika Menurut Para Ahli

a. Menurut K. Bertens: Etika adalah nilai-nila dan norma-norma


moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur perilaku.

3
b. Menurut W. J. S. Poerwadarminto: Etika merupakan studi
tentang prinsip-prinsip moralitas (moral).
c. Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno: Etika adalah ilmu
yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan
pijakan dalam tindakan manusia.
d. Menurut Ramali dan Pamuncak: Etika adalah pengetahuan
tentang perilaku yang benar dalam profesi.
e. Menurut H. A. Mustafa: Etika adalah ilmu yang menyelidiki,
yang baik dan yang buruk untuk mengamati tindakan manusia
sejauh bisa diketahui oleh pikiran.
f. Menurut Maryani dan Ludigdo: Etika ialah seperangkat aturan
atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku
manusia,baik yang harus dilakukan maupun yang harus
ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan
masyarakat atau prifesi.
g. Menurut Aristoteles di dalam bukunya yang berjudul Etika
Nikomacheia, Pengertian etika dibagi menjadi dua yaitu,
Terminius Technicus yang artinya etika dipelajari untuk ilmu
pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau
tindakan manusia. dan yang kedua yaitu, Manner dan Custom
yang artinya membahas etika yang berkaitan dengan tata cara
dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (in
herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik
dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.

3. Macam-macam Etika
a. Etika Deskriptif Adalah etika yang memberikan dasar sebagai
acuan, untuk keputusan tentang perilaku atau sikap yang
mau diambil. Macam etika ni berusaha secara kritis dan
nasional untuk perilaku dan suatu nilai yang dikejar
selama hidup.
b. Etika Normatif Merupakan etika yang menetapkan pola perilaku
ideal, seharusnya dimiliki manusia dan memberikan nilai. Etika
normatif memberikan norma sebagai dasar untuk tindakan yang
akan diputuskan.
c. Metaetika atau Meta ini mempersoalkan tentang bahasa normatif,
sehingga dapat diturunkan Kata Meta berasal dari bahasa Yunani

4
yang artinya melebihi atau melampaui. menjadi ucapan kenyataan.
Fokus metaetika ini pada arti khusus dan bahasa etika.

B. Contoh Etika
Etika ada dalam kehidupan sehari-hari dan dilakukan terus menerus. Perilaku ini
dipakai di lingkungan, sekolah, dan di rumah. Berdasarkan pengembangannya,
berikut contoh dalam masyarakat dan pribadi.

I. Etika perangai
Etika perangai adalah adat atau kebiasaan yang ada di dalam masyarakat, waktu
tertentu, dan daerah tertentu. Etika ini telah disepakati oleh kelompok sehingga
menghasilkan penilaian seseorang dalam berperilaku.

Contoh etika perangai yaitu pergaulan anak muda, upacara adat, upacara
pernikahan di daerah tertentu, dan busana adat daerah.

II. Etika Moral


Menjelaskan tentang baik buruknya perilaku, berdasarkan kodrat manusia. Jika
etika ini dilanggar amaka menimbulkan kejahatan dan dampak buruk. Kebiasaan
ini berkaitan dengan moral manusia.

Contoh etika moral yaitu berkata jujur, menghormati orang yang lebih tua,
menghargai perbedaan pendapat, menyantuni anak yatim, membela kebenaran dan
keadilan.

III. Etika Pribadi


Etika pribadi ini berasal dari diri seseorang menjadi lebih baik. Misalnya seorang
pebisnis yang sukses dan kaya raya. Dia bisa menjadi orang yang sukses karena
tidak lupa dirinya sebagai hamba Tuhan, sehingga berusaha maksimal untuk
memberikan yang terbaik.

5
IV. Etika Sosial
Etika sosial berhubungan dengan seseorang dengan lingkungan sosialnya. Contoh
seorang pejabat yang dipercaya untuk mengelola keuangan milik negara. Tetapi
dia melakukan korupsi sampai tidak dapat tanggung jawab pada pemerintah. Etika
ini bisa merusakan nilai sosial yang ada dalam masyarakat.

C. Definisi Profesi
1. Defenisi Profesi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti profesi adalah
bidang pekerjaan yang ditempuh melalui pendidikan keahlian, seperti
kejuruan atau keterampilan tertentu.

Suatu profesi harus memiliki 3 pilar pokok yaitu:


A. Keahlian
II. Pengetahuan
III. Persiapan akademik.
Dikutip dari e-book Etika Profesi Guru oleh Jumrah Jamil, SPd, MPd,
keahlian dan pengetahuan profesi didapatkan melalui pendidikan maupun
pengalaman. Pasalnya, seorang dengan profesi tertentu akan menggunakan
suatu metode ilmiah atau teori untuk bisa memecahkan suatu masalah
dalam pekerjaannya.

Dalam melakukan tanggung jawab dan tugasnya, profesi memiliki kode


etik dan juga dikontrol oleh organisasi profesi melalui majelis etik profesi.
Jabatan atau pekerjaan profesi perlu mendapat pengakuan dari masyarakat,
baik itu melalui profesionalitas (tingkat kualitas) yang secara nyata atau
melalui dukungan aspek legal.

Artinya, pekerjaan yang disebut profesi tidak bisa dipegang oleh


sembarang orang. Jika disimpulkan, arti profesi adalah suatu kepandaian

6
khusus miliki seseorang, yang didapatkan melalui pendidikan, karena dia
merasa terpanggil untuk menjabat suatu pekerjaan tertentu.

2. Defenisi Profesi Menurut Beberapa Para Ahli:


i. Hasan Alwi
Definisi merupkan unit terkecil dari bahasa, dalam bentuk lisan
maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran yang lengkap.

ii. Kridalaksana
Definisi sebagai kalimat penyebutan, yaitu suatu gagasan yang
relatif berdiri sendiri, dilengkapi intonasi akhir dan terdiri atas klausa.

iii. Resceher Nicholas


Menurut Resceher Nicholas, definisi ialah sebuah penjelasan
tentang arti sebuah kata.
iv. W. Poespoprodjo
Definisi adalah sebuah rumusan yang singkat, padat, jelas serta
tepat untuk menerangkan sesuatu dari sebuah hal

D.Pengertian profesi dan professional


1. Profesi adalah seseorang yang memperoleh penghasilan
dari pengetahuan atau pengalaman khusus mereka
2. Profesional bisa diartikan sebagai sosok yang memiliki
kepandaian khusus untuk menjalankan tugasnya.
Selain itu, profesional diartikan juga sebagai orang yang
terlibat atau memenuhi kualifikasi dalam suatu profesi.
Pada intinya, profesional adalah suatu sikap yang telah
diakui oleh orang lain karena memiliki kinerja bagus.

7
Yang harus kita ingat dan fahami Betul Bahwa “Pekerjaan /
Profesi” Dan “Profesional” terdapat beberapa perbedaan :
A. Profesi
1. Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
2. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna
waktu).
3. Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
4. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

B. Profesional
1. Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
2. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya
itu.
3. Hidup dari situ.
4. Bangga akan pekerjaannya.

B. Ciri-Ciri Profesi
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi
yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan
ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang
bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya
setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana
profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan
masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan
selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai
kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan
sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih

8
dahulu ada izin khusus. Kaum profesional biasanya menjadi anggota
dari suatu profesi.

C. Peranan Etika Dalam Profesi


1. Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau
segolongan orang saja tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan
kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa.
Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan
mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
2. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang
menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat
umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat
profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya
tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik
profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
3. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-
perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-
nilai pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik
profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi
tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya
mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian
klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak
mungkin menjamahnya.
Contohnya : Guru, Dosen, Dokter, dll.
Menurut Edgar Schein (1974), karakteristik profesi adalah:
a. Para profesional terkait dengan pekerjaan seumur hidup dan menjadi
sumber penghasilan utama;
b. Profesional mempunyai motivasi kuat atau panggilan sebagai
landasan bagi pemilihan karier profesionalnya dan mempunyai komitmen
seumur hidup yang mantap terhadap kariernya;

9
c. Profesional memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan
khusus yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang lama;
d. Profesional mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan
aplikasi prinsip-prinsip dan teori-teori
e. Profesional berorientasi pada pelayanan, menggunakan keahlian
demi kebutuhan khusus klien;
f. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan
objektif klien;
g. Profesional lebih mengetahui apa yang baik untuk klien daripada
klien sendiri. Profesional mempunyai otonomi dalam mempertimbangkan
tindakannya;
h. Profesional membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan
kriteria penerimaan, standar pendidikan, perizinan atau ujian masuk
formal, jalur karier dalam profesi, dan batasan peraturan untuk profesi;
i. Profesional mempunyai kekuatan dan status dalam bidang
keahliannya dan pengetahuan mereka dianggap khusus;
j. Profesional dalam menyediakan pelayanan, biasanya tidak
diperbolehkan mengadakan advertensi atau mencari klien.
D. Etika Profesi
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku,
adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan
menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau
lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah
laku manusia yang baik. Berikut ini merupakan pengertian etika farmasi
menurut para ahli :
1. Drs.O.P. Simorangkir : Etika atau etik sebagai pandangan manusia
dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori
tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

10
3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang
berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku
manusia dalam hidupnya.
4. Anang Usman, SH., MSi, Etika profesi adalah sebagai sikap hidup
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan
keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban
masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat
yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu:
1. Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar,
prinsip aturan hidup (sila) yang lebih baik (su).
2. Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.

E. Prinsip-prinsip Etika Profesi:


1. Tanggung jawab
a) Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
b) Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
3. Otonomi.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan
diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya.

11
BAB III
KASUS

A. Kasus 1: Informasi Apoteker Belum Memenuhi Hak Pasien


1. Kasus
Tn. R mendapatkan resep dari Poliklinik Anak Rumah Sakit
“Amanah” untuk putranya yang berusia 8 tahun, Amoxicillin Dry
syrup, menurut petugas yang menyerahkan obat tersebut syrup ini
habis dalam 4 hari dan harus diminum terus selama 4 hari 3xsehari 1
sendok obat (5ml), tetapi ternyata setelah 2 hari penyakitnya malah
tambah parah sehingga harus opname.
2. Permasalahan
Pada kasus diatas apoteker belum memenuhi hak pasien karena
belum memberikan infomasi yang jelas dan benar mengenai obat yang
diberikan atau diresepkan oleh dokter dari cara pemakaian,
penyimpanan, efek samping dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
penggunaan obat yang dikonsumsi sehingga memberi efek yang fatal
atau buruk karena pasien tidak mendapatkan kenyamanan dan
keselamatan dalam penggunaan obat (produk).

B. Kasus 2 : Customer mendapatkan perlakuan yang tidak sopan oleh


Apoteker
1. Kasus

12
Ny. N datang ke rumah sakit budi asih serang, setelah
melakukan pemeriksaan Ny.N diminta untuk menebus obat ke Instalasi
Farmasi Rumah Sakit, setelah Ny.N menyerahkan resep obat kepada
petugas IFRS Ny.N menunggu giliran tiba. Setelah gilirannya tiba
Ny.N dipanggil oleh petugas dari IFRS untuk mengambil obatnya.
Petugas memberikan informasi obatnya dengan intonasi tinggi dan
tidak ramah. Karena perlakuannya Ny.N tidak menerima sikap yang
dilakukan oleh petgas IFRS itu.
2. Permasalahan
Pada kasus di atas petugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit tidak
memberikan pelayanan secara maksimal kepada pasien. Di karenakan
informasi yang tidak jelas dan sikap yang tidak sopan dan ramah dari
cara berbicara nya, sikap dan prilaku yang tidak pantas untuk di
ucapkan kepada pasien.karena pasien tidak mendapatkan pelayanan
yang baik oleh petugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

13
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kajian Pelanggaran Etika oleh Apoteker


Pelanggaran-pelanggaran yang terkait mengenai Apoteker yang
tidak memberikan informasi yang jelas kepada pasien adalah :
1. Kode Etik Apoteker Indonesia
Pasal 7 : “Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi
sesuai dengan profesinya”.
Pasal 9 : “Seorang Apoteker melakukan praktik kefarmasian harus
mengutamakan kepentingan masyarakat, menghormati hak azasi
pasien dan melindungi makhluk hidup insane”.
2. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
Yang menyatakan bahwa : Pekerjaan kefarmasian adalah
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat
tradisional.
3. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlidungan Konsumen
a) Pasal 4a
Hak konsumen adalah :
Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
b) Pasal 7b

14
Kewajiban pelaku usaha adala :
Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa, serta
memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan, dan
pemeliharaan.

4. SK Menkes RI No 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar


Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
Tujuan pelayanan farmasi ialah :
a) Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam
keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai
dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang tersedia
b) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan
prosedur kefarmasian dan etik profesi
c) Melaksanakan KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi)mengenai obat
d) Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang
berlaku
e) Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa,
telaah dan evaluasi pelayanan
f) Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa,
telaah dan evaluasi pelayanan
B. Solusi
Dalam pencegahan pelanggaran kode etik apoteker tersebut diperlukan
strategi antara lain:
1. Adanya kebijakan tentang pelayanan farmasi klinis dari pemerintah
maupun pimpinan rumah sakit bersangkutan
2. Adanya dalam praktek KIE dalam pelayanan dfarmasi di rumah sakit.
3. Adanya kegiatan riset dan pengembangan yang dilaksanakan serta
pendidikan dan pelatihan

15
4. Adanya auditing sebagai proses umpan balik untuk perbaikan dan
memberi jaminan kualitas yang dikehendaki
5. Mempertinggi kemampuan untuk memberdayakan farmasi rumah sakit
6. Kepentingan dan tujuan kegiatan farmasi klinis harus dimengerti dan
disepakati oleh petugas-petugas kesehatan
7. Menjalin hubungan baik antara profesi medis dan farmasi

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum rumah sakit adalah semua ketentuan hukum yang
berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan
penerapannya serta hak dan kewajiban segenap lapisan masyarakat sebagai
penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara
pelayanaan kesehatan yaitu rumah sakit dalam segala aspek organisasi,
sarana, pedoman medik serta sumber-sumber hukum lainnya.
Dalam pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit pasti akan
menghadapi berbagai kendala, antara lain sumber daya manusia/tenaga
farmasi di rumah sakit, kebijakan manajeman rumah sakit serta pihak-
pihak terkait yang umumnya masih dengan paradigma lama yang
“melihat” pelayanan farmasi di rumah sakit “hanya” mengurusi masalah
pengadaan dan distribusi obat saja. Oleh karena itu, dalam pelayanan
farmasi di Rumah Sakit harus meningkatakan pelayanan kefarmasian di
Rumah Sakit, antara lain : praktek KIE, monitoring penggunaan obat.

B. Saran
Berdasarkan studi kasus diatas sebaiknya kita memperbaiki pelayanan
terhadap pasien apabila kita adalah seorang tenaga kesehatan demi kenyamanan
bersama.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Pengertian Etika dan Profesi Hukum. Jombang: WKPA. Widaryanti. 2007. Etika
Bisnis dan Etika Profesi Akuntan (Business Ethics and Accountant Professional
Ethics). Vol. 2 No. 1 Juni 2007 : 1-10.
2. Snanto, Rizal. 2009. Buku Ajar Etika Profesi. Semarang: Universitas
Diponegoro,Mariyana, Rita. Etika Profesi Guru. Qohar, Adnan.
3. http://alyamuslimah.blogspot.co.id/2014/12/makalah-studi-kasus-etika-
profesi.html

17

Anda mungkin juga menyukai