Anda di halaman 1dari 11

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota

Surabaya

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DROP OUT AKSEPTOR KB PADA MASA
PANDEMI DI KECAMATAN BULAK
KOTA SURABAYA

Chintya Anggitasari
S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri
E-mail: chintya.17040274045@mhs.unesa.ac.id

Dra. Ita Mardiani Zain, M. Kes.


Dosen Pembimbing Mahasiswa

Abstrak
Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya
mencatat bahwa ditahun 2020 angka tertinggi kejadian drop out akseptor KB selama masa pandemi terjadi di
Kecamatan Bulak dengan jumlah sebesar 11,72%. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, paritas, pengetahuan ibu, sikap ibu, sosial budaya,
efek samping kontrasepsi, dan dukungan,pasangan terhadap kejadian drop out akseptor KB, dan variabel yang
paling berpengaruh terhadap kejadian drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota Surabaya.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif dan
menggunakan rancangan penelitian case control. Subyek kasus dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
menjadi akseptor drop out KB sejumlah 90 responden, dan subyek kontrol sejumlah 90 responden yang
merupakan ibu sebagai peserta KB aktif dengan matching jarak rumah responden dengan fasilitas kesehatan.
Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
wawancara secara terstruktur dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik Analisis data
menggunakan uji chi square dan regresi logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) uji chi square menunjukkan bahwa variabel yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap kejadian drop out akseptor KB di Kelurahan Kedungcowek adalah variabel
pendapatan keluarga (p=0,049) dengan odd ratio = 0,125, Kelurahan Bulak adalah variabel paritas ibu (p=0,017)
dengan odd ratio = 4,57, dan Kelurahan Kenjeran adalah variabel sikap ibu (p=0,031) dengan odd ratio = 1,43. 2)
Uji regresi logistik berganda diketahui bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kejadian drop out KB di
Kelurahan Kedungcowek adalah variabel pendapatan keluarga (p = 0,008), Kelurahan Kenjeran adalah variabel
sikap ibu (p = 0,016), dan Kelurahan Bulak adalah variabel paritas ibu (p = 0,011).
Kata Kunci: Akseptor, Drop Out, Keluarga Berencana

Abstract
The Office of Population Control, Women's Empowerment and Child Protection in the City of
Surabaya noted that in 2020 the highest number of drop outs of family planning acceptors during the pandemic
occurred in Bulak District with a total of 11.72%. The purpose of this study was to determine the effect of
maternal age, mother's education, mother's occupation, family income, parity, mother's knowledge, mother's
attitude, socio-culture, contraceptive side effects, and partner support on the incidence of drop out of family
planning acceptors, and the most influential variables. on the incidence of drop out of family planning acceptors
in Bulak District, Surabaya City.
The type of research used is survey research with a quantitative approach and uses a case control
research design. The case subjects in this study were all 90 respondents who became KB drop-out acceptors, and
90 respondents who were control subjects who were mothers as active family planning participants by matching
the distance between the respondent's house and health facilities. The type of data used is primary and secondary
data. Data collection techniques used are structured interviews using questionnaires and documentation. Data
analysis technique using chi square test and multiple logistic regression
The results of the study: 1) the chi square test showed that the variable that had a significant influence
on the incidence of drop out of family planning acceptors in Kedungcowek Village was the family income
variable (p = 0.049) with odd ratio = 0.125, Bulak Village was the mother's parity variable (p = 0.017) with an
odd ratio = 4.57, and Kelurahan Kenjeran is the mother's attitude variable (p = 0.031) with an odd ratio = 1.43. 2)
Multiple logistic regression test found that the influential variable on the incidence of family planning drop out
in Kedungcowek Village was the family income variable (p = 0.008), Kenjeran Village was the mother's attitude
variable (p = 0.016), and Bulak Village was the mother's parity variable ( p = 0.011).
Keywords: Acceptors, Drop Out, Family Planning

1
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya

Pada masa pandemi yang terjadi mulai akhir tahun


PENDAHULUAN
2019, terdapat banyak dampak yang menimpa
Permasalahan kependudukan yang terjadi saat ini masyarakat salah satunya mengenai kondisi ekonomi
salah satunya yaitu laju pertumbuhan penduduk yang keluarga. Banyak masyarakat di wilayah Kecamatan
tinggi, dan bertambahnya jumlah penduduk yang besar. Bulak yang mengalami penurunan kondisi ekonomi yang
Pemerintah menyelenggarakan program Keluarga diakibatkan oleh menurunnya pendapatan dari hasil
Berencana yang merupakan program nasional untuk kegiatan ekonomi yang dijalankan masyarakat,
mengatasi permasalahan tersebut, sehingga laju pemberhentian kerja dan sulit mencari pekerjaan pada
pertumbuhan penduduk akan menurun (BKKBN, masa tersebut. Dampak pandemi yang dialami
2016:45). Program tersebut berfungsi untuk menekan masyarakat, mengakibatkan perubahan pada sikap
peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk yang terus masyarakat terutama masyarakat yang sudah memiliki
meningkat. Program KB memiliki peranan penting dalam keluarga.
hal pembangunan Sumber Daya Manusia. Secara makro Kondisi tersebut berdampak pada meningkatnya
program KB memiliki fungsi untuk menekan natalitas, angka drop out KB di wilayah Kecamatan Bulak.
dan secara mikro memiliki fungsi untuk memberikan Mayoritas ibu yang drop out akseptor KB memiliki
bantuan kepada keluarga ataupun individu supaya masalah pada pendapatan keluarga yang menurun,
terwujud membangun keluarga yang berkualitas (BKKBN, berganti jenis alat kontrasepsi, ingin memiliki anak lagi,
2008:1). dan ketakutan warga untuk ke tempat pelayanan KB
Perkembangan program KB yang digalakkan selama masa pandemi (Kesehatan Reproduksi Indonesia,
pemerintah telah berhasil menekan angka pertumbuhan 2021:8-9)
penduduk, akan tetapi dimasa pandemi saat ini Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
keikutsertaan Pasangan Usia Subur dalam program KB menganalisis pengaruh dari usia ibu, pendidikan ibu,
semakin berkurang sehingga terjadi peningkatan angka pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, paritas ibu,
drop out KB yang akan menyebabkan meningkatnya pengetahuan ibu, sikap ibu, sosial budaya, efek samping,
jumlah kelahiran yang sangat besar. Menurut data dari dan dukungan pasangan terhadap kejadian drop out KB
Dinas Pengendalian Penduduk Kota Surabaya, Kecamatan di Kecamatan Bulak Kota Surabaya.
Bulak memiliki data jumlah Pasangan Usia Subur yang
berhenti KB (drop out) dengan angka paling tinggi yaitu METODE PENELITIAN
11,72% (906 PUS) dari jumlah Pasangan Usia Subur Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian
sebanyak 7727 orang. Angka PUS menempati angka deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dan
kejadian drop out KB tertinggi di Kota Surabaya disaat menggunakan desain penelitian kasus kontrol (case
pandemi tahun 2020, apabila ditinjau dari segi wilayahnya, control) yaitu penelitian dilakukan dengan
Kecamatan Bulak terdapat berbagai aktivitas membandingkan kelompok kasus dengan kelompok
perekonomian yang tumbuh disekitar wilayah tersebut. kontrol. Desain penelitian kasus kontrol dimana faktor
Drop out akseptor KB adalah kejadian berhentinya efek (variabel dependen) teridentifikasi terlebih dahulu
menjadi akseptor pada Pasangan Usia Subur yang kemudian faktor resiko (variabel independen) yang diteliti
sebelumnya menjadi akseptor KB aktif selama lebih dari menggunakan pendekatan retrospective dengan matching
3bulan. Dampak yang ditimbulkan dari meningkatnya jarak ke tempat pelayanan kesehatan.
angka drop out KB ini adalah meningkatnya jumlah Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder
penduduk sehingga akan berdampak pada tingkat yang diperoleh dari Dinas Pengendalian Penduduk,
kesejahteraan, kualitas pendidikan, pembangunan, dan Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak dan
kesehatan sahingga akan menurunkan kualitas penduduk data akseptor drop out KB dari Kecamatan Bulak,
suatu negara (BKKBN, 2007 : 2). kemudian data primer dikumpulkan melalui wawancara
Menurut Hartanto (dalam Siti Nunung, 2017:2) dan dokumentasi. Penelitian ini melibatkan 90 responden
terdapat beberapa faktor yang menyebabkan drop out akseptor drop out KB sebagai subyek kasus, dan 90
peserta KB yaitu faktor yang berasal dari peserta KB itu responden akseptor KB aktif sebagai subyek kontrol.
sendiri seperti, pengetahuan akseptor KB, kesadaran sebanyak 90 responden yaitu akseptor KB aktif. Teknik
akseptor KB, dan kemudahan dalam penggunan alat analisis data yang digunakan yaitu uji chi square dan
kontrasepsi. Faktor yang memiliki kecenderungan untuk regresi logistik berganda.
mempengaruhi penggunaan KB yaitu paritas, usia,
tingkat pendidikan, dukungan pasangan, efek samping, HASIL PENELITIAN
dan wilayah tempat tinggal.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya

Wilayah akseptor dropout KB di empat


Kelurahan pada Kecamatan Bulak, Kota Surabaya dapat
dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.Wilayah akseptor drop out KB di Kecamatan Bulak,


Kota Surabaya.

Gambar 1. Peta sebaran akseptor dropout KB di empat Kelurahan pada


Kecamatan Bulak, Kota Surabaya (Sumber : Data sekunder
yang diolah tahun 2021

Pengaruh usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu,


Sumber : Data primer yang diolah tahun 2021 pendapatan keluarga, paritas, pengetahuan ibu,
sikap ibu, sosial budaya, efek samping, dan
Wilayah akseptor dropout KB di empat dukungan pasangan terhadap kejadian drop out
Kelurahan pada Kecamatan Bulak, Kota Surabaya dapat akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya.
dilihat pada peta berikut : Hasil uji chi square untuk mengetahui faktor
yang paling berpengaruh terhadap kejadian drop out
akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya
disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Pengaruh usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, paritas, pengetahuan ibu, sikap ibu, sosial budaya, efek
samping, dan dukungan pasangan terhadap kejadian drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya.

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2021

3
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya

Tabel di atas menyajikan hasil uji chi square dari Pengaruh faktor paritas terhadap kejadian drop out
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian drop akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya
out akseptor KB di Kecamatan Bulak, dengan analisis Hasil uji chi square diperoleh bahwa ada
sebagai berikut : pengaruh yang signifikan antara faktor paritas ibu dengan
Pengaruh faktor usia ibu terhadap kejadian drop out kejadian drop out akseptor KB yang berada pada
Akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya. Kelurahan Bulak dengan nilai chi square 5,738 dan nilai
Hasil analisis chi square diperoleh hasil bahwa tidak p = 0,017 dengan Odd Ratio (OR) � � � =
��� 29 � 15
=
435
=
5 � 19 95
ada pengaruh signifikan antara usia ibu terhadap kejadian
4,57. Artinya responden yang memiliki anak kurang dari
drop out akseptor KB di semua Kelurahan yaitu
dua memiliki kemungkinan resiko drop out KB 4,57 kali
Kelurahan Kedungcowek, Kenjeran, Bulak, dan Sukolilo
dibandingkan responden yang memiliki anak lebih dari
Baru dengan masing-masing nilai p = 0,418, p = 0,160, p
dua. Sedangkan di Kelurahan Kedungcowek, Kenjeran,
= 1,000, dan p = 1,000 dengan menggunakan derajad
dan Sukolilo Baru tidak ada pengaruh antara faktor
kesalahan (α) sebesar 0,05.
paritas terhadap kejadian drop out KB dengan masing-
Pengaruh faktor pendidikan ibu terhadap kejadian
masing nilai yakni p = 1,000, p = 0,452, dan p = 1,000
drop out Akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota
dengan menggunakan derajad kesalahan 0,05.
Surabaya.
Pengaruh faktor pengetahuan ibu terhadap kejadian
Hasil uji chi square diperoleh nilai p pada masing-
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota
masing Kelurahan Kedungcowek, Kenjeran, Bulak, dan
Surabaya
Sukolilo yaitu p = 0,418, p = 0,964, p = 0,067, dan p =
Hasil uji chi square diperoleh nilai p pada
0,493 dengan menggunakan derajad kesalahan (α) sebesar
masing-masing kelurahan yakni Kelurahan Kedungcowek,
0,05 yang berarti bahwa tidak ada pengaruh antara
Kenjeran, Bulak, dan Sukolilo Baru yaitu p = 0,693, p =
pendidikan ibu terhadap kejadian drop out KB di
1,000, p = 0,222, dan p = 0,209 dengan menggunakan
Kecamatan Bulak Kota Surabaya.
derajad kesalahan (α) 0,05 artinya tidak ada pengaruh
Pengaruh faktor pekerjaan ibu terhadap kejadian
yang signifikan antara pengetahuan ibu terhadap kejadian
drop out Akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota
Surabaya
Surabaya.
Hasil uji chi square didapatkan nilai p pada masing-
Pengaruh faktor sikap ibu terhadap kejadian drop
masing Kelurahan Kedungcowek, Kenjeran, Bulak, dan
out akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya
Sukolilo Baru yaitu p = 0,676, p = 0,326, p = 1,000, dan p
Hasil uji chi square didapatkan yaitu pada
= 0,743 dengan menggunakan derajad kesalahan 0.05,
Kelurahan Bulak memiliki nilai chi square 4,677 dengan
yang artinya tidak ada pengaruh antara faktor pekerjaan
nilai p = 0,031, artinya memiliki pengaruh signifikan
ibu terhadap kejadian drop out akseptor KB di
antara sikap ibu terhadap kejadian drop out akseptor KB,
Kecamatan Bulak. ��� 16 � 21 336
Pengaruh faktor pendapatan keluarga terhadap dengan Odd Ratio ���
=
18 � 13
=
234
= 1,43. Artinya
kejadian drop out Akseptor KB di Kecamatan Bulak, responden yang memiliki sikap kurang baik akan
Kota Surabaya memiliki resiko drop out KB 1,43 kali dibandingkan
Hasil uji chi square yang didapatkan yaitu terdapat dengan responden yang memiliki sikap baik, sedangkan
pengaruh signifikan dari faktor pendapatan keluarga di Kelurahan Kedungcowek, Kenjeran, dan Sukolilo Baru
dengan kejadian drop out KB yang terjadi di Kelurahan faktor sikap tidak memiliki pengaruh terhadap kejadian
Kedungcowek dengan nilai chi square 3,889 dan nilai p = drop out KB dengan nilai p pada masing-masing
0,049, dengan nilai Odd Ratio (OR)
���
=
6�2
=
12 kelurahan yakni p = 1,000, p = 0,624, p = 0,705 dengan
��� 8 � 12 96
menggunakan derajad kesalahan (α) 0,05.
= 0,125. Artinya responden yang memiliki pendapatan di
Pengaruh faktor sosial budaya terhadap kejadian
bawah rata-rata akan memiliki resiko drop out KB 0,125
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota
kali dibandingkan responden yang memiliki pendapatan
Surabaya
di atas rata-rata, sedangkan di wilayah Kelurahan
Hasil uji chi square diperoleh nilai p masing-
Kenjeran, Bulak, dan Sukolilo Baru tidak ada pengaruh
masing kelurahan yakni p = 0,449, p = 0,535, p = 0,805,
antara pendapatan keluarga dengan kejadian drop out
dan p = 0,504 dengan menggunakan derajad kesalahan (α)
akseptor KB dengan masing-masing nilai yaitu p = 0,755,
0,05. artinya tidak ada pengaruh antara faktor sosial
p = 0,795, dan p = 1,000 dengan menggunakan derajad
budaya terhadap kejadian drop out akseptor KB di
kesalahan (α) 0,05.
Kelurahan Kedungcowek, Kelurahan Kenjeran,
Kelurahan Bulak, dan Kelurahan Sukolilo Baru.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya

Pengaruh faktor efek samping terhadap kejadian


drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota
Surabaya
Hasil uji chi square diperoleh tidak ada pengaruh
faktor efek samping terhadap kejadian drop out KB di
Kelurahan Kedung Cowek dengan nilai chi square 0,000
dan nilai p = 1,000 menggunakan derajad kesalahan (α)
sebesar 0,05. Demikian juga dengan tiga kelurahan
lainnya yang tidak memiliki pengaruh karena seluruh
responden yang diteliti mengalami efek samping baik dari
peserta KB aktif ataupun drop out akseptor KB.
Pengaruh faktor dukungan pasangan terhadap
kejadian drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak,
Kota Surabaya
Hasil uji chi square diperoleh tidak ada pengaruh
antara faktor dukungan pasangan terhadap kejadian drop
out akseptor KB di Kelurahan Kedungcowek, kenjeran,
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2021
Bulak, dan Sukolilo Baru dengan masing-masing
PEMBAHASAN
memiliki nilai p yakni p = 0,439, p = 0,757, p = 0,314, p
Hasil analisis penelitian dengan menggunakan chi
= 0,530 dengan menggunakan derajad kesalahan (α) 0,05.
square, berikut pembahasan hasil uji analisis : Pengaruh
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian
usia ibu terhadap kejadian drop out akseptor KB di
Akseptor KB Drop Out Di Kecamatan Bulak, Kota
Kecamatan Bulak, Kota Surabaya
Surabaya
Usia ibu merupakan salah satu faktor yang
Tabel 3 dapat dilihat bahwa terdapat beberapa
mempengaruhi sikap ibu dalam menggunakan alat
variabel bebas yang menjadi faktor paling mempengaruhi
kontrasepsi, semakin bertambahnya usia ibu dapat
terhadap kejadian drop out akseptor KB di Kecamatan
bertambah pula pengetahuan, pemahaman akan sesuatu,
Bulak, Kota Surabaya yakni faktor pendapatan keluarga
dan memiliki pemikiran yang semakin luas
pada Kelurahan Kedungcowek, faktor sikap ibu pada
Menurut (Rainy, 2011:72) usia menentukan
Kelurahan Kenjeran, dan faktor paritas pada Kelurahan
pemakaian alat dalam penggunaan kontrasepsi, oleh
Bulak.
karena itu pada penelitian ini, mayoritas usia masyarakat
Responden di Kelurahan Kedungcowek yang
yang mengalami kejadian Drop Out akseptor KB terjadi
memiliki pendapatan di bawah rata-rata memiliki
pada usia lebih dari 30 tahun. Penyebab berhentinya
kecenderungan untuk drop out akseptor KB sebesar 0,031
akseptor KB dalam menggunakan alat kontrasepsi pada
kali dibandingkan dengan responden yang memiliki
kelompok umur lebih dari 30 tahun yaitu akseptor sudah
pendapatan di atas rata-rata. Responden di Kelurahan
monopause, berganti alat kontrasepsi, dan juga karena
Kenjeran yang memiliki sikap kurang baik memiliki
alasan kesehatan.
kecenderungan untuk drop out akseptor KB sebesar 5,000
Adanya berbagai kegiatan ekonomi didaerah ini
kali dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap
berpengaruh terhadap penggunaan KB. Sebagian besar
baik. Responden di Kelurahan Bulak yang memiliki
usia ibu pada daerah ini termasuk dalam usia produktif,
paritas kurang dari 2 atau sama dengan 2 memiliki
sehingga banyak ibu yang melakukan aktivitas ekonomi
kecenderungan untuk drop out akseptor KB sebesar 4,579
dan berpengaruh terhadap sikap ibu dalam penggunaan
kali dibandingkan dengan responden yang memiliki
alat kontrasepsi. Semakin banyaknya ibu yang melakukan
paritas lebih dari 2.
aktivitas perekonomian, semakin tinggi pula ibu memilih
Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian
untuk menggunaan alat kontrasepsi atau KB.
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
Surabaya dapat dilihat pada tabel 12.
telah dilakukan oleh Lely Khulafa’ur Rosidah, pada tahun
Tabel 3. Faktor - Fator yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out
Akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya 2020 di Desa Jatirejo Kecamatan Banyakan Kabupaten
dengan Uji Regresi Logistik Kediri yang menjelaskan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara usia ibu dengan kejadian drop out
akseptor KB. Masyarakat yang sudah dewasa dalam
bersikap dan bertindak dalam penggunaan kontrasepsi,

5
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya

menyebabkan faktor usia ibu tidak berpengaruh terhadap dan alat kontrasepsi sehingga kesadaran untuk mengikuti
kejadian drop out KB di wilayah ini. program KB akan semakin tinggi.
Pengaruh faktor pendidikan ibu terhadap kejadian Pengaruh faktor pendapatan keluarga terhadap
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota kejadian drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak
Surabaya Kota Surabaya
Pendidikan ibu tidak memiliki pengaruh yang Pendapatan keluarga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kejadian drop out akseptor KB dalam signifikan terhadap kejadian drop out akseptor KB di
penelitian ini. Secara teori pendidikan memiliki pengaruh Kecamatan Bulak Kota Surabaya pada wilayah Kelurahan
terhadap cara berfikir, hingga cara pengambilan Kedungcowek.Hasil penelitian menjelaskan terdapat
keputusan. Menurut Lawrence dalam Notoadmojo 36,7% dari jumlah masyarakat yang diteliti memiliki
(2003:139-140) tingkat pendidikan merupakan struktur pendapatan keluarga di atas rata-rata, dengan rata-rata
sosial, yang menjadi salah satu faktor predisposisi pendapatan keluarga sebesar Rp. 3.201.944, dan
terjadinya suatu perilaku. Tingginya tingkat pendidikan pendapatan terbesar hanya ada 1 anggota keluarga dengan
seseorang akan mempengaruhi juga sikap orang dalam total Rp. 10.000.000.
berperilaku. Sesuai dengan hasilapenelitian ini Wilayah Kecamatan Bulak terdapat banyak
yangamenunjukkan bahwa mayoritas responden akseptor kegiatan ekonomi seperti industri, perhotelan,
KB drop out di wilayah Kecamatan Bulak yang terbanyak perdagangan, jasa , dan pariwisata. Namun, dimasa
adalah pada tingkat menengah atas. Responden pandemi banyak terjadi penurunan pendapatan bahkan
beranggapan bahwa perilaku tersebut didasarkan terdapat beberapa tenaga kerja yang terkena PHK. Hal-
ketidakcocokan alat kontrasepsi yang digunakan ataupun hal tersebut menyebabkan pendapatan yang diperoleh
mengenai masalah kesehatan. oleh keluarga semakin berkurang, sehingga banyak
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian masyarakat yang memilih berhenti mengunakan KB
sebelumnya yang dilakukan oleh Fitirani Ningsih dengan ataupun berganti alat kontrasepsi meskipun sudah
dua rekannya, pada tahun 2020 di wilayah kerja Pahandut terdapat alat kontrasepsi yang terjangkau dari segi harga.
Seberang Kota Palangkaraya yang menyatakan bahwa Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
kejadian drop out KB diwilayah tersebut dipengaruhi oleh sebelumnya yang dilakukan oleh Ardiana Nur Aini
tingkat pendidikan seorang ibu. beserta dua rekannya, pada tahun 2016 di Kecamatan
Pengaruh faktor pekerjaan ibu terhadap kejadian Tembalang Kabupaten Semarang yang menjelaskan
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota bahwa pendapatan keluarga tidak berpengaruh signifikan
Surabaya terhadap kejadian drop out akseptor KB. Pendapatan
Pekerjaan ibu tidak memiliki pengaruh yang keluarga mempengaruhi drop out KB sebab beberapa
signifikan terhadap kejadian drop out akseptor KB. Hasil hasil wawancara dengan masyarakat setempat
penelitian diketahui bahwa terdapat 124 ibu atau 68,9% mengatakan bahwa pendapatan keluarga yang cenderung
responden yang tidak bekerja atau sebagai IRT, kurang mempengaruhi untuk penggunaan alat kontrasepsi,
berhentinya responden untuk menggunakan alat meskipun terdapat alat kontrasepsi yang terjangkau,
kontrasepsi atau drop out KB tidak dipengaruhi oleh mudah didapatkan, dan biayanya pun cenderung murah
bekerja atau tidaknya responden. Hasil penelitian ini namun keadaan biaya yang menjadikan responden untuk
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan memutuskan berhenti dalam menggunakan kontrasepsi.
oleh Setyo Edy Prasetyo tahun 2015 di Kecamatan Pati Pengaruh faktor paritas ibu terhadap kejadian drop
Kabupaten Semarang yang menjelaskan bahwa faktor out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota Surabaya
pekerjaan ibu tidak mempengaruhi kejadian drop out Faktor paritas ibu memiliki pengaruh yang
akseptor KB. signifikan terhadap kejadian drop out akseptor KB di
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa bekerja Kecamatan Bulak Kota Surabaya pada wilayah Kelurahan
atau tidak bekerjanya seorang ibu tidak mempengaruhi Bulak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
untuk berhenti menggunakan alat kontrasepsi atau drop dilakukan oleh Heny Setya (2020:25), yang menyatakan
out KB, sebab ibu cenderung memperhatikan jarak bahwa salah satu yang mendorong seseorang dalam
kelahiran anak. Ibu yang tidak bekerja untuk memenuhi memutuskan menggunakan kontrasepsi yaitu apabila
kebutuhan sehari-hari mayoritas diberi oleh suami, pasangan suami istri sudah merasa cukup atas jumlah
sedangkan ibu yang memiliki pekerjaan cenderung anak lahir hidup dan anak yang masih hidup yang
memiliki sedikit waktu untuk mengurus anak serta ibu diinginkan. Setiap orang tua memiliki harapan yang besar
yang bekerja akan lebih cenderung untuk membatasi anak. untuk setiap anak. Mayoritas peserta drop out KB yang
Wanita yang bekerja cenderung memiliki wawasan dan memiliki frekuensi tertinggi yaitu yang mempunyai anak
pengetahuan atau informasi lebih banyak mengenai KB kurang dari 2. Penyebab ibu drop out akseptor KB yaitu
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya

masih menginginkan jumlah anak lebih banyak dari Feriani tahun 2020 di Puskesmas Samarinda Kota, yang
kondisi saat ini. menjelaskan bahwa kejadian drop out akseptor KB
Pengaruh faktor pengetahuan ibu terhadap kejadian dipengaruhi oleh faktor sikap ibu.
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota Pengaruh faktor sosial budaya terhadap kejadian
Surabaya drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota
Pengetahuan tidak berpengaruh terhadap Surabaya
kejadian drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota Faktor sosial budaya tidak memiliki pengaruh yang
Surabaya. Pengetahuan adalah suatu hasil gambaran dari signifikan terhadap kejadian drop out KB di Kecamatan
rasa keingintahuan seseorang terhadap objek tertentu. Bulak Kota Surabaya. Hasil penelitian ini diketahui
Pengetahuan dapat muncul dari sisi baik atau buruk bahwa masih terdapat beberapa masyarakat yang
mengenai program KB yang akan menentukan sikap beranggapan bahwa pengaruh lingkungan dan
seeorang. Secara teoristis, apabila sisi baik dari program kebudayaan masih terlihat di wilayah Kecamatan Bulak.
KB lebih banyak dibanding sisi buruknya, maka Sosial budaya yang ada dimasyarakat dipengaruhi oleh
munculah sikap positif bagi seseorang untuk mengikuti sikap dan tingkah laku, hal tersebut akan berhubungan
program KB, dan sebaliknya apabila sisi buruk lebih mengenai pengambilan keputusan pada pasangan usia
banyak munculnya, maka seseorang akan memiliki kecil subur. Peran tokoh masyarakat serta peran tokoh agama
kemungkinan untuk mengikuti program KB. Menurut dalam sosial budaya berfungsi sebagai pegangan,
Notoadmojo (2003 : 139-140) menjelaskan bahwa pengayoman, dan dukungan rohani bagi masyarakat (W.
pengetahuan adalah salah satu faktor penting dalam Wilisandi & Pipit, 2020:200).
pembentukan perilaku seseorang atau over behavior. Beberapa masyarakat setempat yang beranggapan
Perilaku seseorang akan bertahan lama apabila didasari bahwa program KB tidak sesuai dengan ajaran agama
oleh pengetahuan. islam, serta terdapat juga faktor peran suami yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian melarang penggunaan kontrasepsi yang membuat peserta
sebelumnya yang dilakukan oleh Setyo Edi, pada tahun KB akan berhenti menggunakan kontrasepsi secara
2015 di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, yang efektif. Program KB saat ini sudah mendapat dukungan
menjelaskan bahwa faktor pengetahuan tidak dari Departemen Agama Republik Indonesia, yang dapat
mempengaruhi kejadian drop out akseptor KB. Meskipun terlihat dengan telah ditanda tanganinya Memorandum of
hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa pengetahuan Understanding nomor 1 tahun 2007 dan nomor : 36/HK.
tidak berpengaruh signifikan terhadap drop out KB, akan 101/F1/2007 tentang advokasi, komunikasi, informasi,
tetapi masyarakat tetap harus diberi informasi mengenai dan edukasi program KB nasional melalui peran lembaga.
program KB yang benar dan lengkap. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
Pengaruh faktor sikap ibu terhadap kejadian drop telah dilakukan oleh Wilma Wilisandi dan Pipit Feriani,
out akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota Surabaya pada tahun 2020 di Puskesmas Samarinda Kota yang
Sikap ibu memiliki pengaruh yang signifikan menyatakan bahwa faktor sosial budaya memiliki
terhadap kejadian drop out KB di Kecamatan Bulak Kota pengaruh yang signifikan terhadap kejadian drop out
Surabaya pada wilayah Kelurahan Kenjeran. Sikap adalah akseptor KB.
respon seseorang dalam melihat suatu objek. Sikap tidak Pengaruh faktor efek samping kontrasepsi terhadap
bisa dilihat secara langsung, melainkan hanya dapat kejadian drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup Kota Surabaya
(Notoatmodjo, 2012:125). Perilaku seseorang dalam Efek samping kontrasepsi tidak memiliki
bertindak cenderung dipengaruhi oleh sikap. Menurut pengaruh yang signifikan terhadap kejadian drop out
SDKI (2007), apabila pasangan suami istri memiliki sikap akseptor KB di Kecamatan Bulak Kota Surabaya. Efek
yang baik terhadap program KB, maka mereka akan samping penggunaan kontrasepsi adalah suatu gejala
cenderung akan menggunakan alat kontrasepsi. Sikap yang dialami selama pemakaian alat kontrasepsi yang
baik maupun kurang baik seseorang dipengaruhi oleh dipakai. Metode kontrasepsi harus memenuhi beberapa
pengetahuan mengenai program KB dan alat kontrasepsi syarat yaitu pemakaian aman dan dapat dipercaya, tidak
tersebut. Dalam penelitian ini terdapat 57,8% dari jumlah ada efek samping yang merugikan, penggunan
ibu yang diteliti memiliki sikap baik, sehingga mayoritas kontrasepsi dapat diatur, penggunaan yang sederhana,
ibu sudah banyak mengetahui mengenai program KB serta dapat diterima oleh pasangan suami istri (Keluarga
yang dijadikan acuan untuk menentukan sikap yang akan Berencana dan Kontrasepsi, 2017:26). Efek samping yang
dilakukan. dialami oleh masyarakat dalam penggunaan alat
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang kontrasepsi adalah sakit kepala, gangguan menstruasi,
telah dilakukan oleh Sri Indah Dakmawati dan Pipit dan perubahan berat badan.

7
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan untuk drop out akseptor KB sebesar 0,065 kali
penelitian yang telah dilakukan oleh Heny Setya pada dibandingkan dengan ibu yang berusia 20-30 tahun.
tahun 2020 di Puskesmas Kaliangkrik, yang menyatakan Contoh kasus dengan menggunakan probabilitas
adanya pengaruh efek samping kontrasepsi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor drop out KB
kejadian drop out akseptor KB. Pada wawancara yang jika ibu memiliki usia lebih dari 30 tahun, dan memiliki
telah dilakukan, mayoritas ibu beranggapan bahwa efek pendapatan keluarga di bawah rata-rata, maka ibu
yang ditimbulkan dari penggunaan kontrasepsi itu sudah berpeluang untuk menjadi drop out akseptor KB dengan
biasa, sebanyak 96,6% jumlah ibu yang diteliti perhitungan probabilitas sebagai berikut :
mengalami efek samping namun hal itu tidak
mengganggu aktivitas mereka sehari-hari.
Pengaruh faktor dukungan pasangan terhadap
kejadian drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak
Kota Surabaya
Dukungan pasangan tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kejadian drop out akseptor KB
di Kecamatan Bulak Kota Surabaya, karena sebagian Hasil perhitungan probabilitas (p) di atas yaitu
besar atau 59,4% suami memberi dukungan kepada istri sebesar 0,098 yang berarti KB aktif. Seorang ibu yang
mengenai pengambilan keputusan untuk program KB, berusia lebih dari 30 tahun dan memiliki pendapatan
sehingga masih terdapat 40,6% suami yang mendominasi keluarga di bawah rata-rata, maka kemungkinan kecil
dalam pengambilan keputusan termasuk untuk program untuk drop out akseptor KB.
KB, sehingga istri hanya tinggal melaksanakan perintah Apabila ibu berusia 20 hingga 30 tahun dan
suami. memiliki pendapatan keluarga di atas rata-rata, maka
Hasil penelitian berbeda dengan penelitian yang dapat dilihat probabilitas kejadian drop out akseptor KB
dilakukan oleh Rery Kurniawati & Yayah Rokayah, pada sebagai berikut :
tahun 2015 yang menjelaskan bahwa dukungan pasangan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian
drop out akseptor KB. Hal tersebut disebabkan karena
beberapa masyarakat beranggapan bahwa ada dukungan
atau tidak dari suami, tidak berpengaruh untuk berhenti
mengikuti program keluarga berencana, sebab masalah Hasil perhitungan probabilitas (p) di atas sebesar
KB dan penggunaan alat kontrasepsi merupakan 0,98 atau mendekati 1 artinya ibu yang berusia 20 hingga
tanggungjawab ibu, sehingga ibu tidak mempersalahkan 30 tahun dan memiliki pendapatan keluarga di atas rata-
apabila tidak ada dukungan dari suami. Oleh karena itu, rata, mereka kemungkinan besar drop out akseptor KB.
mendukung atau tidaknya suami tidak berpengaruh
terhadap kejadian drop out akseptor KB. DO KB
Variabel yang Paling Berpengaruh terhadap Akseptor
KB Drop Out di Kecamatan Bulak, Kota Surabaya
Hasil dari analisis varian akseptor KB drop out KB Aktif
di Kelurahan Kedungcowek menunjukkan bahwa dari 9
Gambar 2. Kurva Probabilitas Kasus 1 dan Kasus 2 di Kelurahan
variabel bebas yang diteliti hanya terdapat dua variabel
Kedungcowek (Sumber: Data Primer yang diolah tahun
yang terlihat sangat berpengaruh terhadap akseptor KB 2021)
drop out di wilayah Kelurahan Kedungcowek yaitu
variabel pendapatan keluarga dan usia ibu. Hasil dari uji Kurva di atas menggambarkan kasus pertama
regresi logistik berganda dengan menggunakan α (0,05), dan kasus kedua yang terjadi di Kelurahan Bulak. Apabila
variabel yang paling berpengaruh terhadap akseptor KB nilai probabilitas yang didapatkan mendekati 0, maka ibu
drop out yaitu pendapatan keluarga dengan nilai p sig. memiliki kemungkinan kecil untuk drop out KB,
0,008 yang artinya masyarakat yang memiliki sedangkan jika nilai probabilitas yang diperoleh
pendapatan di bawah rata-rata kemungkinan untuk drop mendekati 1, maka kemungkinan besar menjadi akseptor
out akseptor KB sebesar 0,031 kali dibandingkan dengan drop out KB.
masyarakat yang memiliki pendapatan di atas rata-rata. Hasil dari analisis varian akseptor KB drop out
Variabel kedua yang berpengaruh yaitu usia ibu, ibu yang di Kelurahan Kenjeran menunjukkan bahwa hanya
berusia lebih dari 30 tahun memiliki kecenderungan terdapat satu variabel yang sangat berpengaruh terhadap
akseptor KB drop out di wilayah Kelurahan Kenjeran
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya

yaitu variabel sikap ibu, dari 9 variabel bebas yang diteliti. yang sangat berpengaruh terhadap akseptor KB drop out
Hasil uji regresi logistik berganda variabel yang paling di wilayah Kelurahan Bulak yaitu variabel paritas ibu,
berpengaruh terhadap akseptor KB drop out yaitu sikap dengan nilai p sig. 0,011 dengan menggunakan α (0,05)
ibu dengan nilai p sig. 0,016 dengan menggunakan α yang artinya ibu yang memiliki paritas kurang dari atau
(0,05) yang artinya ibu yang memiliki sikap negatif sama dengan 2 memiliki kemungkinan untuk drop out
kemungkinan untuk drop out akseptor KB sebesar 5,000 akseptor KB sebesar 4,579 kali dibandingkan dengan ibu
kali dibandingkan dengan ibu yang memiliki sikap positif. yang memiliki paritas lebih dari 2.
Contoh kasus dengan menggunakan probabilitas Berikut contoh kasus dengan menggunakan
faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor drop out KB probabilitas faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor
jika seorang ibu akseptor KB drop out memiliki sikap drop out KB jika seorang ibu yang memiliki paritas
kurang baik, maka ibu berpeluang untuk menjadi akseptor kurang dari atau sama dengan 2, maka ibu berpeluang
KB drop out dengan perhitungan probabilitas sebagai untuk menjadi akseptor KB drop out dengan perhitungan
berikut : probabilitas sebagai berikut :

Nilai probabilitas (p) di atas sebesar 0,6039


Nilai probabilitas (p) di atas sebesar 0,699
artinya ibu yang memiliki paritas kurang dari atau sama
artinya ibu yang memiliki sikap kurang baik, mereka
dengan 2, mereka kemungkinan besar untuk drop out
kemungkinan besar untuk drop out akseptor KB.
akseptor KB.
Apabila ibu memiliki sikap baik, maka dapat
Ibu yang memiliki paritas lebih dari 2, maka
dilihat probabilitas kejadian drop out akseptor KB sebagai
dapat dilihat probabilitas kejadian drop out akseptor KB
berikut :
sebagai berikut :

Hasil perhitungan probabilitas (p) di atas sebesar


0,318 atau mendekati 0 yang artinya ibu yang memiliki Hasil perhitungan probabilitas (p) di atas sebesar
sikap positif, mereka berpeluang kecil untuk drop out 0,25 atau mendekati 0 yang artinya ibu yang memiliki
akseptor KB. paritas lebih dari 2, mereka kemungkinan kecil untuk
drop out akseptor KB.
DO KB

DO KB
KB Aktif

Gambar 3. Kurva Probabilitas Kasus 1 dan Kasus 2 di Kelurahan


Kenjeran (Sumber: Data Primer yang diolah tahun 2021) KB Aktif
Gambar 4. Kurva Probabilitas Kasus 1 dan Kasus 2 di Kelurahan
Kurva di atas menggambarkan kasus pertama Bulak (Sumber: Data Primer yang diolah tahun 2021)
dan kasus kedua yang terjadi di Kelurahan Kenjeran.
Apabila nilai probabilitas yang didapatkan mendekati 0, Kurva di atas menggambarkan kasus pertama
maka ibu memiliki kemungkinan kecil untuk drop out KB, dan kasus kedua yang terjadi di Kelurahan Bulak. Apabila
sedangkan jika nilai probabilitas yang diperoleh nilai probabilitas yang didapatkan mendekati 0, maka ibu
mendekati 1, maka kemungkinan besar menjadi akseptor memiliki kemungkinan kecil untuk drop out KB,
drop out KB. sedangkan jika nilai probabilitas yang diperoleh
Hasil dari analisis varian akseptor KB drop out mendekati 1, maka kemungkinan besar menjadi akseptor
di Kelurahan Kenjeran menunjukkan bahwa dari 9 drop out KB.
variabel bebas yang diteliti hanya terdapat satu variabel
PENUTUP

9
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya

Simpulan dengan nilai p = 0,008. Variabel sikap ibu


1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang paling berpengaruh terhadiap kejadian drop
telah dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan out akseptor KB di Kelurahan Kenjeran
sebagai berikut : dengan nilai p = 0,016. Variabel paritas ibu
a. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara paling berpengaruh terhadap kejadian drop
variabel usia ibu terhadap kejadian drop out out akseptor KB di Kelurahan Bulak dengan
akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kota nilai p = 0,011.
Surabaya dengan nilai p pada masing-masing Saran
Kelurahan lebih dari 0,05. 1. Bagi Pemerintah
b. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Bagi pemerintah diharapkan lebih meningkatkan
variabel pendidikan ibu terhadap kejadian sosialisasi mengenai program KB melalui BKKBN,
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak, Dinas Kesehatan, maupun Dinas Pengendalian
Kota Surabaya dengan nilai p pada masing- Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
masing Kelurahan lebih dari 0,05. Anak yang diperantarai oleh kader-kader dari daerah
c. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara setempat. Sosialisasi ini bertujuan untuk menambah
variabel pekerjaan ibu terhadap kejadian pengetahuan program keluarga berencana, agar
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak, kesadaran masyarakat meningkat, sehingga mampu
Kota Surabaya dengan nilai p pada masing- mengendalikan faktor-faktor yang memiliki resiko
masing Kelurahan lebih dari 0,05. untuk drop out akseptor KB, serta kemudahan ibu
d. Ada pengaruh yang signifikan antara dalam mendapatkan pelayanan KB, sehingga kesadaran
pendapatan keluarga terhadap kejadian drop masyarakat akan terbangun untuk mengikuti program
out akseptor KB di Kelurahan Kedungcowek KB dapat meningkat.
dengan nilai p = 0,049.
e. Ada pengaruh yang signifikan antara paritas 2. Bagi Akseptor KB
ibu terhadap kejadian drop out akseptor KB Bagi akseptor KB diharapkan lebih ditingkatkan
di Kelurahan Bulak dengan nilai p = 0,017. lagi untuk berpartisipasi dalam program KB, melalui
f. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara gerakan program keluarga berencana. Pengetahuan
variabel pengetahuan ibu terhadap kejadian mengenai program KB juga harus lebih ditingkatkan
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak, dengan mengikuti sosialisasi yang diberikan oleh
Kota Surabaya dengan nilai p pada masing- pemerintah mengenai keluarga berencana, sehingga
masing Kelurahan lebih dari 0,05. masyarakat akan mengerti tujuan berpartisipasi dalam
g. Ada pengaruh yang signifikan antara sikap mengikuti program KB, resiko-resiko yang didapat
ibu terhadap kejadian drop out akseptor KB sehingga akan terwujud keluarga yang sejahtera.
di Kelurahan Kenjeran dengan nilai p =
0,031. DAFTAR PUSTAKA
h. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Ardiana Nur Aini. Mawarni, Atik. Dharminto. 2016.
variabel sosial budaya terhadap kejadian
“Faktor-FaktoraYang Berhubungan Dengan Kejadian
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak,
Drop Out Akseptor KB disKecamatan tembalang
Kota Surabaya dengan nilai p pada masing-
Kota Semarang”. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol.
masing Kelurahan lebih dari 0,05.
4 (4) : hal. 169-177.
i. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variabel efek samping terhadap kejadian Fitriani Ningsih, N.T. Lensi, Raynaldi. 2015. “Analisis
drop out akseptor KB di Kecamatan Bulak, Kejadian Drop Out Akseptor Keluarga Berencana
Kota Surabaya dengan nilai p pada masing- (KB) Di Wilayah Kerja Pahandut Seberang Kota
masing Kelurahan lebih dari 0,05. Palangkaraya”. Artikel disajikan dalam Proceeding of
j. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Sari Mulia University Midwifery National Seminars,
variabel dukungan pasangan terhadap Palangkaraya. 2015.
kejadian drop out akseptor KB di Kecamatan Fitriani. B, Nugroho Djoko, Winarni Sri. 2020.
Bulak, Kota Surabaya dengan nilai p pada “Hubungan Faktor Resiko Dengan Drop Out IUD di
masing-masing Kelurahan lebih dari 0,05. Desa Kademangan Kecamatan Dukuhturi Kabupaten
k. Variabel pendapatan keluarga paling Tegal Tahun 2019”. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
berpengaruh terhadap kejadian drop out Vol. 8 (2) : hal. 217-226.
akseptor KB di Kelurahan Kedungcowek
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Drop Out Akseptor KB Pada Masa Pandemi di Kecamatan Bulak Kota
Surabaya

Lely Khulafa’ur R. 2020. “Pengaruh Tingkat Pendidikan


dan Usia Terhadap Penggunaan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang tahun 2018”. Jurnal Kebidanan. Vol.
9 (2) : hal. 108-114.
Mariana Afiati, Azhari, Basir Firmansyah, Theodorus.
2019. “ Hubungan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Drop Out Peserta Akseptor Keluarga
Berencana IUD dengan Tingkat Kepatuhan”.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology.
Vol. 7 (3) : hal. 183-187.
Rery Kurniawati D.I, Rokayah Yayah. 2015. “Analisis
Faktor-Faktor yangsBerpengaruh TerhadapsPerilaku
Drop Out KB di DesasCaringin Kabupaten
Pandegelang Banten”. Jurnal Kesehatan. Vol. VI (1) :
hal. 1-9.
Setya, H. (2020). Faktor-faktor Penyebab Drop out Alat
Kontrasepsi Dalam Rahin (AKDR) Pada Wanita
Usia Subur di Puskesmas Kaliangkrik. (Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Magelang, 2020).
Diakses dari http://eprintslib.ummgl.ac.id/2502/1/16.
Sigit Ambar W., Siswanto Yuliaji, Najib. 2020.
“Determinan Kejadian Berhenti Pakai (Drop Out)
Alat Kontrasepsi”. HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC
HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT. Vol. 4
(1) : hal. 122-132.
Siti Nunung N., Susanti Euis. 2017. “Determinan
Kejadian Drop Out Penggunaan Kontrasepsi pada
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Kuningan”.
Jurnal Ilmu-ilmu Kesehatan BHAKTI HUSADA
KUNINGAN. Vol. 06 (2) : hal. 1-9.
Sri Indah D., Feriani Pipit. 2020. “Hubungan Sikap Ibu
dengan Perilaku Penggunaan Alat Kontrasepsi (KB)
di Puskesmas Samarinda Kota”. Borneo Student
Research. Vol. 2 (1) : hal. 249-255.
Wilma Wilisandi, Feriani Pipit. 2020. “Hubungan Faktor
Budaya dengan Perilaku Penggunaan Alat
Kontrasepsi (KB) di Puskesmas Samarinda Kota”.
Borneo Student Research. Vol. 2 (1) : hal. 195-202.

11

Anda mungkin juga menyukai