STUDI KASUS
Oleh:
Kelompok 7
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunia-Nya lah kami tim penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan baik yang berjudul
“Rintangan-rintangan Pembangunan”. Paper ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi
nilai tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar Kependudukan. Selain itu, paper ini juga
bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta informasi kepada pembacanya.
Selama proses penulisan paper ini, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk itu kami menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan paper ini. Serta kami
juga berterima kasih kepada Ibu Dra. Ni Putu Martini Dewi, M.Si. selaku dosen pengampu
mata kuliah Pengantar Kependudukan yang telah memberikan tugas paper ini.
Selama proses penulisan paper ini, kami menyadari bahwa paper ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena keterbatasan ilmu dan kendala-kendala lain yang terjadi selama
pengerjaan paper ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun mengenai paper ini
diharapkan oleh kami tim penulis. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan
bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
3. Bagaimana migrasi penduduk di Denpasar selama tahun 2015-2020?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
hidup kurang nyaman, banyak persaingan sehingga sebagian akan sulit mendapatkan
pekerjaan. Karena sulit mendapatkan pekerjaan, maka banyak orang yang akan melakukan
berbagai macam tindak kriminal. Selain itu masih banyak pula hal- hal yang dapat terjadi
karena kepadatan penduduk yang berlebihan. Karena kelebihan penduduk inilah beberapa
orang memutuskan untuk pindah ke daerah yang tidak terlalu padat. Selain akan mendapatkan
suasana hidup yang baru, hal semacam ini juga sangat baik untuk mendukung program
pemerataan penduduk.
7
yang akan kambuh apabila dia berada di udara yang dingin. Dan orang itu tinggal di lingkungan
pegunungan yang udara paginya sangat dingin. Nah, kemungkinan orang tersebut tiap pagi
akan menderita asma bisa saja terjadi. Dengan demikian, orang tersebut mungkin akan berpikir
untuk pindah di tempat lain, di mana udara di sekitarnya tidak terlalu dingin. Selain itu, wilayah
yang dikepung oleh hutan dengan jalan akses yang sulit juga akan memaksa seseorang untuk
berpikir pindah ke tempat lain. Atau contoh yang lainnya.
8
berumur 5 tahun ke atas yang melakukan migrasi risen mayoritas memiliki pendidikan yang
cukup tinggi yaitu tamat SMA/MA/sederajat ke atas dengan persentase 46,9 persen. Sementara
itu, migran risen berumur 5 tahun ke atas hampir seluruhnya memiliki kemampuan membaca
dan menulis huruf latin, yaitu mencapai 96,7 persen.
Dari sisi ketenagakerjaan, persentase migran risen berumur 15 tahun ke atas yang
bekerja sebesar 64,2 persen. Mayoritas migran bekerja pada sektor jasa sebesar 61,9 persen.
Status pekerjaan utama migran sebagian besar merupakan buruh/karyawan/pegawai dengan
persentase 58,1 persen. Persentase migran risen yang mengalami keluhan kesehatan selama 1
bulan terakhir sebesar 12,3 persen. Penduduk migran risen yang mengalami keluhan kesehatan
dan berobat jalan dalam 1 bulan terakhir, paling banyak berobat ke praktik dokter/bidan dengan
persentase sebesar 32,8 persen. Migran risen wanita di Indonesia sebagian besar melakukan
perkawinan pertama pada umur 19-24 tahun dengan persentase sekitar 51,7 persen. Sementara
itu, lebih dari separuh migran risen wanita umur 10-54 tahun berstatus pernah kawin
pernah/sedang menggunakan alat/cara KB (MAYANGSARI, 2020).
9
Kami mendapatkan data migrasi di Kota Denpasar menurut kelompok umur dan jenis
kelamin. Data Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah migrasi neto perempuan lebih banyak
dibandingkan dengan migrasi neto laki-laki Data Tabel di atas juga menunjukkan bahwa
migrasi neto pada kelompok umur 5-9 tahun dan 10-14 tahun bertanda negatif. Hal ini
menunjukkan pada kelompok umur tersebut migran yang dapat dikatakan masih dalam usia
sekolah lebih banyak yang keluar dari Kota Denpasar dibandingkan dengan yang masuk ke
Kota Denpasar. Dengan melihat umur dari migran tersebut dapat dikatakan mereka mengikuti
orang tuanya, dengan fakta tersebut maka migran dalam hal ini orang dewasa yang masuk ke
kota Denpasar lebih sedikit yang membawa anak mereka dalam umur tersebut dibandingkan
dengan yang keluar dari Kota Denpasar.
Migrasi neto yang positif paling banyak terdapat pada kelompok 20-24 tahun baik
untuk penduduk laki-laki maupun penduduk perempuan. Kelompok umur ini dapat dikatakan
jika mereka bersekolah sudah dapat menamatkan Pendidikan mereka pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi seperti tamat SLTA maupun tamat di Perguruan Tinggi yang menambah
jumlah Angkatan kerja jika mereka masuk pasar kerja atau dalam rangka melanjutkan sekolah
atau pendidikan mereka.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain yang melewati
batas administratif dengan tujuan untuk menetap. Faktor utama yang mendorong terjadinya
perpindahan penduduk adalah keamanan dan tujuan memenuhi kebutuhan hidup. Karena
migrasi ini tujuannya menetap, maka segala administrasi yang berhubungan dengan tempat
tinggal lama juga harus diperbaharui, seperti Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan lain
sebagainya.
Penelitian ini memberikan gambaran jumlah penduduk menurut kelompok umur 5
tahunan yang sangat dibutuhkan dalam membuat perencanaan pembangunan. Hasil penelitian
ini juga dapat memberikan informasi jumlah penduduk kelompok umur 5 tahunan menurut
jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa bahwa
jumlah migrasi neto perempuan lebih banyak dibandingkan dengan migrasi neto laki-laki. Dan
juga menunjukkan pada kelompok umur tersebut migran yang dapat dikatakan masih dalam
usia sekolah lebih banyak yang keluar dari Kota Denpasar dibandingkan dengan yang masuk
ke Kota Denpasar. Dengan melihat umur dari migran tersebut dapat dikatakan mereka
mengikuti orang tuanya, dengan fakta tersebut maka migran dalam hal ini orang dewasa yang
masuk ke kota Denpasar lebih sedikit yang membawa anak mereka dalam umur tersebut
dibandingkan dengan yang keluar dari Kota Denpasar.
3.2. Saran
Perencanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan haruslah
memperhatikan jumlah penduduk yang ada baik sebagai subyek pembangunan maupun sebagai
obyek pembangunan. Sebagai subyek maupun objek pembangunan maka penduduk haruslah
ditingkatkan kualitasnya sehingga diperlukan perencanaan tentang jumlah penduduk yang
perlu ditingkatkan kualitasnya. Untuk dapat membuat perencanaan dengan baik maka
informasi atau data tentang jumlah penduduk yang akan diberikan pelayanan menjadi sangat
penting untuk diketahui.
11
DAFTAR PUSTAKA
Puspisanti, B. (2019). Analisis Tentang Determinan Migrasi Internasional ( Studi Kasus pada
TKW di Desa Pondok Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo ). Jurnal Ilmiah.
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/1005/921
12