Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MIGRASI

Untuk Memenuhi Tugas dasar Kependudukan

Kelompok 3:

1. Milioni (2103034)
2. Wahyuda delia mustika rani (2103004)
3. Netri Gusmay Hennia (2103036)
4. Arini Putri Malta (2103027)
5. Riskal(2103003)

Dosen Pembimbing: Eliza Trisnadewi,MPH

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SYEDZA SAINTIKA PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi kan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Migrasi”. Penulis
menyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Kependudukan.
Kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang
kependudukan di Negara Indonesia ini, Serta pembaca dapat mengetahui tentang factor-faktor
migrasi di Indonesia.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, kami
mengharapkann kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi kesalahan makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.

Padang, Juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................5
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................6
C. TUJUAN MASALAH..............................................................................................................6
D. MANFAAT...............................................................................................................................6
BAB II..............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..............................................................................................................................7
A. PENGERTIAN DAN KONSEP MIGRASI.............................................................................7
B. SUMBER-SUMBER DATA MIGRASI..................................................................................8
1. Sensus Penduduk...................................................................................................................8
2. Registrasi Penduduk..............................................................................................................9
3. Sampel survey.....................................................................................................................10
C. UKURAN-UKURAN MIGRASI...........................................................................................10
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI...............................................12
E. PENGARUH MIGRASI PADA BIDANG KESEHATAN...................................................14
1. Sanitasi, Kesehatan Lingkungan, dan Kesehatan Masyarakat dalam Kaitan dengan
Perilaku Sanitasi Para Migran....................................................................................................14
2. Kualitas Sarana Sanitasi Rumah Tangga dan Kaitannya Dengan Pembangunan
Berkelanjutan..............................................................................................................................16
BAB III..........................................................................................................................................17
PENUTUP......................................................................................................................................17
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................17
B. SARAN...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Migrasi dalam konteks demografi cukup memberikan sumbangan yang sangat besar pada
kebijakan kependudukan. Adanya Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika
kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah
komposisi dan pertumbuhan penduduk. Di Indonesia masalah kependudukan merupakan salah
satu permasalahan yang selalu mendapat perhatian serius dari pemerintah, karena jumlah
penduduk di Indonesia yang selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) merilis bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 sebesar 206.264.595
jiwa dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 237.641.326 jiwa.

Pada hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 menunjukan jumlah
penduduk Indonesia terus meningkat yaitu sebesar 255.182 .144 jiwa. Permasalahan yang
ditimbulkan dari peningkatan jumlah penduduk ini diantaranya adalah terjadinya kepadatan
penduduk, masalah ketenagakerjaan dan kesempatan kerja. Hal tersebut ditandai dengan
tingginya tingkat persaingan baik dalam hal mendapatkan pekerjaan, layanan pendidikan,
layanan kesehatan dan sebagainya. Hal ini akan semakin sulit dirasakan terutama bagi penduduk
yang tinggal di daerah pedesaan karena pada daerah pedesaan memiliki berbagai keterbatasan
dari segala bidang dibandingkan dengan daerah perkotaan. Di daerah pedesaan tingkat
pendidikan rendah, sebagian besar masyarakat hanya bekerja pada sektor pertanian dan upah
yang diterima sangat kecil. Tingkat gaji atau upah yang diterima di desa belum dapat menjamin
kesejahteraan penduduk dan keluarganya. Perbedaan tingkat upah antara desa dengan kota
tersebut mendorong penduduk untuk bermigrasi ke kota untuk mencukupi kebutuhan yang
semakin beraneka ragam.

Penduduk baru akan memutuskan untuk melakukan bermigrasi jika penghasilan bersih
dikota melebihi penghasilan bersih di desa. Artinya akibat dari berbagai keterbatasan desa yang
membuat kondisi ekonomi di pedesaan semakin memprihatinkan, sehingga banyak masyarakat
yang terpaksa melakukan migrasi ke daerah perkotaan untuk memperoleh kehidupan yang lebih
baik dari pada di desa. Pertumbuhan penduduk yang besar diikuti persebaran yang tidak merata
antar daerah dan perekonomian yang cendrung terkonsentrasi diperkotaan mendorong
masyarakat untuk bermigrasi. Pertumbuhan ekonomi di daerah perkotaan menunjukan
perkembangan yang sangat pesat. Sedangkan perkembangan ekonomi di dearah pedesaan adalah
cukup lamban. Sehingga terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar perkotaan dan
pedesaan.

5
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Dan Juga Konsep-Konsep Pada Migrasi?
2. Apa Saja Sumber-Sumber Data Yang Bisa Di Dapatkan Dari Migrasi?
3. Jelaskan Apa Saja Ukuran-Ukuran Di Dalam Migrasi?
4. Jelaskan Apa Saja Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Migrasi?
5. Jelaskan Pengaruh Migrasi Pada Bidang Kesehatan?

C. TUJUAN MASALAH
1. Agar Kita Dapat Mengetahui Apa Itu Migrasi Dan Konsep Yang Ada Di Migrasi
2. Agar Kita Dapat Memahami Sumber-Sumber Data Yang Tersedia Dari Migrasi Tersebut
3. Menambah Pemahaman Kita Tentang Ukuran-Ukuran Yang Terdapat Pada Migrasi
Tersebut
4. Kita Dapat Mengetahui Tentang Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Migrasi
5. Mengetahui Tentang Pengaruh Migrasi Pada Bidang Kesehatan

D. MANFAAT
1. Manfaat makalah ini bagi pembaca yaitu menambah pengetahuan pembaca dalam bidang
kependudukan khususnya pada bagian migrasi.
2. Manfaat makalah ini untuk penulis yaitu menambah lagi wawasan penulis sekaligus
menyalurkan ilmu yang penulis dapat kepada pembaca melalui makalah ini.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN KONSEP MIGRASI

Dalam arti luas, migrasi merupakan perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi
permanen. Dalam pengertian yang demikian tersebut tidak ada pembatasan baik pada jarak
perpindahan maupun sifatnya, serta tidak dibedakan antara migrasi dalam negeri dengan migrasi
luar negeri. Perkembangan kehidupan suatu bangsa selalu diwarnai dengan adanya migrasi, dan
oleh karena itu pula terjadi proses pencampuran darah dan kebudayaan. Migrasi juga dapat
diartikan sebagai perubahan tempat tinggal seseorang baik secara permanen maupun semi
permanen, dan tidak ada batasan jarak bagi perubahan tempat tinggal tersebut.

Proses migrasi internal dan internasional terjadi sebagai akibat dari berbagai perbedaan antara
daerah asal dan daerah tujuan. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial dan
lingkungan. Beberapa studi migrasi menyimpulkan bahwa migrasi terjadi disebabkan oleh alasan
ekonomi, yaitu untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih tinggi sehinga akan
meningkatkan kualitas hidup. Kondisi tersebut sesuai dengan model migrasi yang menyatakan
bahwa arus migrasi berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan
antara daerah asal dan daerah tujuan.

Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan yang diharapkan bukan pendapatan aktual.
Para migran membandingkan pasar tenaga kerja yang tersedia bagi mereka di daerah asal dan
daerah tujuan, kemudian memilih salah satu yang dianggap mempunyai keuntungan maksimum
yang diharapkan. Migrasi adalah gerak penduduk yang melintas batas wilayah asal menuju ke
wilayah tujuan dengan niatan menetap. Sebaliknya, migrasi penduduk non-permanen adalah
gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan tidak ada niatan menetap di daerah
tujuan. Bila seseorang menuju ke daerah lain dan sejak semula sudah bermaksud tidak menetap
di daerah tujuan, orang tersebut digolongkan sebagai pelaku migrasi non-permanen walaupun
bertempat tinggal di daerah tujuan dalam jangka waktu lama.

Dalam sosiologi menurut sifatnya migrasi dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:

1. Migrasi vertikal yaitu perubahan status sosial dengan melihat kedudukan generasi,
misalnya melihat status kedudukan ayah.
2. Migrasi horisontal yaitu perpindahan penduduk secara teritorial, spasial atau
geografis.

7
Perpindahan tempat (migrasi) dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut:

1. Perubahan tempat yang bersifat rutin, misalnya orang yang pulang balik kerja (Recurrent
Movement).
2. Perubahan tempat yang tidak bersifat sementara seperti perpidahan tempat tinggal bagi
para pekerja musiman.
3. Perubahan tempat tinggal dengan tujuan menetap dan tidak kembali ke temapat semula
(Non Recurrent Movement).

Menurut Rozy Munir dalam buku Dasar-Dasar Demografi, migrasi merupakan perpindahan
penduduk dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif dengan tujuan untuk
menetap. Dalam penelaahan migrasi terdapat dua dimensi yang perlu dilihat yaitu dimensi daerah
dan dimensi waktu. Secara garis besar untuk dimensi daerah terbagi menjadi dua jenis yaitu
perpindahan penduduk antar negara dan perpindahan dalam satu negara, misalnya antar provinsi,
kota/kabupaten dan seterusnya. Sementara dimensi waktu, untuk dapat dikatakan sebagai sorang
migran tidak memiliki ukuran waktu yang pasti.

Mobilitas penduduk yang tidak bersifat menetap / jenis perpindahan yang batasan waktunya
lebih pendek antara lain :

1. Migrasi sirkuler atau migrasi musiman, yakni migrasi yang terjadi jika seseorang
berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap di tempat tujuan
2. Migrasi ulang-alik (commuter), yakni orang yang setiap hari meninggalkan tempat
tinggalnya pergi ke kota lain untuk bekerja atau berdagang dan sebagainya tetapi
pulang pada sore harinya.

Mengenai mobilitas ini dalam sosiologi menurut sifatnya dibedakan menjadi mobilitas
vertikal dan horisontal. Yang termasuk mobilitas horisontal adalah perpindahan penduduk secara
teritorial, spasial atau geografis. Sedangkan mobilitas vertikal dikaitkan dengan perubahan statu
sosial dengan melihat kedudukan generasi misalnya kedudukan ayah.

B. SUMBER-SUMBER DATA MIGRASI


Sumber utama data penduduk adalah dari Sensus Penduduk, registrasi dan sampel survey.
Registrasi mencatat hal-hal yang penting saja dalam kehidupan seseorang misalnya kelahiran,
kematian, perkawinan, pindah. Registrasi disebut juga sebagai statistic vital.

1. Sensus Penduduk
Dalam Undang-Undang RI No.16 Tahun 1997 Pasal 1, dijelaskan bahwa sensus adalah
cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan semua unit populasi di seluruh
wilayah Republik Indonesia untuk memperoleh karakteristik suatu populasi pada saat
tertentu.

8
Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pasal 3 Tahun 1960 tentang sensus yang
menyatakan bahwa waktu mengadakan sensus yang lain-lainnya ditentukan dengan Peraturan
Pemerintah, dengan ketentuan sekurang-kurangnya dalam 10 tahun diadakan sekali.
Sensus atau cacah jiwa adalah cara terstruktur untuk mendapatkan informasi deskriptif
tentang jumlah dari sebuah populasi. Sensus digunakan untuk demokrasi, pengumpulan
pajak, juga digunakan dalam ilmu. Di antaranya yang terbesar adalah sensus demografi,
sensus pertanian, dan sensus ekonomi. Sensus penduduk berarti perhitungan
jumlah penduduk secara periodik. Data yang dicapai, biasanya tidak hanya meliputi jumlah
orang, tetapi juga fakta mengenai misalnya jenis kelamin, usia,bahasa, dan hal-hal lain yang
dianggap perlu.

Terdapat dua jenis pendekatan dalam sensus penduduk yaitu sensus De Jure dan sensus De
Facto.

1. Sensus De Jure Sensus De Jure adalah kegiatan pencatatan kependudukan yang dilakukan
penduduk yang bertempat tinggal di suatu daerah atau negara tempat dilaksanakannya sensus
secara resmi. Hal ini biasanya dilakukan dengan merujuk pada data kependudukan resmi
yaitu seperti ada nya kartu keluarga

2. Sensus De Facto Sensus De Facto adalah kegiatan pencatatan kependudukan yang


dilakukan terhadap mereka yang tinggal di suatu daerah atau negara tempat sensus penduduk
sedang dilakukan tanpa memandang asal dari penduduk tersebut. Hal ini biasanya dilakukan
dengan merujuk pada kunjungan langsung ke lokasi atau tempat tinggal. Adapun sensus
penduduk di Indonesia dilakukan dengan obyek penduduk Warga Negara Indonesia (WNI)
dan orang asing yang bertempat tinggal di wilayah Indonesia dan telah menetap/berniat
menetap selama minimal 1 tahun.

2. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan sumber data kependudukan yang sangat penting untuk
tujuan keamanan dan perencanaan pembangungan kependudukan. Data ini disamping mencakup
wilayah yang luas (lingkup Nasional), juga menyajikan data yang selalu baru dan kontinue
sehingga dapat memenuhi kebutuhan data pada suatu saat. Ketersediaan data dan informasi
kependudukan yang akurat dan tepat waktu merupakan unsur mutlak dalam perencanaan
pembangunan.

Data penduduk dari sumber ini disamping dapat digunakan untuk mengevaluasi program-
program pembangunan yang telah berjalan, juga dapat digunakan untuk analisis jangka panjang
dan yang lebih penting untuk perencanaan pembangunan kependudukan. Namun demikian,
hingga kini sumber data tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal sebubungtm dengan
kendala kualitas dan kekomplitannya. Pemerintah telah berupaya meningkatkan kualitas data
registrasi agar dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan penduduk.

9
Registrasi penduduk merupakan kumpulan berbagai keterangan dari kejadian penting
yang dialami oleh manusia, seperti data perkawinan, perceraian, perpindahan penduduk, dan
kejadian-kejadian penting lainnya yang tertulis.

3. Sampel survey
Survei sampel adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data melalui sebagian unit baik
dengan probability (peluang) maupun non probability tergantung dari tujuan survei. Bila
informasi dari survei sampel ingin disajikan data untuk menarik kesimpulan dari sebuah
populasi, maka perlu digunakan sampling berpeluang. Survei sampel dapat dilakukan secara
purposive dengan mengambil sub-sampel dengan kriteria tertentu serta dilakukan penelitian
secara mendalam.

Sebagai dasar untuk mengkaji alternatif metode sampling yang akan digunakan, minimal
ditentukan terlebih dahulu:

1) Obyek dan tujuan survei


2) Populasi dan target populasi
3) Variabel yang akan dikumpulka
4) Tingkat ketelitian yang dikehendaki
5) Kerangka sampel yang tersedia
6) Inferensial berupa kajian dan analisis

Suatu survei sampel dapat dilakukan juga dengan kombinasi antara probability sampling
dan non probability sampling yang biasanya saling melengkapi satu sama lain. Contohnya pada
pengumpulan data konsumsi/pengeluaran rumah tangga, pada saat ini konsumsi makanan jadi
cenderung makin meningkat. Makanan jadi terdiri dari berbagai komposisi mulai dari beras,
sayursayuran, daging, sampai ke minuman, dan sebagainya. Yang menjadi pertanyaan, misalnya
data total konsumsi beras rumah tangga, berapa sebenarnya konsumsi beras per kapita. Untuk
keperluan ini perlu diadakan studi mendalam dengan meneliti dari makanan jadi kira-kira berapa
komposisi berasnya.

C. UKURAN-UKURAN MIGRASI
I. Angka mobilitas

Adalah rasio dari banyaknya penduduk yang pindah secara local ( mover ) dalam suatu jangka
waktu tertentu dengan banyaknya penduduk :

m = M/p x k
m = angka mobilitas
M = jumlah mover
P = Penduduk
k = 1000

10
II. Angka Migrasi Masuk

Adalah angka yang menunjukkan banyaknya migrant yang masuk per 1000 orang penduduk
daerah tujuan dalam waktu satu tahun. Mi = I/Pxk

Mi = angka migrasi masuk


I = jumlah migrasi masuk ( inmigration )
P = penduduk pertengahan tahun

III. Angka Migrasi Keluar

Adalah angka yang menunjukkan banyaknya migrant yang keluar per 1000 orang penduduk
daerah asal dalam waktu satu tahun. Mo = O/Pxk

MO = angka migrasi keluar

O = jumlah migrasi keluar ( out migration )

P = penduduk pertengahan tahun

IV. Angka Migrasi Neto

Adalah selisih migran masuk dan keluar ked an dari suatu daerah per 1000 penduduk dalam satu
tahun. Mn = I-O/PxK

Mn = angka migrasi neto

O = jumlah migrasi keluar ( out migration )

I = jumlah migrasi masuk ( inmigration )

P = penduduk pertengahan tahun

V. Angka Migrasi Bruto

Adalah angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan yaitu jumlah migrasi masuk
dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan

Mg = I+O/P1+P2xK

Mg = angka migrasi bruto

P1 = penduduk di tempat tujuan

P2 = penduduk di tempat asal K = 1000

11
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI
Pada dasarnya ada dua faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi yaitu
faktor pendorong dan faktor penarik.

a. Faktor pendorong
1. Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung
lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya
makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian.
2. Menyempitnya lapangan pekerjaan ditempat asal(misalnya tanah untuk pertanian di
perdesaan yang makin menyempit).
3. Adanya tekanan-tekanan politik, agama, suku sehingga mengganggu hak azasi penduduk
di daerah asal.
4. Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan
5. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang
atau adanya wabah penyakit.
b. Faktor penarik
1. Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaikan taraf hidup.
2. Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
3. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim,
perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.
4. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan
sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar
tersebut.

Menurut Everett S. Lee (1966) mengajukan empat faktor yang menyebabkan orang
mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu:

1. Faktor-faktoryang terdapat di daerah asal


2. Faktor-faktoryang terdapat di daerah Tujuan
3. Rintangan-rintanganyang menghambat
4. Faktor-faktor pribadi

Bentuk-Bentuk Migrasi Penduduk Menurut Mantra (2012) menjelaskan bahwa migrasi


penduduk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Migrasi penduduk vertikal, yang sering disebut dengan perubahan status.


Contohnya adalah perubahan status pekerjaan, dimana seseorang semula bekerja
dalam sektor pertanian sekarang bekerja dalam sektor non-pertanian.
2. Migrasi penduduk horisontal, yaitu migrasi penduduk geografis, yang merupakan
gerak (movement) penduduk yang melewati batas wilayah menuju wilayah lain
dalam periode waktu tertentu.

12
Dilihat dari ada tidaknya niatan untuk menetap di daerah tujuan, migrasi penduduk dapat
pula dibagi menjadi dua:

a. Migrasi penduduk permanen


Migrasi permanen adalah gerak penduduk yang melintas batas wilayah asal
menuju ke wilayah lain dengan niatan menetap di daerah tujuan.
b. Migrasi penduduk non-permanen.
Migrasi/migrasi penduduk non permanen adalah gerak penduduk dari suatu
wilayah ke wilayah lain dengan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Migrasi non
permanen walaupun bertempat tinggal di daerah tujuan lama tetapi tidak ada niatan
menetap, maka dikatakan migrasi/migrasi penduduk non permanen. Seseorang yang
disebut migran apabila seseorang bergerak atau bertempat tinggal melintasi batas propinsi
menuju ke propinsi lain dan lamanya tinggal di propinsi tujuan adalah 6 bulan atau lebih.

Ada dua jenis pekerja migran:

a. Pekerja migran internal (dalam negeri) adalah orang-orang yang bermigrasi dari tempat
asalnya untuk bekerja di tempat lain yang masih termasuk dalam wilayah Indonesia (dari
desa ke kota).
b. Pekerja migran internasional (luar negeri) adalah mereka yang meninggalkan tanah air
untuk mengisi pekerjaan di negara lain.

Adapun jenis-jenis migrasi adalah :

a. Migrasi Masuk Yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan.


b. Migrasi Keluar Yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal.
c. Migrasi Neto Yaitu selisih antara jumlah migrasi masuk dengan migrasi
keluar. Bila migrasi yang masuk lebih besar dari pada megrasi keluar maka
disebut mibgrasi neto positif. Sedangkan bila migrasi keluar lebih besar dari
pada migrasi masuk disebut migrasi neto negatif.
d. Migrasi Bruto Yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
e. Migrasi Total Yaitu seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi semasa hidup
dan migrasi pulang Atau dengan kata lain migrasi total adalah semua orang
yang pernah pindah.
f. Migrasi Internasion Merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke
negara lain. Migrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatu negara
disebut imigrasi sedangkan sebaliknya jika migrasi itu merupakan keluarnya
penduduk dari suatu negara didebut emigrasi.
g. Migrasi Internal Yaitu perpindahan yang terjadi dalam satu negara, misalnya
antarpropinsi, antar kota/kabupaten, migrasi perdesaan ke perkotaan atau
satuan administratif lainnya yang lebih rendah daripada tingkat kabupaten,
seperti kecamatan, kelurahan dan seterusnya.

13
h. Migrasi Sirkuler Yaitu migrasi yang terjadi jika seseorang berpindah tempat
tetapi tidak bermaksud menetap di tempat tujuan, mungkin hanya 24
mendekati tempat pekerjaan. Migrasi penduduk sirkuler dapat didefinisikan
sebagai gerak penduduk yang melintas batas administrasi suatu daerah menuju
ke daerah lain dalam jangka waktu kurang enam bulan.
i. Migrasi Ulang-alik Yaitu orang yang setiap hari meninggalkan tempat
tinggalnya pergi ke kota lain untuk bekerja atau berdagang dan sebagainya
tetapi pulang pada sore harinya.
j. Migrasi Semasa Hidup Yaitu migrasi yang bedasarkan tempat kelahiran.
Migrasi semasa hidup adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus
bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan tempat kelahirannya.
k. Migrasi Risen Yaitu menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migran
bila tempat tinggal waktu survei berbeda dengan tempat tinggal lima tahun
sebelum survei.
l. Migrasi Parsial Yaitu jumlah migrasi ke suatu daerah dari satu daerah asal,
atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan. Migrasi itu merupakan ukuran dari
arus migrasi antara dua daerah asal dan tujuan.
m. Arus Migrasi Yaitu jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari
daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.
n. Urbanisasi Yaitu bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah
asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.
o. Transmigras Yaitu pemidahan dan kepindahan penduduk dari suatu daerah
untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik
Indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan yang
dipandang perlu oleh Pemerintah.

E. PENGARUH MIGRASI PADA BIDANG KESEHATAN

1. Sanitasi, Kesehatan Lingkungan, dan Kesehatan Masyarakat dalam Kaitan dengan


Perilaku Sanitasi Para Migran
Ditinjau dari sisi sosial, migrasi berdampak pada cara cara untuk dapat bertahan hidup di
kota. kompleksitas kebudayaan ditandai dengan terjadinya transisi antara budaya tradisional dan
budaya modern, yaitu kebudayaan asal sebagai referensi menjadi kabur seiring diterimanya
kebudayaan baru yang lebih modern, sehingga timbul kekacauan dalam tindakan sosial dalam
kesehariannya misalnya dalam hal mencari sumber air, membuang tinja, membuang sampah,
mencuci pakaian, dan tindakan-tindakan keseharian lainnya, yang mengarah pada perilaku yang
tidak sehat.

lingkungan permukiman yang sehat harus memenuhi syarat kesehatan, khususnya yang
berkaitan dengan sanitasi dasar (penyediaan air bersih, penyediaan sarana air limbah, penyediaan
jamban, pembuangan sampah, dan kondisi rumah). menggambarkan model penentu sosial

14
kesehatan dan menunjukkan bahwa kesehatan lingkungan merupakan komponen penting dari
kesehatan masyarakat yaitu:

a. Kondisi umum sosial-ekonomi, budaya dan lingkungan, termasuk di dalamnya


air dan sanitasi.
b. Jaringan sosial dan komunitas.
c. Faktor gaya hidup, seperti usia, jenis kelamin, dan faktor konstitusi. Kesehatan
lingkungan merupakan bagian dari kesehatan masyarakat dengan tujuan untuk
meningkatkan dan mempertahankan nilai-nilai kesehatan manusia setinggi-
tingginya dengan jalan memodifikasi faktor sosial dan lingkungan.

Dampak lingkungan terhadap kesehatan adalah produk sampingan dari aktivitas manusia,
oleh karena itu sifat dari aktivitas dan sikap yang menyertainya merupakan kunci derajat
kesehatan masyarakat, di mana lingkungan dengan kondisi sanitasi buruk berpotensi pada
penyebaran penyakit. Perilaku kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor determinan dari dalam
maupun dari luar individu. Determinan perilaku kesehatan terdiri dari tiga faktor yaitu:

a. Faktor predisposisi, yaitu faktor yang mempermudah terjadinya perilaku


mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, dan
tradisi. Seseorang akan mengadopsi jamban yang layak apabila telah
mengetahui dan memahami dampak baik-buruknya bagi kesehatan pribadi
maupun lingkungan.
b. Faktor pemungkin, yaitu faktor yang memungkinkan atau yang
memfasilitasi perilaku, terwujud sebagai sarana dan prasarana atau fasilitas
untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya tersedianya jamban dan
layanan sanitasi memadai. Seseorang yang paham akan dampak buruk dari
BABS terhadap kesehatannya, maka akan mengupayakan untuk buang air
besar di jamban yang layak. Namun ketika tidak memiliki kemampuan
untuk menghadirkan jamban layak, maka dengan terpaksa melakukannya
di lingkungan (kebun, sawah, kali, dan lainnya).
c. Faktor penguat yaitu faktor pendorong terjadinya perilaku, misalnya
adanya contoh atau pengaruh positif dari tokoh masyarakat, pemerintah
setempat, petugas penyuluhan kesehatan.

Berdasarkan Teori Thoughts and Feeling yang dikemukakan oleh WHO dalam
Notoatmodjo (2014), terdapat empat alasan pokok yang membentuk perilaku seseorang, salah
satunya adalah alasan sumber daya yang mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan lainnya.
Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat membawa ke arah positif maupun negatif.
Sehingga keberadaannya juga sangat dipengaruhi oleh ketiga alasan lainnya yang mencakup
pemahaman dan pertimbangan (adanya pengetahuan, kepercayaan dan sikap), referensi dari
orang yang penting dalam kehidupannya, dan kebudayaan.

15
Determinan perilaku ini kemudian menghasilkan pola hidup masyarakat perkotaan.
Misalnya dalam hal perilaku buang air besar sembarangan, rumah tangga yang tidak ingin
membuat jamban kemungkinan terjadi karena ketidakmampuan dari sisi sumber daya, atau tidak
memiliki pengetahuan dan referensi yang baik tentang pentingnya jamban, atau karena alasan
kebudayaan di mana jamban dalam rumah tangga bukan merupakan budaya masyarakat di
tempat asalnya. Teori fungsi menganggap bahwa perubahan perilaku individu dapat terjadi ketika
individu merasakan adanya kebutuhan. Menurut teori ini, fungsi dari perilaku dalam hal
kemampuan individu untuk menghadapi dunia luar yang senantiasa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Seseorang yang sudah memiliki determinan perilaku berupa sumber daya dan
pengetahuan yang memadai, maka ketika jamban di lingkungannya menjadi kebutuhan penting,
maka individu atau rumah tangga akan dengan cepat memutuskan untuk berinvestasi terhadap
fasilitas ini.

2. Kualitas Sarana Sanitasi Rumah Tangga dan Kaitannya Dengan Pembangunan


Berkelanjutan.

kesehatan lingkungan terbagi menjadi dua fakta yaitu

a. aspek kesehatan manusia,


b. sarana yang digunakan untuk mengatasinya.

Ketersediaan sarana sanitasi yang layak dan aman di rumah tangga merupakan salah satu
cara untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat pada level rumah tangga. mendeskripsikan
kriteria untuk penilaian tingkat sanitasi yang dikenal dengan sanitation ladders, yaitu:

a. Fasilitas yang dikelola dengan aman Yaitu penggunaan fasilitas yang tidak dibagi
dengan rumah tangga lain, di mana tinja diperlakukan dengan aman di tempat atau
diangkut dan diolah di luar lokasi.
b. Sanitasi dasar yaitu penggunaan fasilitas yang tidak dibagi dengan rumah tangga
lain.
c. Sanitasi terbatas yaitu penggunaan fasilitas berbagi dengan dua atau lebih rumah
tangga.
d. Sanitasi tidak layak yaitu penggunaan jamban lubang tanpa slab atau platform,
jamban gantung atau jamban ember.
e. Buang air besar sembarangan yaitu pembuangan kotoran manusia di ladang,
hutan, semak-semak, perairan terbuka, pantai, dan ruang terbuka lainnya atau
dengan limbah padat.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati
batas negara atau batas daerah administrasi dalam suatu negara dengan tujuan untuk menetap.
Manusia membutuhkan berbagai macam hal untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kehidupannya. Kebutuhan pokok manusia terdiri dari sandang, pangan, dan papan. Sandang
adalah pakaian, pangan adalah makanan, dan papan adalah tempat tinggal.
Kebutuhan tempat tinggal yang layak dan nyaman berfungsi sebagai tempat bernaung dan
berlindung.

Dalam pemilihan tempat tinggal, terdapat berbagai faktor yang dipertimbangkan. Jika
seseorang tidak cocok untuk menetap di suatu daerah atau terdapat faktor pendorong lain, maka
ia dapat melakukan perpindahan atau migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu
tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas daerah administrasi dalam suatu
negara dengan tujuan untuk menetap.

Migrasi bisa terjadi juga di sebabkan oleh beberapa hal antara lain:

1. Bencana alam
2. Ekonomi
3. Agama
4. Politik

B. SARAN
Dengan adanya makalah ini penulis harapkan bisa lagi menambah pengetahuan kita Tentang
migrasi dan factor-faktor apa saja yang mempengaruhi migrasi hingga ke bidang kesehatan.
Begitu penting nya dan harusnya kita perhatikan kepadatan kependudukan di Negara kita Ini agar
nantinya tidak terjadinya peledakan penduduk yang di akibat kan karna terlalu banyaknya
penduduk di Negara Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://journals.ums.ac.id/index.php/fg/article/view/4691#:~:text=Registrasi%20penduduk
%20merupakan%20sumber%20data,kebutuhan%20data%20pada%20suatu%20saat.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/22/191644078/sensus-penduduk-pengertian-tujuan-
jenis-dan-metode?page=all

https://bhianrangga.files.wordpress.com/2013/10/makalah-demografi-kelompok.pdf

https://satudata.kebumenkab.go.id/uploads/dokumen/20112019025533-satudata-dok-
Kebumen.pdf

http://eprints.umpo.ac.id/4033/3/Bab%20II.pdf

http://eprints.itenas.ac.id/1430/5/05%20Bab%202%20242016090.pdf

http://eprints.umpo.ac.id/4033/3/Bab%20II.pdf

http://scholar.unand.ac.id/21810/2/BAB%20I.pdf

Idris Ihwanudin: Volume 27 Nomor 1 2019 Halaman 17-33 : Migrasi Internasional dan Kondisi
Kesehatan Anak yang Ditinggalkan di Jawa Barat dan Jawa Timur Pusat Studi Kependudukan
dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 15 No. 2 Desember 2020 | 165-182

18

Anda mungkin juga menyukai