Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR KEPENDUDUKAN

STUDI KASUS

“ANALISIS MIGRASI DI KOTA DENPASAR PADA TAHUN 2015-2020”

Oleh:
Kelompok 7

Ni Kadek Sintia Wati (2107511222)


Ni Nyoman Anggita Maheswari (2107511223)
Ni Putu Risa Eka Putri (2107511224)

PROGRAM STUDI SARJANA EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunia-Nya lah kami tim penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan baik yang berjudul
“Rintangan-rintangan Pembangunan”. Paper ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi
nilai tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar Kependudukan. Selain itu, paper ini juga
bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta informasi kepada pembacanya.
Selama proses penulisan paper ini, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk itu kami menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan paper ini. Serta kami
juga berterima kasih kepada Ibu Dra. Ni Putu Martini Dewi, M.Si. selaku dosen pengampu
mata kuliah Pengantar Kependudukan yang telah memberikan tugas paper ini.
Selama proses penulisan paper ini, kami menyadari bahwa paper ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena keterbatasan ilmu dan kendala-kendala lain yang terjadi selama
pengerjaan paper ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun mengenai paper ini
diharapkan oleh kami tim penulis. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan
bagi para pembaca.

Denpasar, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii


BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6
2.1. Migrasi Penduduk ....................................................................................................... 6
2.1.1 Kurangnya lapangan pekerjaan ............................................................................ 6
2.1.2 Kepadatan penduduk............................................................................................ 6
2.1.3 Keinginan memperbaiki taraf hidup .................................................................... 7
2.1.4 Melanjutkan pendidikan....................................................................................... 7
2.1.5 Keadaan geografis yang tidak cocok ................................................................... 7
2.1.6 Pemerataan penduduk .......................................................................................... 8
2.2. Migrasi di Indonesia .................................................................................................... 8
2.3. Migrasi penduduk di Denpasar pada Tahun 2015-2020 ............................................. 9
2.3.1 Metode Penelitian ................................................................................................ 9
2.3.2 Hasil Penelitian .................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11
3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 11
3.2. Saran .......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Denpasar merupakan kota yang memiliki berbagai makna strategis. Denpasar
merupakan Ibu kota Provinsi Bali. Selain itu, kota ini juga merupakan pusat aktivitas
perdagangan, jasa pariwisata khususnya pariwisata perkotaan, dan juga sebagai kota
pendidikan. Sebagai kota yang menyandang berbagai makna strategis, Kota Denpasar di satu
merupakan kota yang memiliki dan mampu memberi harapan lebih dibandingkan dengan
daerah lainnya Denpasar dari aspek mobilitas penduduk terlihat memiliki pola dengan migrasi
masuk yang semakin meningkat. Kecenderungan ini semakin tinggi kuantitasnya dalam satu
dasawarsa terakhir.
Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan kecenderungan migrasi masuk ke Bali dan
Kota Denpasar khususnya meningkat hampir lipat dua pada periode 2005-2010 dibandingkan
dengan tahun 1995- 2000. Dampaknya adalah pertumbuhan penduduk menjadi sangat tinggi.
Pada periode 2000-2010, yaitu dua periode sensus pertumbuhan penduduk di Kota Denpasar
sebesar 4,0 persen, yaitu naik dari periode sebelumnya yang mencapai 3,2 persen. Jumlah
penduduk yang meningkat dengan pesat tanpa pemahaman yang jelas tentang kondisi tersebut
sebelumnya tentu saja akan menyebabkan ketidaksiapan pemerintah daerah dalam
menyediakan segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada suatu saat tertentu.
Pengetahuan atau informasi tentang jumlah penduduk pada masa yang akan datang
menjadi hal yang sangat mendesak untuk diketahui di setiap wilayah khususnya di Kota
Denpasar, mengingat daerah ini menjadi tujuan migran masuk di Provinsi Bali. Dengan
diketahuinya perkiraan jumlah penduduk pada masa yang akan datang, maka perencanaan yang
lebih baik akan dapat dilakukan untuk dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang
mungkin terjadi berkaitan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Selain itu informasi yang
lebih lengkap dan mendalam tentang seberapa pentingnya pengendalian pertumbuhan maupun
jumlah penduduk pada masa yang akan datang akan dapat diberikan oleh tersedianya informasi
tentang proyeksi penduduk tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu migrasi?
2. Bagaimana migrasi penduduk di Indonesia?

4
3. Bagaimana migrasi penduduk di Denpasar selama tahun 2015-2020?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tentang migrasi
2. Untuk mengetahui migrasi penduduk di Indonesia
3. Untuk mengetahui migrasi penduduk di Denpasar selama tahun 2015-2020

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Migrasi Penduduk


Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain yang melewati
batas administratif dengan tujuan untuk menetap. Faktor utama yang mendorong terjadinya
perpindahan penduduk adalah keamanan dan tujuan memenuhi kebutuhan hidup. Karena
migrasi ini tujuannya menetap, maka segala administrasi yang berhubungan dengan tempat
tinggal lama juga harus diperbaharui, seperti Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan lain
sebagainya.
Migrasi ini sifatnya ada yang menetap sementara, namun ada pula yang menetap
hingga selamanya. Biasanya orang yang menetap selamanya adalah orang- orang atau keluarga
yang mata pencahariannya ada di daerah baru tersebut dan bersifat mandiri, seperti wirausaha,
petani, dan lain sebagainya. Sementara migrasi yang bersifat sementara biasanya dilakukan
oleh orang- orang yang mendapatkan tugas dari negara, seperti anggota TNI yang mendapatkan
tugas mengawasi di suatu daerah, Polisi, dan lain sebagainya. Meskipun sementara, namun
biasanya migrasi ini dilakukan dalam waktu yang lama.
Adapun faktor penyebab migrasi penduduk, antara lain:
2.1.1 Kurangnya lapangan pekerjaan
Salah satu penyebab atau pendorong terjadinya migrasi adalah alasan sedikitnya
lapangan pekerjaan yang ada di daerah asal. Semua orang bisa memenuhi kebutuhan hidup
hanya jika mereka bekerja. Apabila di daerahnya sulit untuk mendapatkan pekerjaan, lalu
bagaimana seseorang bisa bekerja. Apabila di daerahnya menang tidak ada lapangan pekerjaan
yang sesuai dengan keahliannya dan jika berwirausaha pun dirasa tidak cocok, maka seseorang
akan melakukan migrasi. Migrasi ini tentu saja akan mencari tempat yang kiranya banyak
terdapat lowongan kerja yang sesuai, atau mampu menjadi tempat strategis untuk menjalankan
suatu usaha. Tak heran maka penduduk di Jawa banyak sekali yang migrasi ke luar Jawa, hal
ini karena luar Jawa belum mempunyai banyak pesaing, jadi jika seseorang membuka usaha di
luar Jawa, dia akan mendapatkan untung yang lebih besar.

2.1.2 Kepadatan penduduk


Alasan lainnya seseorang melakukan migrasi adalah karena adanya kepadatan
penduduk yang terlalu padat di daerah asal. Kepadatan penduduk ini menyebabkan sesorang

6
hidup kurang nyaman, banyak persaingan sehingga sebagian akan sulit mendapatkan
pekerjaan. Karena sulit mendapatkan pekerjaan, maka banyak orang yang akan melakukan
berbagai macam tindak kriminal. Selain itu masih banyak pula hal- hal yang dapat terjadi
karena kepadatan penduduk yang berlebihan. Karena kelebihan penduduk inilah beberapa
orang memutuskan untuk pindah ke daerah yang tidak terlalu padat. Selain akan mendapatkan
suasana hidup yang baru, hal semacam ini juga sangat baik untuk mendukung program
pemerataan penduduk.

2.1.3 Keinginan memperbaiki taraf hidup


Sebagian besar atau pada umunya alasan mengapa seseorang lebih memilih pindah
tempat tinggal di daerah lain adalah karena alasan ekonomi. Salah satunya adalah keinginan
untuk memperbaiki taraf hidup menjadi lebih baik. Hal ini biasanya dirasakan oleh warga desa,
di mana ia tidak kunjung mendapatkan pekerjaan. Sudah melamar namun tidak diterima karena
persaingan yang ketat, namun lapangan kerjanya sedikit. karena tidak kunjung mendapatkan
pekerjaan di desa, maka orang tersebut akan merantau ke kota dengan harapan segera
memperoleh pekerjaan. Hal ini bukan hanya pendapat saja, namun fakta. Di Indonesia sendiri,
fenomena seperti ini terjadi setiap tahun. Banyak orang dari desa akan pergi ke kota dengan
tujuan mencari pekerjaan. Pada awalnya merantau, namun lama kelamaan akan mengajak
keluarganya dan kemudian mencari tempat tinggal untuk menetap di kota di mana bekerja.

2.1.4 Melanjutkan pendidikan


Tujuan lainnya adalah di bidang pendidikan. Keinginan untuk mendapatkan
pendidikan bagus dan jenjang yang lebih tinggi membuat seseorang melakukan migrasi.
Misalnya di luar Jawa fasilitas pendidikan belum lengkap, dan seseorang ingin melanjutkan
jenjang pendidikan ke perguruan tinggi. Kebetulan jurusan yang diinginkan hanya ada di
universitas di Jawa, maka tidak menutup kemungkinan orang tersebut akan melakukan migrasi.
Perpindahan penduduk yang termasuk migrasi, mempunyai minimal waktu sesingkat-
singkatnya adalah enam bulan. Jadi, apabila seseorang pindah selama dia dalam proses
pendidikan (artinya beberapa tahun) dan setelah lulus akan kembali lagi ke daerah asalnya,
selama dia menetapnya lebih dari enam bulan, maka bisa dikatakan sebagai migrasi.

2.1.5 Keadaan geografis yang tidak cocok


Keadaan geografis atau lingkungan yang kurang cocok juga menjadi salah satu
penyebab seseorang melakukan migrasi. Misalnya saja seseorang mempunyai penyakit asma

7
yang akan kambuh apabila dia berada di udara yang dingin. Dan orang itu tinggal di lingkungan
pegunungan yang udara paginya sangat dingin. Nah, kemungkinan orang tersebut tiap pagi
akan menderita asma bisa saja terjadi. Dengan demikian, orang tersebut mungkin akan berpikir
untuk pindah di tempat lain, di mana udara di sekitarnya tidak terlalu dingin. Selain itu, wilayah
yang dikepung oleh hutan dengan jalan akses yang sulit juga akan memaksa seseorang untuk
berpikir pindah ke tempat lain. Atau contoh yang lainnya.

2.1.6 Pemerataan penduduk


Migrasi tak selamanya berasal dari keinginan penduduk. Ada kalanya seseorang
melakukan migrasi karena menjalankan program dari pemerintah. Misalnya pemerintah ingin
memeratakan jumlah penduduk agar tidak terpusat di pulau Jawa. Untuk mencapai tujuan ini
maka pemerintah harus mengambil penduduk dari pulau Jawa untuk dibawa ke luar Jawa. Hal
ini bisa terealisasi apabila banyak warga masyarakat dari Pulau Jawa bersedia dipindahkan ke
luar Jawa (Puspisanti, 2019).

2.2. Migrasi di Indonesia


Berdasarkan hasil Susenas Maret 2019, Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi
dengan persentase terbesar penduduk berstatus migran masuk seumur hidup dan risen.
Sementara itu, DKI Jakarta merupakan provinsi dengan persentase terbesar penduduk berstatus
migran keluar seumur hidup dan risen. Adapun persentase tertinggi penambahan penduduk
akibat migrasi seumur hidup terjadi di Provinsi Kepulauan Riau, sedangkan persentase
tertinggi pengurangan penduduk akibat migrasi seumur hidup terjadi di Provinsi Jawa Tengah.
Apabila dilihat dari sisi migrasi risen, persentase tertinggi penambahan penduduk terjadi di
Provinsi D.I Yogyakarta, sedangkan persentase tertinggi pengurangan penduduk terjadi di
Provinsi DKI Jakarta. Migran risen masih didominasi oleh laki-laki dibandingkan perempuan.
Susenas Maret 2019 mencatat bahwa 51,8 persen migran risen berjenis kelamin laki-laki. Akan
tetapi, angka tersebut mengalami penurunan sebesar 0,6 persen dibandingkan dua tahun yang
lalu (Susenas Maret 2017 mencatat 52,4 persen laki-laki). Hal tersebut menunjukkan bahwa
kecenderungan perempuan untuk melakukan migrasi semakin meningkat.
Lebih dari separuh migran risen berasal dari kelompok umur bekerja (20 – 39 tahun)
yang merupakan kelompok umur yang cenderung lebih produktif. Sementara itu, persentase
migran risen semakin menurun seiring dengan pertambahan umur. Apabila dilihat dari status
perkawinan, migrasi risen mayoritas dilakukan oleh penduduk berumur 10 tahun ke atas yang
berstatus kawin. Lebih dari separuh migran risen berstatus kawin. Penduduk Indonesia

8
berumur 5 tahun ke atas yang melakukan migrasi risen mayoritas memiliki pendidikan yang
cukup tinggi yaitu tamat SMA/MA/sederajat ke atas dengan persentase 46,9 persen. Sementara
itu, migran risen berumur 5 tahun ke atas hampir seluruhnya memiliki kemampuan membaca
dan menulis huruf latin, yaitu mencapai 96,7 persen.
Dari sisi ketenagakerjaan, persentase migran risen berumur 15 tahun ke atas yang
bekerja sebesar 64,2 persen. Mayoritas migran bekerja pada sektor jasa sebesar 61,9 persen.
Status pekerjaan utama migran sebagian besar merupakan buruh/karyawan/pegawai dengan
persentase 58,1 persen. Persentase migran risen yang mengalami keluhan kesehatan selama 1
bulan terakhir sebesar 12,3 persen. Penduduk migran risen yang mengalami keluhan kesehatan
dan berobat jalan dalam 1 bulan terakhir, paling banyak berobat ke praktik dokter/bidan dengan
persentase sebesar 32,8 persen. Migran risen wanita di Indonesia sebagian besar melakukan
perkawinan pertama pada umur 19-24 tahun dengan persentase sekitar 51,7 persen. Sementara
itu, lebih dari separuh migran risen wanita umur 10-54 tahun berstatus pernah kawin
pernah/sedang menggunakan alat/cara KB (MAYANGSARI, 2020).

2.3. Migrasi penduduk di Denpasar pada Tahun 2015-2020


2.3.1 Metode Penelitian
Kelompok kami menggunakan data sekunder yang kami peroleh dari website BPS
(Badan Pusat Statistik) di internet.

2.3.2 Hasil Penelitian


Komponen migrasi dapat memberikan pengaruh positif jika berkenaan dengan
migrasi masuk (In migration) atau dapat memberikan pengaruh negatif yang berupa migrasi
keluar (Out migration). Dengan demikian selisih antara migrasi masuk dengan migrasi keluar
yang berupa migrasi neto (Net migration) yang tandanya kemungkian positif atau negatif.
Migrasi neto di Kota Denpasar bertanda positif yang berarti jumlah migran yang
masuk ke Kota Denpasar lebih banyak dibandingkan dengan migran keluar dari Kota Denpasar.
Kondisi ini memberi makna bahwa komponen migrasi memberikan dampak positif yaitu
menambah jumlah penduduk di Kota Denpasar. Data pada tahun terakhir yaitu dari data Sensus
Penduduk tahun 2010, terlihat bahwa jumlah migrasi neto perempuan yang ada di Kota
Denpasar lebih banyak dibandingkan dengan migrasi neto penduduk laki-laki.

9
Kami mendapatkan data migrasi di Kota Denpasar menurut kelompok umur dan jenis
kelamin. Data Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah migrasi neto perempuan lebih banyak
dibandingkan dengan migrasi neto laki-laki Data Tabel di atas juga menunjukkan bahwa
migrasi neto pada kelompok umur 5-9 tahun dan 10-14 tahun bertanda negatif. Hal ini
menunjukkan pada kelompok umur tersebut migran yang dapat dikatakan masih dalam usia
sekolah lebih banyak yang keluar dari Kota Denpasar dibandingkan dengan yang masuk ke
Kota Denpasar. Dengan melihat umur dari migran tersebut dapat dikatakan mereka mengikuti
orang tuanya, dengan fakta tersebut maka migran dalam hal ini orang dewasa yang masuk ke
kota Denpasar lebih sedikit yang membawa anak mereka dalam umur tersebut dibandingkan
dengan yang keluar dari Kota Denpasar.
Migrasi neto yang positif paling banyak terdapat pada kelompok 20-24 tahun baik
untuk penduduk laki-laki maupun penduduk perempuan. Kelompok umur ini dapat dikatakan
jika mereka bersekolah sudah dapat menamatkan Pendidikan mereka pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi seperti tamat SLTA maupun tamat di Perguruan Tinggi yang menambah
jumlah Angkatan kerja jika mereka masuk pasar kerja atau dalam rangka melanjutkan sekolah
atau pendidikan mereka.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain yang melewati
batas administratif dengan tujuan untuk menetap. Faktor utama yang mendorong terjadinya
perpindahan penduduk adalah keamanan dan tujuan memenuhi kebutuhan hidup. Karena
migrasi ini tujuannya menetap, maka segala administrasi yang berhubungan dengan tempat
tinggal lama juga harus diperbaharui, seperti Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan lain
sebagainya.
Penelitian ini memberikan gambaran jumlah penduduk menurut kelompok umur 5
tahunan yang sangat dibutuhkan dalam membuat perencanaan pembangunan. Hasil penelitian
ini juga dapat memberikan informasi jumlah penduduk kelompok umur 5 tahunan menurut
jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa bahwa
jumlah migrasi neto perempuan lebih banyak dibandingkan dengan migrasi neto laki-laki. Dan
juga menunjukkan pada kelompok umur tersebut migran yang dapat dikatakan masih dalam
usia sekolah lebih banyak yang keluar dari Kota Denpasar dibandingkan dengan yang masuk
ke Kota Denpasar. Dengan melihat umur dari migran tersebut dapat dikatakan mereka
mengikuti orang tuanya, dengan fakta tersebut maka migran dalam hal ini orang dewasa yang
masuk ke kota Denpasar lebih sedikit yang membawa anak mereka dalam umur tersebut
dibandingkan dengan yang keluar dari Kota Denpasar.

3.2. Saran
Perencanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan haruslah
memperhatikan jumlah penduduk yang ada baik sebagai subyek pembangunan maupun sebagai
obyek pembangunan. Sebagai subyek maupun objek pembangunan maka penduduk haruslah
ditingkatkan kualitasnya sehingga diperlukan perencanaan tentang jumlah penduduk yang
perlu ditingkatkan kualitasnya. Untuk dapat membuat perencanaan dengan baik maka
informasi atau data tentang jumlah penduduk yang akan diberikan pelayanan menjadi sangat
penting untuk diketahui.

11
DAFTAR PUSTAKA

MAYANGSARI, S. (2020). TA: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENDUDUK TERHADAP


PEMILIHAN FAKTOR PENDORONG DAN FAKTOR PENARIK MIGRASI NON
PERMANEN (Studi Kasus: Kecamatan Luragung) (BAB 2 Migrasi Penduduk).
http://eprints.itenas.ac.id/1430/5/05 Bab 2 242016090.pdf

Puspisanti, B. (2019). Analisis Tentang Determinan Migrasi Internasional ( Studi Kasus pada
TKW di Desa Pondok Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo ). Jurnal Ilmiah.
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/1005/921

12

Anda mungkin juga menyukai