Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“ANALISIS KEGIATAN EKONOMI BERBASIS OFFLINE

DI LINGKUNGAN SEKITAR”

Guru Pembimbing : Lisna Hutasoit, S.Pd

Disusun Oleh :
Nama : Nathasha
Kelas : E2

SEKOLAH KRISTEN KALAM KUDUS SELATPANJANG


TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi penilaian tugas pelajaran ekonomi. Tidak hanya itu, juga untuk
meninjau kegiatan ekonomi berbasis offline di Selatpanjang

Dalam penyelesaian makalah ini, saya mengalami kesulitan, disebabkan oleh kurangnya ilmu
pengetahuan yang saya miliki. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, makalah dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan oleh guru pembimbing. Saya mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat.

Sebagai seorang siswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah yang lebih baik di masa yang akan datang. Harapan saya, semoga
makalah ini dapat memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

Selatpanjang, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………...………………………………………………………...i


DAFTAR ISI ……………………………...………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN .……………...…………………………………………………………………1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………..1
B. Tujuan Penulisan …………………………………………………………………………………...2
C. Manfaat Penulisan ………………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN ……...………………………………………………………......………………3


A. Potensi Wisata Selatpanjang……………………………………….....…………...……………......3
B. Dampak Covid pada Sektor Jasa Perhotelan………………………………………………………..3
C. Upaya Sektor Perhotelan di Tengah Wabah Covid………………………………………………...4

BAB III PENUTUP ……...……………………………………………………………….………….……5


A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………….….….5
B. Saran …………………………………………………………………………………….………....5

DAFTAR PUSTAKA …...………………………………………………………………………………...6


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian hotel merupakan tempat menginap yang terdiri atas beberapa atau banyak kamar yang
disewakan kepada masyarakat umum untuk waktuwaktu tertentu serta menyediakan makanan dan
minuman untuk para tamunya, (Hurdawaty dan Parantika, 2018). Pengertian hotel ini sesuai dengan
pendapat menurut para ahli. Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. KM 37/PW.
340/MPPT-86, hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan
untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta jasa penunjang lainnya bagi umum
yang dikelola secara komersial. Berdasarkan definisi para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
hotel dikategorikan sebagai pelayanan publik atau pelayanan untuk masyarakat umum dimana
didalamnya terdapat pelayanan kamar, makanan, minuman dan fasilitas penunjang lainnya.

Pengertian pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ketempat lain bersifat sementara,
dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan
kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi social budaya, alam dan ilmu (Kodhyat, 2014). Menurut
ahli lain, pariwisata sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki persamaan makna dengan tour,
yang berarti berputar putar dari suatu tempat ke tempat lain. hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa
kata “pariwisata” terdiri dari dua suku kata yaitu “Pari” dan “Wisata”. “pari” yang berarti banyak, berkali-
kali, berputarputar, lengkap, dan “wisata” yang berarti perjalanan, bepergian” (Yoeti, Octavia 2015).
istilah. Berdasarkan pengertian di atas bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan seorang
atau sekelompok orang untuk sementara waktu dari suatu tempat ketempat yang lainnya dengan maksud
untuk menikmati perjalanan tersebut atau dapat memenuhi hasrat dan keinginan masing-masing.

Kegiatan ekonomi memiliki pengertian, proses di mana sumber modal menghasilkan barang dan
jasa yang dimanfaatkan orang untuk memuaskan keinginan mereka yang tidak terbatas. Pada intinya,
kegiatan ekonomi meliputi aktivitas manusia untuk memproduksi barang dan mendistribusikan kepada
konsumen. Jika itu dilakukan secara fisik maka kegiatan tersebut disebut sebagai kegiatan ekonomi
offline. Kegiatan ekonomi berbasis offline merupakan kegiatan yang sudah sejak lama manusia lakukan.
Dari era zaman barter hingga manusia mulai menggunakan alat transaksi berupa uang. Semua kegiatan
transaksi dilakukan secara fisik dan manual. Berbeda dengan kegiatan ekonomi berbasis online di mana
proses distribusi dan preferensi konsumen dilakukan secara virtual. Sehingga, transaksi secara fisik
diminimalisir misalnya tidak lagi menggunakan uang fisik tetapi cukup dengan via transfer dan didalam
memilih barang konsumen tidak menyentuhnya secara fisik. Kedua kegiatan ekonomi tersebut, dalam hal
ini offline dan online memiliki kelebihan dan kekurangan. Tetapi pelaku kegiatan ekonomi bagaimanapun
harus mengikuti arah perkembangan zaman dan tidak terpaku pada satu kegiatan ekonomi saja. Sehingga
muncullah berbagai jenis aplikasi di Indonesia guna sebagai tempat kegiatan ekonomi seperti Shopee,
Tokopedia, Gojek, dll.
Pandemi Covid-19 melanda dunia menyebabkan berbagai dampak dan perubahan di dunia.
Indonesia sebagai salah satu negara yang juga mengalami pandemi merasakan dampak yang besar dalam
segala aspek terutama sektor ekonomi.Virus Covid-19 yang menyerang saluran pernafasan dan mudah
menular kepada siapa saja lewat kontak fisik. Ini menyebabkan pemerintah harus bertindak untuk
mencegah penyebaran virus itu. Pemerintah membuat kebijakan tentang social distancing. Kebijakan ini
mengartikan masyarakat harus mengurangi kegiatan di luar rumah dan berinteraksi secara langsung. Hal
ini membuat banyak perusahaan, sekolah dan kegiatan yang memerlukan interaksi secara langsung harus
di hindari. Sehingga menerapkan work from home dan online-class sebagai gantinya. Kebijakan ini
dipercaya dapat mengurangi resiko cepatnya penularan virus Covid-19 yang telah menyebar hampir 140
negara di dunia. Namun ini menghambat masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, banyak toko
dan pasar ditutup. Untuk mengatasi keadaan tersebut, masyarakat mulai banyak melakukan kegiatan
belanja secara online
Hal ini juga diterapkan oleh para pelaku ekonomi di Selatpanjang. Seiring berkembangnya
teknologi, para pelaku ekonomi di Selatpanjang mulai menguasai teknologi untuk membuka usaha online
dengan tujuan membantu usaha offline. Namun selama covid, ada beberapa sektor yang berdampak
signifikan, seperti sektor hotel dan tempat wisata. Sekalipun sudah dibantu dengan teknologi digital
(pemasaran online) tetap tidak bermanfaat.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui berapa besar dampak dari Covid bagi hotel dan
wisata di Selatpanjang. Tujuan penulisan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui potensi wisata Selatpanjang
2. Mengetahui dampak Covid pada sektor jasa perhotelan
3. Mengetahui upaya sektor perhotelan di tengah wabah Covid
1.3 Manfaat Penulisan
Melalui penulisan ini mampu memberikan informasi mengenai teknologi digital (pemasaran
online) terhadap sektor hotel dan tempat wisata selama Covid. Manfaat penulisan ini sebagai berikut :
1. Memberitahu informasi kepada pembaca mengenai potensi wisata Selatpanjang
2. Memberikan gambaran dampak Covid pada sektor jasa perhotelan
3. Memberikan informasi mengenai upaya sektor perhotelan di tengah wabah Covid
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Potensi Wisata Selatpanjang
Selatpanjang memiliki festival tahunan yaitu perang air (Cian Cui) yang diadakan saat
Imlek di bulan Januari-Februari pada kalender Masehi. Pada festival tersebut, wisatawan datang
dari berbagai negara yaitu, Malaysia, Singapura, Cina, dan USA. Mereka melakukan kegiatan
berupa mengelilingi kota menggunakan becak sambil menyiram air kepada warga sekitar.
Estimasi jumlah wisatawan yang datang 25.000 orang dan biaya sewa becak diperkirakan
Rp.15.000 sampai Rp.20.000. Kedatangan wisatawan berdampak pada bisnis kuliner dan
penyewaan becak. Tidak hanya itu, kedatangan wisatawan juga berdampak pada sektor lainnya.
Dampak festival perang air bagi perekonomian masyarakat Selatpanjang sangat penting.
Berbagai sektor usaha sangat diuntungkan, hotel penuh, rumah makan dan transportasi becak
ramai, tiket kapal habis, serta pusat-pusat perbelanjaan ramai. Ini membuat festival perang air
sebagai salah satu sumber perekonomian bagi masyarakat setiap tahunnya.

2.2 Dampak Covid pada Sektor Jasa Perhotelan


Covid membawa dampak yang signifikan pada sektor jasa perhotelan. Seperti halnya
terjadi pada perhotelan Bali yang mengalami keterpurukan akibat Covid. Penurunan yang dialami
oleh perhotelan Bali sebesar 92,47% dan perusahaan-perusahaan di provinsi Bali juga mengalami
penurunan pendapatan sebesar 92,18%. Kunjugan wisatawan juga mengalami penurunan sedalam
-99,97% setelah sebelumnya mencapai 1,51 kunjungan. Ini menunjukkan besarnya dampak Covid
terhadap perhotelan Bali.
Hal ini juga terjadi pada perhotelan Selatpanjang. Salah satu hotel yang menutup
sementara adalah hotel Red 9 Selatpanjang. Sejak Covid, pemasukan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dari sektor pajak hotel juga mengalami penurunan dan terjun bebas (Subardi, 2020). Besar
pajak hotel yang turun hamper mencapai 70%. Contohnya, hotel Grand Meranti yang biasanya
setoran Rp. 12.000.000 kini hanya tinggal Rp.1.000.000. Ini sangat berpengaruh terhadap
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pihak hotel Red 9 menutup sementara
operasional hotel dengan waktu yang belum bisa ditentukan sambil melihat situasi dan kondisi.
Untuk karyawan selama penutupan operasional ini, karyawan dianggap cuti diluar tangungan
perusahaan.
Hotel Red 9 terpaksa tertutup sampai waktu yang belum ditentukan karena kondisinya
sangat sepi akibat Covid. Ada juga satu hotel dan dua tempat hiburan yang ditutup dengan hal
yang sama. Penutupan operasional hotel diakibatkan penghuni hotel menurun drastic akibat
Covid. Mayoritas penghuni hotel mencapai 5%. Pengeluaran operasional lebih besar daripada
pendapatan, sehingga owner terpaksa menutup hotel dan tempat hiburan. Di situasi seperti ini,
hotel tidak bisa memaka untuk buka karena tidak ada income.
Selain hotel Red 9, tempat hiburan seperti KTV AKA Hotel dan Paragon Grand Meranti
sudah mengambil keputusan yang lebih dulu merumahkan karyawan mereka. Dengan biaya
operasional yang tinggi di tengah sepinya pengunjung ditambah cash flow yang lemah sudah
dipastikan akan merumahkan karyawannya dan tidak ada jalan lain. Alasan penutupan sementara
mengurangi dampak kerugian dan mengantisipasi penyebaran Covid baik terhadap karyawan dan
keluarga karyawan.
2.3 Upaya Sektor Perhotelan di Tengah Wabah Covid
Wabah Covid memberikan tekanan berat bagi penghuni hotel. Seperti okupansi di jaringan
hotel PT HIN. Dengan kondisi seperti ini, pengelola proper hotel harus menjaga kinerja dan
okupansi. Ada beberapa orang yang tinggal di hotel, baik karena tidak memiliki kesempatan
pulang ke kota asal atau memutuskan karantina sendiri. Sebagai upaya memberikan perlindungan
dari resiko penularan virus, PT HIN mengambil dan melaksanakan berbagai upaya dan langkah.
Salah satu diantaranya adalah implementasi panduan pencegahan Covid.
Implementasi antara lain menyediakan berbagai alat dan sarana sanitasi bagi para tamu.
Ada juga in-house clinic dan prosedur serta mekanisme dalam kaitan kemungkinan tamu memiliki
Covid. Kantor pusat HIN juga telah menyediakan holding room apabila ada karyawan yang
memiliki suhu badan di atas suhu normal dan melakukan pengecekan kesehatan lebih lanjut.
Upaya untuk mejaga okupansi diberikan sejumlah program khusus.
Hotel-hotel HIN menawarkan berbagai paket diskon untuk tinggal di hotel dengan fasilitas
dan harga atau diskon khusus. Program dengan harga yang lebih terjangkau atau fasilitas yang
lebih lengkap bisa digunakan bagi konsumen apabila ada yang tidak bisa kembali ke rumah atau
kota asal masing-masing. Dalam pelayanan ditawarkan berbagai layanan pemesanan makanan dari
restoran dan kedai dan layanan jasa laundry
Di Selatpanjang, penawaran diskon sebagai bentuk usaha online dilakukan agar dampak
yang diterima tidak begitu berat. Penawaran diskon berkisar dari 30 sampai 40 persen. Tidak
hanya itu, banyak hotel mengubah menjadi restoran atau cfe di Selatpanjang atau membuat
kebijakan lain agar tidak terjadi pemecatan.

.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sektor perhotelan merupakan sektor yang terkait dengan sektor pariwisata. Keduanya
saling memengaruhi secara timbal balik. Jika pelayanan hotel baik maka akan menambah nilai
lebih pada sektor pariwisata. Tetapi apabila sektor pariwisata memiliki pengelolaan yang buruk
maka akan memperburuk sektor perhotelan. Wabah Covid-19 sangat memukul kedia sektor
tersebut. Sekalipun dengan teknologi digital, hotel sudah mempromosikan hotel dan wisata secara
maksimal tetap saja PSBB membuat daya upaya tersebut tidak memiliki dampak secara
signifikan. Di Selatpanjang seperti diketahui jumlah wisatawan menurun drastis selama kurun
2020-2021, dan hotel harus berupaya keras memenejemen keuangan di kala jumlah pengunjung
berkurang drastis. Seperti melakukan pengurangan karyawan dan mengurangi maintenance
sehingga beberapa fasilitas kamar tidak lagi baik.
3.2 Saran
Makalah ini disusun secara subjektif hanya dengan mengandalkan pengamatan langsung
dan menarik kesimpulan dari sumber-sumber yang tersedia di internet. Untuk mendapatkan
pengetahuan yang valid mengenai kondisi perhotelan yang ada di Selatpanjang perlu dilakukan
penelitian ilmiah baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan penelitian langsung kepada
objek. Diharapkan dengan melaksanakan hal tersebut dapat menambah sumbangsih keilmuan
mengenai dampak Covid-19 pada sektor perhotelan yang dijalankan secara offline dan online.
DAFTAR PUSAKA
Kris (2019), “Latar Belakang Hotel,” diakses
http://repository.binadarma.ac.id/48/2/Kris%20Bab%201.pdf.

Rahmadani (2018), “Pengertian Pariwisata,” diakses


http://eprints.polsri.ac.id/5970/3/03%20BAB%20II.pdf.

Mukherjee (2010), “Concept and Classification of Economic Activities.” diakses


http://www.chandidasmahavidyalaya.ac.in/images/uploads/Economic%20Activities%20Concept%20and%20Classification.pdf

Suswanto, Setiawati (2022) “Strategi Komunikasi Pemasaran Shopee dalam Membangun Positioning di Tengah
Pandemi Covid-19 di Indonesia,” diakses file:///C:/Users/User/Downloads/2754-Article%20Text-11926-1-10-20200718.pdf.

Faesal, Septianto (2021) “Latar Belakang Masalah Teknologi,” diakses http://repository.stei.ac.id/5706/2/BAB


%201.pdf.

Karyati (2019) “E-Commerce untuk UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia,” diakses
https://bppk.kemenkeu.go.id/content/berita/pusdiklat-keuangan-umum-ecommerce-untuk-umkm-dan-pertumbuhan-ekonomi-
indonesia-2019-11-05-ebe6e220/.

Wijaya, Mariani (2021) “Dampak Pandemi Covid-19 Pada Sektor Perhotelan di Bali,” diakses
file:///C:/Users/User/Downloads/3007-Article%20Text-14129-1-10-20210228.pdf.

Ali (2020) “Dampak Corona, Hotel dan Tempat Hiburan di Meranti Tutup Sementara,” diakses
https://www.metroriau.com/berita/4906--dampak-corona-hotel-dan-tempat-hiburan-di-meranti-tutup-sementara.html.

Yofani (2020) “30 Ribu Wisatawan Ditargetkan Ikut Perang Air di Selatpanjang,” diakses
https://rri.co.id/pekanbaru/daerah/776286/30-ribu-wisatawan-ditargetkan-ikut-perang-air-di-selat-panjang.

Imron (2020) “Festival Perang Air 2020, Ribuan Warga Kota Selatpanjang Basah Kuyup di Jalanan,” diakses
https://www.halloriau.com/read-meranti-124919-2020-01-27-festival-perang-air-2020-ribuan-warga-kota-selatpanjang-basah-
kuyup-di-jalanan.html.

Anda mungkin juga menyukai