Anda di halaman 1dari 24

Tugas Kelompok

ETIKA PROFESI DALAM SISTEM

DISUSUN OLEH
NOMOR URUT 10 :
NAMA : 1. ARMAN SOFIANUS GULO
2. FAATULE BAWAMENEWI
FAKULTAS : FKIP
PRODI : PPKn
SEMESTER : VII (TUJUH)
KELAS :A
MATA KULIAH : ETIKA PROFESI

DOSEN PENGAMPU :
FATIANI LASE, S.Pd., M.Pd

UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang maha Esa atas
anugrah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
judul “ Etika Profesi Dalam Sistem ”. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan
makalah ini, selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen
pengampu mata kuliah Etika Profesi, juga untuk memperluas pengetahuan
mahasiswa. Penulis telah berusaha menyusun makalah ini supaya hasilnya lebih
baik, namun tak bisa dipungkiri bahwa saya dalam penyusunan makalah ini
memiliki keterbatasan baik dalam penulisan kata, bahasa yang kurang baik,
serta penyusunan isi dari pada makalah ini.
Oleh karena itu, kami meminta saran dan kritik dari saudara/saudari yang
bersifat membangun demi perbaikan makalah ini kedepan.

Gunungsitoli, 24 September 2023


Penyusun,

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
A. Pentingnya Etika Profesi....................................................... 3
B. Pengertian Etika.................................................................... 4
C. Pengertian Profesi................................................................. 15
D. Prinsip-Prinsip Etika Profesi................................................. 18

BAB III KESIMPULAN .......................................................................... 20


A. Kesimpulan........................................................................... 20
B. Saran...................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerja merupakan kekhasan bagi manusia. Melalui kerja manusia
mengekspresikan dirinya, sehingga melalui kerja orang bisa lebih dikenal
siapa dia sebenarnya. Oleh karena itu, kerja bagi kita bukan hanya sekedar
untuk mendapat upah atau gaji, jabatan atau kekuasaan, dan berbagai
maksud-maksud lainnya. Dalam dan melalui kerja manusia mengungkapkan
dirinya lebih otentik sebagai manusia yang disiplin, bertanggung jawab,
jujur, tekun, pantang menyerah, punya visi, dan sebagainya; atau
sebaliknya, tidak disiplin, tidak bisa dipercaya, tidak dapat diandalkan, tidak
bertanggung jawab, dan sebagainya. Dunia kerja merupakan sarana bagi
perwujudan dan sekaligus pelatihan diri untuk menjadi semakin baik.
Profesi merupakan suatu pekerjaan tertentu yang dilakukan sebagai
kegiatan pokok, dengan mengandalkan keterampilan khusus, dilaksanakan
sebagai sumber utama nafkah hidup dan dilaksanakan dengan keterlibatan
pribadi yang mendalam. Karena itulah seorang profesional pada suatu
bidang kerja tertentu adalah orang yang benar-benar terampil dengan bidang
kerjanya, lebih terampil dibandingkan dengan masyarakat umum.
Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja, perlu lebih mendalami
topik-topik yang berkaitan dengan peningkatan kualitas diri pribadi sebagai
seorang pekerja maupun sebagai sebagai seorang profesional. Terutama
lebih ditekankan untuk menghayati prinsip-prinsip ethos kerja,
menggunakan atau mengelola waku dengan baik dan efisien, melaksanakan
kewajiban-kewajiban pokok sebagai karyawan maupun majikan,
menghayati budaya organisasi atau perusahaan, meningkatkan mutu
pelayanan di tempat kerja, dan meningkatkan profesionalitas kerja sebagai
jawaban atas berbagai perubahan yang ada di masyarakat, yang telah
membawa dampak pada tingginya tuntutan dalam dunia kerja atau profesi.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pentingnya etika profesi ?
2. Apa itu etika ?
3. Apa itu profesi ?
4. Apa saja prinsip-prinsip etika profesi ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pentingnya etika profesi.
2. Untuk mengetahui pengertian etika.
3. Untuk mengetahui pengertian profesi.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip etika profesi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Etika Profesi


Etika profesi adalah suatu ilmu mengenai hak dan kewajiaban yang
dilandasi dengan pendidikan keahlian tertentu. Dasar ini merupakan hal
yang diperlukan dalam beretika profesi. Sehingga tidak terjadi
penyimpangan - penyimpangan yang menyebabkan ketidaksesuain.
Profesionalisme sangat penting dalam suatu pekerjaan, bukan hanya
loyalitas tetapi etika profesilah yang sangat penting.
Mengutip buku Etika Profesi: Membangun Profesionalisme Diri (2020)
oleh Sukarman Purba, Astuti, dan Juniyanto Gulo. Menurut seorang ahli
bernama Suseno, etika profesi adalah sub sistem dari etika sosial yang
diartikan sebagai filsafat atau pemikiran kritis yang rasional tentang
kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai anggota umat manusia.
Nilai etika bukan hanya milik perorangan tapi juga milik kelompok
sosial masyarakat. Kemunculan etika profesi adalah untuk
menyempurnakan perilaku kerja ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan
yang diharapkan. Etika pofesi harus dipahami sebagai rambu-rambu yang
disepakati bersama pelaku profesi yang sama dalam menjalankan tugasnya.
Hal ini supaya profesi berjalan sesuai dengan rambu-rambu yan ada dan
terhindar dari hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, etika profesi
sangat penting bagi setiap kelompok profesi agar bisa mencapai tujuan yang
diinginkan. Bahkan seringkali pekerja terlihat kaku dalam memahami etika
profesi.
Etika sangat penting dalam menyelesaikan suatu masalah, sehingga bila
suatu profesi tanpa etika akan terjadi penyimpangan - penyimpangan yang
mengakibatkan terjadinya ketidakadilan. Ketidakadilan yang dirasakan oleh
orang lain akan mengakibatkan kehilangan kepercayaan yang berdampak
sangat buruk, karena kepercayaan merupakan suatu dasar atau landasan

3
4

yang dipakai dalam suatu pekerjaan. Kode etik profesi berfungsi sebagai
pelindung dan pengembangan profesi. Dengan adanya kode etik profesi,
masih banyak kita temui pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalahgunaan
profesi. Apalagi jika kode etik profesi tidak ada, maka akan semakin banyak
terjadi pelanggaran. Akan semakin banyak terjadi penyalah gunaan profesi.

B. Pengertian Etika
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya
tampak dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif
objeknya adalah perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika
secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu individu
dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan prinsip terkait
tingkah laku yang dianggap benar.
Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma,
kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas
suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan
norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di
dalam bermasyarakat.
Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan
buruknya serta kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial
maupun moral, pada setiap individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya.
Atau bisa dikatakan juga bahwa etika mencakup nilai yang berhubungan
dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya.
Adapun banyak jenis etika yang dapat kita jumpai di lingkungan
sekitar, misalnya, etika berteman, etika profesi atau kerja, etika dalam
rumah tangga, etika dalam melakukan bisnis, dan semacamnya. Etika
tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan dalam
bersosialisasi yang mana hal itu menjadi jembatan agar terciptanya suatu
kondisi yang baik di dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai contoh, etika yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari dan sekitar, yakni mengucap salam saat bertamu ke rumah orang, baik
itu saudara, kerabat, maupun teman. Kemudian, meminta maaf setelah kita
berbuat kesalahan, dan mengucapkan terima kasih saat seseorang telah
menolong atau membantu kita.
1. Pengertian Etika Menurut Para Ahli
a. Aristoteles
Aristoteles merupakan seorang filsuf asal Yunani dan murid dari
Plato berpendapat dengan membagi etika menjadi 2 pengertian, yakni
Terminius Technicus dan Manner and Cutom. Terminius Technicus
merupakan etika sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari problema
tingkah laku atau perbuatan individu (manusia), sedangkan Manner and
Cutom merupakan pengkajian etika berkaitan dengan tata cara dan adat
yang melekat dalam diri individu, serta terkait dengan baik dan buruknya
tingkah laku, perbuatan, ataupun perilaku individu tersebut.

b. W. J. S. Poerwadarminta
Wilfridus. J. S Poerwadarminta merupakan salah satu tokoh sastra
Indonesia, mengemukakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan terkait
perbuatan dan perilaku manusia dilihat dari sisi baik dan sisi buruknya
yang ditentukan oleh manusia pula.

c. Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja


Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja merupakan salah satu tokoh
pendidikan di Indonesia, memberikan definisi bahwa etika adalah suatu
ilmu yang memberikan arahan, acuan, dan juga pijakan pada suatu
perilaku atau perbuatan manusia. 6

d. Louis O. Kattsoff
Kattsoff memberikan pandangan bahwa etika pada hakikatnya
lebih cenderung berkaitan dengan asas-asas pembenaran dalam relasi
tingkah laku antarmanusia.

e. H. A Mustafa
H. A. Mustafa mengemukakan pengertian etika adalah ilmu yang
menelaah suatu tingkah laku atau perbuatan manusia dari segi baik dan
buruknya dengan memperhatikan perilaku manusia tersebut sejauh yang
diketahui oleh akal pikiran manusia.

f. K. Bertens
Etika adalah nilai moral dan norma yang menjadi pedoman, baik
bagi suatu individu maupun suatu kelompok, dalam mengatur tindakan
atau perilaku. Dengan kata lain, pengertian ini disebut juga sebagai sistem
nilai di dalam hidup manusia, baik perorangan maupun bermasyarakat.
Etika berarti ilmu mengenai baik dan buruknya manusia (moral).
Kemudian, etika juga diartikan sebagai kumpulan nilai moral dan asas
(kode etik).

g. Prof. Robert Salemon


Menurutnya, etika adalah karakter atau kepribadian suatu individu
atau hukum sosial yang mengendalikan, mengatur, juga membahas terkait
perilaku individu.

h. Sumaryono
Sumaryono mendefinisikan etika sebagai studi yang membahas
mengenai suatu kebenaran dari tindakan atau perilaku manusia atas
kodrat atau fitrah yang memang sudah melekat pada diri manusia itu.
7

2. Macam-Macam Etika
Berikut ini merupakan pembahasan mengenai apa saja macam-
macam etika berdasarkan jenisnya, cakupannya, lingkungannya, dan
sumbernya. Simak penjelasan di bawah ini.
a. Etika Berdasarkan Jenisnya
Menurut jenisnya, ada dua jenis-jenis etika di antaranya etika
normatif dan etika deskriptif. Berikut penjabarannya secara singkat.
1) Etika Normatif
Etika normatif adalah jenis etika yang berusaha menentukan dan
menetapkan berbagai perilaku, perbuatan, sikap ideal yang seharusnya
dimiliki oleh tiap individu di dalam hidup ini.
2) Etika Deskriptif
Etika deskriptif adalah jenis etika yang berusaha memandang
perilaku dan sikap individu, serta apa yang individu itu kejar di dalam
hidup ini atas perkara yang memiliki nilai.

b. Etika Berdasarkan Cakupannya


Menurut cakupannya, ada dua jenis-jenis etika, yaitu etika khusus
dan etika umum. Berikut penjabarannya secara singkat.
1) Etika Khusus
Etika khusus merupakan jenis etika yang menjadi suatu
implementasi dari prinsip atau asas moral di dalam kehidupan individu
secara khusus.
2) Etika Umum
Etika umum merupakan jenis etika yang berkaitan dengan situasi
dan kondisi dasar mengenai perilaku dan tindakan individu secara etis.

c. Etika Berdasarkan Lingkungannya


Berdasarkan lingkungannya, ada dua jenis etika, yaitu etika8
individual dan etika sosial. Berikut penjabarannya secara singkat.
1) Etika Individual
Etika individual merupakan etika yang memiliki kaitannya dengan
sikap dan kewajiban dari individu atas dirinya sendiri.
2) Etika Sosial
Etika sosial merupakan jenis etika yang memiliki kaitannya dengan
sikap dan kewajiban, serta perilaku suatu individu sebagai umat
manusia.

d. Etika Berdasarkan Sumbernya


Menurut sumbernya, ada dua jenis etika, di antaranya etika teologis
dan etika filosofis. Berikut penjabarannya di bawah ini.
1) Etika Teologis
Etika teologis adalah jenis etika yang berhubungan dengan agama
juga kepercayaan suatu individu, tanpa adanya batasan pada suatu
agama tertentu. Ada dua hal yang perlu ditekankan dalam etika
teologis ini :
- Pertama, etika teologis tidak dibatasi oleh satu agama saja, hal itu
karena mengingatnya banyaknya jumlah agama di dunia ini. Pada
hakikatnya, setiap agama pastinya memiliki etika teologisnya
masing-masing berbeda dan juga spesifik.
- Kedua, etika ini merupakan lingkupan dari etika umum yang
sebagian besar individu telah menerapkan dan mengetahuinya.
Etika umum ini condong luas dan banyak dengan bagian-bagian
yang tak terbatas. Sehingga secara tak langsung, seorang individu
memahami etika teologis dengan cara mengetahui dan memahami
pula dari etika umum, dan sebaliknya.

2) Etika Filosofis
Etika filosofis adalah jenis etika yang lahir dari kegiatan berpikir
atau berfilsafat yang dilakukan oleh individu dan termasuk dalam
bagian dari filosofis (berdasarkan filsafat). Filsafat sebagai suatu
bidang ilmu yang salah satunya mempelajari pikiran manusia. Adapun
etika filosofis dibagi menjadi dua sifat, yakni empiris dan non-empiris.
Empiris merupakan jenis filsafat yang erat kaitannya dengan
sesuatu yang nyata, berwujud, atau konkret. Contohnya, apabila suatu
individu mengambil salah satu bidang filsafat hukum, akan membahas
terkait hukum
Kemudian, non-empiris merupakan bagian yang berupaya
melebihi suatu yang nyata, berwujud, atau konkret sebelumnya. Sifat
non-empiris ini cenderung menanyakan gejala konkret yang
menyebabkannya.

3. Fungsi Etika
Tentu etika memiliki beberapa fungsi, yaitu:
- Sebagai tempat untuk mendapatkan pandangan atau perspektif kritis
yang berhadapan langsung dengan berbagai suatu moral yang
membingungkan.
- Guna pandangan atau orientasi etis ini perlu adanya mengambil suatu
sikap yang wajar dalam situasi dan kondisi masyarakat yang majemuk
(pluralisme).
- Guna memperlihatkan suatu keterampilan berpikir jernih, yaitu suatu
kebolehan untuk berargumentasi secara kritis dan rasional.
- Berfungsi sebagai pembeda mana yang boleh diubah dan mana yang
tidak dapat diubah.
- Berfungsi menyelidiki suatu konflik atau permasalahan hingga ke
10
akar-akarnya.
- Berfungsi untuk membantu sebuah konsistensi.
- Berfungsi untuk menyelesaikan konflik, baik konflik moralitas
maupun konflik sosial lainnya, dengan bentuk gagasan yang
tersistematis juga kritis.

4. Manfaat Etika
Etika sebagai sesuatu yang melekat pada diri manusia, tentunya
memiliki beberapa manfaat di dalam kehidupan bermasyarakat dan
bersosial. Berikut ini akan dijabarkan secara singkat manfaat dari etika di
kehidupan bermasyarakat.
a. Etika bermanfaat sebagai penghubung antar nilai
Etika bisa dikatakan sebagai jembatan antarnilai satu dengan nilai
yang lainnya. Sebagai contoh, arti budaya dan nilai agama, dengan
adanya etika maka dua hal ini akan bisa jadi suatu kesatuan kebiasaan
yang melekat di dalam masyarakat, tanpa ada pihak yang merasa
dirugikan sekalipun.

b. Etika bermanfaat sebagai pembeda antara yang baik dan buruk


Etika yang telah melekat pada diri individu lambat laun akan
membuat individu tersebut mengetahui dan memahami secara penuh
terhadap hal atau sesuatu yang ada di sekitarnya. Pemahaman yang
dimaksud di atas adalah sesuatu yang dianggap baik dan buruk.
Apabila individu sudah dapat membedakan yang baik dengan yang
buruk dan melakukan segala ‘sesuatu’ sesuai dengan norma atau aturan
yang berlaku, etika akan menjadi suatu pedoman di mana individu itu
mampu menerapkan ‘sesuatu’ tersebut.

c. Etika bermanfaat untuk menjadikan individu memiliki sikap kritis


Etika yang sudah lama tertanam pada diri individu membuat
dirinya lebih kritis dalam menghadapi sebuah kondisi dan situasi.
11

Individu tersebut tak hanya pasrah pada keadaan, melainkan ikut


memikirkan jalan keluar atau solusi yang tepat.
Etika akan membuat individu menjadi pribadi yang tidak mudah
terpengaruh karena tentunya dirinya akan mempertimbangkan perasaan
dengan pikirannya. Hal yang utama adalah individu tak akan melakukan
sesuatu atas keinginannya sendiri atau gegabah.

d. Etika bermanfaat sebagai suatu pendirian dalam diri


Etika bisa dijadikan sebagai pedoman dalam bertindak atau dalam
menjalani suatu hal. Individu yang paham betul akan etika tentu akan
berperilaku sesuai tata aturan yang berlaku, tanpa dirinya merasa
terpaksa. Hal ini bisa dikatakan akan memengaruhi pendirian individu
atas pemahaman etika yang ada di dalam masyarakat.

e. Etika bermanfaat untuk membuat sesuatu sesuai dengan peraturan


Etika akan membuat individu memberlakukan individu lain sesuai
dengan kadarnya. Artinya, individu tersebut akan dihukum sesuai dengan
kesalahan yang ia lakukan. Apabila ia melakukan kesalahan kecil,
hukuman yang diberikan akan ringan. Sebaliknya, apabila dirinya
melakukan kesalahan yang besar hingga fatal, hukuman yang diberikan
kepadanya cenderung berat.
Oleh sebab itu, pentingnya untuk dapat menyesuaikan diri ke
dalam lingkungan yang ada. Salah satunya contohnya, untuk menciptakan
lingkungan tempat tinggal yang rukun, kamu harus dapat bersosialisasi
dengan tetangga.

f. Etika sebagai bentuk mengorbankan sedikit kebebasan dalam dirinya


Peraturan yang ada dalam suatu kode etik telah disetujui bersama
akan membuat individu tak dapat berbuat seenaknya sendiri. Semua
peraturan yang telah disepakati harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar.
12

Karena apabila individu tersebut melanggarnya, tentu akan dikenakan


sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

g. Etika dapat membantu dalam menentukan pendapat


Di dalam suatu forum diskusi, tentu ada etika dalam
mengemukakan gagasan atau pendapat. Dengan begitu, individu telah
sepakat untuk menghargai siapapun itu yang hendak menyampaikan
pendapatnya. Akan tetapi, penentuan kesepakatan harus berdasar pada
ketentuan bersama. Apabila pendapat, argumen, atau usulan tidak dapat
diterima oleh audience dalam forum tersebut, individu yang memberikan
usulan tersebut harus berlapang dada.

5. Karakteristik Etika
Berikut akan dijabarkan ciri-ciri ataupun karakteristik dari etika.
a. Etika bersifat mutlak atau absolut
Etika mempunyai sifat mutlak atau absolut berarti sebuah etika
berlaku untuk siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Etika sebagai
prinsip yang tidak dapat dinegosiasikan dan tidak pula tergantung dengan
dasar moral yang berubah-ubah.
Sebagai contoh, membunuh dan merampas hak atau milik orang
lain merupakan perbuatan dan tindakan yang tidak bermoral apapun itu
alasannya.

b. Etika tetap berlaku meskipun tanpa disaksikan oleh orang lain


Umumnya, etika tetap berlaku meskipun tidak disaksikan oleh
siapapun. Hal itu karena etika berkaitan dengan hati nurani dan prinsip
hidup manusia yang baik.
Sebagai contoh, apabila ada individu yang mencuri meskipun tak
diketahui oleh orang lain, tetap saja itu itu merupakan suatu tindakan
yang telah melanggar etika dan norma yang berlaku. Sehingga
13

bagaimanapun juga moral dari individu tersebut akan buruk, meski tidak
dijerat oleh aparat penegak hukum sekalipun.

c. Etika berhubungan dengan cara pandang batin manusia


Etika, yakni cara perspektif batin yang berhubungan dengan baik
dan buruknya suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia atau
individu. Pada hakikat, setiap manusia tentu diajarkan berbagai hal yang
boleh dan tidak boleh dilakukan. Maka lambat laun manusia akan
mengetahui perkara yang baik dan buruk sehingga akan terbentuk dan
tertanam di hatinya. Hal ini tentunya akan memunculkan perdebatan
dalam diri manusia apabila ingin melakukan perbuatan yang buruk atau
jahat.

d. Etika berhubungan dengan perbuatan, perilaku, dan tingkah laku manusia


Etika sangat erat kaitannya dengan perilaku, perbuatan, dan
tingkah laku suatu individu. Dengan begitu, umumnya, etika akan
terbentuk secara alami akibat adanya perilaku, perbuatan, dan tingkah
laku dari individu tersebut. Perilaku dan perbuatan yang buruk dianggap
sebagai etika yang buruk, sedangkan perilaku dan perbuatan yang baik
maka dianggap sebagai etika yang baik pula. Intinya, bagaimanapun juga
etika sangat amat berkaitan dengan perilaku dan perbuatan yang
dilakukan oleh individu itu sendiri.

6. Contoh Etika dalam Kehidupan Sehari-hari


Pada dasarnya, etika ini sudah ada dalam kehidupan kita sehari-
hari, hanya saja tidak semua orang sadar akan pentingnya menerapkan
etika dalam kehidupan sehari-hari. Supaya mengetahui contoh etika,
maka kamu bisa simak pembahasannya di bawah ini.
14

1) Menunjukkan Sikap Hormat Kepada Orang Lain


Menunjukkan sikap hormat kepada orang lain merupakan salah
satu dari contoh etika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini,
yang dimaksud dengan hormat kepada orang lain adalah jangan
berperilaku sombong, menjaga nada bicara saat berbicara dengan
orang lain, dan selalu berusaha bersikap sederhana.
2) Tidak Memandang Rendah Orang Lain
Memandang rendah orang lain sangat tidak bagus dan sangat tidak
disarankan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan kalau memandang
rendah orang lain bisa memunculkan sebuah konflik. Jadi, sudah
seharusnya bagi setiap orang untuk memandang orang lain sama dan
tidak membedakan antara individu yang satu dengan individu lainnya.
3) Berperilaku Sopan
Berperilaku sopan adalah salah satu contoh perilaku etika dalam
kehidupan sehari-hari, yang bisa dilakukan di rumah, kantor, atau
sekolah. Dengan berperilaku sopan, maka akan banyak orang yang
menghargai kita.
4) Menghargai Perbedaan Pendapat
Setiap pendapat yang seseorang miliki belum tentu sama dengan
pendapat orang lain. Oleh sebab itu, setiap individu harus bisa saling
menghargai atas pendapat yang berbeda. Menghargai setiap perbedaan
pendapat merupakan salah satu contoh perilaku etika.
5) Membantu Orang Lain yang Membutuhkan
Hidup akan menjadi lebih indah apabila bisa membantu orang lain
yang sedang membutuhkan bantuan. Dengan bantuan yang kita
berikan, maka seseorang yang dibantu akan senang. Jadi, sebisa
mungkin cobalah bantu orang lain ketika sedang membutuhkan
bantuan atau pertolongan.
15

C. Pengertian Profesi
Profesi adalah salah satu bidang dari pekerjaan yang didasari dengan
keahlian tertentu. Profesi memiliki sifat dan karakteristik yang tidak
terdapat pada jenis pekerjaan lainnya (bukan profesi). Secara etimologi,
istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yakni "profession". Di mana kata
itu juga berasal dari bahasa Latin "profesus" artinya mampu atau ahli dalam
suatu bentuk pekerjaan.
Sementara, secara terminologi, pengertian profesi merupakan suatu
pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi para pelakunya.
Jadi, apa yang dimaksud profesi yaitu jabatan yang menuntut suatu
keahlian, keterampilan, maupun keilmuan tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti profesi adalah
bidang pekerjaan yang ditempuh melalui pendidikan keahlian, seperti
kejuruan atau keterampilan tertentu.
Suatu profesi harus memiliki 3 pilar pokok yaitu:
- Keahlian,
- Pengetahuan, dan
- Persiapan akademik.
Dikutip dari e-book Etika Profesi Guru oleh Jumrah Jamil, SPd, MPd,
keahlian dan pengetahuan profesi didapatkan melalui pendidikan maupun
pengalaman. Pasalnya, seorang dengan profesi tertentu akan menggunakan
suatu metode ilmiah atau teori untuk bisa memecahkan suatu masalah dalam
pekerjaannya.
Dalam melakukan tanggung jawab dan tugasnya, profesi memiliki
kode etik dan juga dikontrol oleh organisasi profesi melalui majelis etik
profesi. Jabatan atau pekerjaan profesi perlu mendapat pengakuan dari
masyarakat, baik itu melalui profesionalitas (tingkat kualitas) yang secara
nyata atau melalui dukungan aspek legal. Artinya, pekerjaan yang disebut
profesi tidak bisa dipegang oleh sembarang orang. Jika disimpulkan, arti
16

profesi adalah suatu kepandaian khusus miliki seseorang, yang didapatkan


melalui pendidikan, karena dia merasa terpanggil untuk menjabat suatu
pekerjaan tertentu.
Guru merupakan profesi. Di mana dalam memangku pekerjaannya,
sejatinya seorang guru harus dipersiapkan melalui pendidikan tertentu. Hal
ini biasa disebut dengan adanya ciri keilmuan.
1. Ciri-Ciri Profesi
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada
profesi, yaitu:
a) Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan
keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman
yang bertahun-tahun.
b) Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya
setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
c) Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana
profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan
masyarakat.
d) Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan
selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai
kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan
sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih
dahulu ada izin khusus.
e) Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

2. Kode Etik Profesi


a. Pengertian kode etik
Secara sederhana kode etik dapat diartikan sebagai tingkah laku
moral suatu kelompok dalam masyarakat, yang dirumuskan secara
17

tertulis, dan diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh anggota


suatu kelompok.
b. Manfaat kode etik
Kode etik dapat berfungsi sebagai penyeimbang atas sisi negatif
yang mungkin timbul dari suatu profesi, menjadi kompas penunjuk
arah moral dan sekaligus penjamin mutu moral profesi itu di mata
masyarakat.
c. Hubungan kode etik dengan etika
Dalam kaitan dengan etika, kode etik dipandang sebagai produk
etik terapan, yang dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas
suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Kode etik merupakan
perwujudan kongkrit dari pemikiran atau prinsip etis yang relevan
dalam suatu profesi.
d. Fungsi kode etik
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar kode etik dapat
berfungsi dengan baik, yaitu :
- Kode etik harus dibuat oleh kelompok profesi itu sendiri dan
bukan didrop saja dari atas, dari instansi pemerintah atau instansi
lainnya.
- Kode etik harus menjadi hasil self regulation dari profesi.
Rumusannya harus muncul sebagai rangkaian nilai luhur, berisi
perwujudan nilai-nilai moral yang hakiki, yang ingin mereka
hayati secara kongkrit dan konsisten dalam menjalankan profesi
mereka.
- Pelaksanaan kode etik harus tetap diawasi terus menerus. Perlu
adanya semacam badan atau dewan penegak kode etik, yang
berperan melaksanakan pemantauan dan sekaligus menerapkan
sanksi-sanksi yang juga harus diatur didalamnya.
18

Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para


pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat
merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari
kode etik profesi:
a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi
tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa
dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu
hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
b. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat
atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat
memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan
pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan
sosial).
c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi
profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti
tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu
instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

D. Prinsip-Prinsip Etika Profesi


1. Prinsip otonomi
Prinsip pertama yang merupakan prinsip-prinsip etika profesi
adalah prinsip otonomi. Prinsip otonomi ini mewajibkan setiap pelaku
profesi memiliki wewenang dan kebebasan bekerja dan berpendapat
sesuai dengan profesi yang dijalankan. Prinsip ini menuntut agar setiap
kaum profesional memiliki dan diberikan kebebasan dalam menjalankan
profesinya. Dengan demikian, seseorang memiliki hak untuk melakukan
19

atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan etika profesi yang berlaku


dalam profesi tersebut.

2. Prinsip integritas moral


Prinsip kedua yang merupakan prinsip-prinsip etika profesi adalah
prinsip integritas moral. Etika profesi adalah prinsip ini mewajibkan
setiap pelaku profesinya untuk secara konsisten memiliki moral dan
kejujuran dalam menjalankan pekerjaannya. Pelaku profesi harus selalu
bersikap adil, mementingkan profesi, dan memikirkan kepentingan
masyarakat.
3. Prinsip keadilan
Prinsip ketiga yang merupakan prinsip-prinsip etika profesi adalah
prinsip keadilan. Etika profesi adalah harus menjunjung tinggi prinsip
keadilan kepada para anggota profesinya dalam setiap pekerjaan yang
dilakukan. Prinsip ini menuntut anggota profesinya untuk memberikan
pelayanan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. Terutama jika
profesi tersebut di bidang pelayanan masyarakat.

4. Prinsip tanggung jawab.


Prinsip keempat yang merupakan prinsip-prinsip etika profesi
adalah prinsip tanggung jawab. Dalam prinsip etika ekonomi adalah
setiap pelaku profesi harus memiliki kesadaran bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan dan hasil pekerjaannya. Selain itu, kesadaran
bertanggung jawab ini juga terhadap dampak dari profesi itu untuk
kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerja merupakan kekhasan manusia, dimana melalui kerja manusia
dapat mengekspresikan dirinya agar lebih dikenal orang lain. Dunia kerja
atau profesi merupakan sarana bagi perwujudan dan sekaligus pelatihan diri
untuk menjadi lebih baik.
Dalam pelaksanaannya profesi merupakan suatu pekerjaan tertentu
yang dilakukan sebagai kegiatan pokok, dengan mengandalkan
keterampilan khusus, dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup dan
dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam. Karena itulah
seorang profesional pada suatu bidang kerja tertentu adalah orang yang
benar-benar terampil dengan bidang kerjanya, lebih terampil dibandingkan
dengan masyarakat umum. Untuk menyeimbangkan serta sebagai penunjuk
arah bagi para profesional itu diperlukan adanya suatu kode etik profesi
yang dibuat dalam suatu kelompok profesi dan diharapkan akan dipegang
teguh oleh setiap profesional yang tergabung didalamnya.

B. Saran
Dengan selesainya penulisan makalah ini, penulis mengharapkan kepada
pembaca agar dapat memilih manfaat yang tersirat didalamnya dan dapat
menambah wawasan dan pemikiran khususnya pada mata kuliah “ Etika
Profesi ”.

DAFTAR PUSTAKA

20
Isnanto, R. Rizal, 2009. Buku Ajar Etika Profesi. Semarang: Universitas
http://muaramasad.blogspot.sg/2013/03/pengertian-etika-profesi-dan.html
https://money.kompas.com/read/2022/01/04/073731426/empat-prinsip-etika-
profesi-beserta-pengertiannya?page=3

Anda mungkin juga menyukai