— Kedisiplinan
— Kesatuan perintah
— Kesatuan arah
— Sentralisasi
— Rantai skalar
— Posisi karyawan
— Kesamaan perlakuan
- Kestabilan
— Inisiatif
rencana.
e. Rencana tersebut menghasilkan kesamaan tindakan diantara
unit organisasi yang saling bergantung.
f. Rencana tersebut mendorong inisiatif dan secara jelas
dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab
untuk melaksanakan rencana tersebut.
g. Setiap rencana memiliki alat untuk mengukur kesuksesan.
h. System tidak lanjut dibuat untuk menentukan apakah rencana
kontribusi.
➢ Ketentuan harus dibuat untuk pemerikasaan anggaran pada
tingkat yang lebih tinggi didalam organisasi
➢ Informasi yabg dikirim ke departemen anggaran harus
disukung dengan informasi yang cukup.
➢ Setiap orang yang pekerjaannya dipengaruhi oleh anggaran
harus diinformasikan.
➢ Departemen operasional harus menyesuaikan kegiatan
operasinya terhadap perubahan anggaran.
➢ Varians yang signifikan antara jumlah yang dianggarkan
dengan actual harus dijelaskan. Langkah-langkah harus diambil
untuk memperbaiki penyebab dari varians yang besar.
➢ Manajer operasional harus memerima informasi yang cukup
agar mereka mengetahui bagaimana mereka akan memenuhi
target anggaran.
➢ Asumsi pengukuran untuk anggaran harus disesuaikan dengan
kegiatan operasional.
Pengambilan Keputusan.
Auditor internal dapat membantu manajer diseluruh fungsi kecuali
pada tahap pengambilan keputusan, pemilihan solusi dari berbagai
alternative yang tersedia ini adalah tanggung jawab dan hak
manajemen.
C. Pengorganisasian – Perspektif Auditor Internal.
Auditor internal tidak memiliki tanggung jawab untuk mendesain
organisasi, tetapi pengetahuan mengenai sistem dan kontrol yang mereka
miliki akan sangat bernilai. Para perancang organisasi hendaknya
memiliki pertanyaan-pertanyaan yang penting yang biasa dimiliki oleh
auditor internal, pertanyaan tersebut antara lain :
➢ Apakah tujuan dari operasi yang diusulkan.
➢ Bagaimana tujuan tersebut dilebur dengan tujuan organisasi
➢ Kontrol apa saja yang ada atau yang seharusnya ada untuk
melihat apakah tujuan akan tecapai.
➢ Bagaimana pengembangan bagan organisasi menjadi kunci
dari tujuan organisasi.
♦ Wewenang Fungsional.
Dibanyak organisasi auditor internal sering kali berada pada posisi
menentukan apakah wewenang funsional telah efektif. Manajer lini
dapat menganggap wewenang fungsional sebagai gangguan atas
wewenang mereka dan menolak pertanyaan dari pemilik
wewenang tersebut. Tetapi akan sulit bagi mereka untuk menolak
pertanyaan
♦ Departementalisasi.
Auditor internal tidak harus menerima struktur organisasi
perusahaan sekarang ini. Departementalisasi harus dipertanyakan.
Auditor internal harus mempertanyakan hal-hal berikut :
➢ Aktivitas apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan tujuan
depatemen?
➢ Bagaimana proses pengelompokan tersebut berjalan seimbang
untuk mencapai sasaran departemen?
➢ Apakah departementalisasi memberikan pengujian yang cukup
atas aktivitas penting untuk mencegah kesalahan dan
ketidaksempurnaan?
➢ Bagaimana pengelompokan aktivitas departemen memfasilitasi
pencapaian dari tujuab organisasi?
➢ Apa kativitas utama dari sebuah organisasi dan apakah telah
ditugaskan ke unit atau individu tertentu?
➢ Seberapa baik departemen atau unit terintegrasi?
➢ Bagian mana yang tampaknya beroperasi tanpa pengawasan
atau pengujian dan keseimbangan.
♦ Desentralisasi.
Desentralisasi memberikan otonomi yang luas kepada unit-unit
desentralisasi. Unit-unit tersebut beroperasi seperti usaha yang
terpisah, namun mereka harus mempertanggungjawabkan ke dan
mendapat pengarahan dari kantor pusat. Unit-unit menyesuaikan
diri dengan seluruh prosedur dan kebijakan, seperti prosedur dan
kebijakan akuntansi yang telah ditetapkan oleh kantor pusat.
♦ Komite.
Komite seharusnya tidak berada diatas pemerikasaan audit. Pada
kenyataannya, auditor internal kadang-kadang bertugas sebagai
anggota komite untuk memastikan kesesuaian tindakan komite
dengan kebijakan organisasi.
Auditor internal dapat membantu dalam menetapkan apakah
komite memenuhi beberapa standar dasar :
➢ Kesepakatan komite harus dalam bentuk tertulis.
➢ Anggota komite harus memiliki peran dan tidak hanya sebagai
pengamat
➢ Komite harus cukup besar untuk memberikan bermacam
pandangan, tetapi tidak terlalu besar sehingga tidak terkontrol.
➢ Anggota komite harus memiliki wewenang yang sama.
➢ Susunan acara harus disiapkan untuk setiap pertemuan.
➢ Risalah rapat harus disiapkan untuk setiap rapat dadakan.
➢ Tugas-tugas harus dibebankan kepada setiap individu dan batas
waktu penyelesaian juga harus dijadwalkan.
➢ Ketua komite harus menindaklanjuti tugas yang diberikan.
➢ Aktivitas komite tidak boleh tumpang tindih dengan aktivitas
komite lain.
➢ Sebuah komite harus dibubarkan apabila sudah selesai.
♦ Kelompok Informal.
bawahan.
➢ Proses pengambilan keputusan memotivasi dan tidak
melemahkan semangat karyawan.
➢ Sasaran ditetapkam oleh tidakan kelompok, bukan dari perintah.
➢ Pembuatan sasaran tidak berakhir dengan perlawanan dari
karyawan.
➢ Organisasi informal memiliki sasaran yang sama dengan
organisasi formal.
➢ System memberikan kontrol diri dan bukan kontrol yang
dipaksakan.
♦ Komunikasi.
Auditor internal mengetahui bahwa manajer pada organisasi yang
besar membuat keputusan sebagian besar berdasarkan atas
informasi yang mereka terima dan bukan dari apa yang mereka
ketahui sendiri. Sering kali laporan dari bawahan adalah pernyataan
yang menguntungkan diri sendiri dan tidak secara tepat
menggambarkan kondisi yang ada. Auditor internal yang tidak
memiliki kepentingan dapat melindungi manajemen senior dari
informasi yang tidak akurat dan menyimpang.
Kebijakan dan prosedur adalah bentuk komunikasi seperti halnya
instrument perencanaan. Auditor internal dapat membantu
memberikan informasi kepada manajemen senior tentang persepsi
karyawan terhadap kebijakan untuk karyawan. Infomasi tersebut
didapatkan oleh auditor internal dengan mewawancarai karyawan
dan memberikan pertanyaan sebagai berikut :
➢ Sudahkah kebijakan tersebut dibaca?
Daftar Pustaka
Sawyer, Lawrence B 2006. Internal Auditing, Edisi kelima.
Salemba Empat : Jakarta