Anda di halaman 1dari 15

Judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

ALIRAN REMITAN: STUDI KASUS PEKERJA MIGRAN


ASAL BALI DI KOTA SURABAYA

Jurnal E-Jurnal EP Unud


Volume dan Volume 9 (5) Hal. 1082-1113
Halaman
Penulis 1. Ni Komang Argia Gemah Utari Prabawati
2. I Ketut Sudibia
3. I Gusti Wayan Murjana Yasa
4. Martini Dewi
Reviewer Ni Gusti Ayu Komang Nadia Pratiwi
Tanggal 2 Mei 2023

Abstrak Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Aliran Remitan: Studi Kasus Pekerja Migran Asal Bali
di Kota Surabaya” Penelitian ini berfokus pada analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi aliran remitan dari pekerja migran asal Bali yang
bekerja di Kota Surabaya. Aliran remitan, yang merupakan pengiriman
uang dari pekeja migran ke negara asal mereka, memiliki dampak
signifikan terhadap ekonomi dan kesejahteraan keluarga penerima.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keputusan pekerja migran asal Bali untuk mengirimkan
remitan.
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis:
Penelitian (1) pengaruh pendapatan, jumlah tanggungan, frekuensi pengiriman
remitan, dan keberadaan orang tua di daerah asal terhadap pengeluaran
konsumsi;
(2) pengaruh langsung pendapatan, jumlah tanggungan, frekuensi
pengiriman remitan, keberadaan orang tua di daerah asal, dan pengeluaran
konsumsi terhadap pengiriman remitan; dan
(3) pengaruh tidak langsung pendapatan, jumlah tanggungan, frekuensi
pengiriman remitan, keberadaan orang tua di daerah asal, terhadap
pengiriman remitan melalui pengeluaran konsumsi..
Subjek Penduduk yang berasal dari Provinsi Bali yang melakukan migrasi ke kota
Penelitian Surabaya dan menjadi anggota Banjar Surabaya, dimana jumlah populasi
anggota Banjar Surabaya sebanyak 1134 KK
Pendahuluan Migrasi adalah salah satu komponen yang berpengaruh terhadap perubahan
jumlah penduduk selain kelahiran dan kematian. Migrasi masuk yang lebih
tinggi daripada migrasi keluar akan menyebabkan jumlah penduduk
meningkat. Daerah perkotaan sudah lama dipandang sebagai pusat
kemajuan dan pembangunan, pusat pemasaran berbagai barang dan jasa,
tempat berkembangnya suatu bentuk masyarakat yang didasarkan pada
perjanjian timbal balik, cermin untuk dijadikan teladan, tempat bertemunya
aneka ragam paham dan aliran serta pusat peradaban dan kebudayaan. Hal
inilah yang menjadikan daya tarik daerah perkotaan sehingga membuat
penduduk daerah pedesaan berduyun-duyun datang ke kota yang
menjanjikan kehidupan yang lebih baik.

Pengiriman transmigran oleh pemerintah yang menyebabkan komposisi


penduduk daerah penerima menjadi lebih heterogen akan menciptakan
proses akulturasi budaya sehingga terjadi variasi suku dan struktur
masyarakat. Analisis pengeluaran remitan sering didahului oleh penjelasan
mengenai motivasi seseorang dalam melakukan migrasi dan perilaku
penyampaian selanjutnya, remitan memiliki pengaruh yang sangat penting.
Pertama, remitan menjadi salah satu motif pembagian resiko yang
menunjukkan bahwa remitan adalah bagian dari strategi manajemen resiko.
Kedua, remitan memenuhi kewajiban kepada rumah tangga yang
didasarkan pada kasih sayang dan tanggung jawab terhadap keluarga.
Ketiga, berdasarkan penjelasan pada poin satu dan dua, alturisme dan
kepentingan diri keduanya sangat menentukan seseorang memilih
melakukan migrasi atau tidak dan mengirim remitan atau tidak.

Di negara-negara sedang berkembang terdapat hubungan yang sangat erat


antara migran dengan daerah asalnya sehingga menimbulkan fenomena
khusus dari mobilitas penduduk yakni transfer pendapatan ke daerah asal
yang disebut remitan.

Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
Penelitian wawancara terstruktur dan wawancara mendalam. Untuk menganalisis hasil
kuisioner, digunakan analisis jalur (path analisys) dengan menggunakan
program SPSS.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini adalah

1) Pengaruh Langsung Pendapatan Migran Terhadap Pengeluaran


Konsumsi Nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 berarti H0 ditolak
dan H1 diterima. Dengan demikian variabel pendapatan migran
berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi migran.
Nilai standardized coefficient beta sebesar 0,841 menjelaskan bahwa
terdapat hubungan searah antara pendapatan migran dan
pengeluaran konsumsi migran. Hasil ini berarti bahwa dapat
diartikan apabila pendapatan migran mengalami kenaikan sebesar
satu juta rupiah per bulan maka pengeluaran konsumsi migran akan
meningkat sebesar 0,841 juta rupiah per bulan. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian terdahulu milik Octania (2014) yang
mengatakan bahwa terdapat pengaruh langsung antara pendapatan
migran dengan pengeluaran konsumsi.
2) Pengaruh Langsung Jumlah Tanggungan Terhadap Pengeluaran
Konsumsi Nilai probabilitas sebesar 0,014 < 0,05 berarti H0 ditolak
dan H1 diterima. Dengan demikian variabel jumlah tanggungan
berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi migran.
Nilai standardized coefficient beta sebesar 0,138 menjelaskan bahwa
terdapat hubungan searah antara jumlah tanggungan dan
pengeluaran konsumsi migran. Sehingga dapat diartikan apabila
jumlah tanggungan mengalami kenaikan sebesar satu orang maka
pengeluaran konsumsi migran akan meningkat sebesar 0,138 juta
rupiah per bulan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian milik
Purwanto dan Taftazani (2018) mengatakaan bahwa jumlah
tanggungan keluarga akan mempengaruhi mempengaruhi tingkat
pengeluaran konsumsi.
3) Pengaruh Langsung Frekuensi Pengiriman Terhadap Pengeluaran
Konsumsi Nilai probabilitas sebesar 0,006 < 0,05 berarti H0 ditolak
dan H1 diterima. Dengan demikian variabel frekuensi pengiriman
berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi migran.
Nilai standardized coefficient beta sebesar -0,144 menjelaskan
bahwa terdapat hubungan tidak searah antara frekuensi pengiriman
dan pengeluaran konsumsi migran. Dengan demikian dapat diartikan
apabila frekuensi pengiriman mengalami kenaikan sebesar satu kali
maka pengeluaran konsumsi migran akan menurun sebesar 0,144
juta rupiah per bulan.
4) Pengaruh Langsung Keberadaan Orang Tua Di Daerah Asal
Terhadap Pengeluaran Konsumsi Nilai probabilitas sebesar 0,444 >
0,05 berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian variabel
keberadaan orang tua di daerah asal tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengeluaran konsumsi migran. Nilai standardized
coefficient beta sebesar -0,036 menjelaskan bahwa terdapat
hubungan tidak searah antara keberadaan orang tua di daerah asal
dan pengeluaran konsumsi migran.
5) 5) Pengaruh Langsung Pendapatan Terhadap Remitan Nilai
probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1
diterima. Dengan demikian variabel pendapatan migran berpengaruh
signifikan terhadap remitan. Nilai standardized coefficient beta
sebesar 0,597 menjelaskan bahwa terdapat hubungan searah antara
pendapatan migran dan remitan. Sehingga dapat diartikan apabila
pendapatan migran mengalami kenaikan sebesar satu juta rupiah per
bulan maka remitan yang dikirim akan meningkat sebesar 0,597 juta
rupiah. Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan penelitian
sebelumnya yang ditulis oleh Wirastyani, dkk (2016), dan Octania
(2014) yang menyatakan bahwa pendapatan migran mempunyai
pengaruh terhadap besarnya remitan.
6) Pengaruh Langsung Jumlah Tanggungan Terhadap Remitan Nilai
probabilitas sebesar 0,015 < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1
diterima. Dengan demikian variabel jumlah tanggungan
berpengaruh signifikan terhadap remitan. Nilai standardized
coefficient beta sebesar 0,162 menjelaskan bahwa terdapat
hubungan searah antara jumlah tanggungan dan remitan. Berarti
bahwa apabila jumlah tanggungan mengalami kenaikan sebesar satu
orang maka remitan akan meningkat sebesar 0,162 juta rupiah.
Variabel jumlah tanggungan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jumlah tanggungan migran di daerah tujuan migrasi.
Berdasarkan teori, semakin banyak jumlah tanggungan migran di
daerah tujuan, remitan yang dikirim semakin sedikit. Penelitian ini
berbanding terbalik dengan teori. Diasumsikan migran asal Provinsi
Bali yang melakukan mobilitas ke Kota Surabaya memiliki
keterikatan yang sangat kuat dengan daerah asalnya.
7) Pengaruh Langsung Frekuensi Pengiriman Terhadap Remitan Nilai
probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1
diterima. Dengan demikian variabel frekuensi pengiriman
berpengaruh signifikan terhadap remitan. Nilai standardized
coefficient beta sebesar 0,551 menjelaskan bahwa terdapat
hubungan searah antara frekuensi pengiriman dan remitan. Atau
dapat diartikan apabila frekuensi pengiriman meningkat sebesar satu
kali maka remitan yang dikirim akan meningkat sebesar 0,551 juta
rupiah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
milik Agustika (2017) yang menyatakan terdapat pengaruh simultan
antara frekuensi pengiriman remitan terhadap besarnya remitan yang
dikirim ke daerah asal.
8) Pengaruh Langsung Keberadaan Orang Tua di Daerah Asal
Terhadap Remitan Nilai probabilitas sebesar 0,821 > 0,05 berarti H0
diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian variabel keberadaan
orang tua di daerah asal tidak berpengaruh signifikan terhadap
remitan. Nilai standardized coefficient beta sebesar 0,012
menjelaskan bahwa terdapat hubungan searah antara keberadaan
orang tua di daerah asal dan remitan. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian milik Ardana, dkk (2011). Ardana, dkk (2011)
dalam penelitiannya menyebutkan bahwa keberadaan orang tua di
daerah asal baik masih ada maupun tidak ada tidak berpengaruh
terhadap remitan karena diasumsikan bahwa orang tua di daerah asal
masih bekerja dan bisa memenuhi biaya konsumsi di daerah asalnya
9) Pengaruh Langsung Pengeluaran Konsumsi Terhadap Remitan Nilai
probabilitas sebesar 0,002 < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1
diterima. Dengan demikian variabel pengeluaran konsumsi
berpengaruh signifikan terhadap remitan. Nilai standardized
coefficient beta sebesar -0,352 menjelaskan bahwa terdapat
hubungan tidak searah antara pengeluaran konsumsi dan remitan.
Atau dapat diartikan apabila pengeluaran konsumsi migran
mengalami kenaikan sebesar satu juta rupiah maka remitan akan
menurun sebesar 0,352 juta rupiah. Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan penelitian milik Ardana (2011) yang menyatakan bahwa
pengeluaran konsumsi berpengaruh positif terhadap besarnya
remitan yang dikirimkan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian
milik Octania (2014) yang menyatakan bahwa pengeluaran
konsumsi memiliki pengaruh negatif terhadap remitan.

Secara Ringkas:

 Pendapatan, jumlah tanggungan, dan frekuensi pengiriman remitan


berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi migran,
sedangkan keberadaan orang tua di daerah asal tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengeluaran konsumsi migran
 Pendapatan, jumlah tanggungan, frekuensi pengiriman remitan, dan
pengeluaran konsumsi terdapat pengaruh langsung secara signifikan
terhadap remitan.
 Pengeluaran konsumsi merupakan variabel mediasi dalam pengaruh
frekuensi pengiriman remitan terhadap remitan pekerja migran yang
berasal dari Provinsi Bali ke daerah asalnya.

Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan uraian sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan, yaitu:
(1) variabel pendapatan, jumlah tanggungan, dan frekuensi pengiriman
remitan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pengeluaran
konsumsi migran, sedangkan variabel keberadaan orang tua di daerah asal
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pengeluaran konsumsi
migran;
(2) variabel pendapatan, jumlah tanggungan, frekuensi pengiriman remitan,
dan pengeluaran konsumsi terdapat pengaruh langsung secara signifikan
terhadap variabel remitan; dan
(3) variabel frekuensi pengiriman remitan berpengaruh signifikan secara
tidak langsung melalui pengeluaran konsumsi terhadap remitan atau dapat
dikatakan pula bahwa pengeluaran konsumsi merupakan variabel mediasi
dalam pengaruh frekuensi pengiriman terhadap remitan pekerja migran
Provinsi Bali di Kota Surabaya
Saran Adapun saran yang diberikan oleh peneliti dalam penelitiannya yaitu:
(1) untuk menjaga keeratan jalinan kekerabatan dengan keluarga di daerah
asal, disarankan supaya pemberian remitan ke daerah asal dilakukan secara
rutin meskipun jumlahnya tidak banyak;
(2) pekerja migran yang berasal dari Provinsi Bali di Kota Surabaya
disarankan untuk lebih sering meluangkan waktu pulang ke daerah asal dan
tidak hanya mengandalkan keluarga di daerah asal dalam keperluan adat;
dan (3) meskipun orang tua di daerah asal sudah tidak ada lagi, pekerja
migran diharapkan untuk tetap menjaga keberlanjutan hubungan dengan
keluarga luas (extended family) yang ada di daerah asal.
Kelebihan Relevansi:
Jurnal ini memiliki relevansi yang tinggi karena menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi aliran remitan dari pekerja migran asal Bali di kota
Surabaya. Topik ini penting untuk diteliti dalam konteks globalisasi dan
migrasi tenaga kerja.
Kontribusi Pengetahuan : artikel ini memberikan kontribusi pada
pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi aliran remitan.
Dengan mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, penelitian ini dapat
membantu pemerintah, keluarga pekerja migran, dan lembaga keuangan
untuk mengoptimalkan manfaat dari aliran remitan.
Kekurangan Sampel yang terbatas:
Jurnal ini didasarkan pada sampel yang terbatas, seperti hanya memeriksa
pekerja migran asal Bali di Kota Surabaya. Hasil penelitian tersebut
mungkin tidak dapat secara umum diterapkan pada populasi pekerja migran
secara keseluruhan. Oleh karena itu, generalisasi temuan penelitian dapat
menjadi terbatas.

Judul Studi Mobilitas Penduduk: Analisis Mikro Perilaku Mobilitas


Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan
Ganesha
Jurnal Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Volume dan Volume 3, Nomor 2, Desember 2017 Hal. 117-128
Halaman
Penulis I Made Sarmita dan I Wayan Treman
Reviewer Ni Gusti Ayu Komang Nadia Pratiwi
Tanggal 2 Mei 2023

Abstrak Adapun abstrak pada jurnal penelitian dengan judul “Studi Mobilitas
Penduduk: Analisis Mikro Perilaku Mobilitas Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Ganesha” meneliti
perilaku mobilitas mahasiswa jurusan pendidikan geografi di
Universitas Pendidikan Ganesha. Menyertakan tujuan penelitian,
teknik analisis yang digunakan, beserta hasil dari penelitian yang
dilakukan. Adapun untuk mencapai tujuan dari penelitian tersebut
menggunakan rancangan sensus dari seluruh mahasiswa jurusan
pendidikan geografi yang saat penelitian dilakukan masih tercatat aktif
sebagai mahasiswa.
Adapun kata kunci : Mobilitas, Frekuensi, Jarak, Lama Tinggal
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1).Untuk mengetahui frekuensi mobilitas yang dilakukan mahasiswa
Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Ganesha;
2) Untuk mendeskripsikan dan melihat arah hubungan antara frekuensi
mobilitas dengan jarak ke daerah asalnya masing-masing; dan
3) Untuk mendeskripsikan dan melihat arah hubungan antara frekuensi
mobilitas yang dilakukan dengan lama tinggal mereka di Kota
Singaraja.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini yaitu, penelitian ini dapat bermanfaat
dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pengembangan
teori-teori mobilitas penduduk yang didalamnya mencakup tentang
perilaku termasuk karakteristik migran dan bermanfaat kepada lembaga
jurusan pendidikan Geografi di Universitas Pendidikan Ganesha dalam
memetakan daerah asal mahasiswa, memetakan aktivitas mobilitas
yang dilakukan dan kecenderungannya.
Pendahuluan Pada pendahuluan dipaparkan bahwa adanya variasi pergerakan
penduduk dimana tergantung dari sudut pandang mana fenomena
tersebut dilihat. Secara garis besarnya, segala yang terkait dengan
fenomena pergerakan penduduk dipelajari khusus dalam studi
mobilitas penduduk.
Terbatasnya fasilitas pendidikan yang ada, menjadi salah satu faktor
pendorong penduduk untuk meninggalkan daerah asalnya dan
melakukan mobilitas ke kota-kota (kekuatan sentrifugal). Penduduk
dihadapkan pada dua pilihan berat, apakah tetap tinggal di daerah asal
dengan fasilitas pendidikan yang terbatas atau berpindah ke daerah lain
yang berarti meninggalkan keluarga dan kenyamanan-kenyamanan lain
yang ada di daerah asal. Untuk mengatasi masalah tersebut, diambil
suatu kompromi yaitu mengadakan mobilitas penduduk nonpermanen
atau migrasi sirkuler baik secara musiman/mondok ataupun ulang alik.
Salah satu fenomena mobilitas penduduk nonpermanen yang perlu
mendapat pengkajian lebih lanjut adalah perilaku mobilitas mahasiswa
yang ada di Kota Singaraja.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan rancangan
sensus yaitu pengumpulan informasi dari seluruh populasi yang
menjadi subjek penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai
instrument pengumpulan data.
Hasil dan Adapun hasil dan pemabahasan dari penelitian ini yaitu:
Pembahasan 1. Frekuensi Mobilitas Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Geografi Undiksha
Frekuensi mobilitas terendah adalah sebanyak 0,02 kali dalam 1
bulan, atau 1 kali dalam 4 tahun, dan data tertinggi
menunjukkan mahasiswa kembali lagi ke daerah asalnya setiap
hari (30 kali dalam 1 bulan). Mahasiswa yang kembali ke
daerah asalnya hanya 1 kali sampai selesainya mahasiswa
bersangkutan menempuh pendidikan berasal dari Sumatera
Utara, wilayah yang cukup jauh diukur dari Kota Singaraja.

Frekuensi mobilitas mahasiswa jurusan pendidikan geografi


Undiksha menunjukkan tingkat keseringan para mahasiswa
untuk kembali pulang ke daerah asal masing-masing dalam satu
bulan. Sering tidaknya mereka kembali pulang ke daerah asal
memiliki sifat yang relatif, artinya dari sekian mahasiswa
ditemukan ada yang memiliki frekuensi mobilitas yang tinggi,
dan tidak sedikit pula ada yang frekuensi mobilitasnya rendah.

Hampir setengah dari jumlah mahasiswa yang ada melakukan


mobilitas kembali ke daerah asal dengan kategori rendah. Hal
ini sangat sesuai jika dihubungkan dengan daerah asal
mahasiswa jurusan pendidikan geografi yang lebih dari
setengahnya adalah mahasiswa dari luar pulau Bali, khususnya
dari Jawa. Mahasiswa yang dari Jawa hanya akan pulang ketika
benar-benar ada waktu yang cukup luang. Libur satu atau dua
hari tidak memungkinkan mereka kembali ke daerah asal,
mereka lebih memilih untuk berdiam diri di Kota Singaraja atau
memanfaatkan waktu liburan yang singkat untuk sekedar
berjalan-jalan di tempat wisata yang ada di Pulau Bali.
Sebaliknya ketika tiba liburan panjang seperti liburan semester,
idul fitri, galungan dan kuningan, maka mereka akan kembali
ke daerah asalnya masing-masing di Jawa. Sementara itu,
frekuensi mobilitas yang masuk dalam kategori sedang dan
tinggi, didominasi oleh mahasiswa yang dari Bali. Mahasiswa
ini memiliki karakteristik yang selalu ingin untuk segera
kembali ke daerah asalnya masing-masing.

2. Hubungan Antara Frekuensi Mobilitas dengan Jarak Ke Daerah


Asal
Salah satu faktor yang memiliki hubungan dengan tinggi
rendahnya frekuensi mobilitas adalah faktor jarak. Korelasi atau
hubungan antara variabel frekuensi mobilitas dengan jarak
antara daerah asal-daerah tujuan adalah -0,252 dengan taraf
signifikansi 0,034 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian,
frekuensi mobilitas memiliki hubungan yang negatif dan
signifikan dengan jarak daerah asal-daerah tujuan. Artinya
bahwa, frekuensi mobilitas mahasiswa semakin tinggi ketika
jarak daerah asal- daerah tujuan yang semakin dekat, begitu
sebaliknya frekuensi mobilitas yang dilakukan mahasiswa
cenderung semakin rendah seiring semakin jauhnya jarak
daerah-daerah tujuan.

Mahasiswa yang berasal dari luar Bali cenderung rendah


frekuensi mobilitasnya, sementara mahasiswa yang dari Bali
cenderung tinggi frekuensi mobilitasnya untuk kembali ke
daerah asal. Jauh dekatnya jarak antara daerah asal dengan
daerah tujuan, berkorelasi positif dengan biaya transportasi
yang dikeluarkan dan waktu tempuh dalam perjalanan.
Mahasiwa yang dari luar Bali enggan untuk kembali ke daerah
asal. Dengan jaraknya yang jauh, biaya yang harus dikeluarkan
juga cukup banyak. Libur kuliah yang singkat tidak
dimanfaatkan oleh mahasiswa luar Bali untuk kembali ke
daerah asalnya. Waktu yang singkat hanya akan habis dalam
perjalanan sehingga mereka tidak dapat bernostalgia dengan
daerah asal secara maksimal. Mereka lebih memilih untuk
melakukan aktivitas di Kota Singaraja sebagai daerah tujuan,
atau sekedar jalan-jalan di Bali bersama rekan-rekannya.
Sebaliknya mahasiswa yang dari Bali, memiliki frekuensi
mobilitas kembali ke daerah asal yang lebih tinggi. Jarak yang
lebih dekat, berkorelasi dengan biaya perjalanan yang
rendah/terjangkau, waktu tempuh yang lebih singkat, dan
mungkin juga termasuk dengan tingginya keterikatan mereka
dengan daerah asalnya. Namun dalam penelitian ini, hal
tersebut belum dikaji lebih lanjut.

3. Hubungan Antara Frekuensi Mobilitas dengan Lama Tinggal di


Daerah Tujuan (Kota Singaraja)

Hasil perhitungan korelasi product moment antara variabel


frekuensi mobilitas dengan lama tinggal mahasiswa di daerah
tujuan (Kota Singaraja). Nilai korelasi antar dua variabel
tersebut adalah 0,008 dengan taraf signifikansi 0,984 yang jauh
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, frekuensi mobilitas
tidak memiliki hubungan dengan lama tinggal. Mahasiswa, baik
yang sudah lama ada di daerah tujuan maupun mahasiswa
mutakhir sama sekali tidak berhubungan dengan tinggi
rendahnya frekuensi mobilitas yang dilakukan. Mahasiswa
sekalipun baru beberapa saat tinggal di Kota Singaraja, enggan
untuk kembali ke daerah asalnya, begitu pula mahasiswa yang
sudah cukup lama tinggal di Kota Singaraja menunjukkan
perilaku mobilitas yang sama.

.
Kesimpulan Kesimpulannya adalah
1. Frekuensi mobilitas untuk kembali ke daerah asal dari
mahasiswa jurusan pendidikan geografi hampir setengahnya
terkategori rendah (0-1 kali dalam sebulan). Hal ini sesuai
dengan daerah asal mahasiswa yang lebih dari setengahnya
adalah mahasiswa dari luar pulau Bali. Mahasiswa ini hanya
akan pulang ketika benar-benar ada waktu libur yang cukup
panjang. Sementara mahasiswa yang daerah asalnya dari
daerah-daerah di Bali memiliki frekuensi mobilitas yang
terkategori sedang-tinggi (2 - >4 kali dalam sebulan).
2. Hubungan antara jarak daerah asal-daerah tujuan dengan
frekuensi mobilitas yang dilakukan mahasiswa jurusan
pendidikan geografi adalah negatif dan signifikan. Semakin
jauh jarak antara daerah asal- daerah tujuan, frekuensi mobilitas
mahasiswa menjadi rendah, begitu sebaliknya. Mahasiswa yang
berasal dari luar Bali cenderung rendah frekuensi mobilitasnya,
sementara mahasiswa yang dari Bali cenderung tinggi frekuensi
mobilitasnya untuk kembali ke daerah asal.
3. Lama tinggal di daerah tujuan dengan frekuensi mobilitas yang
dilakukan mahasiswa tidak menunjukkan hubungan yang
signifikan. Baik mahasiswa yang sudah lama ada di daerah
tujuan maupun mahasiswa mutakhir sama sekali tidak
berhubungan dengan tinggi-rendahnya frekuensi mobilitas yang
dilakukan. Mahasiswa sekalipun baru beberapa saat tinggal di
Kota Singaraja, enggan untuk kembali ke daerah asalnya,
begitu pula mahasiswa yang sudah cukup lama tinggal di Kota
Singaraja menunjukkan perilaku mobilitas yang sama.
Kelebihan  Isi dengan judul sudah selaras dan sesuai.
 Mudah dipahami sehingga tidak bersifat ambigu dalam
memahami isi jurnal.
 Mengangkat topik kekinian karena mahasiswa kini sudah mulai
melakukan pembelajaran tatap muka sehingga akan terjadi
mobilitas penduduk khususnya mahasiswa yang berkuliah di
Undikhsa Singaraja.
 Menjelaskan secara rinci terkait frekuensi mobilitas mahasiswa
jurusan pendidikan geografi hampir setengahnya terkategori
rendah (0-1 kali dalam sebulan) dan mahasiswa yang daerah
asalnya dari Bali memiliki frekuensi mobilitas yang terkategori
sedang-tinggi (2 - >4 kali dalam sebulan). Hubungan antara
jarak daerah asal-daerah tujuan dengan frekuensi mobilitas
yang dilakukan mahasiswa adalah negatif dan signifikan serta
mampu menjelaskan faktor lama tinggal di daerah tujuan
dengan frekuensi mobilitas yang dilakukan mahasiswa tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan.
 Penulisan jurnal ini didukung oleh teori utama dan teori
pendukung berupa jurnal-jurnal penelitian sebelumnya.
Kekurangan Sampel yang terbatas:
 Jurnal ini didasarkan pada sampel yang terbatas, seperti hanya
memeriksa mobilitas penduduk kepada mahasiswa jurusan
Geografi saja di Undikhsa. Hasil penelitian tersebut mungkin
tidak dapat secara umum diterapkan pada mobilitas penduduk
mahasiswa di Undiksha secara keseluruhan. Oleh karena itu,
generalisasi temuan penelitian dapat menjadi terbatas.

Anda mungkin juga menyukai