Anda di halaman 1dari 17

STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) DETERMINAN SOSIAL,

KESEHATAN, LINGKUNGAN DAN PANGAN KEJADIAN STUNTING BALITA

PROPOSAL TESIS

Oleh :
Marita Wulandari
NPM : 1720011005

MAGISTER ILMU LINGKUNGAN UNILA


2019
Latar belakang
• Stunting atau perawakan pendek (shortness) TB>< umur menghitung
skor Z indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U).
• Kasus balita stunting di dunia tahun 2017 berjumlah kurang lebih
150,8 juta atau 22,2%.
• Jumlah balita stunting di dunia pada tahun 2017, 55% berasal dari
Asia sedangkan lebih dari sepertiganya (39%) tinggal di Afrika.
• Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia antara tahun 2005-
2017 adalah 36,4% , kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai
negara ketiga dengan prevalensi stunting tertinggi di regional Asia
Tenggara (Kemenkes RI, 2018).
Prevalensi Balita Sangat Pendek dan Pendek

Hasil PSG 2017 Kecamatan TBS

29,6% Indonesia • 90 balita


2015 • (PSG Kota Balam 2015)

31,6% Provinsi Lampung


• 310 balita
• ( Pengukuran Dinkes )
2018
33,4% Kota Bandar Lampung

Standar WHO < 20%


Dampak Stunting (WHO 2013)
 Jangka Pendek
penurunan perkembangan kognitif,
motorik, dan bahasa
 Jangka Panjang  Jangka Pendek
penurunan prestasi dan kapasitas belajar peningkatan pengeluaran untuk biaya
kesehatan
 Jangka Panjang
penurunan kemampuan dan kapasitas
 Jangka Pendek
kerja
peningkatan mortalitas dan morbiditas
 Jangka Panjang
perawakan yang pendek, peningkatan
risiko untuk obesitas dan
komorbidnya, dan penurunan Individu yang stunting berkaitan dengan peningkatan risiko kesakitan dan
kesehatan reproduksi kematian serta terhambatnya pertumbuhan kemampuan motorik dan
mental (Oktarina, 2013).
FAKTOR PENYEBAB KURANG GIZI

 Determinan sosial diantaranya adalah


pendidikan dan tingkat pendapatan rumah
tangga (Laksono, 2013).
 Determinan kesehatan ditinjau dari akses
Faktor yang mempengaruhi terjadinya pelayanan kesehatan (Bappenas, 2010)
 Determinan lingkungan yang terdiri dari
stunting, baik yang berupa penyebab
sanitasi, kebersihan dan air bersih
langsung, penyebab tak langsung mempengaruhi kejadian stunting secara tidak
maupun penyebab dasar dapat ditinjau langsung, Schmidt (2014)
dari aspek sosial, kesehatan, lingkungan  Faktor ketahanan pangan rumah tangga yang
dan pangan. berhubungan dengan terjadinya kekurangan
gizi anak dapat ditinjau dari kemampuan
rumah tangga untuk bisa mengakses pangan
dan keragaman konsumsi pangan rumah
tangga.

.
Intervensi penanggulangan kejadian balita stunting (Balitbangkes RI,2015) :
 pemantauan pertumbuhan balita,
 pemberian makanan tambahan yang tepat,
 stimulasi dini perkembangan anak,
 pelayanan kesehatan yang optimal agar balita terhindar dari sakit dan
 menyediakan jaminan kesehatan nasional

Penanggulangan kejadian balita stunting harus terus ditingkatkan dan


dilengkapi dengan intervensi memperhatikan faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap kejadian balita stunting antara lain ditinjau dari faktor
determinan sosial, kesehatan, lingkungan dan pangan.
Tingginya angka kejadian stunting pada balita di Kota Bandar
Lampung khususnya di Kecamatan TBS perlu mendapat perhatian
khusus  meningkat apabila tidak diintervensi. Rumusan
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui prioritas Masalah
faktor determinan kejadian stunting ditinjau dari
 aspek sosial antara lain tingkat pendidikan, tingkat pendapatan
 aspek lingkungan antara lain akses sumber air bersih, kualitas
air bersih, akses sanitasi dan pembuangan sampah/limbah cair
rumah tangga
 aspek kesehatan yaitu akses pelayanan kesehatan
 ketahanan pangan rumah tangga antara lain akses kerawanan
pangan dan keragaman pangan)

 agar dapat dikembangkan upaya pengendalian faktor risiko


tersebut.
Tujuan Penelitian
01 Menganalisis faktor determinan sosial ( tingkat pendidikan orang tua,
tingkat pendapatan), determinan kesehatan (akses pelayanan kesehatan),
determinan lingkungan (akses sumber air bersih, kualitas air bersih, akses
sanitasi, dan pengelolaan sampah/limbah cair rumah tangga) dan
ketahanan pangan rumah tangga (akses kerawanan pangan dan keragaman
pangan) anak usia 12-59 bulan di kecamatan Teluk Betung Selatan Kota
Bandar Lampung.

02 Menganalisis pengaruh faktor determinan sosial, determinan


kesehatan, determinan lingkungan dan ketahanan pangan rumah
tangga terhadap kejadian stunting anak usia 12-59 bulan di
kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung dengan
analisis SEM-PLS.
Kerangka Teori
Penyebab Penyebab Tidak Langsung Penyebab
Dasar Langsung

Ketahanan Pangan Kekurangan Asupan


Rumah Tangga Makanan
Politik,
pendidikan, Masalah
Pelayanan Kesehatan
kemiskinan, Gizi TB/U
sosial budaya,
disparitas
Kesehatan Lingkungan Penyakit infeksi

Kerangka Teori
Sumber : Dimodifikasi dari Logical framework of the Nutritional Problems Unicef (2013)
Kerangka Konsep
A1 : Pendidikan Ibu
A2 : Tingkat Pendapatan Keluarga
B1 : Akses jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan
B2 : Akses transportasi ke fasilitas pelayanan kesehatan
B3 : Kepemilikan jaminan pelayanan kesehatan
(asuransi kesehatan)
C1 : Akses air bersih
C2 : Kualitas fisik air bersih
C3 : Akses Sanitasi
C4: Pembuangan sampah/limbah
D1 : Akses kerawanan pangan Keluarga
D2 : Keragaman Pangan keluarga
E1 : Pengukuran Antropometri
 Ada hubungan determinan sosial, determinan lingkungan, Hipotesis
determinan kesehatan dan ketahanan pangan rumah tangga
dengan kejadian anak stunting usia 12-59 bulan di kecamatan
Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.

 Determinan sosial, determinan lingkungan, determinan


kesehatan dan ketahanan pangan rumah tangga berpengaruh
nyata dan positif terhadap kejadian anak stunting usia 12-59
bulan di kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar
Lampung.
METODE PENELITIAN

Penelitian Individu untuk keperluan Tesis sebagai syarat kelulusan


pendidikan Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan Unila
Penelitian ini belum pernah diajukan ke Komisi Etik lain

Tempat dan Waktu Penelitian


Akan dilakukan di Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung ,
akan dimulai bulan April tahun 2019

Jenis & Desain Penelitian


Non Intervensi analitik observasional dengan desain kasus kontrol untuk
mengetahui pengaruh determinan sosial determinan sanitasi lingkungan ,
determinan kesehatan dan ketahanan pangan rumah tangga terhadap
kejadian stunting

Instrumen
Alat tulis, Kuesioner, Perangkat komputer yang dilengkapi dengan software
SmartPLS 3.0 versi free student
Populasi dan Sampel
Populasi
Kasus : balita dengan stunting di wilayah Kecamatan Teluk Betung Selatan
Kota Bandar Lampung pada tahun 2018 yaitu sebanyak 310 balita

Kontrol : balita yang tidak stunting di wilayah Kecamatan Teluk Betung


Selatan Kota Bandar Lampung yaitu 1.323 balita.

Sampel
 Kriteria kasus :
Kasus adalah semua balita usia 12-59 tahun yang telah dilakukan pengukuran
tinggi badan pada bulan November - Desember 2018 dengan hasil pengukuran
TB/U status gizi severe stunting dan stunting.

 Kriteria Kontrol
Kontrol adalah semua balita usia 12-59 tahun yang telah dilakukan pengukuran
tinggi badan pada bulan November - Desember 2018 dengan hasil pengukuran
TB/U status gizi normal.
Besar sampel minimal pada penelitian ini dihitung berdasarkan
rumus besar sampel uji hipotesis perbedaan 2 (dua) proporsi yaitu
(Lameshow, 1997) :
Besar
Sampel
 Besar sampel minimal yang akan diambil sebanyak 46 orang,
dengan perbadingan besar sampel antara kasus : kontrol = 1 : 1,
 Sampel terdiri dari 46 responden sebagai kelompok kasus dan
46 reponden sebagai kelompok kontrol, sehingga jumlah
sampel secara keseluruhan adalah 92 sampel.
 Untuk menghindari drop out digenapkan menjadi 100 sampel.
Pengambilan sampel  purposive sampling : penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu meliputi subjek yang memenuhi Sampel
kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi
Anak usia 12-59 bulan yang telah dilakukan pengukuran TB/U dan
bertempat tinggal di kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar
Lampung dan bersedia menjadi responden.

b. Kriteria ekslusi
1. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
2. Anak yang pada saat lahir mempunyai kelainan bawaan
3. Anak yang mempunyai riwayat prematur
4. Anak yang mempunyai Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Pengumpulan Data Primer
 Wawancara dilakukan oleh Peneliti dan dibantu surveyor
 Wawancara dilakukan menggunakan kuisioner  pertanyaan tertutup
 Kuesioner untuk responden dibagi jadi 3 (tiga) bagian
Bagian I berisi data umum responden dan 9 pertanyaan tentang
variabel determinan sosial, kesehatan dan Lingkungan
Bagian II tentang Akses Rawan Pangan Rumah Tangga (HFIAS)
Bagian III tentang Keragaman Pangan Rumah Tangga (HDDS)
 Sebelum wawancara dilakukan penjelasan
 Inform consent Kesediaan ibu / wali yang sah subyek penelitian
diketahui saksi anggota keluarga lain
 Waktu yang dibutuhkan dari penjelasan dan wawancara kuisioner
diperkirakan selama 15-30 menit
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai