Artikel Chintya 17040274045
Artikel Chintya 17040274045
Surabaya
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DROP OUT AKSEPTOR KB PADA MASA
PANDEMI DI KECAMATAN BULAK
KOTA SURABAYA
Chintya Anggitasari
S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri
E-mail: chintya.17040274045@mhs.unesa.ac.id
Abstrak
Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya
mencatat bahwa ditahun 2020 angka tertinggi kejadian drop out akseptor KB selama masa pandemi terjadi di
Kecamatan Bulak dengan jumlah sebesar 11,72%. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, paritas, pengetahuan ibu, sikap ibu, sosial budaya,
efek samping kontrasepsi, dan dukungan,pasangan terhadap kejadian drop out akseptor KB, dan variabel yang
paling berpengaruh terhadap kejadian drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota Surabaya.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif dan
menggunakan rancangan penelitian case control. Subyek kasus dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
menjadi akseptor drop out KB sejumlah 90 responden, dan subyek kontrol sejumlah 90 responden yang
merupakan ibu sebagai peserta KB aktif dengan matching jarak rumah responden dengan fasilitas kesehatan.
Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
wawancara secara terstruktur dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik Analisis data
menggunakan uji chi square dan regresi logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) uji chi square menunjukkan bahwa variabel yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap kejadian drop out akseptor KB di Kelurahan Kedungcowek adalah variabel
pendapatan keluarga (p=0,049) dengan odd ratio = 0,125, Kelurahan Bulak adalah variabel paritas ibu (p=0,017)
dengan odd ratio = 4,57, dan Kelurahan Kenjeran adalah variabel sikap ibu (p=0,031) dengan odd ratio = 1,43. 2)
Uji regresi logistik berganda diketahui bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kejadian drop out KB di
Kelurahan Kedungcowek adalah variabel pendapatan keluarga (p = 0,008), Kelurahan Kenjeran adalah variabel
sikap ibu (p = 0,016), dan Kelurahan Bulak adalah variabel paritas ibu (p = 0,011).
Kata Kunci: Akseptor, Drop Out, Keluarga Berencana
Abstract
The Office of Population Control, Women's Empowerment and Child Protection in the City of
Surabaya noted that in 2020 the highest number of drop outs of family planning acceptors during the pandemic
occurred in Bulak District with a total of 11.72%. The purpose of this study was to determine the effect of
maternal age, mother's education, mother's occupation, family income, parity, mother's knowledge, mother's
attitude, socio-culture, contraceptive side effects, and partner support on the incidence of drop out of family
planning acceptors, and the most influential variables. on the incidence of drop out of family planning acceptors
in Bulak District, Surabaya City.
The type of research used is survey research with a quantitative approach and uses a case control
research design. The case subjects in this study were all 90 respondents who became KB drop-out acceptors, and
90 respondents who were control subjects who were mothers as active family planning participants by matching
the distance between the respondent's house and health facilities. The type of data used is primary and secondary
data. Data collection techniques used are structured interviews using questionnaires and documentation. Data
analysis technique using chi square test and multiple logistic regression
The results of the study: 1) the chi square test showed that the variable that had a significant influence
on the incidence of drop out of family planning acceptors in Kedungcowek Village was the family income
variable (p = 0.049) with odd ratio = 0.125, Bulak Village was the mother's parity variable (p = 0.017) with an
odd ratio = 4.57, and Kelurahan Kenjeran is the mother's attitude variable (p = 0.031) with an odd ratio = 1.43. 2)
Multiple logistic regression test found that the influential variable on the incidence of family planning drop out
in Kedungcowek Village was the family income variable (p = 0.008), Kenjeran Village was the mother's attitude
variable (p = 0.016), and Bulak Village was the mother's parity variable ( p = 0.011).
Keywords: Acceptors, Drop Out, Family Planning
1
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya
3
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya
Tabel di atas menyajikan hasil uji chi square dari Pengaruh faktor paritas terhadap kejadian drop out
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian drop akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya
out akseptor KB di Kecamatan Bulak, dengan analisis Hasil uji chi square diperoleh bahwa ada
sebagai berikut : pengaruh yang signifikan antara faktor paritas ibu dengan
Pengaruh faktor usia ibu terhadap kejadian drop out kejadian drop out akseptor KB yang berada pada
Akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya. Kelurahan Bulak dengan nilai chi square 5,738 dan nilai
Hasil analisis chi square diperoleh hasil bahwa tidak p = 0,017 dengan Odd Ratio (OR) � � � =
��� 29 � 15
=
435
=
5 � 19 95
ada pengaruh signifikan antara usia ibu terhadap kejadian
4,57. Artinya responden yang memiliki anak kurang dari
drop out akseptor KB di semua Kelurahan yaitu
dua memiliki kemungkinan resiko drop out KB 4,57 kali
Kelurahan Kedungcowek, Kenjeran, Bulak, dan Sukolilo
dibandingkan responden yang memiliki anak lebih dari
Baru dengan masing-masing nilai p = 0,418, p = 0,160, p
dua. Sedangkan di Kelurahan Kedungcowek, Kenjeran,
= 1,000, dan p = 1,000 dengan menggunakan derajad
dan Sukolilo Baru tidak ada pengaruh antara faktor
kesalahan (α) sebesar 0,05.
paritas terhadap kejadian drop out KB dengan masing-
Pengaruh faktor pendidikan ibu terhadap kejadian
masing nilai yakni p = 1,000, p = 0,452, dan p = 1,000
drop out Akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota
dengan menggunakan derajad kesalahan 0,05.
Surabaya.
Pengaruh faktor pengetahuan ibu terhadap kejadian
Hasil uji chi square diperoleh nilai p pada masing-
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota
masing Kelurahan Kedungcowek, Kenjeran, Bulak, dan
Surabaya
Sukolilo yaitu p = 0,418, p = 0,964, p = 0,067, dan p =
Hasil uji chi square diperoleh nilai p pada
0,493 dengan menggunakan derajad kesalahan (α) sebesar
masing-masing kelurahan yakni Kelurahan Kedungcowek,
0,05 yang berarti bahwa tidak ada pengaruh antara
Kenjeran, Bulak, dan Sukolilo Baru yaitu p = 0,693, p =
pendidikan ibu terhadap kejadian drop out KB di
1,000, p = 0,222, dan p = 0,209 dengan menggunakan
Kecamatan Bulak Kota Surabaya.
derajad kesalahan (α) 0,05 artinya tidak ada pengaruh
Pengaruh faktor pekerjaan ibu terhadap kejadian
yang signifikan antara pengetahuan ibu terhadap kejadian
drop out Akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota
Surabaya
Surabaya.
Hasil uji chi square didapatkan nilai p pada masing-
Pengaruh faktor sikap ibu terhadap kejadian drop
masing Kelurahan Kedungcowek, Kenjeran, Bulak, dan
out akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya
Sukolilo Baru yaitu p = 0,676, p = 0,326, p = 1,000, dan p
Hasil uji chi square didapatkan yaitu pada
= 0,743 dengan menggunakan derajad kesalahan 0.05,
Kelurahan Bulak memiliki nilai chi square 4,677 dengan
yang artinya tidak ada pengaruh antara faktor pekerjaan
nilai p = 0,031, artinya memiliki pengaruh signifikan
ibu terhadap kejadian drop out akseptor KB di
antara sikap ibu terhadap kejadian drop out akseptor KB,
Kecamatan Bulak. ��� 16 � 21 336
Pengaruh faktor pendapatan keluarga terhadap dengan Odd Ratio ���
=
18 � 13
=
234
= 1,43. Artinya
kejadian drop out Akseptor KB di Kecamatan Bulak, responden yang memiliki sikap kurang baik akan
Kota Surabaya memiliki resiko drop out KB 1,43 kali dibandingkan
Hasil uji chi square yang didapatkan yaitu terdapat dengan responden yang memiliki sikap baik, sedangkan
pengaruh signifikan dari faktor pendapatan keluarga di Kelurahan Kedungcowek, Kenjeran, dan Sukolilo Baru
dengan kejadian drop out KB yang terjadi di Kelurahan faktor sikap tidak memiliki pengaruh terhadap kejadian
Kedungcowek dengan nilai chi square 3,889 dan nilai p = drop out KB dengan nilai p pada masing-masing
0,049, dengan nilai Odd Ratio (OR)
���
=
6�2
=
12 kelurahan yakni p = 1,000, p = 0,624, p = 0,705 dengan
��� 8 � 12 96
menggunakan derajad kesalahan (α) 0,05.
= 0,125. Artinya responden yang memiliki pendapatan di
Pengaruh faktor sosial budaya terhadap kejadian
bawah rata-rata akan memiliki resiko drop out KB 0,125
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota
kali dibandingkan responden yang memiliki pendapatan
Surabaya
di atas rata-rata, sedangkan di wilayah Kelurahan
Hasil uji chi square diperoleh nilai p masing-
Kenjeran, Bulak, dan Sukolilo Baru tidak ada pengaruh
masing kelurahan yakni p = 0,449, p = 0,535, p = 0,805,
antara pendapatan keluarga dengan kejadian drop out
dan p = 0,504 dengan menggunakan derajad kesalahan (α)
akseptor KB dengan masing-masing nilai yaitu p = 0,755,
0,05. artinya tidak ada pengaruh antara faktor sosial
p = 0,795, dan p = 1,000 dengan menggunakan derajad
budaya terhadap kejadian drop out akseptor KB di
kesalahan (α) 0,05.
Kelurahan Kedungcowek, Kelurahan Kenjeran,
Kelurahan Bulak, dan Kelurahan Sukolilo Baru.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya
5
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya
menyebabkan faktor usia ibu tidak berpengaruh terhadap dan alat kontrasepsi sehingga kesadaran untuk mengikuti
kejadian drop out KB di wilayah ini. program KB akan semakin tinggi.
Pengaruh faktor pendidikan ibu terhadap kejadian Pengaruh faktor pendapatan keluarga terhadap
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota kejadian drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak
Surabaya Kota Surabaya
Pendidikan ibu tidak memiliki pengaruh yang Pendapatan keluarga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kejadian drop out akseptor KB dalam signifikan terhadap kejadian drop out akseptor KB di
penelitian ini. Secara teori pendidikan memiliki pengaruh Kecamatan Bulak Kota Surabaya pada wilayah Kelurahan
terhadap cara berfikir, hingga cara pengambilan Kedungcowek.Hasil penelitian menjelaskan terdapat
keputusan. Menurut Lawrence dalam Notoadmojo 36,7% dari jumlah masyarakat yang diteliti memiliki
(2003:139-140) tingkat pendidikan merupakan struktur pendapatan keluarga di atas rata-rata, dengan rata-rata
sosial, yang menjadi salah satu faktor predisposisi pendapatan keluarga sebesar Rp. 3.201.944, dan
terjadinya suatu perilaku. Tingginya tingkat pendidikan pendapatan terbesar hanya ada 1 anggota keluarga dengan
seseorang akan mempengaruhi juga sikap orang dalam total Rp. 10.000.000.
berperilaku. Sesuai dengan hasilapenelitian ini Wilayah Kecamatan Bulak terdapat banyak
yangamenunjukkan bahwa mayoritas responden akseptor kegiatan ekonomi seperti industri, perhotelan,
KB drop out di wilayah Kecamatan Bulak yang terbanyak perdagangan, jasa , dan pariwisata. Namun, dimasa
adalah pada tingkat menengah atas. Responden pandemi banyak terjadi penurunan pendapatan bahkan
beranggapan bahwa perilaku tersebut didasarkan terdapat beberapa tenaga kerja yang terkena PHK. Hal-
ketidakcocokan alat kontrasepsi yang digunakan ataupun hal tersebut menyebabkan pendapatan yang diperoleh
mengenai masalah kesehatan. oleh keluarga semakin berkurang, sehingga banyak
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian masyarakat yang memilih berhenti mengunakan KB
sebelumnya yang dilakukan oleh Fitirani Ningsih dengan ataupun berganti alat kontrasepsi meskipun sudah
dua rekannya, pada tahun 2020 di wilayah kerja Pahandut terdapat alat kontrasepsi yang terjangkau dari segi harga.
Seberang Kota Palangkaraya yang menyatakan bahwa Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
kejadian drop out KB diwilayah tersebut dipengaruhi oleh sebelumnya yang dilakukan oleh Ardiana Nur Aini
tingkat pendidikan seorang ibu. beserta dua rekannya, pada tahun 2016 di Kecamatan
Pengaruh faktor pekerjaan ibu terhadap kejadian Tembalang Kabupaten Semarang yang menjelaskan
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota bahwa pendapatan keluarga tidak berpengaruh signifikan
Surabaya terhadap kejadian drop out akseptor KB. Pendapatan
Pekerjaan ibu tidak memiliki pengaruh yang keluarga mempengaruhi drop out KB sebab beberapa
signifikan terhadap kejadian drop out akseptor KB. Hasil hasil wawancara dengan masyarakat setempat
penelitian diketahui bahwa terdapat 124 ibu atau 68,9% mengatakan bahwa pendapatan keluarga yang cenderung
responden yang tidak bekerja atau sebagai IRT, kurang mempengaruhi untuk penggunaan alat kontrasepsi,
berhentinya responden untuk menggunakan alat meskipun terdapat alat kontrasepsi yang terjangkau,
kontrasepsi atau drop out KB tidak dipengaruhi oleh mudah didapatkan, dan biayanya pun cenderung murah
bekerja atau tidaknya responden. Hasil penelitian ini namun keadaan biaya yang menjadikan responden untuk
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan memutuskan berhenti dalam menggunakan kontrasepsi.
oleh Setyo Edy Prasetyo tahun 2015 di Kecamatan Pati Pengaruh faktor paritas ibu terhadap kejadian drop
Kabupaten Semarang yang menjelaskan bahwa faktor out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota Surabaya
pekerjaan ibu tidak mempengaruhi kejadian drop out Faktor paritas ibu memiliki pengaruh yang
akseptor KB. signifikan terhadap kejadian drop out akseptor KB di
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa bekerja Kecamatan Bulak Kota Surabaya pada wilayah Kelurahan
atau tidak bekerjanya seorang ibu tidak mempengaruhi Bulak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
untuk berhenti menggunakan alat kontrasepsi atau drop dilakukan oleh Heny Setya (2020:25), yang menyatakan
out KB, sebab ibu cenderung memperhatikan jarak bahwa salah satu yang mendorong seseorang dalam
kelahiran anak. Ibu yang tidak bekerja untuk memenuhi memutuskan menggunakan kontrasepsi yaitu apabila
kebutuhan sehari-hari mayoritas diberi oleh suami, pasangan suami istri sudah merasa cukup atas jumlah
sedangkan ibu yang memiliki pekerjaan cenderung anak lahir hidup dan anak yang masih hidup yang
memiliki sedikit waktu untuk mengurus anak serta ibu diinginkan. Setiap orang tua memiliki harapan yang besar
yang bekerja akan lebih cenderung untuk membatasi anak. untuk setiap anak. Mayoritas peserta drop out KB yang
Wanita yang bekerja cenderung memiliki wawasan dan memiliki frekuensi tertinggi yaitu yang mempunyai anak
pengetahuan atau informasi lebih banyak mengenai KB kurang dari 2. Penyebab ibu drop out akseptor KB yaitu
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya
masih menginginkan jumlah anak lebih banyak dari Feriani tahun 2020 di Puskesmas Samarinda Kota, yang
kondisi saat ini. menjelaskan bahwa kejadian drop out akseptor KB
Pengaruh faktor pengetahuan ibu terhadap kejadian dipengaruhi oleh faktor sikap ibu.
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota Pengaruh faktor sosial budaya terhadap kejadian
Surabaya drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota
Pengetahuan tidak berpengaruh terhadap Surabaya
kejadian drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota Faktor sosial budaya tidak memiliki pengaruh yang
Surabaya. Pengetahuan adalah suatu hasil gambaran dari signifikan terhadap kejadian drop out KB di Kecamatan
rasa keingintahuan seseorang terhadap objek tertentu. Bulak Kota Surabaya. Hasil penelitian ini diketahui
Pengetahuan dapat muncul dari sisi baik atau buruk bahwa masih terdapat beberapa masyarakat yang
mengenai program KB yang akan menentukan sikap beranggapan bahwa pengaruh lingkungan dan
seeorang. Secara teoristis, apabila sisi baik dari program kebudayaan masih terlihat di wilayah Kecamatan Bulak.
KB lebih banyak dibanding sisi buruknya, maka Sosial budaya yang ada dimasyarakat dipengaruhi oleh
munculah sikap positif bagi seseorang untuk mengikuti sikap dan tingkah laku, hal tersebut akan berhubungan
program KB, dan sebaliknya apabila sisi buruk lebih mengenai pengambilan keputusan pada pasangan usia
banyak munculnya, maka seseorang akan memiliki kecil subur. Peran tokoh masyarakat serta peran tokoh agama
kemungkinan untuk mengikuti program KB. Menurut dalam sosial budaya berfungsi sebagai pegangan,
Notoadmojo (2003 : 139-140) menjelaskan bahwa pengayoman, dan dukungan rohani bagi masyarakat (W.
pengetahuan adalah salah satu faktor penting dalam Wilisandi & Pipit, 2020:200).
pembentukan perilaku seseorang atau over behavior. Beberapa masyarakat setempat yang beranggapan
Perilaku seseorang akan bertahan lama apabila didasari bahwa program KB tidak sesuai dengan ajaran agama
oleh pengetahuan. islam, serta terdapat juga faktor peran suami yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian melarang penggunaan kontrasepsi yang membuat peserta
sebelumnya yang dilakukan oleh Setyo Edi, pada tahun KB akan berhenti menggunakan kontrasepsi secara
2015 di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, yang efektif. Program KB saat ini sudah mendapat dukungan
menjelaskan bahwa faktor pengetahuan tidak dari Departemen Agama Republik Indonesia, yang dapat
mempengaruhi kejadian drop out akseptor KB. Meskipun terlihat dengan telah ditanda tanganinya Memorandum of
hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa pengetahuan Understanding nomor 1 tahun 2007 dan nomor : 36/HK.
tidak berpengaruh signifikan terhadap drop out KB, akan 101/F1/2007 tentang advokasi, komunikasi, informasi,
tetapi masyarakat tetap harus diberi informasi mengenai dan edukasi program KB nasional melalui peran lembaga.
program KB yang benar dan lengkap. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
Pengaruh faktor sikap ibu terhadap kejadian drop telah dilakukan oleh Wilma Wilisandi dan Pipit Feriani,
out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota Surabaya pada tahun 2020 di Puskesmas Samarinda Kota yang
Sikap ibu memiliki pengaruh yang signifikan menyatakan bahwa faktor sosial budaya memiliki
terhadap kejadian drop out KB di Kecamatan Bulak Kota pengaruh yang signifikan terhadap kejadian drop out
Surabaya pada wilayah Kelurahan Kenjeran. Sikap adalah akseptor KB.
respon seseorang dalam melihat suatu objek. Sikap tidak Pengaruh faktor efek samping kontrasepsi terhadap
bisa dilihat secara langsung, melainkan hanya dapat kejadian drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup Kota Surabaya
(Notoatmodjo, 2012:125). Perilaku seseorang dalam Efek samping kontrasepsi tidak memiliki
bertindak cenderung dipengaruhi oleh sikap. Menurut pengaruh yang signifikan terhadap kejadian drop out
SDKI (2007), apabila pasangan suami istri memiliki sikap akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota Surabaya. Efek
yang baik terhadap program KB, maka mereka akan samping penggunaan kontrasepsi adalah suatu gejala
cenderung akan menggunakan alat kontrasepsi. Sikap yang dialami selama pemakaian alat kontrasepsi yang
baik maupun kurang baik seseorang dipengaruhi oleh dipakai. Metode kontrasepsi harus memenuhi beberapa
pengetahuan mengenai program KB dan alat kontrasepsi syarat yaitu pemakaian aman dan dapat dipercaya, tidak
tersebut. Dalam penelitian ini terdapat 57,8% dari jumlah ada efek samping yang merugikan, penggunan
ibu yang diteliti memiliki sikap baik, sehingga mayoritas kontrasepsi dapat diatur, penggunaan yang sederhana,
ibu sudah banyak mengetahui mengenai program KB serta dapat diterima oleh pasangan suami istri (Keluarga
yang dijadikan acuan untuk menentukan sikap yang akan Berencana dan Kontrasepsi, 2017:26). Efek samping yang
dilakukan. dialami oleh masyarakat dalam penggunaan alat
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang kontrasepsi adalah sakit kepala, gangguan menstruasi,
telah dilakukan oleh Sri Indah Dakmawati dan Pipit dan perubahan berat badan.
7
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan untuk drop out akseptor KB sebesar 0,065 kali
penelitian yang telah dilakukan oleh Heny Setya pada dibandingkan dengan ibu yang berusia 20-30 tahun.
tahun 2020 di Puskesmas Kaliangkrik, yang menyatakan Contoh kasus dengan menggunakan probabilitas
adanya pengaruh efek samping kontrasepsi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor drop out KB
kejadian drop out akseptor KB. Pada wawancara yang jika ibu memiliki usia lebih dari 30 tahun, dan memiliki
telah dilakukan, mayoritas ibu beranggapan bahwa efek pendapatan keluarga di bawah rata-rata, maka ibu
yang ditimbulkan dari penggunaan kontrasepsi itu sudah berpeluang untuk menjadi drop out akseptor KB dengan
biasa, sebanyak 96,6% jumlah ibu yang diteliti perhitungan probabilitas sebagai berikut :
mengalami efek samping namun hal itu tidak
mengganggu aktivitas mereka sehari-hari.
Pengaruh faktor dukungan pasangan terhadap
kejadian drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak
Kota Surabaya
Dukungan pasangan tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kejadian drop out akseptor KB
di Kecamatan Bulak Kota Surabaya, karena sebagian Hasil perhitungan probabilitas (p) di atas yaitu
besar atau 59,4% suami memberi dukungan kepada istri sebesar 0,098 yang berarti KB aktif. Seorang ibu yang
mengenai pengambilan keputusan untuk program KB, berusia lebih dari 30 tahun dan memiliki pendapatan
sehingga masih terdapat 40,6% suami yang mendominasi keluarga di bawah rata-rata, maka kemungkinan kecil
dalam pengambilan keputusan termasuk untuk program untuk drop out akseptor KB.
KB, sehingga istri hanya tinggal melaksanakan perintah Apabila ibu berusia 20 hingga 30 tahun dan
suami. memiliki pendapatan keluarga di atas rata-rata, maka
Hasil penelitian berbeda dengan penelitian yang dapat dilihat probabilitas kejadian drop out akseptor KB
dilakukan oleh Rery Kurniawati & Yayah Rokayah, pada sebagai berikut :
tahun 2015 yang menjelaskan bahwa dukungan pasangan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian
drop out akseptor KB. Hal tersebut disebabkan karena
beberapa masyarakat beranggapan bahwa ada dukungan
atau tidak dari suami, tidak berpengaruh untuk berhenti
mengikuti program keluarga berencana, sebab masalah Hasil perhitungan probabilitas (p) di atas sebesar
KB dan penggunaan alat kontrasepsi merupakan 0,98 atau mendekati 1 artinya ibu yang berusia 20 hingga
tanggungjawab ibu, sehingga ibu tidak mempersalahkan 30 tahun dan memiliki pendapatan keluarga di atas rata-
apabila tidak ada dukungan dari suami. Oleh karena itu, rata, mereka kemungkinan besar drop out akseptor KB.
mendukung atau tidaknya suami tidak berpengaruh
terhadap kejadian drop out akseptor KB. DO KB
Variabel yang Paling Berpengaruh terhadap Akseptor
KB Drop Out di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya
Hasil dari analisis varian akseptor KB drop out KB Aktif
di Kelurahan Kedungcowek menunjukkan bahwa dari 9
Gambar 2. Kurva Probabilitas Kasus 1 dan Kasus 2 di Kelurahan
variabel bebas yang diteliti hanya terdapat dua variabel
Kedungcowek (Sumber: Data Primer yang diolah tahun
yang terlihat sangat berpengaruh terhadap akseptor KB 2021)
drop out di wilayah Kelurahan Kedungcowek yaitu
variabel pendapatan keluarga dan usia ibu. Hasil dari uji Kurva di atas menggambarkan kasus pertama
regresi logistik berganda dengan menggunakan α (0,05), dan kasus kedua yang terjadi di Kelurahan Bulak. Apabila
variabel yang paling berpengaruh terhadap akseptor KB nilai probabilitas yang didapatkan mendekati 0, maka ibu
drop out yaitu pendapatan keluarga dengan nilai p sig. memiliki kemungkinan kecil untuk drop out KB,
0,008 yang artinya masyarakat yang memiliki sedangkan jika nilai probabilitas yang diperoleh
pendapatan di bawah rata-rata kemungkinan untuk drop mendekati 1, maka kemungkinan besar menjadi akseptor
out akseptor KB sebesar 0,031 kali dibandingkan dengan drop out KB.
masyarakat yang memiliki pendapatan di atas rata-rata. Hasil dari analisis varian akseptor KB drop out
Variabel kedua yang berpengaruh yaitu usia ibu, ibu yang di Kelurahan Kenjeran menunjukkan bahwa hanya
berusia lebih dari 30 tahun memiliki kecenderungan terdapat satu variabel yang sangat berpengaruh terhadap
akseptor KB drop out di wilayah Kelurahan Kenjeran
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya
yaitu variabel sikap ibu, dari 9 variabel bebas yang diteliti. yang sangat berpengaruh terhadap akseptor KB drop out
Hasil uji regresi logistik berganda variabel yang paling di wilayah Kelurahan Bulak yaitu variabel paritas ibu,
berpengaruh terhadap akseptor KB drop out yaitu sikap dengan nilai p sig. 0,011 dengan menggunakan α (0,05)
ibu dengan nilai p sig. 0,016 dengan menggunakan α yang artinya ibu yang memiliki paritas kurang dari atau
(0,05) yang artinya ibu yang memiliki sikap negatif sama dengan 2 memiliki kemungkinan untuk drop out
kemungkinan untuk drop out akseptor KB sebesar 5,000 akseptor KB sebesar 4,579 kali dibandingkan dengan ibu
kali dibandingkan dengan ibu yang memiliki sikap positif. yang memiliki paritas lebih dari 2.
Contoh kasus dengan menggunakan probabilitas Berikut contoh kasus dengan menggunakan
faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor drop out KB probabilitas faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor
jika seorang ibu akseptor KB drop out memiliki sikap drop out KB jika seorang ibu yang memiliki paritas
kurang baik, maka ibu berpeluang untuk menjadi akseptor kurang dari atau sama dengan 2, maka ibu berpeluang
KB drop out dengan perhitungan probabilitas sebagai untuk menjadi akseptor KB drop out dengan perhitungan
berikut : probabilitas sebagai berikut :
DO KB
KB Aktif
9
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya
11